Vasili Arkhipov memiliki peranan yang amat krusial dalam mencegah perang nuklir yang hampir terjadi
Setiap lu nonton film atau anime tertentu, pasti ada salah satu tokoh yang memiliki peran yang amat krusial dalam cerita, seperti naruto yang menghentikan perang dunia ninja ke-4 dalam serial Naruto Shippuden, Mikasa yang menghentikan rumbling titan Eren dalam serial Attack on Titan, dan Tony Stark yang mengorbankan dirinya untuk melenyapkan pasukan Thanos yang berencana memusnahkan setengah populasi alam semesta dalam film Avengers: End Game.
Dalam kehidupan nyata, kita jarang banget nemuin tokoh-tokoh yang memiliki peranan global dalam menyelesaikan permasalahan. Umumnya tokoh-tokoh yang kita temui memiliki peranan dalam skala regional yang secara langsung dan gak langsung mempengaruhi dunia seperti Mahatma Ghandi, Vladimir Lennin, Adolf Hitler, dan lain-lain. Sebenernya ada loh salah satu tokoh yang peranannya sangatlah krusial dan gak main-main, Peranannya sangat itu sangat penting hingga dapat berpotensi mengubah arah peradaban dunia secara keseluruhan!
Ironisnya, banyak banget orang-orang yang gak tau bahkan asing banget sama beliau. Jika lu tunjukkin foto beliau ke temen-temen lu atau orang random, pasti 95% bakal gak tau siapa dia dan apa peranannya yang sangat krusial saat itu, yang ada malah pada salfok dengan kegantengan beliau saat usia mudanya~
Penasaran siapa tokoh yang satu ini? Kenapa orang sepenting ini tidak diketahui oleh banyak orang? bagaimana peranannya sehingga dapat dalam mengubah peradaban dunia? Bagaimana kisah hidupnya? Tokoh yang gua bakal bahas adalah Vasili Arkhipov, sang penyelamat dunia yang terlupakan.
Masa Kehidupan Awal
Sebelum kita membahas mengenai peranan Arkhipov dalam menyelamatkan dunia, kita harus mengenal Arkhipov secara personal mulai dari kepribadian, kehidupan awal, dan perjalanan hidupnya.
Vasili Arkhipov lahir pada tanggal 30 Januari 1926 dalam keluarga petani sederhana di kota Staraya Kupavna, dekat moskow. Tdak seperti orang tuanya yang bekerja sebagai petani, Arkhipov sangat aktif dalam kemiliteran USSR (Rusia saat ini) bahkan saat remaja. Dia dididik di Sekolah Tinggi Angkatan Laut Pasifik dan berpartisipasi dalam Perang Soviet-Jepang pada Agustus 1945, yang saat itu bertugas di kapal penyapu ranjau. Arkhipov dipindahkan ke Sekolah Tinggi Angkatan Laut Kaspia dan kemudian lulus pada tahun 1947. Setelah kelulusannya, ia bergabung dengan Angkatan Laut Soviet dan bekerja di armada kapal selam Laut Kaspia.
Enggak kyak orang-orang rusia yang terkesan galak, tegas, dan jarang senyum, Arkhipov ini sering dikenal sebagai pria yang pemalu dan juga rendah hati. Orang-orang terdekatnya sering menggambarkan Arkhipov sebagai orang yang cerdas, sopan, dan juga sangat tenang. Sikap ini pun nanti yang membantu Arkhipov dalam menentukan pilihan sulit yang nanti akan gua jelasin di bawah.
Perang Dingin dan Krisis Misil Kuba
Sebelum ke peristiwa utamanya, gua bakal jelasin secara singkat mengenai latar belakang dan awal munculnya permasalahan utama (yang nanti akan diselesaikan Arkhipov) dan berpotensi mengancam kehidupan manusia secara keseluruhan saat itu.
Pada tahun 1959, terjadi kudeta dan berakhir dengan lengsernya pemerintahan kuba sebelumnya oleh golongan komunis yang dipimpin oleh Fidel Castro. Letak Kuba yang “cuma” 140 kilometer dari dataran Amerika ditambah lagi Kuba merupakan sekutu dengan Soviet sesama negara komunis ini bikin Amerika jadi was-was sehingga segala upaya dilakukan oleh pemerintah Amerika untuk menggulingkan Fidel Castro, salah satunya adalah invasi Bay Of Pigs yang diam-diam disponsori oleh Amerika. Akan tetapi, invasi ini berjalan dengan setengah hati sehingga berakhir dengan kegagalan.
Invasi ini tentu bikin Castro panik dan memprediksi kalau nanti Amerika bakal melakukan invasi penuh, sehingga Castro mempererat hubungannya dengan Soviet untuk mengantisipasi kemungkinan tersebut. Saat Soviet tau akan hal ini, tentu aja ini kesempatan dalam kesempitan, bukan hanya untuk membantu Kuba dalam mengantisipasi invasi, namun untuk mengancam balik ancaman misil nuklir yang ditempatkan oleh Amerika di Italia dan Turki. Penempatan missile nuklir di kedua negara tersebut berpotensi menjadi ancaman bagi Soviet, sehingga dengan penempatan misil nuklir di Kuba dapat menjadi counter terhadap ancaman yang dibuat oleh Amerika.
Sayangnya, Soviet ga memperkirakan gimana reaksinya para orang Amerika jika tau kalo Soviet memasang misil nuklir yang hanya berjarak 140 km dari Amerika (kira-kira sama kayak jarak dari Jakarta ke Bandung) yang bakal ngarah ke kekacauan. Pada tahun 1962, Soviet mulai mendistribusi dan memasang misil nuklir secara rahasia. Akan tetapi, Sepintar-pintarnya bangkai ditutupi, baunya tetap tercium juga. Pada tanggal 14 Oktober 1962 Intelejen Amerika berhasil mendapatkan foto bukti adanya misil nuklir melalui pesawat mata-mata yang dikirim melewati Kuba.
Tentu saja saat Kennedy (Presiden Amerika saat itu) mengetahui hal tersebut, beliau bener-bener panik dan kalang kabut. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, Amerika menghadapi ancaman paling besar yang telah dirasakan oleh negara-negara lain. Ia segera membentuk rapat darurat untuk merespon hal tersebut. Dalam rapatnya, terdapat beberapa opsi yang menjadi pilihan, antara lain:
1. Gak melakukan apapun.
2. Menggunakan diplomasi untuk menekan Soviet
3. Mengancam Fidel Castro dengan Invasi
4. Memblokade Kuba untuk menghentikan misil yang masuk
5. Meluncurkan serangan udara untuk menghancurkan lokasi misil
6. Menginvasi penuh Kuba dan menggulingkan Fidel Castro
Klo lu jadi Kennedy, apa opsi yang bakal lu ambil? Komen di bawah ya!
Para kepala staff Amerika setuju dengan opsi 6, yaitu menginvasi kuba dan menggulingkan Fidel Castro. Akan tetapi, Kennedy ga setuju dengan opsi ini, karena Castro tau kalau Amerika bakal menginvasi sewaktu-waktu dan mendesak Soviet untuk meluncurkan serangan nuklir pertama! Akan tetapi, Nikita Khrushchev (Presiden Soviet saat itu) masih ragu-ragu dengan keputusan tersebut.
Bayangkan betapa menegangkannya saat itu! Keduanya, baik itu Amerika dan Soviet dihadapkan dengan situasi yang sulit. Konsekuensinya bukan nyawa lagi, tetapi kehidupan manusia yang dipertaruhkan! Baik Kennedy maupun Khrushchev tidak mengambil keputusan itu, meskipun mereka berdua bersiap untuk kemungkinan perang. Akhirnya Kennedy mengambil opsi ke-4 buat cari aman. Pada tanggal 22 Oktober 1962, dilakukan blokade terbatas di sepanjang pesisir Kuba untuk mengentikan semua kapal yang berpotensi membawa misil nuklir.
Wah bagus nih keputusannya kennedy! berhati-hati dalam tindakannya
Sayang seribu sayang, tindakan yang diambil oleh Kennedy malah dianggap oleh Soviet sebagai Act of War atau tindakan perang! yang awalnya udah panas, jadi makin panas lagi karena tindakan yang diambil Kennedy ini. Amerika membela karena blokade ini tidak menghalangi pengangkutan kebutuhan dasar, namun Soviet tidak menanggapi hal tersebut. Nikita Khrushchev kemudian melayangkan surat kepada Kennedy yang berbunyi…
Pada saat itu, pertama kalinya diberlakukan DEFCON 2 dalam sejarah Amerika Serikat, hanya satu langkah sebelum perang nuklir total! Jika lu seorang warga Amerika saat tahun 1962, pasti lu bakal ngerasain bagaimana ketegangannya saat itu, dimana pemerintah Amerika telah bersiap dengan 145 ICBM yang siap diluncurkan dan pesawat bom nuklir yang mengelilingi Soviet, bersiap mendapat perintah untuk menjatuhkan bom nuklir.
Pada tanggal 26 Oktober, Amerika memulai persiapan penuh untuk menginvasi Kuba. Di tanggal yang sama, Castro terus mendesak Soviet untuk meluncurkan serangan nuklir pertama. Ketegangan akhirnya mencapai tahap paling terpuncaknya di tanggal 27 Oktober 1962, dimana pada tanggal itu peradaban manusia mencapai tahap yang sangat dekat menuju kehancuran total dan nasib dari seluruh manusia di dunia dipertaruhkan…
Keputusan Hidup dan Mati
Pada tanggal yang sama, salah satu kapal selam yaitu B-59 dari armada laut Soviet terdeteksi oleh angkatan laut Amerika saat mencoba melewati blokade. Karena ketauan, kapal selam B-59 ini berusaha untuk menyelam sedalam mungkin biar gak terdeteksi oleh kapal destroyer milik Amerika. Karena para awak kapal ini “kepo” apakah kapal selam ini termasuk yang boleh lewat apa enggak, terlintas lah ide bodoh di kepala awak kapal.
“Kita bom tipis-tipis aja kali ye, sapa tau nanti nongol ke permukaan“
Anehnya ide ini diiyain oleh semua awak kapal dan akhirnya dilakukan serangan depth charge ke kapal selam B-59. Nah, para awak kapal B-59 ngira klo serangan ini emang serangan sungguhan dan diperparah lagi mereka udah lost contact dari moscow selama berhari-hari sehingga para awak kapal mengira kalo PERANG UDAH DIMULAI! Gak kyak zaman sekarang dimana komunikasi udah sangat simple dan super cepet, saat itu butuh delay/jeda biar pesan bisa nyampe ke penerima dan diperparah lagi kapal selam B-59 berada di dalam kedalaman maksimal, sehingga mereka gak bisa menghubungi markas pusat.
Gak disangka, ternyata kapal selam B-59 ini membawa T5 torpedo yang isinya ada 5 kiloton nuklir! Jika seluruh awak kapal yakin dan percaya kalau perang sudah resmi terjadi, maka kapal selam akan langsung meluncurkan misil nuklir tersebut untuk menghancurkan seluruh armada kapal Amerika di permukaan. Akan tetapi, untuk meluncurkan misil nuklir tersebut dibutuhkan keputusan bulat dari dua komandan tertinggi di kapal yaitu kapten kapal dan petugas politik, jika keduanya setuju maka misil nuklir akan diluncurkan dan secara resmi memulai perang dunia ke-3!.
Namun, keajaiban terjadi…
Vasily Arkhipov secara kebetulan ternyata juga berada di dalam kapal B-59, karena Arkhipov merupakan komandan seluruh armada kapal selam Soviet saat itu, maka beliau memiliki hak veto terhadap keputusan tersebut, sehingga dibutuhkan tiga suara setuju untuk meluncurkan misil nuklir.
Jangan bayangkan perundingan saat itu adem ayem kayak lagi meeting organisasi dengan temen-temen lu. Saat itu kondisi kapal dalam keadaan yang panas dan pengap karena udah lama banget ga muncul ke permukaan, kondisi diperparah lagi dengan menipisnya oksigen sehingga mereka harus secara cepat mengambil keputusan. Kondisi panas pengap di kapal selam bikin orang gampang ngamuk sehingga terjadi adu mulut yang sangat intens saat itu.
Secara emosional kapten kapal setuju untuk meluncurkan misil nuklir yang kemudian diikuti dengan petugas politiknya. Hanya tinggal satu suara dari Arkhipov, keputusan yang akan diambil oleh beliau adalah keputusan yang sangat amatlah krusial karena bukan hanya nasib awak kapal saja yang dipertaruhkan, namun nasib seluruh manusia di dunia berada di tangan Arkhipov saat itu. Hanya dengan satu keputusan setuju dari Arkhipov, maka perang dunia III secara resmi dimulai…
Dan keajaiban terjadi lagi…
Vasili Arkhipov menggunakan hak veto nya dan memutuskan untuk tidak meluncurkan missil nuklir! saat itu banyak yang gak setuju sama keputusan Arkhipov hingga terjadi perdebatan yang sangat panas, namun karena Arkhipov merupakan orang yang sangat tenang dan berpikiran panjang, dia tetap bersikeras untuk membatalkan keputusan dan berhasil meredakan emosi pada perwira dan awak kapal yang lain.
Sekarang coba kalian bayangin jika saat itu Arkhipov memutuskan untuk setuju dan berakhir meluncurkan nuklir dan melululantahkan seluruh armada kapal Amerika di permukaan? Tentu saja Amerika bakal merespon dengan meluncurkan misillnya ke Soviet. Soviet yang tidak tahu menahu tiba-tiba diserang oleh Amerika kemudian menyerang balik dengan misil nuklir miliknya dan kemudian terjadilah reaksi berantai di seluruh dunia.
Jika keputusan ini terjadi, sudah pasti lu gak bakal baca tulisan di blog ini, gak ada namanya gadget yang kita pegang sekarang, kita gak bisa mendapat pendidikan yang kita nikmati saat ini, makanan enak yang kita gampang dapetin, serta kebebasan dan kebahagiaan karena dapat berkumpul dengan orang-orang yang kita sayangi. Sehari-hari kita cuma bisa bertahan hidup di reruntuhan Fallouts yang penuh dengan radiasi dan tentu sangat berbahaya. Keadaan bumi gak jauh-jauh dari game-game survival yang pernah kalian mainin seperti Last of Us, Fallout 4, dan lain-lain. Apakah kalian mau kehidupan nyata kalian sama seperti game-game tadi?
Balik lagi ke Arkhipov, karena kadar oksigen yang makin menipis akhirnya kapal selam B-59 naik kembali ke permukaan dan diperintah kembali oleh angkatan laut Amerika Serikat kembali lagi ke Soviet. Setelah peristiwa paling menegangkan tersebut terjadi, diam-diam Robert Kennedy (Pengacara umum Amerika) bertemu diam-diam dengan Anatoly Dobrynin (Duta besar Soviet) di Washington DC untuk menegosiasikan masalah besar ini, setelah negosiasi yang cukup intens, mereka akhirnya mendapatkan kesimpulan yang mana terangkum menjadi beberapa poin:
1. Amerika akan memindahkan misil nuklirnya dari Turki dan Italia
2. Amerika berjanji tidak akan menginvasi Kuba
3. Penarikan misil Soviet dari Kuba di bawah pengawasan UN
Kedua pihak setuju dan krisis akhirnya berakhir dengan damai. Tentu saja saat itu banyak yang kontra dengan keputusan yang dibuat kedua belah pihak karena melakukan “tawar menawar” dengan musuh, namun inilah penyelesaian terbaik untuk meredakan tensi dan mengakhiri konflik dingin yang berkepanjangan.
Akhir Hidup Arkhipov
Kita balik lagi ke kapal selam B-59. Setelah mereka kembali ke Soviet, banyak pada kri kapal yang dihadapkan dengan rasa malu dan aib dari atasan mereka. Saat kejadian ini diketahui oleh Andrei Grechko (Menteri pertahanan Soviet), Grechko sangat marah mengetahui hal tersebut karena gagal merahasiakan misi tersebut sampai-sampai beliau melepas kacamatanya dan membantingnya ke meja hingga berkeping-keping. Arkhipov pun masih melanjutkan karirnya di angkatan laut Soviet dan akhirnya pensiun di tahun 1980 dengan pangkat vice admiral (laksamana madya) dan akhirnya meninggal pada tanggal 19 Agustus 1998 tanpa sama sekali diketahui oleh dunia sebagai penyelamat dunia.
Akhirnya pada tahun 2002, Vadim Pavlovich Orlov yang seorang pensiunan militer mengatakan kepada publik bahwa kapal B-59 dipersenjatai dengan nuklir dan Arkhipov merupakan orang yang berperan dalam menghentikan serangan tersebut. Saat itu Orlov merupakan seorang petugas komunikasi yang bekerja di kapal selam B-59, dia merupakan saksi hidup peristiwa paling menegangkan dan krusial dalam sejarah umat manusia.
Keberanian Arkhipov akhirnya dikenang dalam bentuk film dokumenter “The Man Who Saved the World” dimana kita diselamatkan bukan hanya dari momen paling berbahaya dari Perang Dingin, namun momen paling berbahaya dalam sejarah manusia.
=================CATATAN EDITOR===============
Mungkin itu aja yang bisa gua sampein mengenai sejarah dan biografi dari Vasili Arkhipov sang penyelamat dunia, semoga interest kalian dengan sejarah, politik, dan wawasan umum dapat bertambah setelah membaca tulisan ini
Adios~
BACA TULISAN LAINNYA
Kenapa Amerika Serikat Menjatuhkan Bom Atom di Jepang?
Mengapa Jerman Kalah di Perang Dunia II?
Stalin: Ketika Seorang Paranoid Memimpin Negara Terbesar di Dunia
Referensi
https://en.wikipedia.org/wiki/Vasily_Arkhipov
https://www.thefamouspeople.com/profiles/vasili-arkhipov-34218.php
Leave a Comment