{"id":3863,"date":"2014-04-23T14:00:47","date_gmt":"2014-04-23T07:00:47","guid":{"rendered":"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/?p=3863"},"modified":"2022-02-09T10:57:18","modified_gmt":"2022-02-09T03:57:18","slug":"duluan-ayam-atau-telur","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/duluan-ayam-atau-telur","title":{"rendered":"Mana yang Duluan, Ayam atau Telur?"},"content":{"rendered":"<p style=\"border-width: 0px 0px 1px; border-style: none none solid; border-color: transparent transparent #dedede; padding: 1em; font-size: 15px; background-color: #b9dae9;\">Pertanyaan klasik “Duluan ayam atau telur?” dijawab tuntas dengan penjelasan ilmiah yang mudah dimengerti.<\/p>\n<p>Mungkin salah satu pertanyaan yang paling klasik di dunia ini adalah :<\/p>\n<h4 style=\"text-align: center;\">“Mana yang duluan, ayam atau telur?”<\/h4>\n<p>Ada yang tahu jawabannya? Kalo ayam, kenapa? Kalo telur, kenapa? Atau mungkin <em>lo<\/em> mikir kalo pertanyaan ini terlalu gak penting buat dijawab?<i><br \/>\n<\/i><\/p>\n<p>Sekilas pertanyaan ini emang terkesan sepele dan gak penting, tapi sebetulnya PROSES untuk menjawabnya pertanyaan ini, kita perlu menggali pengetahuan sains yang cukup mendalam <em>lho<\/em>..<\/p>\n<p><!--more--><\/p>\n<p>Mungkin <em>lo<\/em> heran, kenapa sejak dari zamannya filsuf Yunani seperti Aristoteles dan Plato, sampe abad 21 sekarang, pertanyaan yang terkesan sepele ini masih banyak dibicarakan dan diperdebatkan. Emang apa <em>sih<\/em> pentingnya mana yang duluan ayam atau telur? Sebetulnya ada pesan tersirat yang amat penting dari pertanyaan ini. Bagi filsuf kuno, pertanyaan ini adalah pertanyaan filosofis yang sangat dalam tentang teka-teki darimana datangnya jagat raya ini. Jika segala yang mereka lihat ini terjadi dari proses materi yang terjadi sebelumnya, lalu bagaimana dengan proses yang terjadi sebelumnya, dan sebelumnya, dan seterusnya…<\/p>\n<p>Teka-teki filosofis itu kemudian dianalogikan menjadi teka-teki ayam atau telur.<\/p>\n<h4 style=\"text-align: center;\"><i>\u00a0\u201cKalo misalnya ayam menetas dari telur, telurnya datang dari mana? Berarti harus ada ayam sebelumnya dong yang menetaskan telur itu? Tapi ayam itu pasti menetas dari telur juga kan? Jadi mana yang duluan dong?\u201d<\/i><\/h4>\n<p><a href=\"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2014\/04\/ayam-atau-telur.jpg\"><img decoding=\"async\" loading=\"lazy\" class=\"size-full wp-image-3880 aligncenter\" src=\"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2014\/04\/ayam-atau-telur.jpg\" alt=\"ayam atau telur\" width=\"244\" height=\"244\" data-wp-pid=\"3880\" srcset=\"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2014\/04\/ayam-atau-telur.jpg 244w, https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2014\/04\/ayam-atau-telur-150x150.jpg 150w, https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2014\/04\/ayam-atau-telur-144x144.jpg 144w\" sizes=\"(max-width: 244px) 100vw, 244px\" title=\"\"><\/a><\/p>\n<p>Pada zaman sekarang ini, masih banyak orang yang berpikir bahwa pertanyaan ini masih menjadi teka-teki besar kehidupan yang belum terpecahkan. Malah ada yang tenggelam ke debat kusir filosofisnya. Tapi sebenarnya, melalui metode saintifiknya, sains sudah mampu menjawab pertanyaan ini <em>lho.<\/em> Cuma mungkin banyak aja orang yang males baca jurnal sains dan masih mengandalkan pertanyaan ini dalam berargumen filosofis..<\/p>\n<div id=\"ez-toc-container\" class=\"ez-toc-v2_0_25_1 counter-hierarchy ez-toc-grey\">\n<div class=\"ez-toc-title-container\">\n<p class=\"ez-toc-title\">Daftar Isi<\/p>\n<span class=\"ez-toc-title-toggle\"><a class=\"ez-toc-pull-right ez-toc-btn ez-toc-btn-xs ez-toc-btn-default ez-toc-toggle\" style=\"display: none;\"><label for=\"item\" aria-label=\"Table of Content\"><i class=\"ez-toc-glyphicon ez-toc-icon-toggle\"><\/i><\/label><input type=\"checkbox\" id=\"item\"><\/a><\/span><\/div>\n<nav><ul class=\"ez-toc-list ez-toc-list-level-1\"><li class=\"ez-toc-page-1 ez-toc-heading-level-2\"><a class=\"ez-toc-link ez-toc-heading-1\" href=\"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/duluan-ayam-atau-telur\/#Jadi_jawabannya_dari_pandangan_sains_gimana\" title=\"Jadi, jawabannya dari pandangan sains gimana?\">Jadi, jawabannya dari pandangan sains gimana?<\/a><\/li><li class=\"ez-toc-page-1 ez-toc-heading-level-2\"><a class=\"ez-toc-link ez-toc-heading-2\" href=\"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/duluan-ayam-atau-telur\/#Jadi_dari_mana_datangnya_ayam_pertama_yang_menghasilkan_protein_ovocleidin-17\" title=\"Jadi, dari mana datangnya ayam pertama yang menghasilkan protein ovocleidin-17 ?\">Jadi, dari mana datangnya ayam pertama yang menghasilkan protein ovocleidin-17 ?<\/a><\/li><li class=\"ez-toc-page-1 ez-toc-heading-level-2\"><a class=\"ez-toc-link ez-toc-heading-3\" href=\"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/duluan-ayam-atau-telur\/#Gimana_lebih_detailnya_evolusi_bisa_menjelaskan_teka-teki_ayam_atau_telur\" title=\"Gimana lebih detailnya evolusi bisa menjelaskan teka-teki ayam atau telur?\">Gimana lebih detailnya evolusi bisa menjelaskan teka-teki ayam atau telur?<\/a><\/li><li class=\"ez-toc-page-1 ez-toc-heading-level-2\"><a class=\"ez-toc-link ez-toc-heading-4\" href=\"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/duluan-ayam-atau-telur\/#-CATATAN_EDITOR\" title=\"\u2014CATATAN EDITOR\u2014\">\u2014CATATAN EDITOR\u2014<\/a><\/li><\/ul><\/nav><\/div>\n<h2><span class=\"ez-toc-section\" id=\"Jadi_jawabannya_dari_pandangan_sains_gimana\"><\/span>Jadi, jawabannya dari pandangan sains gimana?<span class=\"ez-toc-section-end\"><\/span><\/h2>\n<p>Sebuah <a href=\"http:\/\/www2.warwick.ac.uk\/newsandevents\/pressreleases\/researchers_apply_computing\" rel=\"nofollow noopener\" target=\"_blank\">penelitian pada tahun 2010<\/a> menunjukkan bahwa protein yang esensial untuk pembentukan cangkang telur ayam (ovocleidin-17) hanya eksklusif ditemukan di ovarium ayam. Protein ini dibutuhkan untuk pembentukan cangkang telur ayam. Tanpa protein ini, cangkang telur ga bisa dibentuk. Jadi, secara teknis, tanpa ada ayam, kita nggak bisa punya telur ayam. Sampai di sini, sekilas jawaban dari teka-teki ini: ayam.<\/p>\n<h3><strong><i>Case closed? Not yet. FAR FROM THAT..<\/i><\/strong><\/h3>\n<p>Kalo ditanya: Mana yang duluan, ayam atau telur ayam? Penemuan tentang protein ovocleidin-17 itu emang seolah-olah bisa menjawab pertanyaan khusus ini, yaitu Ayam.<\/p>\n<p>Tapi, dengan begitu, tetap aja jadi ada pertanyaan lagi. Protein ovocleidin-17 harus datang dari sesuatu <em>dong<\/em>. Tapi dari mana? Si ayam pertama yang menghasilkan protein ovocleidin-17 datang dari mana? Inilah yang akan terjadi kalo kita coba mau mulai menelusuri sesuatu, dari satu pertanyaan sederhana, bisa muncul pertanyaan-pertanyaan penting lainnya.<\/p>\n<h2><span class=\"ez-toc-section\" id=\"Jadi_dari_mana_datangnya_ayam_pertama_yang_menghasilkan_protein_ovocleidin-17\"><\/span>Jadi, dari mana datangnya ayam pertama yang menghasilkan protein ovocleidin-17 ?<span class=\"ez-toc-section-end\"><\/span><\/h2>\n<p><em>Nah<\/em>, untuk pertanyaan yang satu ini, evolusi hadir memberikan perspektif yang betul-betul mencerahkan.<\/p>\n<p>Secara sederhana, teori evolusi itu bisa dirumuskan seperti<\/p>\n<h3 style=\"text-align: center;\"><strong>EVOLUSI = SELEKSI ALAM + MUTASI<\/strong><\/h3>\n<p>Dalam proses reproduksi, ketika 2 organisme melakukan perkawinan, mereka akan menurunkan informasi genetiknya (pejantan melalui sel sperma dan betina melalui sel telur) dalam bentuk DNA. Sel sperma bertemu dengan sel telur, fertilisasi terjadi, terbentuklah zigot. Zigot ini mengandung kombinasi genetik kedua induknya. Zigot kemudian terus membelah (secara mitosis). Selama pembelahan terjadi, DNA melakukan replikasi.<\/p>\n<p>Jadi intinya keturunan berikutnya merupakan kombinasi replika kode DNA dari kedua induknya.. <em>So,<\/em> gimana ciri-ciri bentuk fisik yang terlihat (fenotipte) maupun genotipe (yang nggak terlihat) dalam diri lo sekarang HAMPIR SELALU merupakan hasil replika gabungan dari gen ayah dan ibu <em>lo<\/em>, baik yang bersifat resesif maupun dominan.<\/p>\n<p>Lho, kok ‘hampir selalu’? Soalnya gini, replikasi DNA ini ga selalu 100% pasti akurat, (istilahnya mesin fotokopi juga kan bisa aja ngaco) begitu juga dengan reproduksi, ada saatnya terjadi penyimpangan dalam proses replika DNA. Fenomena ini disebut dengan <strong>Mutasi<\/strong>. Mutasi akan menimbulkan perubahan minor di organisme keturunan baru tadi.. dimana perubahan ini terkadang menguntungkan organisme itu untuk bisa lebih bertahan dalam kondisi lingkungan ketimbang organisme sebelumnya, disitulah terjadi seleksi alam.. Dan ketika spesies yang telah bermutasi itu jadi lebih mendominasi populasi yang baru dalam jangka waktu yang panjang dan proses yang bertahap, itulah yang disebut dengan <strong>Evolusi<\/strong>.<\/p>\n<p>Nah balik lagi ke ayam. Ayam, sebagai suatu spesies, menjadi ayam modern yang kita kenal sekarang melalui proses evolusi yang\u00a0<strong>panjang, lambat, dan bertahap<\/strong>.<\/p>\n<p>Buat lebih jelasnya tentang Evolusi dan Mutasi, sebaiknya <em>lo<\/em> coba nonton video Zenius yang menjelaskan 2 hal ini dengan udah sangat lengkap dan detail<\/p>\n<h4 style=\"text-align: center;\">>><a title=\"evolusi video zenius\" href=\"https:\/\/www.zenius.net\/lp\/cg379\/evolusi\">Video Teori tentang Konsep Evolusi<\/a><<<\/h4>\n<h4 style=\"text-align: center;\">>><a title=\"mutasi video teori\" href=\"https:\/\/www.zenius.net\/lp\/c2425\/mutasi-teori\">Video Teori tentang Konsep Mutasi<\/a><<<\/h4>\n<p>Oke lanjut lagi, sebetulnya mutasi yang terjadi pada satu garis generasi mungkin ga akan kentara keliatan perubahannya. Namun, bayangkan hal ini terjadi selama ribuan generasi. Mutasi DNA minor selama ribuan generasi akhirnya \u201ccukup\u201d untuk menciptakan spesies baru (<i>speciation<\/i>).\u00a0Berarti ayam pertama yang menghasilkan protein ovocleidin-17 adalah hasil mutasi dari spesies ayam sebelumnya!\u00a0<strong>Dari situlah kita bisa lihat bahwa pemahaman akan hukum mendasar Evolusi ini bisa menjelaskan teka-teki ayam atau telur ini dengan menyeluruh!<\/strong><\/p>\n<h2><span class=\"ez-toc-section\" id=\"Gimana_lebih_detailnya_evolusi_bisa_menjelaskan_teka-teki_ayam_atau_telur\"><\/span>Gimana lebih detailnya evolusi bisa menjelaskan teka-teki ayam atau telur?<span class=\"ez-toc-section-end\"><\/span><\/h2>\n<p>Jadi ceritanya, berjuta tahun lalu, ada spesies yang nantinya akan berevolusi jadi ayam (moyang ayam), supaya gampang kita sebut saja Proto-Ayam. Dalam jangka waktu yang lama, Proto-Ayam berkembang biak dan menghasilkan populasi spesies proto-ayam sebagaimana spesies lain yang kita lihat zaman sekarang. Proses itu berjalan berkesinambungan sampai suatu ketika mutasi terjadi, dan mutasi itu kembali tereplika terus dalam proses yang lama dan bertahap. <em>Nah<\/em>, karena adanya akumulasi dari mutasi genetik selama ribuan generasi, akhirnya perkawinan sesama Ayam-Proto menghasilkan telur yang mengandung spesies yang kita sebut “ayam” untuk pertama kalinya. Spesies ayam pertama inilah yang bisa kita katakan secara saintifik sebagai spesies yang menetaskan telur ayam untuk pertama kalinya.<\/p>\n<p><a href=\"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2014\/04\/Evolusi-Ayam.png\"><img decoding=\"async\" loading=\"lazy\" class=\"alignnone size-full wp-image-3876\" src=\"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2014\/04\/Evolusi-Ayam.png\" alt=\"Evolusi Ayam\" width=\"606\" height=\"455\" data-wp-pid=\"3876\" srcset=\"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2014\/04\/Evolusi-Ayam.png 606w, https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2014\/04\/Evolusi-Ayam-300x225.png 300w\" sizes=\"(max-width: 606px) 100vw, 606px\" title=\"\"><\/a><\/p>\n<p>Dengan adanya pemahaman evolusi seperti ini, akhirnya kita menemukan jawabannya. Secara definitif, spesies pertama yang menghasilkan\u00a0protein ovocleidin-17 belum bisa kita sebut “Ayam”, tapi masih “Proto-Ayam”. Sedangkan spesies pertama yang lahir dari telur yang mengandung protein ovocleidin-17 baru kita bisa sebut sebagai <strong>AYAM<\/strong>.<\/p>\n<p>Jadi mana yang duluan, ayam atau telur? Jawabannya adalah <strong>TELUR !<\/strong><\/p>\n<p style=\"text-align: center;\">***<\/p>\n<p style=\"text-align: left;\"><em>Nah,<\/em> sebelumnya mungkin <em>lo<\/em> nggak nyangka kalo pertanyaan yang sekilas terkesan konyol dan nggak penting ini menuntut pengetahuan yang mendalam tentang evolusi dan sains. Tapi memang begitulah manusia, selalu tergelitik dengan pertanyaan sederhana, dan sebetulnya kita juga bisa memaknai proses menjawab pertanyaan tersebut sebagai suatu langkah kritis untuk memproyeksikan apa yang sesungguhnya terjadi di alam ini.<\/p>\n<p style=\"text-align: left;\"><em>Nah<\/em>, sekarang dengan <em>lo<\/em> mengetahui proses bagaimana kita bisa menggali jawaban dari pertanyaan apapun dari sudut pandang sains.. Sebetulnya kita juga bisa melakukan hal yang sama untuk banyak pertanyaan lain, asalkan kita bisa fokus menggalinya dengan metode saintifik yang tepat. Salam Kritis!<\/p>\n<address>\u00a0Referensi :<\/address>\n<address><a title=\"http:\/\/www.youtube.com\/watch?v=1a8pI65emDE\" href=\"http:\/\/www.youtube.com\/watch?v=1a8pI65emDE\" target=\"_blank\" rel=\"nofollow noopener\">http:\/\/www.youtube.com\/watch?v=1a8pI65emDE<\/a><\/address>\n<address><a title=\"http:\/\/www.popsci.com\/science\/article\/2013-02\/fyi-which-came-first-chicken-or-egg\" href=\"http:\/\/www.popsci.com\/science\/article\/2013-02\/fyi-which-came-first-chicken-or-egg\" target=\"_blank\" rel=\"nofollow noopener\">http:\/\/www.popsci.com\/science\/article\/2013-02\/fyi-which-came-first-chicken-or-egg<\/a><\/address>\n<address><a title=\"http:\/\/science.howstuffworks.com\/life\/genetic\/question85.htm\" href=\"http:\/\/science.howstuffworks.com\/life\/genetic\/question85.htm\" target=\"_blank\" rel=\"nofollow noopener\">http:\/\/science.howstuffworks.com\/life\/genetic\/question85.htm<\/a><\/address>\n<address><a title=\"http:\/\/www.plosgenetics.org\/article\/info%3Adoi%2F10.1371%2Fjournal.pgen.1000010\" href=\"http:\/\/www.plosgenetics.org\/article\/info%3Adoi%2F10.1371%2Fjournal.pgen.1000010\" target=\"_blank\" rel=\"nofollow noopener\">http:\/\/www.plosgenetics.org\/article\/info%3Adoi%2F10.1371%2Fjournal.pgen.1000010<\/a><\/address>\n<div class=\"blog\">\n<h2 style=\"text-align: center;\"><span class=\"ez-toc-section\" id=\"-CATATAN_EDITOR\"><\/span><b>\u2014CATATAN EDITOR\u2014<\/b><span class=\"ez-toc-section-end\"><\/span><\/h2>\n<p><i>Kalo ada di antara lo semua yang pengen ngobrol sama Fanny, bisa langsung aja tinggalin comment di bawah artikel ini. Tetap jaga supaya diskusi berjalan sehat dan saling hargai pendapat setiap orang, Okei?<\/i><\/p>\n<p>Atau bisa juga nih baca juga tulisan-tulisan keren lainnya:<\/p>\n<p><a href=\"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/hari-lebaran-idul-fitri-hilal-penanggalan-syawal-hijriah\" target=\"_blank\" rel=\"noopener\">Kenapa Setiap Tahun Hari Idul Fitri Selalu Berbeda?<\/a><br \/>\n<a href=\"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/sejarah-jakarta-ulang-tahun-kota\" target=\"_blank\" rel=\"noopener\">Ultah Jakarta 22 Juni, Yakin Nih?<\/a><\/p>\n<\/div>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"<p>Pertanyaan klasik “Duluan ayam atau telur?” dijawab tuntas dengan penjelasan ilmiah yang mudah dimengerti. Mungkin salah satu pertanyaan yang paling klasik di dunia ini adalah : “Mana yang duluan, ayam…<\/p>\n","protected":false},"author":22,"featured_media":3876,"comment_status":"open","ping_status":"open","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":[],"categories":[138,1058],"tags":[326],"_links":{"self":[{"href":"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/3863"}],"collection":[{"href":"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-json\/wp\/v2\/posts"}],"about":[{"href":"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-json\/wp\/v2\/types\/post"}],"author":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-json\/wp\/v2\/users\/22"}],"replies":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-json\/wp\/v2\/comments?post=3863"}],"version-history":[{"count":30,"href":"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/3863\/revisions"}],"predecessor-version":[{"id":50665,"href":"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/3863\/revisions\/50665"}],"wp:featuredmedia":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-json\/wp\/v2\/media\/3876"}],"wp:attachment":[{"href":"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-json\/wp\/v2\/media?parent=3863"}],"wp:term":[{"taxonomy":"category","embeddable":true,"href":"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-json\/wp\/v2\/categories?post=3863"},{"taxonomy":"post_tag","embeddable":true,"href":"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-json\/wp\/v2\/tags?post=3863"}],"curies":[{"name":"wp","href":"https:\/\/api.w.org\/{rel}","templated":true}]}}