{"id":25146,"date":"2021-01-09T16:27:01","date_gmt":"2021-01-09T09:27:01","guid":{"rendered":"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/?p=25146"},"modified":"2022-02-09T11:46:51","modified_gmt":"2022-02-09T04:46:51","slug":"hewan-hasil-perkawinan-silang-yuk","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/hewan-hasil-perkawinan-silang-yuk","title":{"rendered":"Berkenalan dengan Hewan Hasil Perkawinan Silang, Yuk!"},"content":{"rendered":"<p style=\"border-width: 0px 0px 1px; border-style: none none solid; border-color: transparent transparent #dedede; padding: 1em; font-size: 15px; background-color: #b9dae9;\"><span style=\"font-weight: 400;\">Artikel ini akan membahas tentang seluk beluk perkawinan silang pada hewan, mulai dari pengertian perkawinan silang, aturan perkawinan silang, hingga contoh hewan hasil perkawinan silang.<\/span><\/p>\n<figure id=\"attachment_25147\" aria-describedby=\"caption-attachment-25147\" style=\"width: 800px\" class=\"wp-caption aligncenter\"><a href=\"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2021\/01\/beefmagazine.png\"><img decoding=\"async\" loading=\"lazy\" class=\"size-full wp-image-25147\" src=\"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2021\/01\/beefmagazine.png\" alt=\"Contoh hasil perkawinan silang pada hewan\" width=\"800\" height=\"415\" srcset=\"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2021\/01\/beefmagazine.png 800w, https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2021\/01\/beefmagazine-300x156.png 300w, https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2021\/01\/beefmagazine-768x398.png 768w, https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2021\/01\/beefmagazine-771x400.png 771w\" sizes=\"(max-width: 800px) 100vw, 800px\" title=\"\"><\/a><figcaption id=\"caption-attachment-25147\" class=\"wp-caption-text\">Salah satu contoh hewan hasil perkawinan silang (sumber gambar: beefmagazine.com)<\/figcaption><\/figure>\n<p><span style=\"font-weight: 400;\">Pernahkah kamu melihat hewan yang mirip dengan dua spesies sekaligus? Itu merupakan hewan hasil perkawinan silang. Contohnya kucing Savannah, ayam Broiler, sapi Santa Gertrudis, dan bebek Brati atau Tongki. Tentu, persilangan tersebut tidak semata-mata hanya untuk memunculkan hewan dengan spesies baru, melainkan ada tujuan lain seperti meningkatkan produktivitasnya. <\/span><i><span style=\"font-weight: 400;\">Nah<\/span><\/i><span style=\"font-weight: 400;\">, di sini kita akan membahas tentang perkawinan silang pada hewan. <\/span><i><span style=\"font-weight: 400;\">Udah gak <\/span><\/i><span style=\"font-weight: 400;\">sabar? <\/span><i><span style=\"font-weight: 400;\">Yuk<\/span><\/i><span style=\"font-weight: 400;\">, langsung <\/span><i><span style=\"font-weight: 400;\">aja<\/span><\/i> <i><span style=\"font-weight: 400;\">scroll<\/span><\/i><span style=\"font-weight: 400;\"> ke bawah untuk baca penjelasannya!<\/span><\/p>\n<h1><b>Apa Itu Perkawinan Silang?<\/b><\/h1>\n<p><span style=\"font-weight: 400;\">Perkawinan silang adalah <strong>suatu kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan populasi secara genetik ke arah tertentu<\/strong>. Jadi, ada tujuan tertentu untuk menghasilkan keturunan sesuai dengan harapan. Dalam ilmu pemuliaan ternak, dikenal dua macam teknik persilangan, yaitu persilangan <\/span><strong>antar individu yang berkerabat (<i>inbreeding<\/i>)<\/strong><span style=\"font-weight: 400;\"> dan <\/span><strong>persilangan antar individu yang tidak berkerabat (<i>outbreeding<\/i>)<\/strong><span style=\"font-weight: 400;\">. Kalau <\/span><i><span style=\"font-weight: 400;\">inbreeding<\/span><\/i> <i><span style=\"font-weight: 400;\">sih udah <\/span><\/i><span style=\"font-weight: 400;\">biasa ya, <\/span><i><span style=\"font-weight: 400;\">guys<\/span><\/i><span style=\"font-weight: 400;\">. Seringnya persilangan ini terjadi pada peternakan tradisional dan industri pembibitan. Bahasa simpelnya <\/span><i><span style=\"font-weight: 400;\">sih<\/span><\/i><span style=\"font-weight: 400;\">, pernikahan antar saudara.<\/span><\/p>\n<p><i><span style=\"font-weight: 400;\">Nah<\/span><\/i><span style=\"font-weight: 400;\">, kalau contoh yang tadi kita bahas di awal seperti sapi Santa Gertrudis dan kucing Savannah merupakan hasil perkawinan silang dengan teknik <\/span><i><span style=\"font-weight: 400;\">outbreeding<\/span><\/i><span style=\"font-weight: 400;\">. Perkawinan ini bisa terjadi pada hewan sebangsa atau antar bangsa. Ada tiga jenis persilangan <\/span><i><span style=\"font-weight: 400;\">outbreeding<\/span><\/i><span style=\"font-weight: 400;\">, yaitu <\/span><i><span style=\"font-weight: 400;\">cross breeding, outcrossing, <\/span><\/i><span style=\"font-weight: 400;\">dan <\/span><i><span style=\"font-weight: 400;\">grading up.<\/span><\/i><\/p>\n<h4><b>Biak Silang (<\/b><b><i>Cross Breeding<\/i><\/b><b>)<\/b><\/h4>\n<p><i><span style=\"font-weight: 400;\">Cross breeding<\/span><\/i><span style=\"font-weight: 400;\"> adalah <\/span><strong>teknik persilangan antar hewan yang tidak sebangsa<\/strong><span style=\"font-weight: 400;\">. Simpelnya <\/span><i><span style=\"font-weight: 400;\">gini deh<\/span><\/i><span style=\"font-weight: 400;\">, kita sebagai bangsa Indonesia menikah dengan bangsa Eropa. <\/span><i><span style=\"font-weight: 400;\">Kebayang \u2018kan <\/span><\/i><span style=\"font-weight: 400;\">keturunan kita bakal seperti apa? Haha. Hewan juga begitu, tujuan dilakukannya perkawinan antar bangsa itu untuk menghasilkan keturunan yang memiliki sifat-sifat baik, seperti produksi daging yang tinggi dan postur tubuh besar. Selain itu juga bertujuan untuk memanfaatkan keunggulan ternak dalam keadaan <\/span><a href=\"https:\/\/en.wikipedia.org\/wiki\/Heterosis\" rel=\"nofollow noopener\" target=\"_blank\"><i><span style=\"font-weight: 400;\">hybrid vigor<\/span><\/i><\/a><span style=\"font-weight: 400;\">. Kurang lebih begitu pengertian dari <\/span><i><span style=\"font-weight: 400;\">crossbreeding<\/span><\/i><span style=\"font-weight: 400;\"> ya, <\/span><i><span style=\"font-weight: 400;\">guys<\/span><\/i><span style=\"font-weight: 400;\">.<\/span><\/p>\n<p><span style=\"font-weight: 400;\">Contohnya adalah sapi Santa Gertrudis yang merupakan hasil perkawinan silang antara sapi Brahman dengan sapi Shorthorn.<\/span><\/p>\n<h4><b>Biak Silang Luar (<\/b><b><i>Out Crossing<\/i><\/b><b>)<\/b><\/h4>\n<p><span style=\"font-weight: 400;\">Jangan terbalik antara teknik <\/span><i><span style=\"font-weight: 400;\">out crossing<\/span><\/i><span style=\"font-weight: 400;\"> dengan <\/span><i><span style=\"font-weight: 400;\">inbreeding<\/span><\/i><span style=\"font-weight: 400;\"> ya, <\/span><i><span style=\"font-weight: 400;\">guys<\/span><\/i><span style=\"font-weight: 400;\">. <\/span><i><span style=\"font-weight: 400;\">Out crossing<\/span><\/i><span style=\"font-weight: 400;\"> merupakan <\/span><strong>persilangan antara ternak sebangsa, tapi mereka tidak punya hubungan kekerabatan<\/strong><span style=\"font-weight: 400;\">. Kalau <\/span><i><span style=\"font-weight: 400;\">inbreeding<\/span><\/i><span style=\"font-weight: 400;\"> itu dia sebangsa dan sedarah <\/span><i><span style=\"font-weight: 400;\">gitu<\/span><\/i><span style=\"font-weight: 400;\">, misalnya suku Jawa menikah dengan suku Jawa juga, tapi bukan saudara atau tidak ada hubungan kekerabatan. Tujuannya untuk apa <\/span><i><span style=\"font-weight: 400;\">sih<\/span><\/i><span style=\"font-weight: 400;\">? Tentu saja untuk menjaga kemurnian bangsa tertentu tanpa melakukan <\/span><i><span style=\"font-weight: 400;\">inbreeding<\/span><\/i><span style=\"font-weight: 400;\">.<\/span><\/p>\n<p><span style=\"font-weight: 400;\">Contoh pada hewannya yaitu sapi betina Brahman disilangkan dengan sapi pejantan Brahman.<\/span><\/p>\n<h4><b>Biak Tingkat (<\/b><b><i>Grading Up<\/i><\/b><b>)<\/b><\/h4>\n<p><i><span style=\"font-weight: 400;\">Grading up <\/span><\/i><span style=\"font-weight: 400;\">merupakan <\/span><strong>persilangan balik yang dilakukan secara terus menerus terhadap bangsa tertentu<\/strong><span style=\"font-weight: 400;\">. <\/span><i><span style=\"font-weight: 400;\">Aduh,<\/span><\/i><span style=\"font-weight: 400;\"> aku bingung kak, maksudnya apa ya? Simpelnya gini, ada pejantan bangsa A, disilangkan dengan betina bangsa B. Lahir anak (F1), si F1 ini disilangkan lagi dengan pejantan dari bangsa A. Lahirlah F2, kemudian disilangkan lagi dengan pejantan dari bangsa A. Begitu seterusnya. Kamu bisa lihat bagan di bawah ini:<\/span><\/p>\n<figure id=\"attachment_25149\" aria-describedby=\"caption-attachment-25149\" style=\"width: 461px\" class=\"wp-caption aligncenter\"><a href=\"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2021\/01\/grading-up.png\"><img decoding=\"async\" loading=\"lazy\" class=\"size-full wp-image-25149\" src=\"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2021\/01\/grading-up.png\" alt=\"persilangan grading up\" width=\"461\" height=\"338\" srcset=\"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2021\/01\/grading-up.png 461w, https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2021\/01\/grading-up-300x220.png 300w\" sizes=\"(max-width: 461px) 100vw, 461px\" title=\"\"><\/a><figcaption id=\"caption-attachment-25149\" class=\"wp-caption-text\">Perkawinan silang dengan teknik grading up<\/figcaption><\/figure>\n<p><span style=\"font-weight: 400;\">Contoh hewan yang dihasilkan dari teknik ini adalah sapi PO atau proses ongolisasi yang dilakukan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk memperbaiki ternak dengan produktivitas rendah.<\/span><\/p>\n<h1><b>Alasan Melakukan Perkawinan Silang<\/b><\/h1>\n<p><span style=\"font-weight: 400;\">Ada berbagai alasan manusia melakukan perkawinan silang pada hewan. Tujuannya juga bisa berbeda-beda, tergantung permintaan konsumen. Misalnya, memelihara sapi perah tentu untuk dimanfaatkan susunya, sehingga dilakukan pemuliaan ternak atau persilangan agar menghasilkan keturunan dengan produksi susu tinggi. Lain halnya dengan sapi potong, tujuan melakukan persilangan bagi sapi potong adalah menghasilkan daging yang tinggi dan berkualitas. Pada ayam juga dibutuhkan untuk menghasilkan keturunan dengan produksi daging atau telur yang tinggi. Alasan melakukan perkawinan silang antara lain, sbb:<\/span><\/p>\n<ul>\n<li style=\"font-weight: 400;\"><span style=\"font-weight: 400;\">Melestarikan sifat-sifat yang diinginkan<\/span><\/li>\n<li style=\"font-weight: 400;\"><span style=\"font-weight: 400;\">Mempertahankan keunggulan individu ternak<\/span><\/li>\n<li style=\"font-weight: 400;\"><span style=\"font-weight: 400;\">Memperoleh produktivitas yang tinggi<\/span><\/li>\n<li style=\"font-weight: 400;\"><span style=\"font-weight: 400;\">Substitusi sifat-sifat yang diinginkan<\/span><\/li>\n<li style=\"font-weight: 400;\"><span style=\"font-weight: 400;\">Memperbaiki sifat kesehatan dan kesuburan ternak<\/span><\/li>\n<\/ul>\n<h1><b>Aturan Perkawinan Silang<\/b><\/h1>\n<p><span style=\"font-weight: 400;\">Dalam melakukan perkawinan silang juga ada aturannya<\/span><i><span style=\"font-weight: 400;\"> lho, guys<\/span><\/i><span style=\"font-weight: 400;\">. Kira-kira ada aturan apa <\/span><i><span style=\"font-weight: 400;\">aja sih<\/span><\/i><span style=\"font-weight: 400;\">? Langsung <\/span><i><span style=\"font-weight: 400;\">scroll <\/span><\/i><span style=\"font-weight: 400;\">ke bawah <\/span><i><span style=\"font-weight: 400;\">aja yuk!<\/span><\/i><\/p>\n<h4><b>Perhatikan Tujuan dan Teknis Persilangannya<\/b><\/h4>\n<p><span style=\"font-weight: 400;\">Untuk aturan perkawinan silang sendiri, kamu harus mengacu terlebih dahulu kepada teknis-teknis atau tujuan dari persilangannya. Kalau kamu mau melakukan teknik <\/span><i><span style=\"font-weight: 400;\">grading up<\/span><\/i><span style=\"font-weight: 400;\"> tentu saja aturannya harus disilang balikkan keturunan dengan bangsa dari pejantan murninya. Kalau kamu mau melakukan teknik <\/span><i><span style=\"font-weight: 400;\">cross breeding<\/span><\/i><span style=\"font-weight: 400;\">, tentu saja kamu harus menyilangkannya dengan bangsa lain. Jadi, pertama harus diketahui dulu tujuan persilangannya untuk apa ya, <\/span><i><span style=\"font-weight: 400;\">guys<\/span><\/i><span style=\"font-weight: 400;\">.<\/span><\/p>\n<h4><b>Tidak Boleh Melakukan Perkawinan Silang Antar Genus yang Berbeda<\/b><\/h4>\n<p><span style=\"font-weight: 400;\">Selain itu, perkawinan silang tidak boleh dilakukan antar genus yang berbeda. Misalnya<\/span><a href=\"https:\/\/www.halalmui.org\/mui14\/main\/detail\/betulkah-khanzarof-hasil-persilangan-babi-dan-domba\" rel=\"nofollow noopener\" target=\"_blank\"> <span style=\"font-weight: 400;\">babi disilangkan dengan domba<\/span><\/a><span style=\"font-weight: 400;\">. Sampai saat ini belum ada penelitian yang berhasil dalam melakukan perkawinan antar genus. Selain karena genetiknya yang berbeda, anatomi tubuhnya pun berbeda. Seperti tadi contoh babi disilangkan dengan domba, babi termasuk dalam genus <\/span><i><span style=\"font-weight: 400;\">Sus<\/span><\/i><span style=\"font-weight: 400;\"> dan ternak monogastrik, sedangkan domba termasuk genus <\/span><i><span style=\"font-weight: 400;\">Ovis<\/span><\/i><span style=\"font-weight: 400;\"> dan merupakan ternak ruminansia.<\/span><\/p>\n<p><i><span style=\"font-weight: 400;\">Nah, <\/span><\/i><span style=\"font-weight: 400;\">kalau hasil perkawinan silang antara spesies yang berbeda (bukan genus ya) itu ada, disebut sebagai hewan hibrida. Contohnya seperti bebek Brati atau Tongki yang merupakan persilangan antar spesies unggas, yaitu bebek jantan dengan entok betina. Tapi, kamu perlu <\/span><i><span style=\"font-weight: 400;\">tau<\/span><\/i><span style=\"font-weight: 400;\"> juga <\/span><i><span style=\"font-weight: 400;\">nih<\/span><\/i><span style=\"font-weight: 400;\">, kalau persilangan antar spesies ini biasanya menghasilkan keturunan yang steril, dengan kata lain tidak bisa mempunyai keturunan. Karena keturunannya steril, jadi teknik perkawinan silang antar spesies ini biasanya dilakukan pada hewan langka dengan tujuan untuk peliharaan. Kalau tujuan komersial <\/span><i><span style=\"font-weight: 400;\">udah <\/span><\/i><span style=\"font-weight: 400;\">pasti berat ya, <\/span><i><span style=\"font-weight: 400;\">guys<\/span><\/i><span style=\"font-weight: 400;\">.<\/span><\/p>\n<h4><b>Perhatikan Kesejahteraan Hewan (Animal Welfare)<\/b><\/h4>\n<p><span style=\"font-weight: 400;\">Aturan lainnya yaitu dengan memperhatikan kesejahteraan ternak (<\/span><i><span style=\"font-weight: 400;\">animal welfare<\/span><\/i><span style=\"font-weight: 400;\">). Masalah <\/span><i><span style=\"font-weight: 400;\">animal welfare<\/span><\/i><span style=\"font-weight: 400;\"> harus sangat diperhatikan dan diterapkan termasuk dalam sistem persilangan ini. Sudah ada kesepakatan internasional juga mengenai hal ini, sehingga wajib dipatuhi oleh para pelaksana <\/span><i><span style=\"font-weight: 400;\">breeding<\/span><\/i><span style=\"font-weight: 400;\">. Ketika akan menyilangkan bangsa sapi A dengan bangsa sapi B, harus diperhatikan juga kesejahteraan ternaknya. Jangan sampai mengawinkan pejantan dengan tubuh besar (misalnya belgian blue) dengan betina yang kecil (misalnya sapi madura). Ini tentu merupakan pelanggaran etik, karena akan ada banyak isu moral negatif di dalamnya, seperti perkawinan yang tidak seimbang dapat menyebabkan sulitnya proses kelahiran (<\/span><i><span style=\"font-weight: 400;\">dystocia<\/span><\/i><span style=\"font-weight: 400;\">), pertumbuhan keturunan yang tidak normal, dan masih banyak lagi. Itu jelas merugikan ternak sekaligus peternaknya.<\/span><\/p>\n<h4><b>Penurunan Populasi (Depopulasi)<\/b><\/h4>\n<p><span style=\"font-weight: 400;\">Tujuan dari dilakukannya perkawinan silang adalah untuk meningkatkan populasi. <\/span><i><span style=\"font-weight: 400;\">Nah<\/span><\/i><span style=\"font-weight: 400;\">, kalau ternyata ada yang melakukan persilangan dengan tujuan untuk suatu perlakuan seperti dipotong, dipindahkan ke tempat lain, atau kematian. Tentu saja populasi dapat semakin berkurang atau<\/span><a href=\"https:\/\/pb-ispi.org\/belgian-blue-di-persimpangan\/\" rel=\"nofollow noopener\" target=\"_blank\"> <span style=\"font-weight: 400;\">depopulasi<\/span><\/a><span style=\"font-weight: 400;\">. Misalnya dilakukan persilangan untuk menghasilkan keturunan yang memiliki tingkat kesuburan rendah, persilangan antar ternak yang memiliki banyak kekurangan atau sesama genetik rendah. <\/span><i><span style=\"font-weight: 400;\">Kebayang \u2018kan <\/span><\/i><span style=\"font-weight: 400;\">hal tersebut bisa semakin mengurangi populasi?<\/span><\/p>\n<h1><b>Contoh Hewan Hasil Perkawinan Silang<\/b><\/h1>\n<p><span style=\"font-weight: 400;\">Setelah tadi kita singgung secara singkat contoh-contoh hewan hasil persilangannya, sekarang kita bahas secara detail. Berikut beberapa hewan hasil persilangan:<\/span><\/p>\n<figure id=\"attachment_25148\" aria-describedby=\"caption-attachment-25148\" style=\"width: 800px\" class=\"wp-caption aligncenter\"><a href=\"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2021\/01\/santa.png\"><img decoding=\"async\" loading=\"lazy\" class=\"size-full wp-image-25148\" src=\"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2021\/01\/santa.png\" alt=\"Hasil perkawinan silang sapi gertrudis\" width=\"800\" height=\"451\" srcset=\"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2021\/01\/santa.png 800w, https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2021\/01\/santa-300x169.png 300w, https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2021\/01\/santa-768x433.png 768w, https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2021\/01\/santa-710x400.png 710w\" sizes=\"(max-width: 800px) 100vw, 800px\" title=\"\"><\/a><figcaption id=\"caption-attachment-25148\" class=\"wp-caption-text\">Sapi Santa Gertrudis merupakan hasil cross breeding (sumber gambar: santagertrudis.com)<\/figcaption><\/figure>\n<h4><b>Sapi Santa Gertrudis<\/b><\/h4>\n<p><span style=\"font-weight: 400;\">Sapi yang dikembangkan pertama kali di Texas ini merupakan hasil perkawinan silang (<\/span><i><span style=\"font-weight: 400;\">crossbreeding<\/span><\/i><span style=\"font-weight: 400;\">) antara sapi pejantan Brahman dengan sapi betina Shorthorn. Sapi Santa Gertrudis mulai masuk ke Indonesia sejak tahun 1973. Tujuan dilakukannya persilangan ini untuk menghasilkan keturunan dengan produksi daging yang tinggi dan berkualitas. Ciri-ciri sapi jenis ini yaitu memiliki tubuh yang lebih rata dibandingkan dengan tetuanya (Brahman), postur tubuhnya besar dan padat, tubuhnya berwarna coklat kemerahan dengan tekstur halus, bentuk muka lurus, memiliki lipatan kulit di leher, dan punuk yang kecil cenderung rata. Santa Gertrudis ini memiliki karakter yang baik dalam beradaptasi, produktivitasnya tetap bisa baik meskipun dalam kondisi pakan yang minim. Selain itu, Santa Gertrudis memiliki tubuh yang tahan terhadap gigitan serangga. Tingkat kesuburan betinanya juga terkenal tinggi, <\/span><i><span style=\"font-weight: 400;\">lho guys<\/span><\/i><span style=\"font-weight: 400;\">.<\/span><\/p>\n<h4><b>Bebek Brati atau Tongki<\/b><\/h4>\n<p><span style=\"font-weight: 400;\">Bebek Brati atau Tongki merupakan hewan hasil persilangan antara bebek jantan dengan entok betina. <em>Yap<\/em>, Tongki merupakan hewan hibrida, karena hasil perkawinan silang antar dua spesies unggas yang berbeda. Tongki mudah ditemukan di peternakan yang memelihara bebek dan entok dalam satu tempat\/kandang. Sehingga, rentan terjadinya perkawinan silang seperti ini.<\/span><\/p>\n<p><i><span style=\"font-weight: 400;\">Nah<\/span><\/i><span style=\"font-weight: 400;\">, seperti yang sudah disinggung di atas mengenai hewan hibrida bahwa keturunannya steril. Maka, tongki juga termasuk hewan yang steril alias mandul, <\/span><i><span style=\"font-weight: 400;\">guys<\/span><\/i><span style=\"font-weight: 400;\">. Sekalipun kamu pernah menemukan bahwa tongki ini bertelur, tetapi telurnya tetap tidak bisa menetas, ya karena sifatnya yang steril itu.<\/span><\/p>\n<p>Kalau kamu tertarik untuk belajar lebih jauh tentang perkawinan silang, tonton video berikut ini,\u00a0<em>yuk<\/em>!<\/p>\n<div class=\"media-wrapper\"><iframe loading=\"lazy\" title=\"CBSE Class 12 Biology || Animal Breeding\" width=\"1250\" height=\"938\" src=\"https:\/\/www.youtube.com\/embed\/0X69m5Pqr6I?feature=oembed&enablejsapi=1&origin=https:\/\/www.zenius.net\" frameborder=\"0\" allow=\"accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture\" allowfullscreen><\/iframe><\/div>\n<p><span style=\"font-weight: 400;\">Itu dia penjelasan mengenai perkawinan silang pada hewan. Kira-kira kamu bisa menyebutkan contoh hewan hasil perkawinan silang lainnya <\/span><i><span style=\"font-weight: 400;\">gak, guys<\/span><\/i><span style=\"font-weight: 400;\">? Kalau ada, langsung komen di bawah ya! Semoga penjelasan di atas bisa bermanfaat bagimu dan memberikan <\/span><i><span style=\"font-weight: 400;\">insight<\/span><\/i><span style=\"font-weight: 400;\"> baru bagimu. <\/span><i><span style=\"font-weight: 400;\">Have a nice day!<\/span><\/i><\/p>\n<h1><b>Baca Juga Artikel Lainnya<\/b><\/h1>\n<h4><a href=\"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/kenapa-warna-telur-berbeda-beda\" target=\"_blank\" rel=\"noopener\"><span style=\"font-weight: 400;\"><strong>Kenapa Warna Telur Berbeda-beda?<\/strong><\/span><\/a><\/h4>\n<h4><strong><a href=\"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/manfaat-musik-bagi-sapi\" target=\"_blank\" rel=\"noopener\">Musik Bisa Meningkatkan Produktivitas Susu Sapi Perah<\/a><\/strong><\/h4>\n<h4><strong><a href=\"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/perlindungan-konservasi-satwa-hewan\" target=\"_blank\" rel=\"noopener\">Kenapa Harus Repot Melindungi Hewan Langka?<\/a><\/strong><\/h4>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"<p>Artikel ini akan membahas tentang seluk beluk perkawinan silang pada hewan, mulai dari pengertian perkawinan silang, aturan perkawinan silang, hingga contoh hewan hasil perkawinan silang. Pernahkah kamu melihat hewan yang…<\/p>\n","protected":false},"author":94,"featured_media":0,"comment_status":"open","ping_status":"open","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":[],"categories":[138],"tags":[],"_links":{"self":[{"href":"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/25146"}],"collection":[{"href":"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-json\/wp\/v2\/posts"}],"about":[{"href":"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-json\/wp\/v2\/types\/post"}],"author":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-json\/wp\/v2\/users\/94"}],"replies":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-json\/wp\/v2\/comments?post=25146"}],"version-history":[{"count":5,"href":"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/25146\/revisions"}],"predecessor-version":[{"id":50709,"href":"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/25146\/revisions\/50709"}],"wp:attachment":[{"href":"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-json\/wp\/v2\/media?parent=25146"}],"wp:term":[{"taxonomy":"category","embeddable":true,"href":"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-json\/wp\/v2\/categories?post=25146"},{"taxonomy":"post_tag","embeddable":true,"href":"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-json\/wp\/v2\/tags?post=25146"}],"curies":[{"name":"wp","href":"https:\/\/api.w.org\/{rel}","templated":true}]}}