{"id":8786,"date":"2015-08-21T20:00:21","date_gmt":"2015-08-21T13:00:21","guid":{"rendered":"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/?p=8786"},"modified":"2022-02-20T17:34:03","modified_gmt":"2022-02-20T10:34:03","slug":"sifat-karakter-golongan-darah","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/sifat-karakter-golongan-darah","title":{"rendered":"Golongan Darah Bisa Mencerminkan Kepribadian Manusia, Masa sih?"},"content":{"rendered":"<p style=\"border-width: 0px 0px 1px; border-style: none none solid; border-color: transparent transparent #dedede; padding: 1em; font-size: 15px; background-color: #b9dae9;\">Artikel ini mengupas konsep kepribadian golongan darah: sejarahnya, penjelasan secara biologis, dan popularitas membaca sifat berdasarkan golongan darah.<\/p>\n<p>Beberapa waktu lalu, pas <em>gue<\/em> lagi asik jalan ke salah satu toko buku, gue melihat sebuah pemandangan yang membuat <em>gue<\/em> tersenyum miris. Di dekat kasir, ada satu bagian khusus tumpukan buku <em>Best Seller<\/em>. Di antara tumpukan buku tersebut, ada satu buku yang dipajang secara <em>mentereng<\/em>.<\/p>\n<p>Buku tersebut berisi kartun-kartun lucu yang menggambarkan kategorisasi kepribadian manusia (<em>personality<\/em>) berdasarkan golongan darah. Kemungkinan besar kalian juga familiar dengan buku ini. Selain di buku, strip komik golongan darah juga banyak banyak mewarnai media sosial gue, dari <em>timeline<\/em> LINE sampe Path. Bisa jadi <em>lo<\/em> adalah salah satu orang yang suka <em>share <\/em>strip komik ini sambil nulis status, \u201c<em>Nah, ini gue banget nih. Gol. darah B emang ga suka diatur!<\/em>\u201d<\/p>\n<p>Terus apanya yang miris dari hal itu? <em>Gue<\/em> miris karena ngeliat bahwa\u00a0banyak masyarakat yang masih menggemari\u00a0hal-hal yang faktanya ngaco, tapi sok-sok mengambil istilah dari sains, atau istilah kerennya biasa disebut\u00a0pseudosains. Tapi gak jarang juga sih kegemasan gua sama sikap cuek masyarakat terhadap pseudosains ini dianggap <em>lebay<\/em>&#8230;<\/p>\n<h4 style=\"text-align: center;\"><em>\u201cElah, komik golongan darah kan buat lucu-lucuan doang. Kurang kerjaan banget sih pake diseriusin segala. Ga ada bahayanya keleus&#8230;\u201d<\/em><\/h4>\n<p>Banyak yang tidak menyadari, konsep kepribadian golongan darah yang tidak berdasar tersebut mengandung potensi bahaya dan telah menimbulkan masalah sosial. Waduh. Seserius itu kah? Yak, komik strip yang mungkin kalian liat\u00a0cuma sekedar buat\u00a0lucu-lucuan doang itu ternyata beranjak dari konsep yang dulunya lahir dengan motif rasisme.<\/p>\n<p>Nah, kalo di tulisan <a href=\"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/mitos-sains-science\" target=\"_blank\" rel=\"noopener\">10 Mitos Sains yang Masih Banyak Dipercaya Orang<\/a>, gue hanya menyinggung sedikit,\u00a0pada kesempatan kali ini gue mau cerita panjang lebar nih tentang konsep ini.<\/p>\n<h4 style=\"text-align: center;\">Apakah bener golongan darah bisa digunakan untuk memprediksi\/membaca kepribadian seseorang?<br \/>\nApakah mengkategorikan kepribadian berdasarkan golongan darah adalah sesuatu yang valid atau sama aja ga jelasnya dengan\u00a0<a href=\"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/ramalan-bintang-astrologi-zodiac\" target=\"_blank\" rel=\"noopener\">astrologi<\/a>?<\/h4>\n<p>Untuk menjawab pertanyan itu, <em>gue<\/em> akan mulai cerita dari apa golongan darah itu sendiri, sejarah awalnya, kenapa sistem ini masih bertahan dan dipercaya luas, sampe masalah sosial yang ditimbulkan, khususnya di negara asalnya. <em>Okay<\/em>, <em>stay with me<\/em>.<\/p>\n<p><a href=\"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2015\/08\/8-Karakter-Golongan-Darah.png\"><img decoding=\"async\" loading=\"lazy\" class=\"aligncenter size-full wp-image-20494\" src=\"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2015\/08\/8-Karakter-Golongan-Darah.png\" alt=\"\" width=\"700\" height=\"368\" title=\"\"><\/a><\/p>\n<h1>Apa Itu Golongan Darah?<\/h1>\n<p>Pertama-tama, tentunya kita harus tau dulu dong golongan darah itu apa. Di bagian ini <em>gue<\/em> mau menjelaskan golongan darah sistem ABO seperti yang digunakan\u00a0di komik populer itu. Mungkin penjelasan <em>gue<\/em> agak panjang sampai merembet ke transfusi darah, tapi sengaja <em>gue<\/em> lakukan biar <em>lo<\/em> kebayang sendiri esensi dari golongan darah dan kaitannya (atau ketidakterkaitannya) ke kepribadian manusia. Ya itung-itung buat bantu <em>lo<\/em> juga <em>lah<\/em> belajar memperkuat konsep <a href=\"https:\/\/www.zenius.net\/materi-belajar\/biologi-lp15046\/komponen-dan-sel-darah-lp15084\/overview-sistem-sirkulasi-lu195740\/\" target=\"_blank\" rel=\"noopener\"><strong>Sistem Peredaran Darah<\/strong><\/a>.<\/p>\n<p><a href=\"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2015\/08\/red-blood-cells.jpg\"><img decoding=\"async\" loading=\"lazy\" class=\"size-thumbnail wp-image-8796 aligncenter\" src=\"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2015\/08\/red-blood-cells-150x150.jpg\" alt=\"sel darah merah\" width=\"150\" height=\"150\" srcset=\"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2015\/08\/red-blood-cells-150x150.jpg 150w, https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2015\/08\/red-blood-cells-144x144.jpg 144w\" sizes=\"(max-width: 150px) 100vw, 150px\" title=\"\"><\/a>Sistem golongan darah pertama kali ditemukan oleh seorang ahli biologi Austria bernama <a href=\"https:\/\/en.wikipedia.org\/wiki\/Karl_Landsteiner\" target=\"_blank\" rel=\"noopener nofollow\">Karl Landsteiner<\/a> pada 1901. Pada masa itu, sang ilmuwan kita ini penasaran, kenapa pada saat melakukan transfusi darah, ada beberapa pasien yang menjalani transfusi dengan berhasil, tapi ada pula pasien yang meninggal ketika transfusi dilakukan. Jikalau semua darah sama aja, kenapa ada transfusi yang berhasil, dan ada yang tidak? Hasil penelitiannya untuk menjawab pertanyaan tersebut kemudian membuat Karl Landsteiner memenangkan Nobel pada 1930.<\/p>\n<p>Golongan darah adalah sistem klasifikasi\u00a0darah berdasarkan ada atau tidaknya antigen tertentu di permukaan sel darah merah (eritrosit).\u00a0 Untuk mempermudah ilustrasi, <em>gue<\/em> akan menggunakan analogi donat dan taburan di permukaannya (<em>topping<\/em>). Kenapa gue pake analogi ini? Karena eritrosit yang berbentuk bulat pipih dan cekung di tengah, sepertinya agak mirip dengan donat. <em>Hehehe<\/em>.<\/p>\n<p style=\"text-align: center;\"><a href=\"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2015\/08\/donat-goldar.jpg\"><img decoding=\"async\" loading=\"lazy\" class=\"alignnone wp-image-8798\" src=\"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2015\/08\/donat-goldar.jpg\" alt=\"donat goldar\" width=\"600\" height=\"342\" srcset=\"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2015\/08\/donat-goldar.jpg 854w, https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2015\/08\/donat-goldar-300x171.jpg 300w\" sizes=\"(max-width: 600px) 100vw, 600px\" title=\"\"><\/a><\/p>\n<p>Ada 4 tipe donat. Sebagian orang di dunia ini punya donat dengan taburan di permukaannya (anggap saja kismis) yang menyerupai A. Kita sebut saja orang2 yang punya donat ini, Tipe A. Sebagian orang lain punya donat dengan <em>topping <\/em>pada permukaannya yang menyerupai B. Kita sebut orang2 yang punya donat ini, Tipe B. Sebagian orang lagi, sepertinya agak rakus, punya donat dengan <em>topping <\/em>A dan B. Sebut saja orang dengan donat ini, Tipe AB. Ada pula orang-orang yang suka donatnya polos, ga pake <em>topping<\/em>. Kita sebut orang2 dengan donat polos itu, Tipe O. Jangan terkecoh. Ga ada ya <em>topping <\/em>O. Mungkin lebih <em>make sense<\/em> kalo kita bilang, <em>type zero.<\/em><\/p>\n<p>Jadi maksud analogi donat dan taburan di atasnya itu apa? Donat itu adalah eritrosit. Taburan\/<em>topping <\/em>adalah antigen yang nempel di permukaan eritrosit. Donat tipe A sampe O, masing-masing adalah golongan darah A, gol.darah B, gol.darah AB, dan gol. darah O. \ud83d\ude42<\/p>\n<p style=\"text-align: center;\"><a href=\"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2015\/08\/eritrosit-goldar.jpg\"><img decoding=\"async\" loading=\"lazy\" class=\"wp-image-8800 alignnone\" src=\"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2015\/08\/eritrosit-goldar.jpg\" alt=\"eritrosit goldar\" width=\"600\" height=\"342\" srcset=\"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2015\/08\/eritrosit-goldar.jpg 854w, https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2015\/08\/eritrosit-goldar-300x171.jpg 300w\" sizes=\"(max-width: 600px) 100vw, 600px\" title=\"\"><\/a><\/p>\n<p><a href=\"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2015\/08\/blood-type.jpg\"><img decoding=\"async\" loading=\"lazy\" class=\"aligncenter size-full wp-image-8822\" src=\"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2015\/08\/blood-type.jpg\" alt=\"blood type\" width=\"400\" height=\"320\" srcset=\"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2015\/08\/blood-type.jpg 400w, https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2015\/08\/blood-type-300x240.jpg 300w\" sizes=\"(max-width: 400px) 100vw, 400px\" title=\"\"><\/a><\/p>\n<p>Antigen itu sendiri apa? <strong>Antigen adalah zat (biasanya berupa protein atau polisakarida) yang memicu respon kekebalan\u00a0dalam tubuh.<\/strong> Karena antigen A atau B udah \u201calami\u201d terdapat dalam tubuh, antigen A atau B teridentifikasi sebagai bagian dari tubuh kita (<em>self antigen<\/em>). Di sisi lain, tubuh kadang kemasukan antigen asing (<em>foreign antigen<\/em>) dari lingkungan luar yang berpotensi menimbulkan kerusakan, bisa melalui makanan, pernapasan, kulit, dll. <strong>Ketika ada antigen asing yang masuk, tubuh akan meresponnya dengan memproduksi antibodi sebagai bentuk pertahanan (imunitas).<\/strong> Sederhananya, antibodi adalah zat yang berisi memori untuk mengidentifikasi antigen tertentu. Misal, \u201cantibodi campak\u201d untuk mengidentifikasi \u201cantigen campak\u201d. Ketika ada antigen virus campak masuk ke dalam tubuh kita, kalo tubuh udah punya antibodi campak (mungkin pas kecil dikasih vaksinasi campak), <em>eits<\/em>, dengan cepat antibodi ini akan menghidupkan <em>alarm system<\/em> imunitas tubuh untuk langsung melawan virus campak tadi sebelum menginfeksi dan beneran membuat kita kena campak.<\/p>\n<p>Jadi, udah bisa bedakan ya. <strong>Antigen itu yang merangsang respon imun. Antibodi itu hasil produksi sistem imun untuk melawan antigen (asing).<\/strong> Nah, makanya penting sekali untuk tubuh kita memiliki sebanyak mungkin antibodi agar bisa mengidentifikasi sebanyak mungkin antigen yang berpotensi menimbulkan kerusakan dalam tubuh kita.<\/p>\n<p>TAPIII.. Tubuh kita TIDAK BISA punya antibodi yang sama dengan antigen pada permukaan sel darah. <strong>Kalo darah lo udah punya antigen A, GA BOLEH banget darah lo punya antibodi anti-A.<\/strong> Kenapa? Karena kalo begitu, dia akan nyerang tubuh lo sendiri. Kalo antigen A ketemu antibodi anti-A, darahnya akan menggumpal (aglutinasi) yang kemudian bisa berdampak kematian pada si pasien. Makanya orang dengan antigen A (gol. darah A) punyanya antibodi anti-B, dan orang dengan antigen B (gol.darah B) punyanya antibodi anti-A. Dengan demikian, orang dengan gol.darah A ga bisa memberikan donor darah ke orang gol.darah B, begitu juga sebaliknya.<\/p>\n<p><a href=\"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2015\/08\/aglutinasi1.jpeg\"><img decoding=\"async\" loading=\"lazy\" class=\"aligncenter wp-image-8826\" src=\"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2015\/08\/aglutinasi1.jpeg\" alt=\"aglutinasi\" width=\"600\" height=\"454\" srcset=\"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2015\/08\/aglutinasi1.jpeg 793w, https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2015\/08\/aglutinasi1-300x226.jpeg 300w\" sizes=\"(max-width: 600px) 100vw, 600px\" title=\"\"><\/a><\/p>\n<p>Prinsip inilah yang di-<em>discover <\/em>oleh Karl Landsteiner yang kemudian menjadi dasar transfusi darah hingga kini.\u00a0<em>Gue<\/em> harap sampe di sini <em>lo<\/em> udah lumayan ngerti ya logikanya, jadi ga perlu lagi tuh <em>lo<\/em> hafalin tabel transfusi darah \ud83d\ude09<\/p>\n<p><a href=\"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2015\/08\/tabel-transfusi-darah.jpg\"><img decoding=\"async\" loading=\"lazy\" class=\"aligncenter wp-image-8803\" src=\"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2015\/08\/tabel-transfusi-darah.jpg\" alt=\"tabel transfusi darah\" width=\"400\" height=\"221\" srcset=\"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2015\/08\/tabel-transfusi-darah.jpg 448w, https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2015\/08\/tabel-transfusi-darah-300x166.jpg 300w\" sizes=\"(max-width: 400px) 100vw, 400px\" title=\"\"><\/a><\/p>\n<h1><\/h1>\n<h1>Tinjauan Ilmiah terhadap Konsep Kepribadian Golongan Darah<\/h1>\n<p>Oke, sekarang kita balik ke topik utama. Karena lo udah tau dasar dari golongan darah, pertanyaan di atas mungkin bisa kita ganti jadi begini:<\/p>\n<h4 style=\"text-align: center;\">Apakah benar protein di permukaan sel darah merah, yang pada dasarnya\u00a0berfungsi sebagai pemicu respon imun tubuh, bisa digunakan untuk menentukan kepribadian seseorang?<\/h4>\n<p>Dengan cukup mudah, kita bisa sama-sama menalar bahwa jawabannya adalah <strong>TIDAK BENAR!<\/strong> Seperti yang udah gue jabarkan sebelumnya, antigen itu kaitannya ke respon imunitas tubuh. Ga ada\u00a0hubungannya sama dengan kepribadian manusia yang kompleks. Kepribadian manusia dipengaruhi oleh kombinasi antara faktor gen, sirkuit otak, level hormon, dan pengaruh lingkungan, tapi sama sekali ga ada hubungannya dengan golongan darah!<\/p>\n<p><strong><em>Lo<\/em> bakal dengan mudahnya menemukan orang dengan golongan darah yang sama, tapi memiliki kepribadian yang bertolak belakang.<\/strong> Sudah banyak studi ilmiah yang mempertegas kontradiksi ini. Misalnya, Kunher Wu dkk. (2005) melakukan survei terhadap 2.681 siswa SMA di Taiwan untuk melihat hubungan antara golongan darah dan kepribadian. Studi ini juga memperhatikan faktor lain yang bisa menimbulkan bias pada jawaban survei, seperti prestasi akademik, indeks massa tubuh, hingga kepercayaan seseorang terhadap konsep golongan darah.<\/p>\n<p>Studi ini tidak menemukan hubungan yang signifikan antara kepribadian dan golongan darah. <a href=\"https:\/\/www.jstage.jst.go.jp\/article\/jjpsy\/85\/2\/85_85.13016\/_pdf\" rel=\"nofollow noopener\" target=\"_blank\">Kengo Nawata (2014)<\/a>, seorang psikolog sosial Jepang, menganalisis secara statistik kaitan antara golongan darah dan kepribadian pada 10.000 orang Jepang dan Amerika. Ia menemukan bahwa tidak ada relevansi antara golongan darah dan kepribadian seseorang. <a href=\"https:\/\/www.sciencedirect.com\/science\/article\/abs\/pii\/S0191886902001010\" target=\"_blank\" rel=\"noopener nofollow\">Studi di Australia (2003)<\/a> juga sampai pada kesimpulan bahwa mengaitkan kepribadian seseorang dengan golongan darah tidak punya dasar yang valid.<\/p>\n<p>Coba pikir baik-baik, jika kepribadian benar-benar ditentukan oleh golongan darah (yang tidak dapat berubah, selalu tetap sejak lahir), tidak akan mungkin kepribadian orang bisa berubah. Padahal kita tahu bahwa kepribadian orang dapat berubah, entah itu karena pengalaman hidup atau perubahan budaya. Katakanlah, Seto udah terbiasa dengan budaya Indonesia yang agak <em>laid-back<\/em> (santai kemalas-malasan) berubah jadi super disiplin ketika sekolah\/kerja di negara yang disiplinnya oke, seperti Singapur, Jerman, atau Jepang. Sistem kepribadian berdasarkan golongan darah gagal menjelaskan kepribadian manusia yang\u00a0dinamis dan fleksible.<\/p>\n<h3 style=\"text-align: center;\"><strong>Lalu kenapa kok sistem golongan darah itu kayaknya benar? Kok sepertinya cocok dengan kepribadian gue?<\/strong><\/h3>\n<p>Untuk menjawab pertanyaan ini, gue saranin banget lo baca tulisan gue sebelumnya tentang <a href=\"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/ramalan-bintang-astrologi-zodiac\" target=\"_blank\" rel=\"noopener\">Ramalan Astrologi: Beneran atau Omong Kosong doang?<\/a> untuk tau apa itu kesalahan logika (<em>logical fallacy<\/em>) dalam bentuk validasi subjektif\/bias selektif\/<em><a href=\"https:\/\/en.wikipedia.org\/wiki\/Cherry_picking_(fallacy)\" rel=\"nofollow noopener\" target=\"_blank\">cherry picking<\/a>.<\/em> <strong>Alasan kenapa pembagian kepribadian berdasarkan golongan darah kayaknya benar, semata-mata karena\u00a0kekeliruan\u00a0dalam berpikir <em>(logical fallacy)<\/em>.<\/strong><\/p>\n<p>Validasi subjektif\/bias selektif adalah kecenderungan orang untuk menganggap sepotong informasi menjadi benar jika memiliki makna pribadi atau penting bagi mereka. Hal ini layaknya memanen buah ceri, dipilih yang bagus dan sudah ranum saja. Orang dengan kesalahan logika ini tidak memedulikan kasus atau informasi lain jika bertolak belakang dengan kepercayaannya. Sekalinya ada komik golongan darah yang <em>lo<\/em> rasa ngena <em>banget<\/em> dengan diri, <em>lo<\/em> klik \u201cShare\u201d dan tulis status heboh, \u201c<em>Wah bener banget nih<\/em>\u201d. Tapi sekalinya ada deskripsi yang kurang ngena ke <em>lo<\/em>, ya <em>lo<\/em> lanjut aja gitu <em>scroll<\/em> ke <em>timeline<\/em> bawah.<\/p>\n<h1><\/h1>\n<h1>Sejarah Penggunaan Golongan Darah untuk Membaca\u00a0Kepribadian<\/h1>\n<p>Ide mengelompokkan karakter manusia berdasarkan golongan darah bermula di Eropa pada 1880-1920an dengan motif rasisme. Pada era tersebut, sebagian ilmuwan mencoba meneliti distribusi golongan darah untuk membuktikan bahwa suatu ras lebih superior daripada ras lain. Usaha semacam ini (<a href=\"https:\/\/en.wikipedia.org\/wiki\/Scientific_racism\" target=\"_blank\" rel=\"noopener nofollow\">rasisme ilmiah<\/a><sup>[1]<\/sup>) lumayan banyak dilakukan oleh saintis masa itu untuk menjustifikasi Imperialisme Baru. Dilanjutkan oleh Takeji Furukawa, seorang\u00a0 pengajar di sekolah keguruan Tokyo, yang meluncurkan makalahnya pada 1927. Sayangnya, makalah Furukawa hanya melakukan penyelidikan pada 10-20 orang saja sehingga cacat secara statistik. Namun, ide ini sudah tersebar luas duluan di Jepang bahkan pemerintah militer Jepang saat itu menginginkan studi lebih lanjut agar bisa \u201cmenciptakan\u201d prajurit yang ideal.<\/p>\n<p>Ide Furukawa dihidupkan kembali pada 1970-an oleh sebuah buku karya Masahiko Nomi, seorang wartawan yang tidak memiliki latar belakang medis. Sebenarnya ga apa-apa aja sih, seorang non-ilmuwan membangun argumen dan menerbitkan buku dengan istilah-istilah sains, asalkan ia bisa menerangkan dan menyertakan referensi2 ilmiah yang valid. Namun, konsep yang dibangun di buku itu sangat <a href=\"https:\/\/www.sciencedirect.com\/science\/article\/abs\/pii\/S0191886902001010?via%3Dihub\" target=\"_blank\" rel=\"noopener nofollow\">menyalahi metode ilmiah<\/a>, seperti tidak adanya data kuantitatif, melanggar aturan statistik, menyajikan hasil yang tidak konsisten, metodologinya lemah, tidak mengontrol variabel pengganggu, tidak ada analisis multivarian, dan lain-lain. Masahiko menerima banyak kritik dari para psikolog Jepang. Sayangnya, bukunya sudah keburu populer.<\/p>\n<h1><\/h1>\n<h1>Popularitas\u00a0Penggunaan Golongan Darah untuk Membaca\u00a0Kepribadian<\/h1>\n<p>Kini, kategorisasi kepribadian berdasarkan golongan darah sudah cukup mengakar di kebudayaan Jepang. Bahkan, masyarakat Jepang sudah punya istilah sendiri untuk hal ini, yaitu <em>ketsueki-gata<\/em>. Survey pada 2008 menunjukkan 75% masyarakat Jepang memercayai konsep ini.<\/p>\n<p>Walaupun sekarang sudah banyak pengembangannya pada detil interaksi kehidupan sehari-hari, sebagai gambaran aja, berikut deskripsi umum kepribadian berdasarkan golongan darah yang banyak dipercaya orang Jepang.<\/p>\n<p><strong>&gt; Golongan Darah O: Samurai yang Berkemauan Keras (30% populasi Jepang)<\/strong><br \/>\nGolongan darah O berusaha untuk menjadi pahlawan pada setiap situasi. O adalah pemimpin yang alami dan selalu berusaha menyenangkan hati orang lain. Mereka sangat kompetitif dan pekerja keras.<\/p>\n<p><strong>&gt; Golongan Darah A: Pekerja Ideal yang Berperilaku Baik (40% populasi Jepang)<\/strong><br \/>\nGolongan darah A merupakan role model sempurna karena mereka selalu berusaha untuk sukses, kebaikan, dan bersikap sopan. Meskipun A bisa gampang stres dan mencemaskan banyak hal, A akan mencoba untuk tetap bersama-sama dan melakukan yang terbaik yang mereka bisa demi ketertiban dan demi orang yang mereka cintai selama situasi krisis.<\/p>\n<p><strong>&gt; Golongan Darah AB: Seniman Sensitif (10% populasi Jepang)<\/strong><br \/>\nAB begitu unik layaknya variety show di televisi. Mereka terkenal dengan kepribadian gandanya, kadang malu2 kadang supel, kadang rasional kadang irasional, kadang tenang kadang gila. AB adalah bola energi yang tak terduga.<\/p>\n<p><strong>&gt; Golongan Darah B: Pedagang Bersahaja dan Rebel (20% populasi Jepang)<\/strong><br \/>\nGolongan darah B adalah pemberontak yang tidak bisa dijinakkan (makanya mungkin kurang cocok kerja di perusahaan, lebih baik kerja sendiri sebagai pedagang). Punya semangat dan fokus yang tinggi, B sangat ambisius yang punya impian besar. Meskipun mereka bisa kasar, keras kepala, dan sulit untuk bergaul, B selalu menjadi dirinya sendiri tidak peduli apa yang dikatakan dunia.<\/p>\n<p><a href=\"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2015\/08\/japanese-blood-type.jpg\"><img decoding=\"async\" loading=\"lazy\" class=\"aligncenter wp-image-8809\" src=\"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2015\/08\/japanese-blood-type.jpg\" alt=\"japanese blood type\" width=\"500\" height=\"281\" srcset=\"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2015\/08\/japanese-blood-type.jpg 624w, https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2015\/08\/japanese-blood-type-300x168.jpg 300w\" sizes=\"(max-width: 500px) 100vw, 500px\" title=\"\"><\/a><\/p>\n<p><em>Ketsueki-gata<\/em> telah merasuki berbagai sendi masyarakat Jepang, dari urusan cinta hingga karir. Pada edisi 1990 di Harian Asahi, surat kabar nasional Jepang, Mitsubishi Electronics mengumumkan bahwa tim mereka seluruhnya terdiri dari tipe pekerja AB yang telah dipilih karena &#8220;kemampuan mereka untuk membuat rencana.&#8221; Tidak sedikit perusahaan di Jepang yang menanyakan golongan darah pada saat wawancara dengan calon karyawan. Konyol kan? Ternyata pseudosains gak cuma berkembang di negara berkembang tapi juga di negara maju, hehe..<\/p>\n<p>Bahkan dalam beberapa kasus, ada kelas-kelas TK di Jepang kadang dibagi berdasarkan golongan darah sehingga diharapkan teknik pengajaran dapat disesuaikan dengan kepribadian individu. Dalam percintaan, banyak biro jodoh yang menawarkan jasa perhitungan kecocokan dengan pasangan berdasarkan golongan darah. Tanpa jasa biro jodoh pun, kawula muda Jepang juga saling bertukar informasi golongan darah mereka pada kencan pertama. Saking pentingnya untuk mengenali karakter orang lain, masyarakat Jepang suka <em>shock <\/em>kalo ada bule (warga negara asing), lagi singgah\/kerja di Jepang, yang ga tau golongan darah sendiri, \u201c<em>Kok Anda bisa tidak tahu golongan darah Anda? Ah, Anda pasti A, kan?!<\/em>\u201d <em>Ketsuiki-gata<\/em> pun merupakan bisnis yang laku di Jepang. Pada 2008, empat dari buku <em>top best seller <\/em>di Jepang adalah buku pedoman kepribadian berdasarkan golongan darah. Lo juga pasti lumayan sering melihat topik ini di berbagai <em>manga<\/em> atau <em>anime <\/em>Jepang.<\/p>\n<p>Pengaruh <em>ketsueki-gata <\/em>juga menyebar ke negara tetangga, seperti Korea Selatan dan Taiwan. Untuk penggemar KPop, mungkin tau dengan <em>boyband <\/em>B1A4. Nama <em>boyband <\/em>ini menggambarkan bahwa empat personilnya bergolongan darah A, dan satu lagi B. Ada juga film <a href=\"https:\/\/www.youtube.com\/watch?v=IAYcntGZOko\" rel=\"nofollow noopener\" target=\"_blank\">My Boyfriend is Type B<\/a> tentang seorang cewek yang disarankan tidak berkencan dengan seorang cowok karena golongan darahnya. Oiya, buku yang gue liat di toko buku waktu itu kalo ga salah juga terbitan Korea -__-\u201c <em>\u00a0<\/em><\/p>\n<h1><\/h1>\n<h1>Kenapa Konsep Ini Masih Populer?<\/h1>\n<p>Walaupun komunitas sains di Jepang sudah berupaya berulang kali untuk menegaskan bahwa tidak ada landasan ilmiah untuk <em>ketsueki-gata<\/em>, konsep ini terus saja populer di kebudayaan Jepang. Kenapa? Mungkin <a href=\"https:\/\/blogs.scientificamerican.com\/guest-blog\/you-are-what-you-bleed-in-japan-and-other-east-asian-countries-some-believe-blood-type-dictates-personality\/\" target=\"_blank\" rel=\"noopener nofollow\">sesungguhnya<\/a> mereka tau sisi sainsnya. Tapi mereka lebih melihat keuntungan sosial buat diri sendiri. Golongan darah merupakan topik pembicaraan yang nyaman. Konsep ini memiliki daya tarik sebagai prediktor perilaku dan nasib orang lain. Biasanya untuk mengenali orang lain lebih dalam, kita perlu banyak-banyak berinteraksi dengan orang itu. <em>Ketsueki-gata<\/em> dapat berperan sebagai pihak ketiga yang dapat diandalkan untuk menghindari interaksi dan pemikiran yang kompleks dalam mengenali orang baru. Karena sudah menjadi <em>stereotype <\/em>yang kuat, orang Jepang justru malah balik menggunakan <em>ketsueki-gata<\/em> untuk memahami dan menggambarkan dirinya lebih dalam. Tanpa sadar, mereka berperilaku sesuai dengan deskripsi (<em>stereotype<\/em>) <em>ketsueki-gata<\/em> agar dapat diterima oleh masyarakat banyak yang menyetujui\u00a0konsep ini. Ini adalah bentuk dari <em><a href=\"https:\/\/en.wikipedia.org\/wiki\/Self-fulfilling_prophecy\" target=\"_blank\" rel=\"noopener nofollow\">self-fulfilling prophecy<\/a>\u00a0<\/em><sup>[2]<\/sup>.<\/p>\n<h1><\/h1>\n<h1>Dampak Negatif dari\u00a0Ketsueki-Gata<\/h1>\n<p>Sayangnya, penggunaan <em>ketsueki-gata <\/em>ini ada sisi negatifnya, yaitu diskriminasi dan <em>prejudice<\/em>.<\/p>\n<p>Pada 2006, <a href=\"https:\/\/www.nytimes.com\/2006\/12\/14\/sports\/baseball\/14blood.html\" target=\"_blank\" rel=\"noopener nofollow\">New York Times<\/a> melaporkan keanehan: hampir semua pemain bisbol Amerika kelahiran Jepang (kecuali untuk Ichiro Suzuki) bergolongan darah O. Budaya Jepang melihat kelompok gol.darah O sebagai tipe &#8220;pejuang\/samurai pemberani&#8221;. Jadi mereka percaya kalo ada atlet yang tidak bergolongan darah O, bakal sulit \u201cmenjual\u201d pemain itu ke penggemar. Wah padahal kan, tiap orang, terlepas dari golongan darahnya apa, seharusnya punya kesempatan yang sama ya untuk berkarya. Tim <em>softball<\/em> perempuan yang memenangkan emas untuk Jepang di Olimpiade Beijing (2008) juga\u00a0<a href=\"https:\/\/www.bbc.com\/news\/magazine-20170787\" target=\"_blank\" rel=\"noopener nofollow\">dilaporkan<\/a> menggunakan <em>ketsueki-gata<\/em> untuk menyesuaikan pelatihan untuk setiap pemain.<\/p>\n<p>Kepercayaan tidak berdasar ini bahkan mempengaruhi politik. Salah satu mantan perdana menteri Jepang, Taro Aso, menganggap cukup penting untuk mengungkapkan di profil resminya bahwa dia bergolongan darah A, sementara saingan oposisinya, Ichiro Ozawa, bergolongan darah B. Pada 2011, seorang menteri di Jepang, Ryu Matsumoto, dipaksa mengundurkan diri, ketika pernyataan keras dan kasarnya kepada pejabat lokal ditayangkan di televisi nasional. Dalam pidato pengunduran dirinya, ia menyalahkan sikapnya yang emosional itu pada kenyataan bahwa ia bergolongan darah B.\u00a0<em>Huahaha<\/em>&#8230; konyol juga ya? \ud83d\ude1b<\/p>\n<p>Selain itu, ada\u00a0banyak laporan bahwa penggunaan <em>katsueki-gata<\/em> telah mengakibatkan <a href=\"https:\/\/www.theguardian.com\/world\/2008\/dec\/04\/japan-world-news\" target=\"_blank\" rel=\"noopener nofollow\">kasus intimidasi di lingkungan TK<\/a>, <em><a href=\"https:\/\/blogs.scientificamerican.com\/guest-blog\/you-are-what-you-bleed-in-japan-and-other-east-asian-countries-some-believe-blood-type-dictates-personality\/\" target=\"_blank\" rel=\"noopener nofollow\">bullying<\/a><\/em> pada orang dengan gol.darah AB (kelompok minoritas 10% di Jepang) di lingkungan SMA, hilangnya kesempatan berkarir, hingga berakhirnya hubungan asmara yang bahagia hanya karena masalah golongan darah. <strong>Masalah sosial ini bahkan sudah punya istilah khusus, yaitu pelecehan golongan darah atau <em><a href=\"https:\/\/schott.blogs.nytimes.com\/2009\/03\/05\/bura-hara\/?_r=1\" target=\"_blank\" rel=\"noopener nofollow\">bura hara<\/a>.<\/em><\/strong><\/p>\n<p><a href=\"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2015\/08\/my-boyfriend-is-type-b.jpg\"><img decoding=\"async\" loading=\"lazy\" class=\"aligncenter wp-image-8829\" src=\"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2015\/08\/my-boyfriend-is-type-b.jpg\" alt=\"my boyfriend is type b\" width=\"450\" height=\"230\" srcset=\"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2015\/08\/my-boyfriend-is-type-b.jpg 1024w, https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2015\/08\/my-boyfriend-is-type-b-300x153.jpg 300w, https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2015\/08\/my-boyfriend-is-type-b-900x460.jpg 900w\" sizes=\"(max-width: 450px) 100vw, 450px\" title=\"\"><\/a><\/p>\n<p>Konsep tanpa dasar ini mendorong orang untuk menilai orang lain secara terburu-buru berdasarkan golongan darah, tanpa mencoba untuk memahami mereka lebih dalam sebagai manusia. Ini ga ada bedanya dengan\u00a0rasisme yang menjustifikasi orang berdasarkan latar belakang ras atau warna kulit.<\/p>\n<p>Di Indonesia sendiri, penggunaan kategorisasi kepribadian berdasarkan golongan darah kemungkinan besar masih pada level lucu-lucuan. Tapi apa yang berlaku di Jepang adalah contoh nyata, suatu konsep jika diseriusi tanpa diiringi sikap kritis bisa menimbulkan potensi bahaya sosial. Bisa jadi, konteks diskriminasi yang terjadi di Indonesia itu terjadi pada bentuk yang lain, tidak terlepas juga pada hal-hal yang membawa istilah sains.<\/p>\n<p>Bagaimana cara menghindarinya? Coba cari informasi yang mendasari gagasan itu.<em>\u00a0<\/em>Ketika kita memahami betul apa fungsinya golongan darah secara mendasar, kita bisa dengan mudah menalar bahwa golongan darah itu gak nyambung dengan kepribadian.. Inilah salah satu gunanya dari <a href=\"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/definisi-arti-belajar\" target=\"_blank\" rel=\"noopener\">memahami ilmu bukan sekadar untuk mencari nilai<\/a>. Mungkin sikap cuek terhadap <em>pseudosains\u00a0<\/em>ini masih dianggap sepele. tapi\u00a0bukan tidak mungkin, jika kesalahpahaman akan fakta sains\u00a0yang dibudidayakan dalam masyarakat beradab\u00a0itu justru nantinya akan melahirkan ketidakadilan bagi masyarakat itu sendiri.<\/p>\n<p style=\"text-align: center;\">****<\/p>\n<p>Nah, mungkin ga terbayangkan sebelumnya, sesuatu yang keliatannya simpel, jika ditelusuri dengan rasa penasaran mendalam, bisa nyambung ke mana-mana. Siapa sangka, komik lucu yang terlihat tidak membahayakan<i>\u00a0<\/i>bisa kita tarik balik ke era Imperialisme baru hingga masalah sosial di Jepang. Gue tentunya sangat berharap tulisan ini bisa jadi bahan renungan, bukan hanya untuk konsep golongan darah, melainkan juga untuk konsep-konsep lain yang telah menjadi <em>stereotype <\/em>dan menimbulkan ketidakadilan dalam hidup kita bermasyarakat.<\/p>\n<p>Selain itu, gue harap tulisan gue juga bisa jadi cerminan pentingnya rasa ingin tahu\u00a0untuk memperkaya penalaran kita akan dunia ini.\u00a0Oke deh, gue akan tutup tulisan gue ini dengan meminjam <em>tagline <\/em>yang dipake Kemendikbud pada 17 Agustus 2015 kemarin: Bernalar, Mencerahkan Republik!<\/p>\n<h5><em><sup>[1]<\/sup> sejak akhir Perang Dunia II dan kejadian Holokaus, teori dan praktik rasisme ilmiah benar-benar dikecam, apalagi sejak UNESCO merilis pernyatan ati-rasis, \u201c<a href=\"http:\/\/unesdoc.unesco.org\/images\/0012\/001282\/128291eo.pdf\" target=\"_blank\" rel=\"noopener nofollow\">The Race Question<\/a>&#8221; (1950)\u00a0<\/em><\/h5>\n<h5><em><sup>[2]<\/sup><\/em>\u00a0<em>Self-fulfilling prophecy adalah proses ketika seseorang memiliki ekspektasi\/prediksi terhadap suatu objek yang kemudian terwujud hanya karena si orang tadi berperilaku sedemikian rupa sehingga prediksi itu terjadi. Contoh, seorang pelatih sepakbola berasumsi bahwa pemain yang baru lulus dari akademi pasti punya koordinasi dan skill yang kurang memadai sehingga ia jarang memainkan mereka. Sekalinya mereka dimainkan, mereka udah berkarat dan jadi beneran mereka tidak bisa tampil dengan baik.<\/em><\/h5>\n<p>Referensi<\/p>\n<h6>sumber gambar banner: dimodifikasi dari http:\/\/www.allkpop.com\/buzz\/2014\/10\/what-does-your-blood-type-personality-say-<br \/>\nabout-you<br \/>\nsumber gambar dan analogi donat: diadopsi dari https:\/\/www.youtube.com\/watch?v=L06TJTMVkBo<br \/>\nsumber gambar tabel transfusi darah: dimodifikasi dari http:\/\/www.artikelbiologi.com\/2013\/01\/darah.html<br \/>\nsumber gambar ketsueki-gata: http:\/\/www.bbc.com\/news\/magazine-20170787<br \/>\nsumber gambar aglutinasi: dimodifikasi dari http:\/\/biology-forums.com\/index.php?action=gallery;sa=view;id=9229<\/h6>\n<h1 style=\"text-align: center;\"><b>\u2014\u2014\u2014\u2014\u2014\u2014\u2014\u2014\u2014CATATAN EDITOR\u2014\u2014\u2014\u2014\u2014\u2014\u2014\u2014\u2014<\/b><\/h1>\n<p>Kalo ada di antara kamu\u00a0yang mau ngobrol sama Fanny tentang golongan darah,\u00a0langsung aja tinggalin <em>comment<\/em> di bawah artikel ini ya.<\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"<p>Artikel ini mengupas konsep kepribadian golongan darah: sejarahnya, penjelasan secara biologis, dan popularitas membaca sifat berdasarkan golongan darah. Beberapa waktu lalu, pas gue lagi asik jalan ke salah satu toko&#8230;<\/p>\n","protected":false},"author":22,"featured_media":20494,"comment_status":"open","ping_status":"open","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":[],"categories":[139,213,138,1058],"tags":[544,545],"_links":{"self":[{"href":"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/8786"}],"collection":[{"href":"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-json\/wp\/v2\/posts"}],"about":[{"href":"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-json\/wp\/v2\/types\/post"}],"author":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-json\/wp\/v2\/users\/22"}],"replies":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-json\/wp\/v2\/comments?post=8786"}],"version-history":[{"count":37,"href":"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/8786\/revisions"}],"predecessor-version":[{"id":53729,"href":"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/8786\/revisions\/53729"}],"wp:featuredmedia":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-json\/wp\/v2\/media\/20494"}],"wp:attachment":[{"href":"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-json\/wp\/v2\/media?parent=8786"}],"wp:term":[{"taxonomy":"category","embeddable":true,"href":"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-json\/wp\/v2\/categories?post=8786"},{"taxonomy":"post_tag","embeddable":true,"href":"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-json\/wp\/v2\/tags?post=8786"}],"curies":[{"name":"wp","href":"https:\/\/api.w.org\/{rel}","templated":true}]}}