Vincent van Gogh jadi pelukis hits dunia yang anti mainstream dan mendobrak batasan seni pada masanya. Gimana ceritanya? Yuk, kepoin!
Mau elo penikmat lukisan ataupun numpang foto doang di galeri seni, elo perlu kenalan sama Vincent van Gogh. Selain instagrammable, lukisannya juga jadi penanda kemajuan seni modern di abad ke-19. Van Gogh jadi salah satu pelukis legendaris dunia yang mengubah aliran seni tradisional ke seni modern yang lebih colorful.
Gimana perjalanan hidup Vincent van Gogh sampai bisa melahirkan aliran seni modern dan mempengaruhi dunia seni sampai sekarang? Nih, gue ceritain.
Perkenalan dengan Seni Lukis
Sejak kecil, seniman asal Belanda ini udah suka menggambar. Namun, bakat melukisnya belum kelihatan saat itu. Dia kemudian mencoba menemukan tujuan hidup yang masih nggak jelas dengan kerja jadi trainee di dealer seni, asisten guru, penjual buku, sampai pengkhotbah. Perjalanannya ke sana ke mari selalu diceritain ke adiknya, Theo van Gogh, lewat surat.
Di dalam suratnya, van Gogh sering bikin sketsa kecil atau gambar. Theo langsung bilang ke van Gogh, “Kenapa elo nggak fokus menggambar aja sih? Kayaknya itu bener-bener passion elo deh.” Theo pun nawarin buat nanggung seluruh biaya, kalau kakaknya itu mau belajar melukis.
Van Gogh pun tertarik. So, dia belajar melukis ke Brussel, Belgia, sampai Den Haag, Belanda. Di Den Haag, dia belajar teknis melukis dengan cat air dan minyak sama seniman terkenal sekaligus sepupunya, Anton Mauve.
Baca juga: Michelangelo, ‘Dewa’ Seni Genius Era Renaisans
Mahakarya Pertama
Selama belajar melukis ke sana ke mari, van Gogh udah ngelukis beberapa kali. Namun, lukisan yang jadi mahakarya pertamanya adalah The Potato Eaters (1885). Lukisan ini menceritakan tentang para petani yang makan malam, dengan dikelilingi piring berisi kentang.
Elo bisa lihat, lukisan The Potato Eaters bernuansa dark. Dia masih memakai warna gelap dan abu-abu saat itu.
Van Gogh pengen belajar melukis lagi. Dia mutusin buat belajar di akademi seni di Antwerp, Belgia. Namun, van Gogh ngerasa kalau seni yang diajarkan terlalu tradisional, nggak sesuai sama jiwanya. Selain itu, uangnya juga menipis. Dia kemudian pindah ke Paris dan numpang di rumah Theo pada Februari 1886.
Baca juga: Salvador Dali, Seniman Surealisme yang Nyentrik
Seni Avant-garde
Paris benar-benar mengubah hidup van Gogh. Dia ketemu para seniman avant-garde yang bereksperimen dengan aliran seni baru.
Avant-garde merupakan istilah Prancis yang berarti “pelopor”. Menurut International Encyclopedia of Human Geography (2009), avant-garde dalam seni adalah gerakan yang menentang praktik seni pada umumnya, alias anti mainstream. Kalau seni lukis pada zaman itu lebih menekankan pada bentuk subjek atau objek, seniman avant-garde lebih suka bermain warna yang kontras. Seniman avant-garde inilah yang memperkenalkan seni modern.
Di Paris, van Gogh kerja sama Camille Pissarro, pelukis Impresionis. Dia juga kenalan sama seniman muda lainnya, kayak Henri de Toulouse-Lautrec dan Paul Gauguin. Dari mereka bertiga, sang seniman kenal sama berbagai teknik baru dalam melukis, seperti Impresionisme, Pointilisme, sampai Cloisonnisme.
Itu hanya beberapa contoh aliran seni yang dipelajari sang seniman. Yang jelas, lukisan karya van Gogh berubah drastis, dari Realisme (menampilkan subjek dalam kehidupan sehari-hari) berwarna gelap menjadi cerah.
Transformasi Lukisan
Transformasi lukisan Vincent van Gogh terjadi waktu dia pindah ke Arles, Prancis selatan, pada awal tahun 1888. Lukisan pertama yang dibikin di Arles adalah Café Terrace At Night (1888).
Bandingin deh sama The Potato Eaters. Lukisan beraliran Impresionisme ini punya warna dan tone yang kontras antara langit malam, cahaya kafe, dan jalanan. Café Terrace At Night jadi mahakarya pertamanya yang nampilin setting langit malam.
Dia juga bikin lukisan Impresionisme bernama Fourteen Sunflowers in a Vase (1888). Lukisan ini jadi tanda terima kasih buat sohibnya dari Paris, Paul Gauguin, yang mau tinggal bareng sama dia.
Elo bisa lihat lukisannya di bawah ini. van Gogh bermain dengan spektrum warna kuning. Lukisannya mengekspresikan tahapan perkembangan bunga, dari mekar penuh dalam warna kuning cerah, hingga layu dalam warna oker (antara kuning dan cokelat).
Nggak hanya lukisan Impresionisme, sang seniman juga bikin lukisan Cloisonnism berjudul The Bedroom (1888). Lukisan ini bermakna bahwa warna cerah membangkitkan rasa tenang, dan kamar adalah tempat buat beristirahat. So, lukisan ini jadi sarana mengistirahatkan otak atau berimajinasi.
Mahakarya di Rumah Sakit
Melukis dengan warna cerah emang bikin Vincent van Gogh ngerasa bebas dalam berkarya. Namun, dia justru tumbang secara mental. Perbedaan pendapat sama Gauguin dan kegagalan dalam bikin komunitas seniman bikin sang seniman depresi. Saking depresinya, dia memotong telinga kirinya dan keluar-masuk rumah sakit.
However, kehidupannya selama pemulihan mental bikin dia produktif banget. Dia menghasilkan sekitar 150 lukisan dalam setahun. Mental yang membaik juga bikin dia menemukan Ekspresionisme; aliran seni di mana seniman bikin karya bukan dari apa yang terlihat di dunia nyata, tetapi emosi dan pengalaman yang dialami. Van Gogh jadi salah satu Ekspresionis paling terkenal pada awal abad ke-20.
Lukisan Vincent van Gogh yang ekspresionis adalah The Starry Night (1889). Dia bikin lukisan tersebut saat berada di rumah sakit jiwa di Saint-Rémy, dekat Arles. Di rumah sakit, dia suka melihat pemandangan langit malam dari dalam jendela kamar. Dia juga hobi jalan-jalan keliling pedesaan sekitar rumah sakit. Hal itu bikin sang seniman terinspirasi buat bikin The Starry Night.
Jadilah The Starry Night yang menampilkan langit malam dengan bulan yang bercahaya dan bintang yang berpendar. Pemandangan desa juga kelihatan, dengan pohon cemara yang tingginya selangit. Komposisi yang perfecto ini bikin The Starry Night jadi lukisan van Gogh paling terkenal di dunia.
Para kritikus dan sejarawan seni merasa kalau The Starry Night punya kedalaman emosi yang luar biasa. Mereka menganggap, penggunaan warna biru gelap jadi cerminan sang seniman yang lagi depresi.
Warisan pada Evolusi Seni
Meskipun Vincent van Gogh menjadikan melukis sebagai metode self healing, pada akhirnya dia menyerah sama keadaan. Sang seniman tersebut menembak dirinya sendiri di bagian dada, dan tewas pada 27 Juli 1890.
Semasa hidupnya, dia sudah membuat 900 lukisan, 1.100 gambar dan sketsa. Namun, karya-karyanya baru terkenal setelah dia meninggal. Elo bisa baca di sini, kenapa van Gogh baru terkenal setelah kematiannya.
Yang jelas, van Gogh sudah memberikan warisan penting dalam sejarah seni rupa. Seniman Fauvisme (aliran seni yang menekankan warna kontras dan penggunaan garis) dan Ekspresionisme Jerman terinspirasi sama karya-karyanya dalam menggunakan warna. Bahkan, kaum Ekspresionis Abstrak abad-20 menggunakan teknik melukis van Gogh buat menekankan kondisi psikologis dan emosional dalam lukisan.
Menurut elo, nilai apa yang bisa elo ambil dari perjalanan hidup van Gogh? Kasih tahu gue di kolom komentar ya!
Baca Juga Artikel Lainnya
Hitler: dari Seniman menjadi Diktator
Mengenal Apa itu Seni dan Fungsinya untuk Kesehatan Mental
Biografi Johann Winckelmann – Bapak Sejarah Seni dan Arkeologi Modern
Referensi
Leave a Comment