{"id":10510,"date":"2015-11-27T14:13:05","date_gmt":"2015-11-27T07:13:05","guid":{"rendered":"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/?p=10510"},"modified":"2022-02-16T11:02:00","modified_gmt":"2022-02-16T04:02:00","slug":"penularan-hiv-aids","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/penularan-hiv-aids","title":{"rendered":"Pandangan yang Keliru Tentang Penularan HIV\/AIDS"},"content":{"rendered":"<p style=\"border-width: 0px 0px 1px; border-style: none none solid; border-color: transparent transparent #dedede; padding: 1em; font-size: 15px; background-color: #b9dae9;\">Berbagai miskonsepsi dan kekeliruan tentang HIV\/AIDS yang masih dipercaya banyak orang dijelaskan agar masyarakat lebih paham dengan pandemik ini.<\/p>\n<p>Selamat hari AIDS sedunia! Yap, tanggal 1 Desember ditetapkan sebagai hari AIDS sedunia oleh <a href=\"https:\/\/www.unaids.org\/en\" target=\"_blank\" rel=\"noopener nofollow\">UNAIDS<\/a> sejak tahun 1988. Ngomong-ngomong kenapa sih AIDS ini harus ada “hari peringatannya” segala? Kok kita seolah-olah harus merayakan hari karena nama suatu “penyakit”? <em>Hehehehe<\/em>… sebetulnya hari-nya tersendiri bukan dibuat untuk “dirayakan” tapi justru jadi hari peringatan yang\u00a0bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat atas pandemik AIDS sebagai salah satu ancaman yang berbahaya.<\/p>\n<p><a href=\"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2015\/11\/1-Penularan-HIV-AIDS.png\"><img decoding=\"async\" loading=\"lazy\" class=\"aligncenter size-full wp-image-20516\" src=\"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2015\/11\/1-Penularan-HIV-AIDS.png\" alt=\"\" width=\"700\" height=\"368\" title=\"\"><\/a><\/p>\n<p>HIV\/AIDS memang salah satu pandemik yang berbahaya (terutama kalo <em>lo<\/em> gak tau cara menghadapinya)\u00a0dan sudah menyebar ke berbagai belahan dunia. Sayangnya, keganasan dari pandemik ini seringkali tidak disertai dengan pemahaman yang cukup oleh masyarakat umum. Ironisnya lagi, pemahaman masyarakat terhadap pandemik ini seringkali tercampur aduk\u00a0oleh mitos-mitos, salah kaprah, sehingga masih banyak pandangan\u00a0masyarakat umum yang keliru terhadap isu ini.\u00a0Padahal, dengan memahami pandemik ini, ada banyak hal yang bisa kita lakukan untuk memerangi HIV\/AIDS dari mulai menjaga diri, mengetahui sarana penularan, mencegah penularan, melakukan tindakan yang tepat jika tertular, serta memperlakukan pengidap positif HIV dengan cara yang tepat.<\/p>\n<figure id=\"attachment_10544\" aria-describedby=\"caption-attachment-10544\" style=\"width: 650px\" class=\"wp-caption aligncenter\"><a href=\"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2015\/11\/global-hivaids-overview.jpg\"><img decoding=\"async\" loading=\"lazy\" class=\"wp-image-10544 size-full\" src=\"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2015\/11\/global-hivaids-overview.jpg\" alt=\"global-hivaids-overview\" width=\"650\" height=\"382\" srcset=\"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2015\/11\/global-hivaids-overview.jpg 650w, https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2015\/11\/global-hivaids-overview-300x176.jpg 300w\" sizes=\"(max-width: 650px) 100vw, 650px\" title=\"\"><\/a><figcaption id=\"caption-attachment-10544\" class=\"wp-caption-text\">estimasi jumlah ODHA pada tahun 2013 berdasarkan data dari UNAIDS<\/figcaption><\/figure>\n<p>Nah, pada kesempatan hari AIDS sedunia yang bertepatan pada 1 Desember 2015, gue\u00a0mau berbagi sedikit pengetahuan dan pengalaman gue\u00a0sebagai mantan aktivis gerakan HIV\/AIDS dari tahun 2010-2013. Gue khususnya akan\u00a0mengupas berbagai macam\u00a0kekeliruan umum yang sering gue\u00a0temui\u00a0seputar isu\u00a0HIV\/AIDS. Untuk melengkapi artikel ini, Zenius juga sempat menyebarkan Survei Pengetahuan Pelajar tentang HIV\/AIDS pada 28-29 November 2015 yang berhasil mengumpulkan jawaban dari 496 responden pelajar. Survei tersebut bertujuan untuk menyingkap kekeliruan yang masih eksis di kalangan pelajar. Berdasarkan hasil survei,\u00a0<em>overall,\u00a0<\/em>pengetahuan para responden pelajar udah oke kok seputar HIV\/AIDS. Cuma ada 1-2 hal aja yang perlu diluruskan.\u00a0<em>Okay<\/em>, kita mulai aja <em>yuk<\/em> pembahasannya, dimulai dari kekeliruan umum yang pertama:<\/p>\n<h1>Kekeliruan #1: HIV itu sama dengan AIDS<\/h1>\n<p>Oke, di poin pertama ini gue mau membahas tentang definisi HIV dan AIDS itu sendiri. Hal ini perlu dibahas soalnya berdasarkan pengalaman gue, ada aja orang yang masih salah kaprah tentang pengertian\u00a0HIV dan AIDS. Ada yang menganggap HIV itu sama dengan AIDS. <em>Waduhhh<\/em>, jadi itu keliru? Terus yang bener itu apa dong? <em>Yuk<\/em> kita kupas satu per satu<\/p>\n<h4>Apa itu HIV?<\/h4>\n<p><a href=\"https:\/\/www.aids.gov\/hiv-aids-basics\/hiv-aids-101\/what-is-hiv-aids\/\" target=\"_blank\" rel=\"noopener nofollow\">HIV (<em>human immunodeficiency virus, <\/em>Virus Imunodifisiensi Manusia)<\/a> adalah sebuah virus yang menyerang kekebalan tubuh manusia. Jadi, orang yang mengidap HIV adalah orang yang terinfeksi Virus Imunodifiensi Manusia (HIV).<span style=\"color: #000000;\"> Virus HIV yang masuk ke tubuh akan menyerang<em> helper T cell<\/em>\u00a0pada\u00a0manusia dan menjadikan sel tersebut sebagai sarana virus menggandakan diri. Kalian mungkin pernah dengar nama sel ini ketika kalian mempelajari Sistem Peredaran Darah dan Sistem Kekebalan Tubuh Manusia di kelas 11.\u00a0<\/span><\/p>\n<p><span style=\"color: #000000;\"><em>Helper T cell<\/em>\u00a0sederhananya adalah\u00a0salah satu jenis\u00a0sel darah putih yang berfungsi untuk memicu produksi antibodi (memori penyakit) dan sel-sel darah putih “pembunuh” yang akan membunuh patogen-patogen di dalam tubuh. Saat <em>helper T cell<\/em>\u00a0banyak yang rusak, manusia kehilangan kemampuan untuk melawan penyakit yang datang. Kenapa? Karena tubuh akan kehilangan kemampuan untuk mengidentifikasi apakah zat asing yang masuk ke\u00a0dalam tubuh kita itu kawan atau lawan (ini kaitannya ke produksi antibodi). Tubuh\u00a0juga akan kehilangan kemampuan untuk melawan zat asing yang sudah jelas bersifat merusak (ini kaitannya ke produksi sel darah putih “pembunuh”).\u00a0<\/span><\/p>\n<p>Kamu juga bisa menyimak penjelasan Fanny tentang konsep antibodi di sini:\u00a0<strong><a href=\"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/sifat-karakter-golongan-darah\" target=\"_blank\" rel=\"noopener\">Golongan darah bisa mencerminkan kepribadian manusia, masa sih?<\/a><\/strong><\/p>\n<p><a href=\"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2015\/11\/t-helper-cell.jpg\"><img decoding=\"async\" loading=\"lazy\" class=\"aligncenter wp-image-10566\" src=\"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2015\/11\/t-helper-cell.jpg\" alt=\"t helper cell\" width=\"500\" height=\"305\" srcset=\"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2015\/11\/t-helper-cell.jpg 1024w, https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2015\/11\/t-helper-cell-300x183.jpg 300w, https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2015\/11\/t-helper-cell-900x549.jpg 900w\" sizes=\"(max-width: 500px) 100vw, 500px\" title=\"\"><\/a><\/p>\n<p>Terus apa sih gejalanya seseorang yang terinfeksi virus HIV? <em>Gini<\/em>, dalam waktu 6 minggu – 3 bulan\u00a0setelah seseorang terinfeksi HIV, tubuh orang tersebut akan memproduksi antibodi sebagai bentuk respon terhadap infeksi. Nah, tes yang paling sering digunakan saat ini adalah tes darah untuk mengecek keberadaan si antibodi HIV yang diproduksi manusia untuk melawan virus tersebut. Jadi kalau dalam darah seseorang terdapat antibodi HIV, ya berarti orang tersebut terinfeksi HIV.<\/p>\n<p>Tapi, tes ini juga memiliki kelemahan, soalnya\u00a0antibodi HIV baru terbentuk 6 minggu – 3 bulan\u00a0pasca-terinfeksi. Jadi, ada saat ketika\u00a0sebetulnya seseorang\u00a0sudah terinfeksi HIV, tapi tubuhnya belum memproduksi antibodi HIV. Nah, periode ini disebut <strong><a href=\"https:\/\/www.aidsmap.com\/about-hiv\/what-window-period-hiv-testing\" target=\"_blank\" rel=\"noopener nofollow\">masa jendela \/<em> window period<\/em><\/a><\/strong>. Pada periode ini, seorang yang sudah terinfeksi HIV akan menghasilkan hasil negatif saat tes darah karena memang si antibodi HIV yang merupakan (salah satu) tolak ukur keberadaan HIV belum terbentuk.<\/p>\n<h4>Apa itu AIDS?<\/h4>\n<p>Berbeda dengan HIV, <a href=\"https:\/\/en.wikipedia.org\/wiki\/HIV\/AIDS\" rel=\"nofollow noopener\" target=\"_blank\">AIDS (<em>Acquired Immune Deficiency Syndrome<\/em>)<\/a>\u00a0adalah gejala yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat terinfeksi virus HIV. Jadi, orang yang mengidap AIDS adalah orang yang sudah\u00a0<span style=\"color: #000000;\">dalam KONDISI\u00a0mengalami penurunan kekebalan tubuh akibat infeksi virus HIV. Sampai pada akhirnya penurunan kekebalan tubuh tersebut menunjukan beberapa gejala dan infeksi lain.\u00a0<\/span>Terus, gejala dan infeksi apa aja sih yang biasanya terjadi pada pengidap AIDS?<\/p>\n<p><a href=\"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2015\/11\/gejala-AIDS.png\"><img decoding=\"async\" loading=\"lazy\" class=\"wp-image-10523 size-full aligncenter\" src=\"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2015\/11\/gejala-AIDS.png\" alt=\"gejala AIDS\" width=\"304\" height=\"367\" srcset=\"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2015\/11\/gejala-AIDS.png 304w, https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2015\/11\/gejala-AIDS-248x300.png 248w\" sizes=\"(max-width: 304px) 100vw, 304px\" title=\"\"><\/a><\/p>\n<p>Nah, dari gambar di berikut ini\u00a0kita bisa ngeliat apa aja sih gejala dan infeksi yang umum terjadi akibat lemahnya sistem kekebalan tubuh setelah terinfeksi HIV. Gejala dan infeksi tersebut di antaranya:<\/p>\n<ul>\n<li>Encephalitis (radang jaringan otak)<\/li>\n<li>Meningitis (radang pada membran pelindung yang menyelubungi otak dan sumsum tulang belakang)<\/li>\n<li>Retinitis (inflamasi atau peradangan di bagian retina mata)<\/li>\n<li>Tuberculocis (infeksi saluran pernafasan)<\/li>\n<li>Tumor (benjolan atau pembengkakan akibat pertumbuhan sel-sel pada taraf abnormal)<\/li>\n<li>Esophagitis (peradangan esofagus)<\/li>\n<li>Chronic diarrhea (diare kronis)<\/li>\n<\/ul>\n<p>Okeee, dari penjelasan panjang di atas bisa diambil kesimpulan bahwa HIV dan AIDS adalah dua hal yang berbeda namun sangat berkaitan satu sama lain. Urutannya gini:<\/p>\n<blockquote>\n<p style=\"text-align: center;\"><em>terinfeksi HIV -> “Helper T cell” dirusak virus -> kekebalan tubuh melemah (AIDS) -> rentan terhadap infeksi bakteri, virus, fungi, parasit\u00a0<\/em><\/p>\n<\/blockquote>\n<p>Dari dua poin di atas juga bisa diambil kesimpulan bahwa orang yang terinfeksi HIV belum tentu mengidap AIDS, tetapi orang yang mengidap AIDS sudah pasti terinfeksi HIV. Rentang waktu antara orang yang positif HIV sampai terinfeksi AIDS itu sangat relatif dengan <em>treatment<\/em> & penanganan masing-masing pengidap. Daan.. satu hal penting lagi yang mesti <em>lo<\/em> tau adalah orang dengan HIV\/AIDS yang akhirnya meninggal, bukan\u00a0meninggal karena AIDS-nya, melainkan karena berbagai infeksi yang sudah sangat merusak tubuhnya.<\/p>\n<p><em>Anyway, <\/em>berdasarkan hasil survei,\u00a0para responden ternyata udah banyak yang\u00a0<em>ngeh<\/em> (82%)\u00a0kalo\u00a0HIV dan AIDS adalah dua hal yang berbeda dan bahwa HIV adalah virus yang menyebabkan AIDS. Selain itu, udah banyak juga yang tahu (93%) kalo HIV itu adalah virus yang menyerang kekebalan tubuh manusia.<\/p>\n<pre>Untuk berikutnya, gue\u00a0akan menyebut pengidap\u00a0positif HIV\/AIDS dengan istilah ODHA,\u00a0\"Orang dengan HIV AIDS\"\n\n<\/pre>\n<h1><\/h1>\n<h1>Kekeliruan #2:\u00a0\u00a0Penularan HIV bisa melalui udara, bersentuhan, air liur, & gigitan nyamuk.<\/h1>\n<p>Beberapa waktu yang lalu, sempat ada berita menghebohkan dari poster & spanduk HIV yang diterbitkan oleh Kemenkes karena keliru memberikan informasi terkait penularan HIV.\u00a0Kekeliruan ini sempat jadi\u00a0sorotan media dan LSM\u00a0setelah spanduk terkait penularan HIV terpasang di kereta <em>commuter line<\/em> Jabodetabek. Foto spanduknya seperti ini:<\/p>\n<p><a href=\"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2015\/11\/Penularan-HIV.jpg\"><img decoding=\"async\" loading=\"lazy\" class=\"aligncenter wp-image-10524 size-full\" src=\"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2015\/11\/Penularan-HIV.jpg\" alt=\"Penularan HIV\" width=\"877\" height=\"448\" srcset=\"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2015\/11\/Penularan-HIV.jpg 877w, https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2015\/11\/Penularan-HIV-300x153.jpg 300w\" sizes=\"(max-width: 877px) 100vw, 877px\" title=\"\"><\/a><\/p>\n<p>Pada spanduk tersebut, disebutkan HIV bisa menular melalui gigitan nyamuk, berenang, makan bersama, berjabat tangan, dan berpelukan. Sontak hal ini langsung mengejutkan banyak pihak, terutama kalangan aktivis HIV. Memang sih pada akhirnya Kemenkes mengakui bahwa ada\u00a0kekeliruan salah cetak. Seharusnya tertulis “HIV TIDAK menular melalui…” malah tercetak “HIV menular melalui”. Memang sih salah cetaknya cuma satu kata tapi maknanya jadi jauh banget. <em>Okay<\/em> terus yang bener gimana sih cara penularan virus HIV? Yuk kita bahas satu per satu.<\/p>\n<p>Pada prinsipnya,\u00a0HIV itu menyerang sel sistem kekebalan tubuh yang disebut CD4\u00a0\/ <em>helper T\u00a0cell<\/em>. <em><a href=\"https:\/\/en.wikipedia.org\/wiki\/T_helper_cell\" target=\"_blank\" rel=\"noopener nofollow\">Helper T\u00a0cell<\/a><\/em>\u00a0merupakan sel yang terdapat di kulit lapisan dalam. Artinya, untuk mencapai <em>helper T\u00a0cell<\/em>, si HIV butuh “jalur masuk” kulit dengan cukup dalam, misalnya melalui luka. Setelah berhasil masuk, HIV menempel pada sel helper T\u00a0cell lalu bisa\u00a0menggandakan diri. Saat proses penggandaan diri ini berlangsung, sel helper T\u00a0cell dirusak oleh HIV dan (sel helper T\u00a0cell-nya) dibuat tidak efektif untuk memerangi infeksi. Ketika proses ini berlanjut, kekebalan tubuh ybs akan semakin menurun dan menjadi rentan terhadap infeksi-infeksi lain.<\/p>\n<p><em>Soo<\/em>, karena si HIV ini menempel di <em>helper T\u00a0cell<\/em>, otomatis HIV ini akan bersarang di tempat <em>helper T\u00a0cell<\/em> itu berada. Contohnya, darah, air mani, cairan vagina, dan air susu ibu. Artinya, HIV tidak ditemukan dalam air liur, air kencing, feses, keringat, dan air mata. Kenapa tidak ditemukan? Ya karena di cairan-cairan tersebut tidak terdapat sel <em>helper T\u00a0cell<\/em>.<\/p>\n<h4>A. Penularan melalui gigitan nyamuk<\/h4>\n<p>26% responden survei Zenius masih percaya kalo gigitan nyamuk bisa menularkan HIV\/AIDS.\u00a0Mungkin mereka\u00a0kepikiran\u00a0jika di dalam darah terdapat HIV, maka nyamuk yang menghisap darah dari penderita HIV bisa\u00a0menularkan HIV ke orang lain.\u00a0Untungnya, HIV tidak bisa menular melalui gigitan nyamuk. Kenapa?<\/p>\n<p>Gini, seperti yang gue bilang sebelumnya, HIV itu menempel pada helper T\u00a0cell\u00a0lalu menggandakan diri. Nah, saat nyamuk menghisap darah dari ODHA, darah yang mengandung HIV itu akan masuk ke usus nyamuk. Untungnya, di dalam perut nyamuk itu tidak terdapat <em>helper T\u00a0cell<\/em>. Akibatnya,\u00a0virus\u00a0HIV yang masuk ke <a href=\"https:\/\/www.scientificamerican.com\/article\/if-a-used-needle-can-tran\/\" target=\"_blank\" rel=\"noopener nofollow\">dalam perut nyamuk\u00a0tidak dapat menggandakan diri dan akan rusak\u00a0saat proses pencernaan\u00a0dalam usus nyamuk<\/a>.<\/p>\n<p>Selain itu, perlu diketahui juga bahwa <a href=\"https:\/\/www.businessinsider.com\/mosquitoes-cant-spread-hiv-2013-8?IR=T&r=US&IR=T\" target=\"_blank\" rel=\"noopener nofollow\">saat nyamuk \u2018menggigit\u2019, nyamuk hanya menyuntikan air liur;\u00a0 sementara untuk menghisap darah, nyamuk menggunakan saluran yang berbeda.<\/a><\/p>\n<h4>B. Penularan\u00a0karena\u00a0berenang bersama ODHA<\/h4>\n<p>Wah, kalau kita berenang di satu kolam renang yang sama dengan orang terinfeksi HIV, apa kita bakal ketularan juga?<\/p>\n<p>Jawabannya:\u00a0hampir tidak mungkin, alias kemungkinannya sangat kecil sekali. Kenapa?<\/p>\n<p>Karena pada dasarnya penularan melalui kolam renang ini hanya bisa terjadi jika tubuh ODHA\u00a0mengeluarkan cairan dengan kandungan <em>helper T\u00a0cell<\/em> yang sudah terinfeksi HIV (bisa jadi karena luka terbuka atau cairan menstruasi)\u00a0dan orang yang tertular juga terdapat luka terbuka. Dalam kondisi seperti itupun, sebetulnya kemungkinan terjadinya penularan sangat kecil, karena pada dasarnya\u00a0HIV ini hanya mampu bertahan hidup di beberapa bagian tubuh manusia dan saat si virus keluar dari tubuh manusia, virus HIV\u00a0akan cepat melemah dan ga\u00a0<em>survive\u00a0<\/em>atau rusak. Jadi, kemungkinan besar\u00a0virus\u00a0HIV yang mencemari kolam renang sekalipun akan segera rusak\u00a0duluan sebelum dapat kesempatan untuk menginfeksi orang lain.<\/p>\n<h4>C. Penularan melalui air liur (terkena bersin, pertukaran alat makan, berciuman)<\/h4>\n<p>Masih ada 29% responden yang berpikir bahwa bersin\/batuk itu bisa menularkan HIV\/AIDS. Trus, 39% responden survei masih percaya\u00a0kalo HIV\/AIDS bisa ditularkan melalui berbagi alat makan dengan ODHA. Dengan angka yang lebih tinggi, lebih dari setengah responden (56%) masih berpikir kalo berciuman dengan ODHA bisa menularkan HIV\/AIDS.<\/p>\n<p><a href=\"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2015\/11\/ciuman.png\"><img decoding=\"async\" loading=\"lazy\" class=\"aligncenter wp-image-10560\" src=\"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2015\/11\/ciuman.png\" alt=\"survei pelajar tentang ciuman sebagai medium penularan hiv\/aids\" width=\"600\" height=\"359\" srcset=\"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2015\/11\/ciuman.png 647w, https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2015\/11\/ciuman-300x179.png 300w\" sizes=\"(max-width: 600px) 100vw, 600px\" title=\"\"><\/a><\/p>\n<p>Nah, pemikiran tersebut keliru ya. Cairan liur ga mengandung sel apa pun. Jadi dalam artian sempit, jelas ga akan ada HIV di dalam cairan liur.\u00a0Tapi, lo juga harus ingat bahwa air liur ini berada di rongga mulut dan sel-sel di rongga mulut itu mengalami siklus sel dan bisa saja sel yang mengandung HIV “rontok” lalu masuk ke air liur. Jadi, dalam artian luas, air liur bisa saja mengandung HIV yang berasal dari sel-sel rongga mulut. Tapi di sisi lain, virus HIV yang terdapat dalam air liur (yang berasal dari rongga mulut) jumlahnya terlalu sedikit untuk bisa menginfeksi orang lain.<\/p>\n<p>Jadi praktisnya, pertukaran alat makan, seperti piring, gelas, sendok, garpu, bahkan berciuman tidak akan menyebabkan penularan HIV. <strong>Dengan catatan, ODHA\u00a0tidak sedang dalam kondisi sariawan atau luka terbuka yang para di rongga mulutnya.<\/strong><\/p>\n<h1>Kekeliruan #3:\u00a0HIV adalah virus yang hanya menyerang homoseksual<\/h1>\n<p>Sampai saat sekarang, ada pemikiran masyarakat\u00a0yang beranggapan bahwa HIV adalah virus yang HANYA menyerang para homoseksual, sampai-sampai ada anggapan bahwa HIV ini adalahnya penyakit homoseksual dan para pelaku homoseksual bertanggung jawab terhadap persebaran virus HIV.<\/p>\n<p>Gue sendiri kurang tahu pasti kenapa sampai ada anggapan seperti itu. Hemat <em>gue<\/em>, opini itu berkembang kerena saat HIV\/AIDS mulai <em>booming<\/em> di awal dekade 1980an, ada sejumlah pemuda homoseksual yang teridentifikasi sebagai ODHA. Ya mungkin momen yang “kebetulan” berbarengan itulah yang memicu kekeliruan terkait HIV.<\/p>\n<ul>\n<li>Apakah HIV hanya menyerang pelaku homoseksual saja? Jawabannya Tidak.<\/li>\n<li>Apakah HIV lebih banyak diderita oleh pelaku homoseksual? Jawabannya Tidak.<\/li>\n<\/ul>\n<p>Seperti yang udah <em>gue<\/em> bilang sebelumnya bahwa HIV menyerang sistem kekebalan tubuh manusia (helper T\u00a0cell). Nah, hal ini akan berlaku universal pada setiap manusia,\u00a0baik pelaku heteroseksual, homoseksual, biseksual, atau orientasi seksual apapun.\u00a0Supaya lebih meyakinkan,\u00a0mari kita lihat diagram batang di bawah:<\/p>\n<figure id=\"attachment_10525\" aria-describedby=\"caption-attachment-10525\" style=\"width: 615px\" class=\"wp-caption aligncenter\"><a href=\"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2015\/11\/Faktor-risiko-infeksi-HIV.png\"><img decoding=\"async\" loading=\"lazy\" class=\"wp-image-10525 size-full\" src=\"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2015\/11\/Faktor-risiko-infeksi-HIV.png\" alt=\"Faktor risiko infeksi HIV\" width=\"615\" height=\"371\" srcset=\"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2015\/11\/Faktor-risiko-infeksi-HIV.png 615w, https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2015\/11\/Faktor-risiko-infeksi-HIV-300x180.png 300w\" sizes=\"(max-width: 615px) 100vw, 615px\" title=\"\"><\/a><figcaption id=\"caption-attachment-10525\" class=\"wp-caption-text\">Sumber : <a href=\"http:\/\/www.AIDSindonesia.or.id\/ck_uploads\/files\/Final%20Laporan%20HIV%20AIDS%20TW%201%202015(2).pdf\" target=\"_blank\" rel=\"noopener nofollow\">AIDSindonesia.or.id<\/a>\u00a0| penasun = jarum suntik, LSL = homoseksual antar laki-laki<\/figcaption><\/figure>\n<p>Nah, dari diagram batang di atas bisa dilihat bahwa ternyata HIV tidak hanya menginfeksi para homoseksual saja, melainkan juga para heteroseksual. Malah kalau dari segi jumlah, di Indonesia pelaku\u00a0heteroseksual lebih banyak terinfeksi HIV ketimbang pelaku\u00a0homoseksual.<\/p>\n<p>Gue seneng banget karena berdasarkan hasil survei kemarin, kebanyakan responden udah bener tuh mengurutkan kasus penularan HIV\/AIDS dari yang jumlahnya terbanyak: 1. hubungan seksual dengan lawan jenis, 2. penggunaan jarum suntk yang tidak steril, 3. hubungan seksual sesama jenis.<\/p>\n<p><em>Btw<\/em>, mungkin ada beberapa istilah di atas yang kurang dimengerti oleh pembaca awam, ok kita\u00a0bahas satu-persatu yuk:<\/p>\n<h4>A. Penasun<\/h4>\n<p>Penasun adalah singkatan dari “pengguna narkotika suntik”. Wah, gimana ceritanya jarum\u00a0suntik bisa menularkan HIV? HIV berpotensi menular\u00a0melalui jarum suntik jika jarum suntik yang digunakan tidak lagi steril alias beberapa orang menggunakan jarum suntik yang sama secara bergantian. Kasus ini memang seringkali terjadi pada penggunaan jarum narkotika suntik, tapi bukan berarti penularan hanya terjadi karena penyalahgunaan narkoba saja ya.<\/p>\n<p>Sebetulnya dalam perspektif yang lebih luas, lebih tepat jika kategori ini disebut dengan\u00a0pengguna jarum\u00a0suntik yang tidak steril. Karena menurut gue penularan melalui jarum ini bisa\u00a0terjadi pada beberapa bentuk\u00a0kasus penyalahgunaan jarum (tidak selalu jarum narkotika suntik), seperti pada proses pembuatan tatto, akupuntur, perawatan kecantikan, dan sebagainya.<\/p>\n<p>Coba <em>deh lo<\/em> bayangin, jika jarum suntik yang bekas dipakai oleh seorang ODHA dipakai lagi oleh orang lain, akan ada sebagian kecil darah yang tertarik ke dalam jarum suntik (darah mengandung HIV). Nah, saat jarum itu digunakan kembali oleh orang lain, maka darah ODHA\u00a0yang mengandung HIV itu akan ikut masuk ke dalam tubuh pengguna jarum berikutnya\u00a0lantas menginfeksi orang tersebut.<\/p>\n<h4>B. Hubungan Heteroseksual<\/h4>\n<p>Heteroseksual adalah hubungan dengan lawan jenis. Nah, penularan HIV di kalangan pasangan heteroseksual kebanyakan terjadi melalui penetrasi vaginal. Gimana tuh proses penularannya? Jadi gini, saat pria dan wanita melakukan hubungan seks penetrasi, maka akan ada gesekan antara penis dan vagina.<\/p>\n<p>Gesekan tersebut biasanya\u00a0mengakibatkan mikrolesi (luka mikroskopik yang kecil banget) yang mana luka tersebut dapat menjadi “jalur masuk” bagi HIV. Nah, air mani dan cairan vagina adalah cairan yang mengandung <em>helper T\u00a0cell<\/em>\u00a0yang artinya juga mengandung virus HIV. Virus HIV yang bersarang di air mani dan cairan vagina tersebut bisa berpotensi saling menular\u00a0melalui mikrolesi\u00a0kemudian melipatgandakan diri.<\/p>\n<h4>C. LSL<\/h4>\n<p>LSL adalah singkatan dari “lelaki seks dengan lelaki”. Dalam kasus ini, penularan kebanyakan terjadi saat penetrasi anal (penis masuk ke dalam lubang anus). Proses penularannya sama dengan penularan saat penetrasi vaginal. Tapi perlu diketahui juga bahwa\u00a0<a href=\"https:\/\/spiritia.or.id\/portal\/index.php\/li\/bacali.php?lino=152\" target=\"_blank\" rel=\"noopener nofollow\">penetrasi anal berpotensi lebih besar untuk menularkan HIV ketimbang penetrasi vaginal<\/a>. Kenapa? karena lapisan dubur sangat tipis sehingga lebih rentan terhadap luka kecil\/mikrolesi.<\/p>\n<p>Keterangan tambahan: pada diagram batang, memang hanya disebutkan pelaku homoseksual LSL (antar sesama lelaki). Namun pada kenyataannya, hubungan seksual\u00a0antar wanita (lesbian) juga berpotensi menularkan HIV, selama aktivitas tersebut cenderung melibatkan kontak fisik yang intens\u00a0hingga menimbulkan mikrolesi.<\/p>\n<h4>D. Lain-lain<\/h4>\n<p>Lain-lain di sini itu ya selain ketiga poin di atas. Misalnya, penularan dari ibu ke ke anak\u00a0selama masa kandungan, transfusi darah, proses menyusui ibu ke anak, dan lain-lain.<\/p>\n<h1>Kekeliruan 4: Orang yang terinfeksi HIV\u00a0akan segera meninggal<\/h1>\n<p>Banyak orang beranggapan bahwa orang yang mengidap HIV positif berarti telah menerima “hukuman mati” yang artinya\u00a0umurnya gak akan lama lagi. Hal ini diperkuat pula dengan hasi survei Zenius kemarin. Jawaban mayoritas responden (38%) menyatakan bahwa sisa umur ODHA adalah tinggal 6-10 tahun lagi semenjak teridentifikasi terinfeksi HIV.<\/p>\n<p><a href=\"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2015\/11\/sisa-umur.png\"><img decoding=\"async\" loading=\"lazy\" class=\"aligncenter wp-image-10561\" src=\"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2015\/11\/sisa-umur.png\" alt=\"survei pelajar tentang sisa umur ODHA\" width=\"600\" height=\"389\" srcset=\"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2015\/11\/sisa-umur.png 658w, https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2015\/11\/sisa-umur-300x194.png 300w\" sizes=\"(max-width: 600px) 100vw, 600px\" title=\"\"><\/a><\/p>\n<p>Apakah benar orang yang terinfeksi HIV umurnya pasti pendek? Saat HIV mulai merebak pada awal dekade 1980an, terinfeksi HIV mungkin memang bisa\u00a0diartikan sebagai\u00a0lonceng kematian. Maklum karena pada tahun segitu memang belum diketahui <em>treatment<\/em> yang pas untuk wabah HIV.<\/p>\n<p>Namun, sejak ARV mulai dikembangkan di pertengahan dekade 1990an, kesempatan hidup bagi penderita HIV menjadi semakin tinggi, bahkan mereka dapat menjalani hidup seperti biasa.\u00a0ARV itu apa sih? <a href=\"https:\/\/id.wikipedia.org\/wiki\/Obat_antiretroviral\" rel=\"nofollow noopener\" target=\"_blank\">ARV (<em>antiretroviral<\/em>)<\/a>\u00a0adalah obat untuk infeksi retrovirus (HIV adalah <a href=\"https:\/\/en.wikipedia.org\/wiki\/Retrovirus\" rel=\"nofollow noopener\" target=\"_blank\">retrovirus<\/a>). Saat ini, ARV memang belum mampu membunuh HIV secara total, namun ARV dapat menekan pertumbuhan HIV. Artinya, jika ARV menekan pertumbuhan HIV, maka itu akan memperlambat penurunan kekebalan tubuh akibat infeksi\u00a0HIV.<\/p>\n<p>Nah, jika penurunan kekebalan tubuh bisa diperlambat, maka resiko penderita HIV untuk mencapai fase aids akan semakin berkurang. Terus, berapa angka harapan hidup positif HIV (belum sampai pada kondisi\u00a0AIDS)\u00a0yang mengkonsumsi ARV?<\/p>\n<figure id=\"attachment_10526\" aria-describedby=\"caption-attachment-10526\" style=\"width: 547px\" class=\"wp-caption aligncenter\"><a href=\"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2015\/11\/ARV-efektif-HIV.png\"><img decoding=\"async\" loading=\"lazy\" class=\"wp-image-10526 size-full\" src=\"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2015\/11\/ARV-efektif-HIV.png\" alt=\"ARV efektif HIV\" width=\"547\" height=\"380\" srcset=\"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2015\/11\/ARV-efektif-HIV.png 547w, https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2015\/11\/ARV-efektif-HIV-300x208.png 300w\" sizes=\"(max-width: 547px) 100vw, 547px\" title=\"\"><\/a><figcaption id=\"caption-attachment-10526\" class=\"wp-caption-text\">Sumber: <a href=\"http:\/\/www.unaids.org\/sites\/default\/files\/media_asset\/01_PeoplelivingwithHIV.pdf\" target=\"_blank\" rel=\"noopener nofollow\">unaids.org <\/a><\/figcaption><\/figure>\n<p><em>Well,<\/em> angka harapan hidup ODHA yang melakukan pengobatan ARV memang beda-beda. Hal tersebut tergantung dari seberapa parah infeksi yang terjadi saat si pengidap HIV pertama kali melakukan pengobatan ARV dan pola hidup yang dilakukan selama pengobatan ARV. Tapi nih, dari tahun ke tahun, angka harapan hidup yang ditawarkan ARV menjadi semakin tinggi. Diagram di atas menunjukkan angka harapan hidup bagi masyarakat berusia 20 tahun pengidap HIV yang melakukan pengobatan ARV yang tinggal di negara berpenghasilan tinggi.<\/p>\n<p>Pada tahun 1995 \u2013 1996, angka harapan hidup ODHA\u00a0yang menjalani pengobatan ARV hanya sampai 8 tahun saja. Tapi, angka harapan hidup tersebut meningkat sampai +55 tahun di tahun 2010. Nah, di lain sisi, orang yang tidak terinfeksi HIV memiliki tambahan angka harapan hidup selama +60 tahun. Jadi, angka harapan hidup pengidap HIV yang melakukan pengobatan ARV di negara berpenghasilan tinggi hanya selisih lima tahun saja dengan angka harapan hidup orang yang negatif HIV di negara yang sama.\u00a0Jadi untuk perkembangan pengobatan zaman sekarang, bisa dibilang ODHA memiliki kesempatan angka harapan hidup yang relatif panjang (bahkan hampir sama) dengan yang bukan ODHA. Kabar baiknya lagi, di Indonesia obat ARV ini diproduksi secara generik di apotek-apotek dan bisa didapat dengan harga yang cukup terjangkau.<\/p>\n<p>Gak cuma itu aja, ARV juga membantu mencegah proses transfer HIV terhadap orang lain. Hal ini bisa dilihat dari angka ODHA\u00a0baru yang\u00a0lebih rendah 20% dari angka estimasi antara tahun 2001 sampai 2011. ARV juga diperkirakan sudah mampu mencegah 800.000 infeksi HIV terhadap anak (melalui proses hamil, melahirkan, dan menyusui).<\/p>\n<p style=\"text-align: center;\">****<\/p>\n<p style=\"text-align: left;\">Nah, demikianlah sedikit ulasan gue\u00a0tentang beberapa kekeliruan persepsi terkait HIV, AIDS, ODHA, dan berbagai cara penularannya. Semoga artikel ini bisa bermanfaat bagi\u00a0para pembaca awam untuk lebih memahami HIV\/AIDS serta semakin meningkatkan kewaspadaan terhadap virus\u00a0ini. Secara umum gue\u00a0juga berharap artikel ini bisa menambah wawasan masyarakat luas, agar kekeliruan persepsi terhadap HIV\/AIDS yang kerap menimbulkan stigma negatif terhadap ODHA dapat dihilangkan atau minimal dikurangi. Sampai juga di artikel berikutnya ya!<\/p>\n<p>Referensi :<\/p>\n<h6>https:\/\/en.wikipedia.org\/wiki\/Misconceptions_about_HIV\/AIDS<\/h6>\n<h6>http:\/\/www.healthline.com\/health\/hiv-aids\/hiv-vs-aids#AIDSisaCondition3<\/h6>\n<h6>http:\/\/health.kompas.com\/read\/2013\/12\/02\/0817522\/Begini.Tahapan.Infeksi.HIV.hingga.Menjadi.AIDS<\/h6>\n<h6>https:\/\/www.aids.gov\/hiv-aids-basics\/just-diagnosed-with-hiv-aids\/hiv-in-your-body\/stages-of-hiv\/<\/h6>\n<h6>https:\/\/www.seksualitas.net\/mitos-dan-fakta-hiv-aids.htm<\/h6>\n<h6>http:\/\/gaya.tempo.co\/read\/news\/2014\/12\/02\/060625755\/air-liur-dan-berenang-tak-tularkan-hiv-aids<\/h6>\n<h6>http:\/\/kmpa.fkunud.com\/mengenal-tipe-grup-dan-subtipe-hiv\/<\/h6>\n<h6>http:\/\/www.thebody.com\/content\/art2513.html<\/h6>\n<h6>http:\/\/www.aidsmap.com\/Reinfection\/page\/1443872\/<\/h6>\n<h6>http:\/\/www.aidsindonesia.or.id\/ck_uploads\/files\/Final%20Laporan%20HIV%20AIDS%20TW%201%202015(2).pdf<\/h6>\n<h6>http:\/\/www.healthline.com\/health-slideshow\/busting-hiv-transmission-myths#2<\/h6>\n<h6>http:\/\/www.aidsmap.com\/HIV-transmission-risk-during-anal-sex-18-times-higher-than-during-vaginal-sex\/page\/1446187\/<\/h6>\n<h1 style=\"text-align: center;\"><b>\u2014\u2014\u2014\u2014\u2014\u2014\u2014\u2014\u2014CATATAN EDITOR\u2014\u2014\u2014\u2014\u2014\u2014\u2014\u2014\u2014<\/b><\/h1>\n<p>Kalo ada di antara kamu\u00a0yang mau ngobrol, diskusi, atau nanya-nanya sama Luna\u00a0terkait isu HIV\/AIDS, bisa\u00a0langsung aja\u00a0tinggalin komentar\u00a0di bawah artikel ini ya. Bagi kamu yang tertarik untuk melihat hasil surveinya langsung, berikut laporan lengkap (pdf) dari survei Zenius mengenai pengetahuan pelajar tentang hiv\/aids.<\/p>\n<h4 style=\"text-align: center;\"><a href=\"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-content\/uploads\/2015\/11\/survei-zenius-hiv-aids.pdf\">Laporan Survei Zenius – Pengetahuan Pelajar tentang HIV\/AIDS (pdf) <\/a><\/h4>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"<p>Berbagai miskonsepsi dan kekeliruan tentang HIV\/AIDS yang masih dipercaya banyak orang dijelaskan agar masyarakat lebih paham dengan pandemik ini. Selamat hari AIDS sedunia! Yap, tanggal 1 Desember ditetapkan sebagai hari…<\/p>\n","protected":false},"author":36,"featured_media":20516,"comment_status":"open","ping_status":"open","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":[],"categories":[213,138,1058],"tags":[716,719,407,218,717],"_links":{"self":[{"href":"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/10510"}],"collection":[{"href":"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-json\/wp\/v2\/posts"}],"about":[{"href":"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-json\/wp\/v2\/types\/post"}],"author":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-json\/wp\/v2\/users\/36"}],"replies":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-json\/wp\/v2\/comments?post=10510"}],"version-history":[{"count":42,"href":"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/10510\/revisions"}],"predecessor-version":[{"id":52417,"href":"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/10510\/revisions\/52417"}],"wp:featuredmedia":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-json\/wp\/v2\/media\/20516"}],"wp:attachment":[{"href":"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-json\/wp\/v2\/media?parent=10510"}],"wp:term":[{"taxonomy":"category","embeddable":true,"href":"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-json\/wp\/v2\/categories?post=10510"},{"taxonomy":"post_tag","embeddable":true,"href":"https:\/\/www.zenius.net\/blog\/wp-json\/wp\/v2\/tags?post=10510"}],"curies":[{"name":"wp","href":"https:\/\/api.w.org\/{rel}","templated":true}]}}