{"id":53248,"date":"2022-02-18T14:45:00","date_gmt":"2022-02-18T07:45:00","guid":{"rendered":"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/?p=53248"},"modified":"2022-02-24T08:12:11","modified_gmt":"2022-02-24T01:12:11","slug":"barnum-effect","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/barnum-effect","title":{"rendered":"Elo Percaya Ramalan Zodiak? Kena Barnum Effect, Nih! &#8211; Serba-serbi Zodiak"},"content":{"rendered":"\n<p>Meskipun sudah banyak ilmuwan yang mengatakan kalau ramalan zodiak itu nggak akurat, kok masih banyak orang yang percaya, ya?<\/p>\n\n\n\n<p>Ternyata ada penjelasannya kok, Sobat Zenius. Para ahli psikologi menyebut fenomena ini sebagai <em>Barnum Effect <\/em>(Efek Barnum).<\/p>\n\n\n\n<p>Wah, efek ini akibatnya kayak apa, ya? Apakah efeknya sama kayak makan odading yang rasanya seperti jadi Iron Man?<\/p>\n\n\n\n<p>Hehe \u2026 nggak seperti itu dong, Sobat Zenius. Ada alasannya kok kenapa disebut <em>Barnum Effect<\/em>.<\/p>\n\n\n\n<h2 class=\"wp-block-heading\" id=\"semua-karena-barnum\">Semua karena Barnum<\/h2>\n\n\n\n<p>Jadi, sekitar akhir abad ke-19 ada orang Amerika Serikat yang terkenal banget, namanya Phineas T. Barnum. Kenapa dia bisa terkenal banget? Soalnya, Barnum ini seorang pebisnis, politis, sekaligus pendiri kelompok sirkus terkenal Barnum &amp; Bailey.<\/p>\n\n\n\n<div class=\"wp-block-image\"><figure class=\"aligncenter size-full is-resized\"><img decoding=\"async\" loading=\"lazy\" src=\"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2022\/02\/pt-barnum-zenius-education.jpg\" alt=\"Potret Phineas T. Barnum\" class=\"wp-image-53253\" width=\"400\" height=\"317\" srcset=\"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2022\/02\/pt-barnum-zenius-education.jpg 1600w, https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2022\/02\/pt-barnum-zenius-education-300x238.jpg 300w, https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2022\/02\/pt-barnum-zenius-education-768x608.jpg 768w, https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2022\/02\/pt-barnum-zenius-education-1536x1216.jpg 1536w, https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2022\/02\/pt-barnum-zenius-education-1250x990.jpg 1250w\" sizes=\"(max-width: 400px) 100vw, 400px\" title=\"\"><figcaption>Potret Phineas T. Barnum (dok. American Museum, New York)<\/figcaption><\/figure><\/div>\n\n\n\n<p>Kelompok sirkusnya terkenal banget karena banyak anggotanya yang menurut para penontonnya berbeda. Padahal, Barnum itu sebenarnya cuma menyebar <em>hoax <\/em>saja.<\/p>\n\n\n\n<p>Contohnya, Barnum pernah memperlihatkan kerangka yang disebutnya sebagai kerangka putri duyung. Padahal kerangka itu adalah kerangka badan monyet yang disatukan dengan ekor ikan dan terbuat dari kertas tumbuk.<\/p>\n\n\n\n<p>Barnum juga sering mengajak orang dengan gangguan kondisi tubuh seperti kerdil dan kembar siam dari lingkungan kumuh untuk bergabung dengan kelompok sirkusnya. Saat pertunjukan, Barnum akan mempertontonkan mereka dan mengarang cerita seolah-olah anggota sirkusnya adalah manusia paling aneh yang pernah ada di dunia.&nbsp;<\/p>\n\n\n\n<p>Kisah hidupnya Barnum mirip ya, sama film <em>The Greatest Showman<\/em>? Tentu saja! Soalnya film itu memang diangkat dari kisah hidupnya Barnum<\/p>\n\n\n\n<p>Kalau diperhatikan, sebenarnya yang dilakukan oleh Barnum terhadap anggota sirkusnya ini melanggar hak asasi manusia, lho. Makanya, sepanjang hidupnya Barnum sering banget dikritik oleh aktivis-aktivis hak asasi manusia.<\/p>\n\n\n\n<p>Selain terkenal menyebarkan <em>hoax <\/em>dan membuat pertunjukan yang melanggar HAM, Barnum juga suka bikin pernyataan yang kontroversial. Hmmm \u2026 sudah kayak <em>buzzer <\/em>di media sosial saja, ya!<\/p>\n\n\n\n<p>Nah, salah satu pernyataan Barnum yang kontroversial adalah pernyataan kalau ada seorang pecundang yang lahir setiap menit (<em>there\u2019s a sucker born every minute<\/em>).<\/p>\n\n\n\n<p>Pastinya ada banyak yang protes sama pernyataan ini dong. Salah satunya adalah psikolog Paul Everett Meehl. Paul menyebut kalau pernyataan Barnum itu nggak berdasar dan belum tentu benar.<\/p>\n\n\n\n<p>Dari sana, Paul kemudian memperkenalkan istilah <em>Barnum Effect<\/em>. Dikutip dari Kamus American Psychology Associations (APA), <em>Barnum Effect <\/em>adalah kecenderungan untuk mempercayai prediksi yang tidak jelas (samar) atau deskripsi kepribadian umum.<\/p>\n\n\n\n<p class=\"has-text-align-center\"><strong>Baca Juga:<\/strong> <a href=\"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/cara-membasmi-membongkar-hoax\" target=\"_blank\" data-type=\"post\" data-id=\"13606\" rel=\"noreferrer noopener\">Senjata Ampuh untuk Membongkar Hoax<\/a><\/p>\n\n\n\n<p>Efek Barnum<em> <\/em>ini sudah dialami manusia sejak beribu-ribu tahun yang lalu. Contohnya saja bangsa Babilonia yang sudah mempercayai ramalan <a href=\"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/apa-itu-zodiak\" target=\"_blank\" rel=\"noreferrer noopener\">zodiak<\/a> sejak masa sebelum Masehi.&nbsp;<\/p>\n\n\n\n<p>Mereka percaya kalau peredaran rasi bintang yang dilewati oleh matahari mempengaruhi kepribadian dan nasib seseorang. Padahal, <a href=\"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/percaya-zodiak\" target=\"_blank\" rel=\"noreferrer noopener\">penelitian<\/a> dari berbagai ilmuwan sudah membuktikan sebaliknya.<\/p>\n\n\n\n<h2 class=\"wp-block-heading\" id=\"barnum-forer-effect\">Barnum-Forer Effect<\/h2>\n\n\n\n<p>Beberapa puluh tahun setelah teori <em>Barnum Effect <\/em>yang diperkenalkan Paul, psikolog Amerika Serikat Bertram R. Forer melakukan penelitian di tahun 1948 yang kesimpulannya membuktikan teorinya Paul.<\/p>\n\n\n\n<p>Jadi, Forer adalah psikolog yang juga mengajar ilmu psikologi di Los Angeles, AS. Suatu hari, Forer memberikan tes kepribadian kepada para muridnya. Tapi, alih-alih memeriksa hasil tersebut selayaknya psikolog profesional, Forer diam-diam malah memberikan hasil analisis yang diambilnya dari kolom astrologi di koran. Waduh, murid-muridnya malah di-<em>prank<\/em>, nih.<\/p>\n\n\n\n<p>Setelah hasilnya dibagikan, Forer kemudian meminta muridnya untuk memberikan nilai dari skala 0 sampai 5. Nilai 0 artinya hasil analisis kepribadian yang diberikan Forer tidak akurat. Sementara nilai 5 artinya hasil analisis yang diberikan Forer sangat akurat.&nbsp;<\/p>\n\n\n\n<div class=\"wp-block-image\"><figure class=\"aligncenter size-full is-resized\"><img decoding=\"async\" loading=\"lazy\" src=\"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2022\/02\/Series-O-7.png\" alt=\"\" class=\"wp-image-53267\" width=\"626\" height=\"334\" srcset=\"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2022\/02\/Series-O-7.png 1251w, https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2022\/02\/Series-O-7-300x160.png 300w, https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2022\/02\/Series-O-7-768x409.png 768w\" sizes=\"(max-width: 626px) 100vw, 626px\" title=\"\"><figcaption>Hasil analisis tes kepribadian yang diambil Bertram Forer dari kolom astrologi koran<br>(Arsip Zenius, dok. Bertram Forer) <\/figcaption><\/figure><\/div>\n\n\n\n<p>Ternyata, para muridnya memberi nilai rata-rata 4,26. Artinya, hasil analisis yang dicomot Forer dari kolom astrologi koran ini dianggap cukup akurat oleh murid-muridnya. Waduh, beneran kena <em>prank<\/em> murid-muridnya.<\/p>\n\n\n\n<p>Percobaan ini nggak dilakukan Forer sekali saja. Forer melakukan percobaan ini selama ratusan kali sampai tahun 1952. Iya, murid-muridnya Forer di-<em>prank<\/em> selama empat tahun. Hasilnya? Tetap sama! Para muridnya tetap memberi nilai 4,2 alias cukup akurat untuk hasil analisis abal-abal Forer.<\/p>\n\n\n\n<p>Dari ratusan percobaan ala <em>prank <\/em>ini, Forer akhirnya menemukan sebuah kesimpulan. Ternyata, kita cenderung menerima gambaran umum tentang kepribadian kita, tanpa sadar kalau gambaran yang sama juga bisa berlaku untuk orang lain. Kenapa bisa begitu? Soalnya menurut Forer kita cenderung menginginkan hasil yang benar.<\/p>\n\n\n\n<p>Ini sama kayak elo kalau membaca ramalan zodiak. Elo pasti langsung merasa kalau prediksi yang dijelaskan ramalan itu sesuai dengan diri elo. Nah, inilah efek yang dijelaskan oleh Forer dan Meehl. Makanya, <em>Barnum Effect <\/em>juga disebut sebagai <em>Barnum-Forer Effect.<\/em> Soalnya, kedua teori ini sama-sama mendeskripsikan kondisi seseorang yang menerima pernyataan atau deskripsi yang masih ambigu.<\/p>\n\n\n\n<p class=\"has-text-align-center\"><strong>Baca Juga:<\/strong> <a href=\"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/jenis-jenis-logical-fallacy\" target=\"_blank\" data-type=\"post\" data-id=\"48394\" rel=\"noreferrer noopener\">Definisi Logical Fallacy (Sesat Pikir) dan 24 Jenis-Jenisnya yang Perlu Diketahui Sobat Zenius<\/a><\/p>\n\n\n\n<p><em>Barnum Effect <\/em>nggak cuma dialami ketika elo membaca ramalan zodiak kok. Bahkan, berbagai <em>brand <\/em>malah menggunakan efek ini sebagai salah satu strategi <em>marketing <\/em>mereka.<\/p>\n\n\n\n<p>Elo nggak percaya? Coba lihat beranda aplikasi Netflix elo. Di aplikasi itu, elo pasti akan menemukan bagian \u201c<em>top picks for you<\/em>\u201d alias rekomendasi film atau serial yang seolah-seolah ditujukan untuk elo. Padahal ya ini cuma hasil analisis AI (<em>artificial intelligence<\/em>) Netflix berdasarkan film atau serial apa saja yang sudah elo tonton.<\/p>\n\n\n\n<p>Nah, sekarang elo sudah paham kan kalau ramalan zodiak itu belum tentu benar dan akurat? Jadi kalau tiba-tiba elo membaca prediksi atau ramalan di internet, jangan langsung percaya, ya!<\/p>\n\n\n\n<p>Elo bisa baca lebih lengkap seputar sejarah zodiak serta alasan kenapa astrologi dan zodiak nggak dipercaya oleh ilmuwan dengan mengikuti seri Serba-serbi Zodiak, lho! Yuk, baca penjelasan lengkapnya!<\/p>\n\n\n\n<p><strong>Serba-serbi Zodiak:<\/strong><\/p>\n\n\n\n<p><strong>Bagian 1:<\/strong><a href=\"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/apa-itu-zodiak\" target=\"_blank\" rel=\"noreferrer noopener\"><strong> Apa Itu Zodiak? Sejarah dari Masa ke Masa<\/strong><\/a><\/p>\n\n\n\n<p><strong>Bagian 2:<\/strong><a href=\"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/astronomi-dan-astrologi\" target=\"_blank\" rel=\"noreferrer noopener\"><strong> Astronomi dan Astrologi, Serupa Tapi Tak Sama<\/strong><\/a><\/p>\n\n\n\n<p><strong>Bagian 3:<\/strong><a href=\"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/percaya-zodiak\" target=\"_blank\" rel=\"noreferrer noopener\"><strong> Ini Alasannya Ilmuwan Nggak Percaya Zodiak<\/strong><\/a><\/p>\n\n\n\n<p><strong>Bagian 4:<\/strong><a href=\"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/hormon-tiroksin\" target=\"_blank\" rel=\"noreferrer noopener\"><strong> Elo Percaya Ramalan Zodiak? Kena Barnum Effect, Nih!<\/strong><\/a><\/p>\n\n\n<p><iframe loading=\"lazy\" width=\"560\" height=\"315\" src=\"https:\/\/www.youtube.com\/embed\/uzlM3ts6n-0\" title=\"YouTube video player\" frameborder=\"0\" allow=\"accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture\" allowfullscreen=\"\"><\/iframe><\/p>\n\n\n\n<p>Referensi:<\/p>\n\n\n\n<ul><li>Barnum Effect &#8211; Britannica (2016)<\/li><li>P.T. Barnum &#8211; Britannica (2021)<\/li><li>The Fallacy of Personal Validation: A Classroom Demonstration of Gullibility &#8211; Bertram R. Forer (1949)<\/li><li>Consistency And Agreement In The Judgment Of Rorschach Signs &#8211; Bertram R. Forer, N. L. Farberow, M. M. Meter, R. S. Tolman (1952)<\/li><li>Personal Validation And The Person &#8211; Bertram R. Forer (1968)<\/li><\/ul>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"<p>Meskipun sudah banyak ilmuwan yang mengatakan kalau ramalan zodiak itu nggak akurat, kok masih banyak orang yang percaya, ya? Ternyata ada penjelasannya kok, Sobat Zenius. Para ahli psikologi menyebut fenomena&#8230;<\/p>\n","protected":false},"author":143,"featured_media":53250,"comment_status":"open","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":[],"categories":[1741,4345],"tags":[4452],"_links":{"self":[{"href":"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/53248"}],"collection":[{"href":"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-json\/wp\/v2\/posts"}],"about":[{"href":"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-json\/wp\/v2\/types\/post"}],"author":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-json\/wp\/v2\/users\/143"}],"replies":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-json\/wp\/v2\/comments?post=53248"}],"version-history":[{"count":4,"href":"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/53248\/revisions"}],"predecessor-version":[{"id":54350,"href":"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/53248\/revisions\/54350"}],"wp:featuredmedia":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-json\/wp\/v2\/media\/53250"}],"wp:attachment":[{"href":"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-json\/wp\/v2\/media?parent=53248"}],"wp:term":[{"taxonomy":"category","embeddable":true,"href":"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-json\/wp\/v2\/categories?post=53248"},{"taxonomy":"post_tag","embeddable":true,"href":"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-json\/wp\/v2\/tags?post=53248"}],"curies":[{"name":"wp","href":"https:\/\/api.w.org\/{rel}","templated":true}]}}