{"id":14435,"date":"2022-07-30T00:28:00","date_gmt":"2022-07-29T17:28:00","guid":{"rendered":"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/?p=14435"},"modified":"2022-07-30T01:03:06","modified_gmt":"2022-07-29T18:03:06","slug":"untuk-apa-belajar-sejarah","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/untuk-apa-belajar-sejarah","title":{"rendered":"Pola-Pola Sejarah dan Manfaat Mempelajarinya &#8211; Materi Sejarah Kelas 10"},"content":{"rendered":"\n<p>Halo Sobat Zenius! Di artikel kali ini gue bakal menjelaskan alasan mengapa Sejarah itu sangat penting untuk kita pelajari.\u00a0<\/p>\n\n\n\n<p>Khususnya kalo elo masih punya pemikiran seperti ini:&nbsp;<\/p>\n\n\n\n<p><strong><em>Apa sih pentingnya belajar Sejarah? Nggak ada gunanya itu menghafal nama-nama tokoh dan tahun. Sejarah itu kan sudah berlalu, lupain saja. Lebih baik kita fokus ke masa depan.<\/em><\/strong><\/p>\n\n\n\n<p>Nah, untuk menjawab pertanyaan ini,&nbsp;gue&nbsp;minta&nbsp;lo&nbsp;semua lupakan dulu sejarah dalam konteks sebagai mata pelajaran di sekolah, lupakan nilai ulangan sejarah, lupakan dunia akademis.&nbsp;<\/p>\n\n\n\n<p>Mari kita sama-sama mengupas apa pentingnya belajar Sejarah dan manfaatnya dalam kehidupan kita di masa sekarang.&nbsp;<\/p>\n\n\n\n<p>Dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, gue mau mengajak elo untuk&nbsp;menelusuri&nbsp;dari sisi sebaliknya:<\/p>\n\n\n\n<p><strong><em>Emang apa jadinya sih kalo kita&nbsp;ga belajar sejarah? Apa sih konsekuensinya kalo masyarakat gak belajar dari sejarah?<\/em><\/strong><\/p>\n\n\n\n<p>Untuk mengulas hal ini, izinkan gue untuk&nbsp;menceritakan 3 pola&nbsp;dalam sejarah peradaban manusia yang terus berulang selama ribuan tahun.&nbsp;Maksudnya pola itu gimana ya?&nbsp;<\/p>\n\n\n\n<p>Jadi begini, selama mendalami sejarah peradaban manusia, para ahli seringkali melihat pola peristiwa yang terus berulang kali muncul karena penyebab yang sama.&nbsp;<\/p>\n\n\n\n<p>Pola semacam ini sudah terjadi selama ribuan tahun\u00a0bahkan sepanjang riwayat peradaban manusia. Penasaran apa sih pola sejarah yang seringkali muncul? Sebetulnya ada banyak sekali, tapi kali ini gue mau cerita 3 pola yang paling menarik:<\/p>\n\n\n\n<h2 class=\"wp-block-heading\"><strong>Pola Sejarah 1: Penguasa Terkuat Selalu yang Paling Toleran<\/strong><\/h2>\n\n\n\n<p>Dalam sejarah peradaban manusia, kita bisa menelusuri siapa penguasa terkuat pada zamannya. Contohnya adalah sebagai berikut:<\/p>\n\n\n\n<ul><li>Dinasti&nbsp;Achaemenid (550 SM- 330 SM) di Persia,<\/li><li>Kekaisaran Romawi (50 SM- 300 M),&nbsp;<\/li><li>Dinasti Tang (600 \u2013 900 M) di Tiongkok,&nbsp;<\/li><li>Kekhalifahan Ottoman (abad 16-17) di Turki,&nbsp;<\/li><li>Kerajaan Inggris pada zaman Ratu Victoria (abad 18-19),<\/li><li>Dan kini Amerika Serikat di zaman modern (1991-sekarang)<\/li><\/ul>\n\n\n\n<p>Semua kerajaan\/negara\/peradaban yang&nbsp;disebut barusan bisa dikatakan sebagai penguasa terkuat pada zamannya.<\/p>\n\n\n\n<p>Kalo kita ngeliat daftar para penguasa terkuat ini, biasanya pertanyaan yang seringkali muncul adalah:&nbsp;<\/p>\n\n\n\n<ul><li>Apa yang membuat mereka bisa menjadi penguasa terkuat?&nbsp;<\/li><li>Bagaimana mereka bisa memiliki sistem pertahanan yang kokoh dari serangan musuh?&nbsp;<\/li><li>Bagaimana caranya mereka bisa menguasai ekonomi dan perdagangan?<\/li><li>Bagaimana mereka bisa memiliki pengetahuan &amp; teknologi tercanggih di zamannya?&nbsp;<\/li><li>Mengapa mereka bisa jauh lebih maju dan melampaui peradaban lain pada zamannya?&nbsp;<\/li><\/ul>\n\n\n\n<p>Jawabannya bisa jadi panjang banget untuk masing-masing kasus, tapi&nbsp;ada&nbsp;satu pola yang selalu ditemukan di antara para penguasa terkuat di zaman mereka masing-masing:&nbsp;<\/p>\n\n\n\n<p class=\"has-text-align-center\"><strong>Mereka yang menjadi penguesa terkuat di zamannya, SELALU merupakan&nbsp;peradaban\/negara\/kerajaan yang paling TOLERAN.<\/strong><\/p>\n\n\n\n<p>Inilah salah satu\u00a0pola dalam sejarah yang terus terulang berkali-kali dari zaman ke zaman. Gak percaya? Yuk kita telusuri satu per satu.<\/p>\n\n\n\n<h3 class=\"wp-block-heading\"><strong>1. Kerajaan Persia Dinasti&nbsp;Achaemenid |&nbsp;(550 SM- 330 SM)<\/strong><\/h3>\n\n\n\n<p>Ratusan tahun sebelum masehi, ketika sebagian besar kekuasaan di Timur Tengah memiliki budaya \u201cpenaklukan\u201d,\u00a0Persia di bawah dinasti Achaemenid\u00a0keluar sebagai penguasa terkuat di zamannya dengan menguasai\u00a0wilayah seluas kira-kira 8 juta km\u00b2. Seberapa luas tuh?\u00a0<\/p>\n\n\n\n<p>Itu bisa dibilang sekitar 4 kali lipat lebih luas dari luas daratan Indonesia saat ini.&nbsp;Luas&nbsp;<em>buanget yak<\/em>!?<\/p>\n\n\n\n<p>Ketika bangsa-bangsa&nbsp;lain seperti&nbsp;Assyria,&nbsp;Mesir,&nbsp;Babylonia, dan lain-lain membinasakan dan memperbudak semua kota yang mereka taklukkan, Persia melakukan pendekatan yang berbeda. Penaklukan tidak lagi diartikan sebagai memperbudak, tapi perluasan wilayah.&nbsp;<\/p>\n\n\n\n<p>Rakyat jelata dari bangsa-bangsa hasil taklukan Persia tidak dianggap sebagai \u201corang asing\u201d, tapi sebagai bagian&nbsp;dari kerajaan Persia selama mereka bayar pajak dan menyediakan pasukan untuk kekaisaran Persia.&nbsp;<\/p>\n\n\n\n<p>Dengan pendekatan itu, kekaisaran Persia sukses menguasai daerah Timur Tengah yang jika mengacu pada peta dunia modern, meliputi Turki, Iraq, Iran, Mesir, Israel, Libanon, dan Syria.<\/p>\n\n\n<div class=\"wp-block-image is-style-default\">\n<figure class=\"aligncenter\"><img decoding=\"async\" loading=\"lazy\" width=\"648\" height=\"452\" src=\"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2017\/01\/Achaemenid_Empire.jpg\" alt=\"Ilustrasi wilayah kekuasaan Kekaisaran Achaemenid yang juga disebut Kekaisaran Persia Pertama (dok: Wikipedia)\" class=\"wp-image-14557\" srcset=\"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2017\/01\/Achaemenid_Empire.jpg 648w, https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2017\/01\/Achaemenid_Empire-300x209.jpg 300w\" sizes=\"(max-width: 648px) 100vw, 648px\" title=\"\"><figcaption>Ilustrasi wilayah kekuasaan Kekaisaran Achaemenid yang juga disebut Kekaisaran Persia Pertama (dok: Wikipedia)<\/figcaption><\/figure><\/div>\n\n\n<h3 class=\"wp-block-heading\"><strong>2. Republik &amp; Kekaisaran Romawi | 45\u00a0SM &#8211; 325 M<\/strong><\/h3>\n\n\n\n<p>Sejarah republik &amp; kekaisaran Romawi sebetulnya berumur ribuan tahun. Namun gue coba persempit pada masa puncak kejayaan mereka dari era&nbsp;Julius Caesar&nbsp;sampai&nbsp;Kaisar Konstantin&nbsp;(45 SM \u2013 325 M). Pada linimasa itu, Romawi adalah kekuatan negara\/kerajaan terkuat di dunia.<\/p>\n\n\n\n<p>Salah satu yang menjadi corak Romawi dibandingkan suku-suku bar-bar di sekitarnya adalah tingkat TOLERANSI-nya terhadap orang asing. Bagi penguasa daerah-daerah yang ditaklukkan (Baca=orang asing), Romawi menawarkan status sebagai \u201cwarga negara Roma\u201d.&nbsp;<\/p>\n\n\n\n<p>Para penguasa lokal hasil taklukan Romawi ini bahkan memiliki kesempatan untuk memiliki karir politik di Roma, dari menjadi senator, jendral, bahkan menjadi Kaisar Romawi.<\/p>\n\n\n<div class=\"wp-block-image is-style-default\">\n<figure class=\"aligncenter\"><img decoding=\"async\" loading=\"lazy\" width=\"692\" height=\"423\" src=\"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2017\/01\/2015-10-09-1444414293-4246321-romanempire.jpg\" alt=\"Wilayah kekuasaan kekaisaran Roma (dok: Wikipedia)\" class=\"wp-image-14562\" srcset=\"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2017\/01\/2015-10-09-1444414293-4246321-romanempire.jpg 692w, https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2017\/01\/2015-10-09-1444414293-4246321-romanempire-300x183.jpg 300w\" sizes=\"(max-width: 692px) 100vw, 692px\" title=\"\"><figcaption>Wilayah kekuasaan kekaisaran Roma (dok: Wikipedia)<\/figcaption><\/figure><\/div>\n\n\n<p>Kekuatan Roma mulai menurun di tahun 200an Masehi, saat agama Kristen mulai menyebar ke seluruh penjurunya. Mula-mula banyak kaisar Romawi tidak mau mentoleransi lahirnya agama \u201cbaru\u201d ini.\u00a0<\/p>\n\n\n\n<p>Pengikut agama Kristen didiskriminasi secara sosial, bahkan seringkali terjadi kasus penganiayaan.&nbsp;Sampai tiba saat dimana Konstantin Agung menjadi Kaisar Romawi sekaligus Kaisar Romawi pertama yang beragama Kristen.<\/p>\n\n\n\n<p>Setelah menjadi Kaisar, Konstantin&nbsp;membuat gebrakan dengan mengumumkan bahwa agama Kristen menjadi&nbsp;satu-satunya agama yang diakui oleh Romawi! Dengan adanya pengalihan agama yang diakui negara tersebut, pergeseran horizontal antar rakyat Romawi yang menganut Kristen dan Non-Kristen (Pagan) terjadi di mana-mana.<\/p>\n\n\n<div class=\"wp-block-image wp-image-14601 size-full is-style-default\">\n<figure class=\"aligncenter\"><img decoding=\"async\" loading=\"lazy\" width=\"250\" height=\"339\" src=\"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2017\/01\/Nicaea_icon.jpg\" alt=\"Ilustrasi Kaisar Konstantin (tengah) dalam konsili Nicea 1 sebagai langkah besar dominasi agama Kristen di Roma (dok. Wikipedia)\" class=\"wp-image-14601\" srcset=\"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2017\/01\/Nicaea_icon.jpg 250w, https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2017\/01\/Nicaea_icon-221x300.jpg 221w\" sizes=\"(max-width: 250px) 100vw, 250px\" title=\"\"><figcaption>Ilustrasi Kaisar Konstantin (tengah) dalam konsili Nicea 1 sebagai langkah besar dominasi agama Kristen di Roma (dok. Wikipedia)<\/figcaption><\/figure><\/div>\n\n\n<p>Akibatnya selama puluhan tahun, kekaisaran Romawi tercabik-cabik oleh konflik internal dalam negara antara masyarakat Kristen melawan non-Kristen (Pagan), termasuk juga konflik internal di antara berbagai aliran\u00a0Kristen sendiri.\u00a0<\/p>\n\n\n\n<p>Konflik ini memakan korban jiwa dan kemerosotan ekonomi yang sangat tajam. Kekaisaran Romawi yang sudah ringkih akibat konflik internal dalam masyarakatnya, akhirnya mudah sekali dikalahkan oleh diserang oleh suku-suku barbar sampai akhirnya runtuh tahun 476 yang ditandai&nbsp;kekalahan Kaisar&nbsp;Romulus Augustus oleh&nbsp;Goth Odoacer dari Jerman.<\/p>\n\n\n\n<h3 class=\"wp-block-heading\"><strong>3. Tiongkok Dinasti Tang | abad 7-10 Masehi<\/strong><\/h3>\n\n\n\n<p>Berikutnya ada Dinasti Tang. Dari sekian banyak dinasti dari Tiongkok, cuma Dinasti Tang yang bisa dianggap sebagai penguasa terkuat di dunia di zamannya! Keunikan dinasti Tang adalah: penguasanya TIDAK murni orang Han\/Tionghoa, tapi memiliki darah Turki.\u00a0<\/p>\n\n\n\n<p>Sebab pendiri dinasti Tang sebelum menjadi kaisar adalah jendral yang menjaga perbatasan Tiongkok dengan daerah Asia Tengah yang dipenuhi suku-suku keturunan Turki.<\/p>\n\n\n\n<p>Dinasti Tang ini unik sekali, tidak seperti dinasti-dinasti di Tiongkok sebelumnya yang merasa&nbsp;<em>\u201cPokoknya Tiongkok&nbsp;adalah pusat peradaban dunia, semua bangsa lain adalah orang biadab!\u201d,&nbsp;<\/em>dinasti Tang&nbsp;sangat terbuka pada lintas budaya &amp; bertukar ilmu pengetahuan dengan orang asing.&nbsp;<\/p>\n\n\n\n<p>Di era dinasti Tang, orang-orang asing memenuhi ibukota, bahkan tidak aneh jika kita melihat&nbsp;warisan sejarah dinasti Tang yang menggambarkan orang-orang lokal Tiongkok yang berdandan seperti orang Arab, Persia, Vietnam, dan lain-lain.&nbsp;<\/p>\n\n\n\n<p>Di sisi lain, pasukan militer dinasti Tang menjadi begitu kuat karena dikombinasikan dengan kavaleri (pasukan berkuda) Turki yang tangguh.<\/p>\n\n\n\n<figure class=\"wp-block-image aligncenter wp-image-14602 size-full is-style-default\"><img decoding=\"async\" loading=\"lazy\" width=\"200\" height=\"330\" src=\"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2017\/01\/tang.jpg\" alt=\"Kebudayaan dinasti Tang yang menggambarkan hubungan erat dengan masyarakat Asia tengah dengan perdagangan jalur Sutera (dok: Wikipedia)\n\" class=\"wp-image-14602\" srcset=\"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2017\/01\/tang.jpg 200w, https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2017\/01\/tang-182x300.jpg 182w\" sizes=\"(max-width: 200px) 100vw, 200px\" title=\"\"><figcaption>Kebudayaan dinasti Tang yang menggambarkan hubungan erat dengan masyarakat Asia tengah dengan perdagangan jalur Sutera (dok: Wikipedia)<br><\/figcaption><\/figure>\n\n\n\n<p>Lalu apa yang menyebabkan ambruknya Kekaisaran Tang? Singkatnya, hal itu dipicu oleh&nbsp;pemberontakan&nbsp;Jenderal An Lushan&nbsp;yang merupakan seorang jendral keturunan Persia. Kendati Dinasti Tang berhasil mengalahkan pemberontak ini, tetapi perang melawan An Lushan membuat persepsi orang-orang Tiongkok&nbsp;berubah dalam memandang orang-orang \u201casing\u201d yang bukan merupakan keturunan lokal.&nbsp;<\/p>\n\n\n\n<p>Intoleransi merebak di mana-mana,\u00a0orang-orang yang dinilai keturunan \u201corang asing\u201d diusir dari kota-kota besar.\u00a0Terjadi pelarangan terhadap budaya asing seperti baju, kesenian, dan lain-lain. Akibatnya, sektor\u00a0perdagangan\u00a0&amp; ekonomi lumpuh. Akhirnya, lagi-lagi pola yang sama terjadi, perang saudara menggerogoti dinasti Tang hingga runtuh di tahun 900-an.<\/p>\n\n\n\n<h3 class=\"wp-block-heading\"><strong>4. Kekhalifahan Ottoman | abad 16-17 Masehi<\/strong><\/h3>\n\n\n\n<p>Kekhalifahan Ottoman pada abad 16-17 juga sempat menjadi penguasa terkuat di dunia. Bisa elo tebak apa yang menjadi ciri khas yang mendasari kekuatan besar negara ini? Yak, lagi-lagi toleransi yang besar.\u00a0<\/p>\n\n\n\n<p>Pada era kejayaannya, Ottoman berhasil menjadi negara yang menekan tingkat diskriminasi sosial! Praktisnya, tidak ada diskriminasi agama maupun suku dalam tatanan sosial masyarakat Ottoman.<\/p>\n\n\n\n<p>Semua orang dari latar belakang suku atau agama manapun, memiliki kesempatan untuk menjadi pemimpin politik maupun berbisnis dengan siapapun.&nbsp;Di sisi lain, kekhalifahan Ottoman juga membuka pertukaran ilmu pengetahuan dengan peradaban di Eropa yang sudah mulai maju menuju ke tahap&nbsp;<em>Enlightenment era<\/em>.<\/p>\n\n\n\n<figure class=\"wp-block-image aligncenter is-style-default\"><img decoding=\"async\" loading=\"lazy\" width=\"563\" height=\"449\" src=\"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2017\/01\/20161014141838OttomanEmpire1683.png\" alt=\"Ilustrasi Wilayah kekuasaan Kekhalifahan Ottoman (dok: Wikipedia)\n\" class=\"wp-image-14603\" srcset=\"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2017\/01\/20161014141838OttomanEmpire1683.png 563w, https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2017\/01\/20161014141838OttomanEmpire1683-300x239.png 300w\" sizes=\"(max-width: 563px) 100vw, 563px\" title=\"\"><figcaption>Ilustrasi Wilayah kekuasaan Kekhalifahan Ottoman (dok: Wikipedia)<br><\/figcaption><\/figure>\n\n\n\n<p>Lalu apa dong yang membuat Turki Ottoman mengalami kemunduran hingga akhirnya menjadi runtuh?&nbsp;<\/p>\n\n\n\n<p>Puncak keruntuhannya bisa gue katakan pada<a href=\"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/penyebab-perang-dunia-1-i-pertama\" target=\"_blank\" rel=\"noreferrer noopener\">\u00a0saat Perang Dunia 1 yang udah sempat gue bahas di artikel Zenius sebelumnya<\/a>. Namun jauh sebelum kejatuhannya PD1, Ottoman sempat mengalami stagnasi (absennya pertumbuhan) panjang. Lho kok bisa?\u00a0<\/p>\n\n\n\n<p>Sedikit banyak stagnasi itu dipengaruhi oleh isu-isu anti-asing yang disuarakan dengan label fatwa-fatwa ulama Ottoman yang melarang masyarakatnya untuk bertukar ilmu pengetahuan dengan pihak asing di luar khalifah\/Ottoman. Akibatnya, mempelajari pengetahuan dari non-muslim menjadi hal yang tabu.&nbsp;<\/p>\n\n\n\n<p>Sementara nuansa intoleransi terhadap asing semakin merebak, bangsa-bangsa di\u00a0Eropa pada abad 17-18 justru sedang mengalami kemajuan ilmu pengetahuan yang sangat pesat.<\/p>\n\n\n\n<h3 class=\"wp-block-heading\"><strong>Contoh-contoh Peradaban\/Kerajaan\/Negara Terkuat Lainnya<\/strong><\/h3>\n\n\n\n<p>Sebetulnya masih banyak contoh yang bisa dibahas. Contoh lain yang bisa kita lihat dari pola sejarah ini&nbsp;pada zaman&nbsp;Kerajaan Inggris era Victorian&nbsp;(abad 18-19).&nbsp;<\/p>\n\n\n\n<p>Pada zaman ini, Kerajaan Inggris bisa dianggap sebagai kekuatan terbesar di dunia. Relatif terhadap negara-negara lain, Inggris bisa dianggap sebagai negara yang paling menjunjung tinggi kemanusiaan.&nbsp;<\/p>\n\n\n\n<p>Hal ini ditandai dengan kebijakan mereka yang anti-perbudakan. Di saat perbudakan terhadap warna kulit tertentu (orang asing=budak) marak di negara-negara Eropa bahkan Amerika, bangsa Eropa justru membebaskan para budak.&nbsp;<\/p>\n\n\n\n<p>Terlepas dari pandangan bahwa budak-budak ini adalah orang asing, Inggris adalah bangsa modern pertama yang menyatakan dengan tegas bahwa perbudakan adalah hal yang ilegal karena tidak manusiawi.<\/p>\n\n\n\n<p>Contoh lain yang bisa kita lihat adalah Amerika Serikat di zaman modern, tepatnya setelah keruntuhan Uni Soviet tahun 1991-sekarang.&nbsp;<\/p>\n\n\n\n<p>Mungkin ada sebagian kalangan yang memperdebatkan status kekuatan AS saat ini bisa dikatakan terkuat atau tidak. Namun secara umum, elo bisa&nbsp;<em>crosscheck<\/em>&nbsp;sendiri ranking negara terkuat di dunia selama 20 tahun terakhir hampir selalu dijuarai oleh AS.<\/p>\n\n\n\n<p>Terlepas dari beberapa kasus belakangan ini, sepanjang abad 20 yang lalu, Negara AS bisa dikatakan sebagai salah satu negara yang secara tegas menyatakan perlindungan terhadap&nbsp;hak-hak minoritas, kebebasan beragama, serta kesetaraan hak setiap individu dalam konstitusinya.&nbsp;<\/p>\n\n\n\n<p>Ada begitu banyak progresivitas yang dimulai oleh AS di era modern ini, seperti pemenuhan hak politik kaum pendatang, kesetaraan hak kulit berwarna, kesetaraan hak perempuan, hingga kelahiran agama-agama baru minoritas di era modern ini juga&nbsp;terjadi&nbsp;Amerika Serikat. Kapan kemunduran AS dimulai?&nbsp;<\/p>\n\n\n\n<p>Kita belum bisa memastikan tapi berdasarkan pola-pola yang terjadi sebelumnya, kita bisa menduga hal-hal seperti apa yang bisa jadi pemicu kemunduran sang negara penguasa.&nbsp;<\/p>\n\n\n\n<p>Dari beberapa&nbsp;contoh kasus&nbsp;ini gue harap&nbsp;elo&nbsp;bisa melihat&nbsp;apa yang gue maksud dengan pola dalam sejarah. Sikap toleransi biasanya menciptakan asimilasi yang positif dalam keberagaman. Pelajaran sejarah yang bisa kita tarik dari sini jelas: kalau kau mau negaramu kuat, JADILAH NEGARA TOLERAN.&nbsp;<\/p>\n\n\n\n<p>Sebaliknya, kehancuran dari peradaban yang kuat, seringkali diawali oleh menguatnya isu-isu&nbsp;intoleransi yang menggerogoti bangsa-bangsa itu dari dalam sampai akhirnya melemah dan jatuh dengan sendirinya.<\/p>\n\n\n\n<p>Jadi, sekarang gue harap pertanyaan elo tentang apa pentingnya belajar sejarah bisa cukup terjawab.\u00a0Begitu juga dengan perspektif sebaliknya: apa jadinya kalo kita tidak belajar dari sejarah?<\/p>\n\n\n\n<h2 class=\"wp-block-heading\"><strong>Pola Sejarah 2: Tidak Ada Harga yang Naik Selamanya\u00a0<\/strong><\/h2>\n\n\n\n<p>Setelah contoh sejarah politik, berikutnya kita bahas sebuah pola sejarah dalam dunia ekonomi yang tidak kalah pentingnya untuk diketahui. Apaan tuh? Nama kerennya adalah&nbsp;economic bubble&nbsp;atau gelembung ekonomi.&nbsp;<\/p>\n\n\n\n<p><em>Economic bubble<\/em>&nbsp;adalah sebuah fenomena ekonomi di mana harga suatu \u201cbarang\u201d yang&nbsp;berangsur-angsur naik terus-terusan dengan sangat cepat&nbsp;sehingga membuat banyak pelaku ekonomi berlomba-lomba untuk membeli barang tersebut, untuk kemudian dijual kembali dengan harapan mendapatkan selisih harga yang besar.<\/p>\n\n\n\n<p>Yak, harga suatu barang bisa tiba-tiba naik dan hal itu membuat banyak orang mencoba mengambil keuntungan ekonomi dengan membeli barang-barang tersebut.&nbsp;<\/p>\n\n\n\n<p>Fenomena kenaikan harga ini disebut \u201cgelembung\u201d untuk satu alasan: yang namanya GELEMBUNG ya akan naik dengan mencolok, dan pasti pecah ketika sudah tinggi.&nbsp;<\/p>\n\n\n\n<p>Yak, seperti yang&nbsp;<em>gue<\/em>&nbsp;sebut di atas, tidak ada harga yang naik selamanya. Pada suatu titik, gelembung kenaikan harga ini akan pecah, artinya harga yang melambung juga akan merosot tajam seiring dengan kejenuhan pasar.<\/p>\n\n\n\n<p>Masih belum kebayang contoh kasusnya? Biar&nbsp;<em>gue<\/em>&nbsp;kasih contoh gelembung ekonomi terbaru di Indonesia:&nbsp;fenomena batu akik di tahun 2015 yang lalu.&nbsp;Masih inget ketika tiba-tiba semua orang demam batu akik?&nbsp;<\/p>\n\n\n\n<p>Dari kalangan selebritis, pejabat sampai tukang becak&nbsp;tiba-tiba semua&nbsp;<em>ngurusin<\/em>&nbsp;batu akik!&nbsp;Harga batu akik sempat melonjak tajam, bahkan mencapai miliaran Rupiah! Namun tidak lama setelah lebaran tahun 2015, mendadak batu akik jadi tidak terlalu banyak diminati lagi, harga batu akik terjun bebas dan membuat para kolektor panik.&nbsp;<\/p>\n\n\n\n<p>Bayangkan betapa ruginya orang yang membeli batu akik sebelum lebaran seharga Rp1 miliar\u00a0lalu ketika hendak menjualnya setelah lebaran ternyata harganya sudah merosot tajam hingga hanya laku dijual Rp1 juta saja.<\/p>\n\n\n<div class=\"wp-block-image is-style-default\">\n<figure class=\"aligncenter\"><img decoding=\"async\" loading=\"lazy\" width=\"707\" height=\"371\" src=\"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2017\/01\/harga-naik.jpg\" alt=\"Contoh barang atau komoditas yang pernah mengalami economic bubble (Arsip Zenius)\" class=\"wp-image-14604\" srcset=\"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2017\/01\/harga-naik.jpg 707w, https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2017\/01\/harga-naik-300x157.jpg 300w\" sizes=\"(max-width: 707px) 100vw, 707px\" title=\"\"><figcaption>Contoh barang atau komoditas yang pernah mengalami economic bubble\u00a0(Arsip Zenius)<\/figcaption><\/figure><\/div>\n\n\n<p>Salah satu contoh lain adalah fenomena bunga tulip di Belanda sekitar tahun 1636 \u2013 1637. Harga bibit bunga tulip di Belanda saat itu sempat menyamai 10x lipat gaji tahunan seorang pengrajin professional.<\/p>\n\n\n\n<p>Namun, harga mendadak terjun bebas setelah lelang tulip di Haarlem di Februari 1637 gagal total. Setelah itu, harga tulip terus turun drastis.&nbsp;<\/p>\n\n\n\n<p>Contoh lain yang terjadi di Indonesia terjadi di sekitar tahun 2000an, saat pohon&nbsp;<em>anthurium<\/em>&nbsp;atau tanaman gelombang cinta sempat melonjak naik hingga mencapai 2 miliar Rupiah.<\/p>\n\n\n\n<p>&nbsp;Sama seperti harga bibit tulip, fenomena ini hanya muncul sesaat hingga akhirnya harga tanaman&nbsp;<em>anthurium<\/em>&nbsp;terus merosot hingga ke level ratusan ribu Rupiah.<\/p>\n\n\n\n<p>Bagi mereka yang memahami pola sejarah ekonomi,&nbsp;tidak akan larut dengan kehebohan tren sesaat semacam ini. Karena seperti pola sejarah yang lain, fenomena&nbsp;<em>economic bubble<\/em>&nbsp;ini juga sudah sering terjadi berkali-kali dalam sejarah.&nbsp;<\/p>\n\n\n\n<p>Sebetulnya ada banyak contoh&nbsp;<em>economic bubble<\/em>&nbsp;lain yang bisa dibahas, seperti&nbsp;<em>bubble<\/em>&nbsp;ikan Louhan di Indonesia tahun 2002 &amp; juga&nbsp;<em>bubble<\/em>&nbsp;kenaikan harga properti di Amerika tahun 2006, tapi rasanya ga perlu gue bahas lebih detail lagi karena sudah cukup jelas.<\/p>\n\n\n\n<p>Buat elo yang mau memahami lebih dalam bagaimana bubble<a href=\"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/sebab-penyebab-krisis-ekonomi-2008\" target=\"_blank\" rel=\"noreferrer noopener\">\u00a0kenaikan properti di Amerika menyebabkan krisis ekonomi dunia 2008 bisa lihat di artikel zenius sebelumnya<\/a>.<\/p>\n\n\n\n<p>Pada prinsipnya, semua gelembung ekonomi melewati 5 tahap sebagai berikut:<\/p>\n\n\n\n<ol><li><em>Displacement &nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp;<\/em>\u2192 munculnya kesempatan\/tren baru<\/li><li><em>Euphoria&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;<\/em> \u2192 melonjaknya harapan pada tren baru tersebut<\/li><li><em>Mania&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;<\/em> \u2192 banyak orang yang membeli dengan harga yang makin tinggi, makin tinggi<\/li><li><em>Distress&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;<\/em> \u2192 munculnya kekecewaan saat tren tersebut tampaknya mulai memudar<\/li><li><em>Revulsion<\/em>\/discredit \u2192 harga terjun bebas, gelembung pecah<\/li><\/ol>\n\n\n\n<p>Semua gelembung ekonomi, melewati 5 tahapan itu. Dari pola sejarah yang kedua sebenarnya elo udah bisa jawab kalo ada yang nanya elo pertanyaan seperti ini: Mengapa dengan belajar sejarah seseorang bisa bertindak lebih bijaksana?<\/p>\n\n\n\n<p>Karena mereka sudah memiliki informasi dari apa yang terjadi sebelumnya, contohnya tentang fenomena gelembung ekonomi ini. Intinya, kita jangan terbuai oleh tren sesaat, apalagi sampai mengeluarkan seluruh tabungan kita untuk berinvestasi pada barang\/komoditas yang harganya terus naik dengan tidak wajar.&nbsp;<\/p>\n\n\n\n<p>Ada begitu banyak orang yang jatuh bangkrut hanya karena tidak mau belajar dari pola sejarah. Sekarang apakah elo masih mempertanyakan apa pentingnya belajar sejarah?<\/p>\n\n\n\n<h1 class=\"wp-block-heading\"><strong>Pola 3: Pemerintahan dengan kontrol ekstrim, berujung pada pelanggaran HAM<\/strong><\/h1>\n\n\n\n<p>Pola ke-3 yang gue ceritakan pada artikel ini terkait dengan sejarah yang lebih dekat dengan masa kini, sejarah HAM. Pada artikel Zenius sebelumnya, Glenn sudah sempat menjelaskan\u00a0<a href=\"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/13453\/apa-itu-demokrasi-liberal-kapitalis-komunis-sosialis-fasis-anarkis-konservatif\" target=\"_blank\" rel=\"noreferrer noopener\">pengertian atau gagasan mendasar dari berbagai pandangan politik-ekonomi seperti kapitalisme, sosialisme, komunisme, demokrasi, liberalisme, dll<\/a>.\u00a0<\/p>\n\n\n\n<p>Pada dasarnya, berbagai pandangan politik ini memiliki tujuan untuk menciptakan kondisi masyarakat yang ideal, hanya saja pendekatannya berbeda. Namun jika gue&nbsp;coba sederhanakan lagi, sebetulnya berbagai pandangan politik itu adalah sebuah gambaran kondisi&nbsp;di antara 2 pandangan ekstrim politik, yaitu:<\/p>\n\n\n\n<ol><li>Full Control (Totaliter)<\/li><li>No Control<\/li><\/ol>\n\n\n\n<p>Negara dengan kontrol ekstrim (full control) atau istilah teknisnya disebut&nbsp;Totaliter&nbsp;adalah negara yg mengatur semua segi kehidupan masyarakatnya.&nbsp;<\/p>\n\n\n\n<p>Dari mulai perputaran ekonomi, aliran informasi, sistem pendidikan, pembangunan infrastruktur, bahkan hal-hal paling pribadi seperti opini pribadi terkait hal apapun juga kalo bisa mau dikontrol oleh pemerintah.&nbsp;<\/p>\n\n\n\n<p>Negara totaliter adalah negara yg menginginkan semua warganya tunduk secara mutlak terhadap perintah negara dalam setiap sendi&nbsp;kehidupan mereka. Dalam kondisi seperti itu, otomatis tidak ada kebebasan berekspresi, tidak ada kebebasan berpendapat, bahkan tidak ada privasi individu dalam sebuah negara totaliter.&nbsp;<\/p>\n\n\n\n<p>Nah, pada negara-negara&nbsp;totaliter, atau setidaknya negara yang sedang dalam proses&nbsp;mengarah pada rezim totaliter (full-control), ada 1 pola sejarah yang terus berulang: yaitu&nbsp;terjadinya pelanggaran HAM.<\/p>\n\n\n\n<p>Beberapa contoh negara yang sempat berada dalam kondisi totaliter di era modern adalah Kamboja (rezim Pol Pot),&nbsp;Uni Soviet (rezim&nbsp;Stalin), Jerman (rezim Hitler), Korea Utara (rezim dinasti Kim).&nbsp;<\/p>\n\n\n\n<p>Dari contoh-contoh tersebut, kita bisa melihat bahwa&nbsp;walaupun dari ideologi&nbsp;politik-ekonomi rezim-rezim tersebut sangat berbeda (Hitler itu berideologi fasis sementara Pol Pot &amp; Stalin berideologi sosialis-komunis).<\/p>\n\n\n\n<p>Namun ada 1 kesamaan di antara mereka yaitu sama-sama berupaya mengendalikan semua sendi\u00a0kehidupan masyarakatnya.\u00a0<\/p>\n\n\n\n<p>Yuk mari kita kupas contoh-contoh rezim di atas dengan lebih detil:<\/p>\n\n\n\n<h3 class=\"wp-block-heading\"><strong>Rezim Totaliter Stalin di Uni Soviet<\/strong><\/h3>\n\n\n\n<p>Uni Soviet adalah negara pertama yang mengusung gagasan\u00a0Karl Marx\u00a0untuk menciptakan\u00a0masyarakat komunis, dimana (dalam gagasan idealnya) tujuan akhirnya adalah terciptanya masyarakat yang setara,\u00a0tidak ada lagi\u00a0kelas sosial, dan tidak ada lagi kepemilikan pribadi.<\/p>\n\n\n\n<p>Semua orang akan mengerjakan apa yang mereka inginkan, serta&nbsp;saling memenuhi kebutuhan satu sama lain.&nbsp;<\/p>\n\n\n\n<p>Nah, untuk menciptakan kondisi masyarakat komunis, dibutuhkan sebuah \u201cfase perantara\u201d yang Marx sebut dengan&nbsp;sosialisme, dimana&nbsp;kaum pekerja akan bersatu dan mengambil alih alat-alat produksi dari para pemilik modal untuk mendayagunakan&nbsp;alat produksi untuk pemenuhan kebutuhan&nbsp;masyarakatnya.&nbsp;<\/p>\n\n\n\n<p>Dalam hal ini,&nbsp;revolusi Rusia yang dipimpin oleh Vladimir Lenin pada Oktober 1917, bisa dikatakan sebagai momentum berdirinya negara pertama yang berupaya mendirikan pemerintahan sosialis, yang bertujuan menciptakan masyarakat komunis.<\/p>\n\n\n\n<p>Namun sayangnya,&nbsp;Lenin sang pemimpin revolusi meninggal tahun 1924, tak lama setelah lahirnya Uni Soviet. Akhirnya, kepemimpinan Soviet beralih kepada seorang bernama&nbsp;Joseph Stalin.&nbsp;<\/p>\n\n\n\n<p>Tidak seperti Lenin yang membangun dengan pendekatan intelektual, Stalin itu gaya yang sangat jauh berbeda. Satu hal yang bisa gue identikkan dengan pribadi Stalin adalah sikap paranoid, dia selalu takut dan khawatir akan segala hal. Ada banyak cara menghadapi rasa takut, Stalin memilih cara\u00a0<a href=\"http:\/\/www.historyplace.com\/worldhistory\/genocide\/stalin.htm\" target=\"_blank\" rel=\"noreferrer noopener nofollow\"><em>\u201cMengontrol segalanya, membunuh semua potensi ancaman, dan memastikan semua rakyat takut dengan dirinya\u201d.<\/em><\/a><\/p>\n\n\n\n<p>Di tangan Stalin, penerapan sosialisme di Soviet menjadi semakin identik dengan rezim totaliter. Dia tidak segan-segan menyingkirkan pihak-pihak yang dianggap berbahaya bagi stabilitas negara, partai, ataupun dirinya.&nbsp;<\/p>\n\n\n\n<p>Saking paranoid nya, Stalin bahkan mengontrol ranah seni yang boleh dikerjakan oleh para seniman di Soviet, yaitu gaya \u201crealisme sosialis\u201d sebagai satu-satunya corak seni visual yang diperbolehkan.&nbsp;<\/p>\n\n\n\n<p>Apa jadinya jika ada seniman yang tidak menurut? Mereka dianggap membangkang cita-cita revolusi, dipenjara, bahkan dibunuh.<\/p>\n\n\n\n<figure class=\"wp-block-image aligncenter wp-image-14605 size-full is-style-default\"><img decoding=\"async\" loading=\"lazy\" width=\"400\" height=\"481\" src=\"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2017\/01\/tfk_gerasimow_portait_stalin_1939.jpg\" alt=\"Salah satu lukisan potret Stalin yang beraliran realisme sosialis (dok: Wikipedia)\n\" class=\"wp-image-14605\" srcset=\"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2017\/01\/tfk_gerasimow_portait_stalin_1939.jpg 400w, https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2017\/01\/tfk_gerasimow_portait_stalin_1939-249x300.jpg 249w\" sizes=\"(max-width: 400px) 100vw, 400px\" title=\"\"><figcaption>Salah satu lukisan potret Stalin yang beraliran realisme sosialis (dok: Wikipedia)<br><\/figcaption><\/figure>\n\n\n\n<p>Selain pelanggaran HAM terhadap seniman, Stalin juga&nbsp;menyita hasil panen &amp; mengisolasi seluruh desa-desa petani di Ukraina hanya karena dianggap tidak mau diatur.&nbsp;<\/p>\n\n\n\n<p>Akibatnya sangat mengerikan, 7,5 juta petani mati kelaparan karena musim dingin di tahun 1931-1933. Pembantaian kontrol penuh ini berhasil: tidak ada orang di Uni Soviet yang berani melawan Stalin.&nbsp;<\/p>\n\n\n\n<p>Pada akhirnya, Josef Stalin membunuh sekitar 60 juta manusia selama dia berkuasa. Lebih banyak dari korban jiwa Perang Dunia 2 (Sekitar 50 juta manusia).<\/p>\n\n\n\n<h3 class=\"wp-block-heading\"><strong>Rezim Totaliter Hitler di Jerman<\/strong><\/h3>\n\n\n\n<p>Tidak seperti Stalin, totalitarianisme Hitler bercorak&nbsp;politik sayap kanan fasis. Namun sama seperti Stalin, Hitler juga mengatur semua segi kehidupan rakyatnya.&nbsp;<\/p>\n\n\n\n<p>Semua warga Jerman saat itu dilarang untuk mengkritik kepemimpinan Hitler, bukan cuma secara terbuka (misalnya dengan menulis artikel di koran) tapi juga di perbincangan kehidupan sehari-hari mereka.<\/p>\n\n\n\n<p>Jadi, kalau orang Jerman di tahun 1930-an dan 1940-an bergosip menggunjingkan Hitler atau partai Nazi di warung kopi, mereka bisa terancam dipenjara! Polisi Jerman&nbsp;pada era itu bukan hanya mengejar pelaku kriminal, tapi orang yang kedapatan berbeda pendapat dengan pemerintah, juga harus diadili.<\/p>\n\n\n\n<p>Alhasil, tidak ada lagi privasi pada rezim Hitler di Jerman. Setiap tetangga kita berpotensi melaporkan kita pada polisi, yang membantah pemerintah akan berakhir di penjara atau kuburan.&nbsp;<\/p>\n\n\n\n<p>Pemerintah Nazi jadi identik dengan penjarahan, pemenjaraan, yang\u00a0<a href=\"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/biografi-adolf-hitler\" target=\"_blank\" rel=\"noreferrer noopener\">diakhiri dengan pemicu pecahnya Perang Dunia 2 hingga\u00a0pembantaian besar-besaran ras Yahudi secara sistematis dan terstruktur<\/a>.<\/p>\n\n\n\n<p>Jika ingin\u00a0menelusuri lebih detil tentang\u00a0<a href=\"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/biografi-adolf-hitler\" target=\"_blank\" rel=\"noreferrer noopener\">kehidupan Hitler hingga menjadi Fuhrer, bisa baca di sini<\/a>.<\/p>\n\n\n<div class=\"wp-block-image is-style-default\">\n<figure class=\"aligncenter\"><img decoding=\"async\" loading=\"lazy\" width=\"601\" height=\"343\" src=\"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2017\/01\/64023960_parade.jpg\" alt=\"\" class=\"wp-image-14606\" srcset=\"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2017\/01\/64023960_parade.jpg 601w, https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2017\/01\/64023960_parade-300x171.jpg 300w\" sizes=\"(max-width: 601px) 100vw, 601px\" title=\"\"><figcaption>Hitler sedang memimpin Partai Nazi (dok: Wikipedia)<br><\/figcaption><\/figure><\/div>\n\n\n<h3 class=\"wp-block-heading\"><strong>Rezim Totaliter Pol Pot di Kamboja<\/strong><\/h3>\n\n\n\n<p>Sama seperti cita-cita komunisme di Uni Soviet yang ingin mengubah negara mereka,\u00a0Pol Pot\u00a0sang pemimpin\u00a0Khmer Merah\u00a0juga bermimpi mengubah total masyarakat Kamboja.\u00a0<\/p>\n\n\n\n<p>Sesuai dengan salah satu ciri totalitarianisme, rezim kediktatoran Pol Pot juga menghapuskan privasi masyarakatnya sampai pada tahap paling pribadi.&nbsp;<\/p>\n\n\n\n<p>Tidak ada barang milik pribadi, semua benda menjadi milik negara. Warga tidak bisa memilih profesi maupun tempat mereka bekerja, semua dipilih oleh pemerintah. Pol Pot yg amat membenci budaya perkotaan (urbanisme) juga memerintahkan seluruh rakyat untuk pindah ke desa.<\/p>\n\n\n\n<p>Hal yang paling mengerikan dari rezim Pol Pot&nbsp;adalah kebenciannya terhadap kaum intelektual. Bagi Pol Pot, orang yang cerdas, terdidik, dan berpendidikan tinggi akan berpotensi membahayakan negara, oleh karena itu harus dibunuh.&nbsp;<\/p>\n\n\n\n<p>Atas dasar kebencian pada kaum intelektual, jika ditemukan seseorang yang berkacamata atau kulit tangannya halus (tanda bukan pekerja kasar), bisa jadi&nbsp;kena hukuman mati atau eksekusi di tempat. Gila banget ya?<\/p>\n\n\n\n<p>Sama seperti Stalin dan Hitler, pelanggaran HAM yang dilakukan rezim Pol Pot di Kamboja juga sangat mengerikan.&nbsp;<\/p>\n\n\n\n<p>Sejak tahun 1975-1979, diperkirakan 1,5 juta manusia atau 7\/8 dari total populasi masyarakat Kamboja menjadi korban dari eksekusi, kelaparan, penyakit menular, dan perbudakan di rezim totaliter Pol Pot.<\/p>\n\n\n\n<h3 class=\"wp-block-heading\"><strong>Rezim Totaliter&nbsp;Kim di Korea Utara<\/strong><\/h3>\n\n\n\n<p>Jika semua rezim totaliter di atas adalah sejarah masa lalu, apakah masih ada yang terjadi sampai hari ini? Yak, rezim totaliter masih ada di era modern, tepatnya di Korea Utara.&nbsp;<\/p>\n\n\n\n<p>Jangan dibayangkan kondisi Korut itu sedikit banyak mirip dengan Korea Selatan yang gemerlap dengan fashion, teknologi maju, drama K-Pop, dan semacamnya. Kondisi masyarakat di Korea Utara sangat berbeda dengan saudara serumpun mereka di selatan.<\/p>\n\n\n\n<p>Kontrol di negara&nbsp;Korea Utara&nbsp;begitu ekstrem, sampai-sampai semua rakyatnya&nbsp;diwajibkan menyembah foto pemimpin mereka setiap hari begitu bangun pagi.&nbsp;<\/p>\n\n\n\n<p>Setiap rasa syukur dan pujian, hanya boleh ditujukan&nbsp;pada pemimpin mereka yaitu keluarga garis keturunan keluarga Kim (Kim Il Sung,&nbsp;Kim Jong Il,&nbsp;Kim Jong Un).<\/p>\n\n\n\n<p>Hasil dari rezim totaliter ini serupa dengan pola-pola sebelumnya: pelanggaran HAM berat terjadi di setiap sudut negeri setiap hari, siapapun bisa disiksa dan dibunuh karena dianggap mengancam negara karena alasan-alasan sepele.&nbsp;<\/p>\n\n\n\n<p>Sampai hari ini, rakyat Korea Utara masih tidak punya privasi sama sekali, tidak ada internet, tidak ada jaringan telepon ke luar negeri, tidak ada akses keluar perbatasan tanpa seizin pemerintah, tidak ada informasi, tidak ada sumber hiburan, maupun ilmu pengetahuan dari dunia luar yang bisa dikonsumsi langsung oleh masyarakat Korea Utara.<\/p>\n\n\n\n<p>Buat elo yang penasaran, bisa juga menonton cuplikan video kesaksian dari Yeonmi Park, seorang wanita yang berhasil lolos kabur ke luar perbatasan Korea Utara.<\/p>\n\n\n\n<p class=\"has-text-align-center\"><br><iframe loading=\"lazy\" src=\"https:\/\/www.youtube.com\/embed\/ufhKWfPSQOw\" width=\"560\" height=\"315\" frameborder=\"0\" allowfullscreen=\"allowfullscreen\"><\/p>\n\n\n\n<p>Pelajaran yang bisa diambil dari sini adalah bahwa masyarakat demokratis yang buta sejarah akan dengan mudah disetir oleh media propaganda, fitnah, dan berita palsu untuk membelokkan persepsinya terhadap kepentingan kekuasaan tertentu.<\/p>\n\n\n\n<p>Nah, setelah membaca penjabaran gue di atas, gue harap elo sudah memiliki jawaban kalo ada guru di sekolah nanya kurang lebih kayak gini: Pentingkah kita mempelajari sejarah jelaskan!<\/p>\n\n\n\n<p>Jawabannya simple, sangat penting. Karena berdasarkan 3 pola sejarah di atas, kita bisa mempelajari petunjuk untuk membangun peradaban manusia di masa yang lebih baik lebih bijak, lebih cerdas, &amp; juga agar kejadian buruk di masa lalu bisa dicegah.&nbsp;<\/p>\n\n\n\n<p>Dengan belajar dari masa lalu, dan memahami penderitaan pendahulu-pendahulu kita, kakek-nenek moyang kita, kita tidak perlu mengulang kejadian yang mengenaskan itu lagi.&nbsp;<\/p>\n\n\n\n<p>Oke, segitu dulu penjelasan gue tentang alasan mengapa sejarah itu sangat penting untuk kita pelajari.\u00a0<\/p>\n\n\n\n<p>Oh iya, selain materi Sejarah, elo juga bisa loh belajar materi pelajaran lainnya bareng Zenius. Dan kalo elo gabung sekarang, elo bakalan dapet diskon hingga 80% dan berbagai fitur eksklusif lainnya. Kalau penasaran, langsung klik banner di bawah ya!<\/p>\n\n\n<div class=\"wp-block-image is-style-default\">\n<figure class=\"aligncenter size-full\"><img decoding=\"async\" loading=\"lazy\" width=\"540\" height=\"159\" src=\"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2022\/04\/SKU-BELI-PAKET-BLJR-1.webp\" alt=\"\" class=\"wp-image-73367\" srcset=\"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2022\/04\/SKU-BELI-PAKET-BLJR-1.webp 540w, https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2022\/04\/SKU-BELI-PAKET-BLJR-1-300x88.webp 300w\" sizes=\"(max-width: 540px) 100vw, 540px\" title=\"\"><\/figure><\/div>\n\n\n<p class=\"has-text-align-center\"><\/p>\n\n\n\n<p>Dan buat yang elo mau belajar materi pelajaran versi video, bisa banget langsung meluncur ke video belajar Zenius yang bisa elo akses secara GRATIS dengan klik banner di bawah ini!<\/p>\n\n\n<div class=\"wp-block-image is-style-default\">\n<figure class=\"aligncenter size-full\"><a href=\"https:\/\/www.zenius.net\/materi-belajar\/sejarah-indonesia-lp15694\/pengenalan-ilmu-sejarah-lp17159\/perkenalan-tentang-ilmu-sejarah-lu113131\/\" target=\"_blank\" rel=\"noreferrer noopener\"><img decoding=\"async\" loading=\"lazy\" width=\"540\" height=\"159\" src=\"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2022\/07\/SEJARAH-2-e1659091096639.webp\" alt=\"\" class=\"wp-image-71455\" srcset=\"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2022\/07\/SEJARAH-2-e1659091096639.webp 540w, https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2022\/07\/SEJARAH-2-e1659091096639-300x88.webp 300w\" sizes=\"(max-width: 540px) 100vw, 540px\" title=\"\"><\/a><\/figure><\/div>\n\n\n<p><\/p>\n\n\n\n<h6 class=\"wp-block-heading\"><strong><u>Sumber:<\/u><\/strong><\/h6>\n\n\n\n<ul><li>Amy Chua: <em>Day of Empire<\/em><\/li><li>Niall Ferguson: <em>The Ascent of Money <\/em><\/li><li>Samuel P. Huntington: <em>The Political Orders in Changing Societies<\/em><\/li><li><a href=\"https:\/\/en.wikipedia.org\/wiki\/Tulip_mania\" rel=\"nofollow noopener\" target=\"_blank\">https:\/\/en.wikipedia.org\/wiki\/Tulip_mania<\/a><\/li><li><a href=\"https:\/\/en.wikipedia.org\/wiki\/Mississippi_Company\" rel=\"nofollow noopener\" target=\"_blank\">https:\/\/en.wikipedia.org\/wiki\/Mississippi_Company<\/a><\/li><li><a href=\"http:\/\/www.investopedia.com\/ask\/answers\/06\/debtequityswap.asp\" rel=\"nofollow noopener\" target=\"_blank\">http:\/\/www.investopedia.com\/ask\/answers\/06\/debtequityswap.asp<\/a><\/li><li><a href=\"https:\/\/en.wikipedia.org\/wiki\/Failed_state\" rel=\"nofollow noopener\" target=\"_blank\">https:\/\/en.wikipedia.org\/wiki\/Failed_state<\/a><\/li><\/ul>\n\n\n\n<p>Originally Published:<strong>\u00a0<em>January 31, 2017<\/em><\/strong><br>Update by:\u00a0<strong><em>Sabrina Mulia Rhamadanty<\/em><\/strong><\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"<p>Halo Sobat Zenius! Di artikel kali ini gue bakal menjelaskan alasan mengapa Sejarah itu sangat penting untuk kita pelajari.\u00a0 Khususnya kalo elo masih punya pemikiran seperti ini:&nbsp; Apa sih pentingnya&#8230;<\/p>\n","protected":false},"author":30,"featured_media":74446,"comment_status":"open","ping_status":"open","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":[],"categories":[138,1057,687],"tags":[980,981,979,241],"_links":{"self":[{"href":"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/14435"}],"collection":[{"href":"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-json\/wp\/v2\/posts"}],"about":[{"href":"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-json\/wp\/v2\/types\/post"}],"author":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-json\/wp\/v2\/users\/30"}],"replies":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-json\/wp\/v2\/comments?post=14435"}],"version-history":[{"count":59,"href":"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/14435\/revisions"}],"predecessor-version":[{"id":74447,"href":"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/14435\/revisions\/74447"}],"wp:featuredmedia":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-json\/wp\/v2\/media\/74446"}],"wp:attachment":[{"href":"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-json\/wp\/v2\/media?parent=14435"}],"wp:term":[{"taxonomy":"category","embeddable":true,"href":"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-json\/wp\/v2\/categories?post=14435"},{"taxonomy":"post_tag","embeddable":true,"href":"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-json\/wp\/v2\/tags?post=14435"}],"curies":[{"name":"wp","href":"https:\/\/api.w.org\/{rel}","templated":true}]}}