Belajar akan membosankan dan terpaksa dijalani jika kita tidak tau untuk apa sebetulnya kita belajar. Sebetulnya untuk apa belajar? Apa tujuan dari belajar?
Setiap hari, 58 juta pelajar di Indonesia melewati keseharian yang kurang-lebih sama selama 18 tahun awal kehidupannya: Bangun pagi-pagi, berangkat sekolah, mendengarkan penjelasan guru, ngerjain ulangan, quiz mendadak, tugas kelompok, dan lain-lain. Pulang sekolah lanjut bimbel atau les privat untuk bantu ngerjain PR sekaligus persiapan belajar untuk ulangan besok. Nggak kerasa, bisa dibilang hampir seluruh waktu dihabiskan untuk agenda belajar, belajar, dan belajar.
Oke, belajar itu memang penting. Belajar itu (katanya) memang kewajiban kaum pelajar. Tapi pernah gak sih lo sebagai para pelajar merenungkan dan bertanya dalam diri lo: Sebetulnya untuk apa sih kita melakukan semua itu? Untuk apa pergi ke sekolah? Untuk apa kita belajar?
Kalo kita bertanya kepada orangtua tentang pertanyaan di atas, kira-kira apa ya jawaban mereka? Tebakan gua sih, respond mereka kurang lebih seperti ini:
“Kamu belajar ya supaya jadi pinter. Pinter cari duit.” – orangtua
Variasi jawaban orangtua bisa jadi macem-macem, ada yang bilang supaya bisa kerja di perusahaan besar, ada yang bilang supaya bisa nerusin usaha orangtua, ada yang bilang supaya bisa keterima jadi PNS, macem-macem deh! Tapi ya intinya biasanya sih U-U-D, ujung-ujungnya duit, hehe… (PS. Nggak semua orangtua kayak gitu sih, tapi seringnya ya begitu) 😛
Sekarang coba deh kalo lo gantian bertanya kepada guru, pihak sekolah, atau bahkan pemerintah, “Pak, Buk, sebetulnya untuk apa kita perlu belajar?”. Kira-kira apa coba jawaban mereka? Jawaban yang gua bayangkan, kira-kira seperti ini:
“Kalian belajar ya supaya jadi orang yang berguna bagi masyarakat, supaya bisa jadi SDM yang berkualitas, minimal bisa membanggakan orangtua, sukur-sukur bisa mengharumkan nama Bangsa dan Negara.” – guru, sekolah, pemerintah.
Okay, jawaban-jawaban di atas mungkin terdengar klise dan udah basi banget ya di telinga kita. Tapi terlepas dari jawaban-jawaban klise dari orangtua, om-tante, atau guru yang setiap saat udah bawel banget menyuruh kita terus belajar setiap hari… Pernah ga sih lo sebagai pelajar mencoba merenungkan secara pribadi, pernah ga sih lo coba memikirkan pertanyaan ini secara mendalam?
Nah, pada kesempatan kali ini, gua mau mengajak lo untuk merenung sejenak . Coba lepaskan dulu pikiran lo dari pengaruh/pendapat/tuntutan dari orangtua, guru, ataupun siapapun. Bebaskan pikiran lo dari pendapat orang lain, lalu coba lo secara sadar dan serius bertanya pada diri lo sendiri:
“Sebetulnya untuk apa saya belajar? Kenapa saya melakukan semua ini?”
Udah coba lo renungkan? Oke, sementara simpen aja dulu dalam hati. Sekarang yuk mari kita lihat jawaban atas pertanyaan yang sama dari ratusan pelajar di berbagai wilayah Indonesia. Dari 338 responden, kurang lebih jawaban mereka bisa direpresentasikan oleh gambar di bawah ini (semakin besar teks, semakin sering jawaban itu disebutkan)
Bagi yang penasaran versi lengkap jawabannya, lo bisa lihat jawaban responden survey ini satu per satu dengan download PDF berikut di bawah ini:
PDF Jawaban responden untuk pertanyaan “Untuk apa Belajar?”
Okay, sejujurnya gua ga punya tujuan khusus untuk mengolah data survey di atas. Survey ini cuma sekadar keisengan gua aja karena agak penasaran dengan jawaban-jawaban netizen di umur pelajar. Nah, setelah gua baca skimming sampai ±300 responden, ada beberapa jawaban yang menurut gua menarik untuk jadi bahan renungan kita bersama. Berikut beberapa di antaranya:
Berdasarkan beberapa contoh di atas, kita bisa lihat ada beberapa responden yang masih bingung, ada juga yang galau, bahkan mungkin ada juga yang nggak tau sama sekali tujuan dia belajar itu untuk apa. Nah, bagaimana dengan jawaban lo sendiri? Apakah lo udah punya jawaban yang mantap, atau masih belum yakin dengan motivasi belajar lo selama ini?
Sebetulnya seberapa penting sih hal ini untuk ditanyakan?
Mungkin ada beberapa di antara lo yang heran, kenapa tiba-tiba gua bahas topik ini? Kenapa juga toh kita perlu mempertanyakan tujuan belajar? Bukankah kita semua sudah sepakat bahwa belajar itu penting? Bahwa belajar itu kewajiban, belajar itu untuk mencapai cita-cita, belajar itu untuk masa depan, belajar itu suatu keharusan?
Jadi gini guys, selama 4 tahun terakhir gua aktif di dunia pendidikan, gua dapet banyak banget email curhatan dari para pelajar dari seluruh Indonesia, yang seringnya bercerita seputar masalah belajar mereka: ada yang curhat karena ngerasa ga punya motivasi belajar, ada yang merasa belajar adalah beban, ada yang bingung menentukan jurusan kuliah, macem-macem deh! and you know what? Setelah gua coba mendalami permasalahan mereka satu per satu, ujung-ujungnya gua perhatikan ternyata semua masalah itu bermuara pada 1 hal yang sangat mendasar: Mereka nggak punya landasan yang konkrit untuk apa mereka belajar.
Yup, itulah kenapa gua mau angkat topik ini. Pertanyaan ini kesannya sepele tapi sebetulnya PENTING BANGET untuk direnungkan. Ironisnya pertanyaan sepenting ini justru seringkali kita dapatkan jawabannya secara sepihak dari orang lain, entah orangtua, keluarga besar, guru atau pihak sekolah. Padahal menurut gua pribadi, alasan seseorang untuk belajar, adalah hal yang sangat pribadi & juga sakral, namun juga hal yang fundamental untuk menjadi landasan kita untuk berjuang. Bayangkan jika kita dituntut untuk melakukan sesuatu, terus menerus setiap hari selama bertahun-tahun, tapi kita tidak punya clear mindset yang jelas kenapa kita harus melakukan itu. Hasilnya apa?
Ya jangan heran kalo banyak pelajar yang merasa proses belajar ini adalah sebuah beban, belajar adalah hal yang membosankan, atau bahkan hanya sekadar kewajiban yang dengan terpaksa harus dijalani.
“Okay, terus apa dong jawaban yang benar? Untuk apa sih kita perlu belajar?”
Jawabannya nggak bisa disimpulkan secara universal. There is no exact answer! Lho kenapa? Karena seperti yang udah gua sebutkan sebelumnya, alasan belajar seseorang adalah sesuatu yang bersifat pribadi, bahkan bisa dikatakan sakral. Artinya setiap orang punya landasan motivasinya sendiri-sendiri.
Wah terus gimana dong caranya supaya kita bisa mencari alasan/motivasi/tujuan dari belajar? Okay, sebelum gua bahas hal itu, gua mau lo nonton 3 cuplikan video tentang kisah 5 pelajar seumuran lo berikut ini:
Mihir Garimella (15 tahun) | Pittsburgh, Amerika Serikat
Sophie, Ciara, Emer (17 tahun) | Kinsale, Irlandia
Kenneth (15 tahun) | New York, Amerika Serikat
Udah nonton cuplikan vidoenya? Wah keren banget ya si Mihir, Sophie, Ciara, Emer, dan Kenneth… Kok bisa ya mereka punya motivasi dan semangat belajar seperti itu? Untuk apa sih si Mihir belajar robotic & computer science? Apa ga kurang kerjaan kali ya, kenapa ga main game aja tiap hari? Untuk apa Sophie, Ciara, & Emer melakukan eksperimen mikrobiologi berbulan-bulan, sampai melakukan pengukuran manual 130.000 kali?? Kenapa mereka ga cari pacar aja sih!? Terus, untuk apa Kenneth belajar elektronik & programming di umur 15 tahun? Mereka ini kok rajin banget sih mau belajar banyak hal? Sebetulnya untuk apa mereka belajar?
Nobody knows but themselves. Tapi terlepas dari apapun motivasi belajar mereka, ada 1 hal yang bisa gua pastikan: Mereka-mereka ini adalah contoh nyata dari para pelajar yang udah NGGAK bingung/galau lagi dengan tujuan belajarnya. Mereka sudah jaauuuh melewati fase itu. Mereka tau betul untuk apa mereka belajar, dan apa yang ingin mereka perjuangkan. Mereka tau hal-hal apa yang terus mendorong mereka untuk belajar lagi, lagi, dan lagi.
Sekarang gua harap lo ngerti maksud gua kenapa menjawab pertanyaan “untuk apa belajar” adalah hal yang sepenting itu. Karena dengan menjawab pertanyaan ini, hasilnya akan berimplikasi pada banyak hal, dari mulai tujuan hidup, motivasi belajar, milih jurusan kuliah, dan banyak hal yang lain. Selama kita belum bisa mengetahui apa yang ingin kita perjuangkan, ya hal apapun yang akan kita lakukan ga akan optimal, usahanya juga setengah-setengah, ujung-ujungnya memunculkan bibit-bibit masalah belajar yang bercabang-cabang, dari masalah motivasi belajar sampai bingung milih jurusan kuliah.
Okay, terus gimana dong caranya supaya kita bisa menemukan tujuan belajar kita masing-masing?
Menurut gua sih, menemukan ‘tujuan belajar’ itu pada ibarat mencari pacar yang cocok. Artinya harus cocok dalam banyak hal, terutama secara emosional. Tujuan belajar itulah yang akan selalu memberi kita tantangan, bikin kita terus penasaran, dan pastinya menarik untuk terus ditelusuri.
Sama halnya dengan menemukan pacar yang cocok, ada sebagian orang yang “beruntung” karena menemukan tujuan untuk belajar dengan cepet banget, seperti contohnya si Mihir, Sophie, Kenneth, dan kawan-kawan pada video di atas. Namun, ada juga sebagian yang memang perlu secara pro-aktif memperbesar peluang mereka untuk menemukan ‘pacar’ (baca: tujuan belajar) yang cocok. Nah, berikut di bawah ini adalah beberapa tips penting untuk bisa mencari tujuan belajar lo masing-masing:
1. Tujuan belajar NGGAK akan lo temukan di dalam diri lo.
Banyak orang keliru dengan berpikir bahwa setiap orang terlahir dengan bakat masing-masing di dalam dirinya. Dari perspektif yang keliru itu, banyak orang yang justru fokus mencari bakat terpendam di dalam dirinya dengan berbagai macam cara, seperti tes minat & bakat, melakukan sesi konseling, atau bahkan sampai ikut-ikutan finger-print test (tes sidik jari) yang katanya mampu mengenali bakat terpendam.
No, guys. Lo nggak akan menemukan tujuan belajar dari dalam diri lo. Sebagaimana lo juga gak akan bisa menemukan pacar yang cocok dengan cara merenung, atau menerawang ke dalam diri lo. Perlu lo ketahui bahwa yang namanya tujuan belajar, atau bahasa kerennya passion adalah sesuatu yang dinamis dan terus berubah seiring dengan perubahan lingkungan lo. Jadi gua bisa pastikan bahwa yang namanya tes minat & bakat, apalagi finger-print test itu bukanlah sarana yang akurat untuk mengenal diri lo sendiri.
2. Ayo Berani Keluar dari Zona Nyaman Lo!
Gua inget tahun ajaran yang lalu, ada salah seorang murid Zenius yang curhat ke gua kayak gini:
“Glenn, lo kan bilang kalo milih jurusan kuliah itu sebaiknya mencari bidang yang membuat kita tertantang, bidang yang membuat gua penasaran, bidang yang bikin gua terus pengen ngulik siang-malem tanpa dibayar ataupun disuruh. Nah, masalahnya sampai umur segini gua ga punya ketertarikan di bidang apa-apa. Gua ga punya bidang yang bikin gua penasaran ataupun tertantang tuh, terus gimana dong?”
Habis dia ngomong begitu, gua langsung balik nanya: “Lha, emang keseharian lo ngapain aja?”. Terus dia jawab: “Gua sehari-hari ya main instagram, sosmed, nonton anime, baca komik, nonton drama korea, atau serial drama di HBO”. Eaaa… ada yang kesehariannya mirip kayak gitu nggak? 😛
Ya iyalah, lo nggak akan menemukan hal yang menantang dalam kehidupan lo kalo keseharian lo diisi oleh kegiatan yang pasif dan repetitif terus-terusan. Jangan heran kalo di umur lo 16-19 tahun, lo belum menemukan ‘pacar yang cocok’ kalo keseharian lo diisi oleh hal-hal yang tidak eksploratif. Ayo, berani angkat pantat lo! berani keluar dari zona nyaman (comfort zone), eksplor dunia di sekitar lo!
3. Eksplorasi dunia sekitar lo!
Buat lo yang mungkin sampai saat ini masih bingung karena ngerasa ga punya ketertarikan dalam bidang apapun, ngerasa ga punya bakat di bidang apa-apa, ngerasa ga pernah segitunya bersemangat untuk belajar atau ngulik sesuatu, ngerasa ga pernah berkontribusi dalam kegiatan yang positif. Kuncinya ya cuma 1, yaitu eksplorasi dunia sekitar lo!
Coba ubah kebiasaan lo, ubah rutinitas lo. Berani terlibat dengan kegiatan baru yang belum pernah lo coba sebelumnya, pergi ke tempat yang belum pernah lo kunjungi, coba cari tempat makan yang berbeda, coba ngobrol santai dengan orang asing, bikin hidup lo sedikit lebih dinamis.
Sebagai contoh aja nih ya, beberapa hal eksploratif sederhana yang pernah gua coba di masa kuliah dan manfaatnya masih kerasa banget sampai sekarang:
- Gua pernah coba bikin bimbel kecil-kecilan bareng temen kuliah.
- Gua sering banget nyusup di kelas mata kuliah filsafat padahal gua anak ekonomi.
- Gua pernah bikin proyek pemberdayaan anak-anak jalanan di Bandung.
- Gua sering penasaran ikut seminar diskusi budaya, pameran seni, dan lain-lain.
- Gua pernah coba mendalami teknik dasar menggambar
- Gua suka ikut acara terbuka kegiatan outdoor, dari ke hutan sampai ke tengah laut.
Itu adalah beberapa hal eksploratif yang dulu pernah gua lakukan semasa kuliah, dan pengalaman-pengalaman itu tetap menjadi inspirasi terhadap apa yang gua lakukan sampai sekarang. Believe me, try it and you will suprise yourself!
PS. Banyak orang keliru dengan jargon “finding your passion” atau “follow your passion”, karena dalam prakteknya, menurut gua hal yang lebih penting ditekankan adalah EKSPLORASI. Don’t try to find or follow things you don’t even know, start to EXPLORE your passion!
****
Okay, demikianlah sedikit sharing dari gua, moga-moga sedikit banyak bisa jadi bahan renungan buat lo semua, khususnya buat lo yang mungkin sekarang lagi masih dalam fase gamang dalam proses belajar. Sekarang kalo kita balik lagi ke cuplikan video Mihir, Kenneth, Sophie, dan kawan-kawan… Sebetulnya mereka tuh masih jauuuh banget dari apa yang ingin mereka capai. Video di atas sebetulnya hanya menunjukkan bahwa mereka baru saja memulai 2-3 langkah pertama mereka.
Namun demikian, 1 hal pelajaran penting yang bisa kita lihat dari semangat belajar mereka: senggaknya mereka tau apa yang ingin mereka perjuangkan… dan hal itu bukan didapat dengan merenung, mencari tau minat & bakat, apalagi berdasarkan pendapat dan opini dari orang lain, tapi dengan mengeksplorasi dunia sekitar mereka. Inget ya guys, ketika tujuan belajar lo ditentukan oleh opini orang lain, belajar akan terasa seperti beban, tidak menarik, dan membosankan. Tapi ketika lo udah menemukan alasan yang konkrit untuk terus memotivasi lo dalam belajar, lo ga akan lagi memandang belajar “hanya” untuk nilai akademis, atau untuk bisa masuk kuliah, atau untuk bisa dapet kerja dengan gaji besar, but for something BIGGER than yourself!
—————————CATATAN EDITOR—————————
Kalo ada di antara kamu yang mau ngobrol, diskusi, atau bertanya sama Glenn, langsung aja tinggalin comment di bawah artikel ini ya.
Hi bg Glen
Aku Lulusan 2015
Aku dari Snmptn dan Sbmptn 2015 kepingin Lulus di jurusan Multimedia “Institut Teknologi Sepuluh November”
Dan Akhirnya GAGAL
2015 aku menutuskan untuk gk kuliah dan fokus belajar SBMPTN 2016 di temani Zenius Xpedia 2.0 dan Akhirnya GAGAL juga untuk meraih MULTIMEDIA -ITS Surabaya
Karna aku terlalu berharap kuliah di ITS Aku gk tau apa yg harus kulakuin lagi aku sampai kelewatan Tes Kuliah Jalur Mandiri di berbagai Univ dan Akhirnnya Aku Gk Kuliah Lagi
Sekarang Aku mengubur impian ku buat ke ITS Surabaya .
sekarang aku Berkeinginan Lulus SMPTN 2017 di jurusan HI
Di satu sisi aku juga masih ingin berada di bidang IT lagi
Cuma merasa cari aman klw ambil IPS
Apa Cara ku salah lagi ?
Halo Fany, kalo dari cerita lo di atas, ada 1 hal yang ingin gua tanyakan:
– Lo mau kuliah di Jurusan Multimedia ITS Surabaya? atau…
– Lo mau kuliah di Jurusan Multimedia, salah satu alternatif pilihan universitasnya adalah ITS Surabaya?
Beberapa kesalahan umum dari para calon mahasiswa yang mau kuliah adalah:
– Ngotot pengen masuk universitas tertentu. Jadi bukan ngejar ilmunya, tapi malah ngejar universitasnya.
– Karena fokus ngejar 1 universitas, jadinya malah cenderung menutup mata dengan banyak peluang lain dan juga jalur tes masuk lain.
Ini tips singkat dari gua buat lo:
1. Pikirin dulu bidang yang mau lo tekuni, baru cari beberapa universitas yg bisa jadi alternatif. Jangan dibalik langkahnya.
2. Jangan hanya mengandalkan SBMPTN, ambil banyak alternatif Ujian Mandiri. Karena tingkat persaingan di UM relatif lebih mudah daripada SBMPTN
3. Jurusan yang dipilih pada jalur SBMPTN, sebaiknya dipilih yang tidak menawarkan jalur mandiri, contohnya ITB, Unpad
4. Pilih 1 prodi favorit, sisanya ambil alternatif prodi yang non-favorit (non-favorit bukan berarti jelek ya)
Dengan 4 tips di atas, seharusnya peluang lo utk bisa masuk universitas meningkat jauh daripada hanya ngotot pada 1 prodi atau 1 universitas saja. Semoga membantu.
Aku kepingin Di Multimedia ITS bang atau DKV ITS
Di Univ Negeri yang ada multimedia ya cuma ITS
Hmmmmmz..
Ok dah
Terima kasih sebelumnya
Berarti aku lanjut Fokus kejar di jurusan SAINTEK, Atau pindah haluan ke Soshum ?
Jujur aja di saintek aku cuma tertatik ke bidang IT, Sedangkan di Soshum Aku cuma tertatik ke HI :3
hi bang glen. taun ini gue keterima di Matematika UNAIR. keterima di pilihan kedua. gue suka matematika, tapi entah gmna kadang gue juga merasa matematika bukan pasion gue yg sebenernya. gue bingung bgt di sini. gue pengen nyoba hal lain di luar matematika. tapi gue gak yakin. ini sebenernya akibat dari gue yang masih bingung dengan jurusan apa yang gue sebenernya pengen. gue udah baca artike2 zen tentang milih jurusan yang bener. tapi ttp aja gue bingung. dan akhirnya di dua bulan masa perkuliahan ini, gue ngerasa gak nyaman. gue ngerasa hati gue gak disini. tapi disisi lain gue bingung apa yang bikin gue beneran tertantang.
Nah!
kenapa? sama kayak kamu? 😀
Halo Vita, sebetulnya yang paling bisa membedah alasan2 yang membuat lo ga nyaman ya diri lo sendiri. Apakah karena lingkungannya? Karena dosennya ga asik? Apa karena pelajarannya ga sesuai dengan bayangan lo?
Perlu lo ketahui juga bahwa yang namanya “passion” itu sebetulnya sesuatu yang dinamis dan terus berubah. Saat dimana kita stuck dan ga tau apa yg sebetulnya kita inginkan, ya satu2nya cara utk memperluas perspektif kita itu dengan bereksplorasi terus.
FYI: Waktu dulu SMA, gua suka banget menggambar, tapi gua tau passion gua bukan di situ. Nggak selamanya sesuatu yang kita suka/jago, adalah passion dalam diri kita. Terus eksplorasi dunia sekitar lo 😉
hmm kalo gitu gmn ceritanya bang glenn dari yang suka gambar smpe masuk jurusan Business Management ?? eksplorasi? 😀
sebetulnya gua masuk business management krn awalnya gua tertarik bagaimana proses bisnis itu bekerja. makin lama, gua jd makin ngerti bahwa elemen2 dlm bisnis itu ada yg namanya keuangan, marketing, operasional, personalia, dll. Dari semua itu, gua paling tertantang dgn konsetrasi marketing dlm proses analisa pasar, utk bs memahami customer point of view, utk bs menghadirkan produk yg tepat dibutuhkan oleh pasar. which is exactly what I’m doing right now at zenius 🙂
ya bener juga sih, beberapa hal yg bikin gue gak nyaman smpe skrng sama yg kyak bg glenn sebutin. dimn lingkungannya bisa BEDA BGT dr SMA, di mn dosnnya nerangin dasar2nya doang sedngkan soal kuis dan soal uts njelimetnya gak ketulungan….
bener banget bang glen. eksplorasi passion bukan ngikutin passion dalam diri. gw jd pengen cerita hehe…
gw pernah ngikutin passion yg udh ada di dalam diri gw, yaitu seni. gw pernah ikut les/ekskul musik, pernah bikin kerajinan tangan, sampe gw masuk smk multimedia dgn harapan kemampuan seni gw meningkat. tp semuanya berhenti di tengah jalan.
di smk yg terjadi malah sering belajar ngoding drpd belajar seni. walaupun awalnya nolak, masa cewek ngoding, tp rasa keingintahuan gw makin tinggi tiap kali ngoding. sampe kls 12 gw ditantang guru gw bikin web mirip cbt. drama bgt cerita waktu bikin itu tp akhirnya jadi dan pas pengumuman un, sklh ngasih penghargaan kecil2an atas usaha gw bikin web mirip cbt.
kemarin baru kejadian, temen kuliah gw nanya. seneng ngoding kok masuknya multimedia? but I’ve just smiled. yg penting skrg jurusannya “rada” sesuai. XD
dr situ gw sadar passion itu harus dieksplor bukan diikuti. krn banyak hal yg blm kita ketahui yg bisa jadi passion kita. oh iya, gw pernah baca artikel tentang passion. artikel ini jg bantu gw menyadari tentang passion itu sendiri. https://umairhaque.com/dont-do-what-you-love-ca0eb3d62560#.bfnqlg1zp
//krn banyak hal yg blm kita ketahui yg bisa jadi passion kita.//
Exactly Dyah, we’ll never know until we try! 😉
Thank you yah sharing ceritanya, semoga bisa jd inspirasi juga buat yang lain 🙂
Bang tolong dong yang materi fertilisasi ganda di pelajaran biologi
kurikulum 2013 bab pembelahan sel dilengkapin, soalnya materinya belum
selesai. Terimakasih bang tolong dibilangin ke bg pras nya yaa
Halo Adrian, Pras sekarang udah ga di zenius lagi. Materi itu nanti akan dilengkapi oleh Kak Ijul yak!
Oke terimakasih bang
dulu gue juga gatau kenapa tiap pagi gue harus dateng ke sekolah, belajar mata pelajaran yang gak gue suka setelah lulus dan gak keterima SBMPTN tahun ini akhirnya gue memilih gap year.
gue buat sistem belajar sendiri modal zenius doang. awalnya ngerjain soal matematika masih susah sampe ngerasa stress. tapi pelan-pelan gue ubah kebiasaan gue dan sekarang disinilah gue, fase dimana belajar membuat gue lebih bahagia dari sebelumnya.
ketika gue bisa bantuin sepupu gue jawab soal MTK, gue bahagia.
ketika gue bisa ngerjain soal-soal sbmptn tahun sebelumnya, gue bahagia.
ketika gue bisa ngerjain soal MTK layaknya main game, gue bahagia.
belajar buat gue bahagia, sekarang.
gue gak pernah ngerasain belajar sekeras ini sebelumnya, dulu kalo gue gak bisa jawab soal selalu gue tinggal tidur sekarang sih gatau kenapa kalo belum ketemu jawaban nya gue kejar terus ampe laper-laper hahah.
thanks Zenius.
btw kamunya ngejar jurusan apa?
Halo Indah, thanks banget ya sharingnya! Salah satu tujuan zenius memang utk menginspirasi para siswa akan serunya ilmu pengetahuan dan bisa belajar dengan bahagia. Komentar seperti lo inilah yg makin membuat kami dari tim zenius makin semangat utk terus berkarya!
Thanks for your support! 🙂
Btw nyusup di kelas filsafat itu diabsen dosennya atau diam2 ikut kelasnya?..btw gw sekarang mahasiswa undip dan kepingin nyusup juga di fakultas lain
btw sama. pengen nyusup2 juga gue 😀
diem2 ikut kelas lain. sebetulnya itu tergantung kebijakan dosen masing2 aja sih. kalo zaman gua dulu kuliah sih, dosen2 di kampus gua hampir selalu cuek kalo ada mahasiswa lain yg mau ikut kelasnya, malah mereka seneng krn ada mahasiswa lain yg tertarik belajar materi yg dia ajarin. Yah, kecuali kalo ruang kelasnya bener2 padet sampai ga ada kursi kosong, baru yg nyusup harus tau diri keluar kelas, hehe…
Glenn, apa aja sih yang dipelajarin di kelas filsafat? Masih bingung.
Hai bg glen
aku pernah tes iq,minat,bakat di sekolah
Aku disaranin buat masuk keperawatan,psikologi,dan ilmu kesehatan masyarakat. Tapi semua yang disaranin gak ada yang buat aku tertarik. Terus gimana dong bg? apa aku tetap ngikuti kemauan aku sendiri yang pengen jadi apoteker ato dokter ato aku ikutin yang disaranin?
aku juga ngerasa ngedown bgt karena Iq aku 98 🙁
Hi Mega,
Buat gua sih, milih jurusan kuliah itu ibarat milih pasangan hidup. Jangan mau diatur oleh orang lain, termasuk juga oleh tes psikologi, tentukan pilihan kamu sendiri. Asalkan dalam menentukan pilihan itu, kamu harus tau dulu segala bentuk konsekuensi utk (misalnya) jadi dokter itu gimana.
IQ juga menurut gua bukan hal yang penting. Jangan sampai hasil disecarik kertas bikin kamu jadi ga pede atau minder ya. Hal yg lebih penting itu adalah hasil karya hidup kamu, bukan hasil tes IQ atau tes minat/bakat. Hasil tes itu tidak akan membawa kamu kemana2, tapi hasil karya hidup kamu yg akan mendefinisikan diri kamu 🙂
nice thought bang glenn…dulu pas msh SMA aku belajar spy nilai bagus dan bs msk ptn haha lebih krna beban dan tuntutan namun semenjak kuliah aku belajar macem2,belajar bahasa asing lebih banyak,belajar gambar,sejarah,astronomi. Aku belajar apa yg aku suka atau lebih utk mememnuhi rasa penasaran dan rasa pengen bisa sih..gaada beban atau tuntutan apa2 disitu jd kyk rasanya ilmu lebih gmpang nyantol,jadi suka belajar hal baru. Pokoknya tanpa beban belajar apaaja enjoy deh
apakah “angkat pantat loe” bisa diartikan move on ? ?
Hello kak Glenn
saya Alumni 2015,tpi udah di Undip dan Jurusan nya masih setengah hati kak.
dan Gagal SBMPTN 2016 SOSHUM. 🙁
baru pertama kali di tahun 2016 pakai Zenius,setelah kegagalan SBM Yg pertama kali ikut di tahun 2016.
tpi rencana mau coba ke SAINTEK Kak.dari dulu Ortu saya mau saya SMA Di Jurusan IPA,Tpi karena Saran Dari Guru BK Makanya saya ikuti Ke Rumpun IPS Kak.
dari kelas X SMA Lebih tertarik sama Kimia dan Biologi.kalau fisika dan matematika ipa kurang.
apa cukup waktu sampai Bulan Mei/Juni untuk belajar Materi IPA,Sementara saya dri IPS.
saya cuma pakek voucher 9 bulan dri oktober gwe belinya.
baru pertama kali pakai,dan setelah gwe renungkan atas kegagalan SBMPTN 2016 cara belajar saya salah,dan tidak memakai konsep,langsung pembahasan soal latihan sbm 2016.
kasih saran kak.
galau.
antara Murtad atau Tidak
:(.
Hello kak Glenn
saya Alumni 2015,tpi udah di Undip dan Jurusan nya masih setengah hati kak.
dan Gagal SBMPTN 2016 SOSHUM. 🙁
baru pertama kali di tahun 2016 pakai Zenius,setelah kegagalan SBM Yg pertama kali ikut di tahun 2016.
tpi rencana mau coba ke SAINTEK Kak.dari dulu Ortu saya mau saya SMA Di Jurusan IPA,Tpi karena Saran Dari Guru BK Makanya saya ikuti Ke Rumpun IPS Kak.
dari kelas X SMA Lebih tertarik sama Kimia dan Biologi.kalau fisika dan matematika ipa kurang.
apa cukup waktu sampai Bulan Mei/Juni untuk belajar Materi IPA,Sementara saya dri IPS.
saya cuma pakek voucher 9 bulan dri oktober belinya.
baru pertama kali pakai,dan setelah saya renungkan atas kegagalan SBMPTN 2016 cara belajar saya salah,dan tidak memakai konsep,langsung pembahasan soal latihan sbm 2016.
kasih saran kak.
galau.
antara Murtad atau Tidak
🙁
🙁
yo bg glen
Gue ga benci sama prodi tertentu, tp gue juga ga cinta sama prodi tertentu.
Kadang-kadang kalau mau explore sesuatu, ya gue explore. Tp yang gue explore itu macem-macem dan luas. Gue bingung gmn cara nemuin passion gue ya karena rasanya semua prodi cocok-cocok aja buat dipelajari(jd bingung gitu milih yang mana). Intinya gue berpendapat bahwa belajar apapun itu ya “asik-asik” aja. So gmn caranya gue bisa fokus ke sesuatu(prodi/disiplin ilmu)?
Halo Riki,
Dlm hidup emg kadang kita dihadapkan sm byk pilihan. Gua juga dulu wkt explore kesana-sini, ada saatnya gua ngerasa gua suka gambar, ada saatnya gua suka bisnis, ada saatnya gua suka ngajar, dan ada juga saatnya gua suka nulis, banyak banget deh!
Tapi pada akhirnya gua sadar, walaupun ada byk hal yg pengen gua lakukan, tapi waktu kita terbatas. Kita ga mungkin punya waktu utk melakukan semua hal yang kita inginkan. Oleh karena itulah, kita harus bisa menentukan yg namanya PRIORITAS… yg mana pada akhirnya kita harus memilih mau melakukan apa, dan mengorbankan keinginan2 yg lain.
Saran gua yg paling gampang, kalo lo merasa belajar apapun asik2 aja, cari bidang apa yg paling bikin lo tertantang utk ngulik lebih jauh sampai lo pengen jd expert dlm bidang itu. 🙂
Hi Glen. Gue mau cerita sekaligus minta solusinya dong dr lo. Jadi gue itu anak lulusan dari tahun 2015. Pada saat pendaftaran SNMPTN, gue milih jurusan T.Kim dipilihan pertama dn kedua. Soalnya gue pengen banget ciptain gas alami yg terbuat dari kotoran manusia (ini gue gk tau lagi mikirin apa sampe keluar pikiran seperti itu). Dan pilihan terakhir, gue milih ngasal aja yaitu T. Elektro. Waktu pengumuan SNMPTN itu diumumin, gue keterima dipilihan terakhir. Awalnya gue sih udah ngerasa kalau itu bukan jalan gue disana tp dengan saran aba gue yg katannya kuliah itu kek sekolah ya gue nurut aja. Awal kuliah gue sih ngerasa gk nyaman gitu kek kebawa beban gitu lah tp gue coba tenangin diri. Bulan kedua kuliah, disini gue udh mulai maaaleess banget kuliah, rasanya berat gitu kek ada sesuatu yg hilang. Sampe bulan keempat, gue mikir udahan kuliah dan akhirnya gue sering banget bolos kuliah, kabur ke perpus lah, ke mall buat nonton film di bioskop. Belum genap 1 semester gue ngomong ke aba gue kalo gue mau udah kuliah buat ambil SBM tahun depan (2016). Bulan selanjutnya, gue masih bingung mau milih jurusan apa. Sampe pendafataran SBM(2016), gue cuma inget kalo pas gue ngerjain soal Mat, gue enjoy banget dan akhirnya gue milih jurusan itu dipilihan pertama, kedua dan ketiga. Tapi hasilnya gatot, ya gue sadar diri aja sih kalo selama gue berhenti kuliah sampe SBM(2016) gue jarang banget belajar materi SBM. Dan setelah beberapa bulan kemudian pas gue lagi lihat video ted https://m.youtube.com/watch?v=4vl6wCiUZYc&feature=youtu.be . Gue langsung penasaran dengan ilmu2 yg berbau tingkah dan perilaku manusia, bagaimana cara kerja otak saat manusia merasa stress, dan sebagainya. Dan gue rasa hal2 itu semua ada di ilmu psikologi. Nah, gue minta pendapat lo dong Glen, apakah alasan gue itu udah tepat atau blm? Sebab gue tuh kalo mulai belajar males banget kek gk ada motivasi gitu, padahal gue pengen banget kuliah dijurusan itu.
Halo Keny, kalo memang lo tertarik belajar sesuatu terkait perilaku manusia, bs dibilang ilmu psikologi memang cocok utk ketertarikan itu. Utk lebih detail ttg dunia perkuliahan psikologi, lo bisa baca di sini >> https://www.zenius.net/blog/jurusan-kuliah-psikologi
Artikel di atas bs menjawab jauh lebih tepat apakah alasan lo utk belajar psikologi sudah tepat atau belum.
Kalo lo punya masalah dlm motivasi belajar, ada beberapa artikel zenius yg mungkin bisa bantu lo:
https://www.zenius.net/blog/tips-disiplin-konsisten-komitmen
https://www.zenius.net/blog/masalah-belajar-tips-solusi
https://www.zenius.net/blog/definisi-arti-belajar
https://www.zenius.net/blog/kenapa-malas-belajar
*ngecek PDF
*ngakak ndiri liat answer gue XD
hayo ngaku luh, jawaban lo yg nomor berapa?
Ada deh, isinya kayak curhat hahaha.
.
.
BTW mau nanya nih, entah relevan atau nggak dengan topik di atas. Semakin kita banyak belajar, kan semakin luas juga pengetahuan kita. Menurut lo, apakah dengan luasnya pengetahuan yang kita miliki bakal punya andil besar di dunia kerja? Gue akui belajar cuma untuk kerjaan adalah hal cetek, tapi kadang gue suka kepikiran aja. “Sebenernya ngaruh nggak sih pengetahuan luas itu ke kerjaan yang kita tekuni nanti?”
Tergantung kerjaan lo nanti apa sih Alfin. Kalo pekerjaan2 yang menuntut pemahaman yang luas tentang dunia, ya jelas pengetahuan yang luas itu sangat membantu lo dalam berkarya. Contohnya kerjaan jadi wartawan, pendidik, entrepreneur, penulis, seniman, dll.
Kelak nanti kalo lo dunia masuk ke dunia kerja/karya, carilah pekerjaan2 yang menghargai seluruh kualitas dalam diri lo. Kalo lo udah mulai memupuk pengetahuan lo secara luas, carilah pekerjaan yang menghargai kelebihan lo itu. Terus bereksplorasi ya Alfin!
Nah itu masalah yang lagi gue hadepin sekarang Glenn. Gue masih gak tau gue harus terjun ke bidang profesi apa. Menurut lo, dasar-dasar buat milih bidang profesi itu apa sih Glenn?
Hai bang glen,
Gw masih sma ya kelas 3 , nah bang gw masih bingung dengan apa yang gw sukain sekarang, dulu pas gw kelas satu sma gw pernah suka banget geology, sama yang kyk bang bilang he suka Dan gw ngulik-gulik tuh geology, sangking penasaran nya Dan suka banget gw belajar tuh pelajaran geology terus gw berpikir INI tuh passion gw, sampe-sampe guru he , jadiin gw perwakilan sekolah untuk osn kebumian , jurusan gw di sekolah ITU IPA, tapi dulu waktu kelas satu gw tuh gak suka sama pelajaran matematika , he jg duly berpikir untuk ngambil jurusan geology jg ,tapi nih bang , semenjak kelas 3 gw kan pake zenius CD ya, nag semenjak ITU gw jadi suka sama matematika Dan he kg belajar matematika setiap hari Dan jg klo Ada waktu , sampe-sampe gw belajar nya matematika doang pas UTS kemaren , Dan sekarang he masih mikirin Dan juga binging nanti apa jurusan kuliah yang sesuai passion gw soalnya he sika kedua-duanya, bang
Halo Adnan,
perlu lo ketahui bahwa passion itu memang sesuatu yg dinamis, kadang awalnya kita suka A kemudian tahun depan kita suka B. Itu hal yg wajar dan ga ada yg salah dgn hal itu. Sekarang lo punya 2 hal yg lo suka yaitu Geologi dan Matematika. Itu adalah hal yang bagus banget. Gak semua orang bisa seberuntung lo punya 2 minat yg mateng, malah kebanyakan masih tersesat da ga tau passion dia apa.
Saran dari gua sih, knp lo ga mengawinkan kedua passion lo itu dlm 1 bidang, misalnya:
– structural geology = salah satu bidang konsentrasi di geology dgn pendekatan matematis
– belajar bhs pemrograman python = bhs pemrograman utk geocomputing
– stratigraphy = perhitungan umur lapisan tanah dgn menghitung struktur bawah tanah
ada byk banget kok bidang ilmu di luar sana. Coba explore lagi!
Ouh gitu bang, he jadi suka banget sama geology tuh dari pas he di suruh guru says but osn kebumian bang, gw ngerasa seperti di hargai banget gitu waktu ITU pas, sama kesukaan gw jg, sekarang jg niat gw pengen nya pas kuliah ya jurusan geology bang, gw jg udah liat materi-materi geology nya Dari own kemaren bang
Singkat + mencerahkan kak! ?
Jauh sebelum entri ini ada dan jauh sesudah SBM, aku ganti frasa ‘berani gagal’ jadi ‘berani mencoba’. ?
nice article bang glen !. gua sendiri sih terus bertanya buat apa gua belajar dan kadang gua berfikir gua uda nemu jawabanyan kalau gua belajar itu untuk jadi ini dan untuk kehidupan gua kedepannya . tapi entah kenapa kadang gua masih aja malas belajar dan merasa kalau belajar itu kayak beban dan gua itu gk merasa fun setiap belajar
Bang glen, Aku ada sedikit pertanyaan nih.
Bang glen sendiri kan anak ekonomi kan ya? kebetulan aku juga anak IPS jadi otomatis aku juga mempelajari ekonomi.
Tau kan bang glen, IPS itu identik dengan ‘hafalannya’ . Bang glen sendiri juga pernah ngerasain hafalin banyak? Boleh bagi tips atau pengalaman bang glen sendiri selama jadi pelajar/mahasiswa?
Di zenius sendiri diajarin jangan menghafal.tapi di Ekonomi yang menurutku paling ada hafalan. Apalagi guruku kalo ada soal harus jelasin, dan harus mrip dibuku . Pingin juga sih bang ga usah hafalan tapi langsung bisa, ulangan bisa ngerjain.
Ada masukan.saran, kriik ga bang?
Thanks banget mas glen, kayak berasa hidup kembali setelah nge-baca artikelnya hehe,
bang, sekarang kan gue kls 12. sebenernya gue udah nemu passion dari kls 10 sukanya di bidang kimia sama biologi, prefer ke kimia sejujurnya. tapi di kls 12 ini, guru kimia sama bionya bikin gue males bgt nyentuh 2 mapel itu. metode yang 2 guru itu pake susah buat dipahami. yang guru kimia jarang nerangin, terus paling maju-maju doang. yang bio, gurunya udah sepuh apalagi itu guru cuma merhatiin anak emasnya di kelas. kalo jelasin juga ga mudeng2, emg guru bionya gada bakat nerangin biasanya malah muridnya yg disuruh maju nerangin. alhasil turun juga hasilnya. tapi akhir2 ini setelah gue nyoba belajar pake zenius mulai ada lagi minat. tahun depan ada rencana buat lintas jurusan ke soshum. cuma kadangan gue mikir, sayang ilmu ipanya bang. bagi pendapat dan saran dari lo dong bang. thankyou~~
Hello bang gleen
Aku mau nanya nih
Aku masih bingung mau milih kuliah dimana
Tapi aku tertarik di bidang kedokteran tapi kakak aku bilang kalau kamu gak mampu gak usah maksain masuk sana
Aku emg gak mampu sih di bidang exsak
Sekarang gue bingung mau milih apa
Jadi gue harus apa dong kak?
Gue demen banget artikel zenius yang (menurut gue) viral kek gini. “Apa sih tujuan belajar?” BOOM! Baru sadar kalo selama ini gak punya tujuan yang kuat. Berarti kalo tujuan kita mau membahagiakan ortu, punya duit banyak, sukses, itu gak salah dong, Bang? Tapi di artikel motivasi punya bang Wisnu, dibilang kalo belajar itu sebaiknya untuk fun-fun aja. Apakah itu bertentangan? Hmm… zenius paradox nih :p
Halo Mulya,
dalam artikel ini sebetulnya gua cuma ingin mengajak para pembaca merenung akan tujuan belajarnya. terlepas apa tujuan belajar seseorang, itu adahal hak mereka, ga ada yang salah dengan hal itu.
Kalo kamu perhatikan lagi, artikel wisnu tentang motivasi belajar itu sama sekali ga bilang bahwa belajar itu SEHARUSNYA untuk fun2 aja. Dalam artikel itu, Wisnu hanya menjabarkan hal2 yang membuat kita termotivasi, dari tahap amotivated, external, introjected, indentified, integrated, & intrinsic.
Dari tahap2 itu, memang motivasi intrinsik itulah yang dianggap paling membuat seseorang konsisten dlm mengerjakan sesuatu. Tapi dlm konteks tujuan belajar, gua pribadi ga pernah bilang bahwa tujuan A, B, C itu salah/benar, silakan aja setiap orang punya perspektif masing2. Cuma kalo memang lo bertanya motivasi seperti apa yang biasanya membuat seseorang lebih konsisten, lebih gigih, dan lebih berkomitmen, ya jawabannya motivasi intrinsik.
Jadi tidak ada yg paradox antara artikel ini dgn artikel Wisnu sebelumnya. 🙂
bang, wajar ga sih kita ga suka sama suatu ilmu? lalu klo kita harus mempelajari ilmu yg tidak kita suka, apakah kita harus berusaha untuk suka atau kita tinggalkan saja ilmu itu untuk belajar ilmu yg kita suka? soalnya gw ngerasa salah jurusan nih bang
Haii Bang Glen. Artikelnya ngena banget ke gue heheh. Bang, minta masukan dong. Gue ini sebenernya tipe yang ambisius banget, kalau gue pengen A ya gimanapun caranya gue harus bisa dapetin, nggak perduli meski harus nyoba berkali-kali,. tapi disatu sisi, gue juga pengen menguasai semua bidang bang (kelihatan maruk sih sebenernya) dan itu yang buat gue masih dilematis dalam menentukan jurusan. Kira-kira kalau S1 nya HI terus S2 nya hukum nyambung ngga ya bang? Atau mungkin ada jurusan yang fleksibel gitu, artinya kita bisa eksplore semua bidang disana.
thanks bang sebelumnya 😀
kuliah keluar negeri ambil liberlar arts…..
Kak glen, mau tanya supaya kita gampang nalar dlm mengerjakan soal gmn?
Hi Bang Glenn 😀
aku masih kls xi nih, mau nanya solusii..
gimana sih caranya mengatasi lingkungan kita yang ga sebagus di luar negri, menurutku kalo lingkungan pendidikan kita misalnya kaya di jepang kita berpeluang lebih besar dalam memotivasi diri sendiri, karena ada dukungan dari luar sistem.
Nah kalo di lingkunganku masih banyak siswa yang sering bolos, yang ga dengerin guru bahkan gurunya sendiri kadang ga niat belajar. Infrastruktur dan informasi disekolah juga kurang, aku juga termasuk keluarga ekonomi menengah kebawah, terkadang kata “malas” sering terngaung di dalam hati. Bang Glenn, gimana sih solusinya ngadepin masalah diatas? Belajar emang butuh perjuangan, tapi aku juga takut kalo ternyata perjuanganku masih kuranggg bgt karna lingkungannya kaya yg aku sebutin tadi, oh iya bang lampirin Quotes-quotes yang nyemangatin belajar lagi dong!
makasi Bang Glenn
nice article bang glen !. gua sendiri sih terus bertanya buat apa gua belajar dan kadang gua berfikir gua uda nemu jawabanyan kalau gua belajar itu untuk jadi ini dan untuk kehidupan gua kedepannya . tapi entah kenapa kadang gua masih aja malas belajar dan merasa kalau belajar itu kayak beban dan gua itu gk merasa fun setiap belajar
Yup, that’s exactly my point. Sebelum kamu memaknai tujuan belajar kamu, dari situlah segala macam akar permasalahan belajar, dari mulai naik-turunnya motivasi belajar, belajar terasa seperti beban, dll. Yuk coba eksplorasi lagi dunia sekitar lo Dhani, moga2 lo bisa segera menemukan jawaban utk diri lo sendiri. Selamat bereksplorasi!
Pagi bang Glen. Aku SMA kelas 11, jurusan IPA. jurusan yang dulu waktu SMP sangat-sangat membuatku ngotot masuk jurusan itu. alasan ngotot saat itu,karena IPA itu KATANYA jurusan favourite dan PELUANG KERJA BESAR.
DI SMP aku seneng bgt sama IPA, makanya aku mati-matian belajar biar bisa masuk jurusan IPA di SMA fav. aku keterima, bulan pertama aku blm bisa beradaptasi akhirnya aku menyadari. “Kalo aku gini terus aku gk bakal bisa bersaing sama mereka” alhasil, aku mulai serius belajar, seminggu 2 minggu jalan lancar, masuk minggu ke-3, semua hancur. aku ngedown liat nilai-nilaiku yang bener-bener jeblok, sgt jauh sekali dengan usaha yang aku lakukan. saat itu aku masih berfikir positif, baru awal bisa ditingkatin. memasuki bulan k-2 ada peningkatan. aku rajin belajar, semua PR selesai dg usaha sendiri, tapi FAKTOR TEMAN TIDAK MENDUKUNG. laporan dan tugasku jadi bahan contekkan massal, dari situlah aku mulai beranggapan “ngapain aku belajar, kalo pada akhirnya cuma kaya gini”. jadi gk pernah belajar sama sekali, tugas kosong, nilai down. ke sekolah cuma aku jadiin tempat main, dan belajar adalah beban yang benar-benar membosankan. lambat laun, aku mulai mikir, “IPA bukan bakatku, aku salah jurusan” dan makin gk semangat sekolah, di sekolah kerjaannya cuma duduk, dengerin guru ngomong, presentasi, kumpul Organisasi, sm jajan doang. atau paling pol pergi ke UKS tidur, tapi belum pernah bolos. hal ini berkepanjangan sampai semester 1 berakhir. selama liburan 2 minggu itu aku merenungi lembaran putih hasil UASku nilainya dari atas-bawah 7 dan 8 itu cuma 2. mulai browsing internet Cara belajar Efektif, Video Pelajaran SMA, dan akhirnya ketemu Zenius. mulai nabung dan kebeli voucher zenius 1 tahun (agustus) lalu. semangat belajarku mulai ada lagi. tapi, masalah belajar dateng lagi. SMA ku yang emg mjd sekolah rujukkan itu menurutku memberikan tugas yang bejibun. laporan-pr-ujian praktek-tugas kelompok dan lagi-lagi masalah terbesarku adalah teman dan organisasi. aku sering gk ikut KBM dan bahkan 2 minggu lalu aku masuk sekolah itu cuma 1 hari, dihari kamis krn ada kegiatan di organisasi. hari minggu yg seharusnya freetime di rumah, aku juga harus masuk sekolah kerja kelompok -_-
2 bulan menggunakan zenius akhirnya aku cuma bisa buka pas pagi kaya gini, dari jam 00.00-05.00 dan itupun masih sering aku selingi dgn bukak laman lain. dan kadang dlm sehari itu gk kebuka sama sekali gara-gara nyelesaian laporan sampe jam 12 dan paginya baru bangun jam 5. disekolah mau bukak udah gk bisa (masuknya jam 6 boo) . aku jadi bingung sendiri, aku bahkan sampe kepikiran bolos biar bisa zeniusan, tpi gk berani, gurunya killer. tapi kalo gk bolos, percuma juga aku ikut KBM oranng aku ini gk nyantol-nyantol ama materi nya, apalagi gurunya yg to the point. btw skolah tempat belajarku pulang jam set.2 tapi tiap hari ada kelompok sampe min. jam 4 . dan kalo lg gladi bersih buat Ujian praktek/ keg organisasi jam 8 baru di rumah.
nah, menurut bang glen aku harus gimana? please… jawab bang, aku bener-bener bingung, aku udah baca hampir semua artikel zen ttg belajar tp blm paham juga aku itu harus gimana, satu hal si yg aku paham, aku harus keluar dari zona nyamanku, tapi tetep aja, monster males ku gk ilang-ilang dan kebiasan burukku masih mendominasi –”
sarannya bang 😀
Bang gue kan dari SMK jurusan multimedia, dari dulu 2 hal yang paling gue suka yang kira kira kalo di jurusan kuliah tuh kalo ga ke Teknik Informatika atau ke Ilmu Komunikasi.. Nah gue tuh rasanya berat banget pengen ke STEI ITB, gue udah sering bgt bolak balik sana, ikutin kegiatan disana tapi gue sih sadar kalo gue belum hebat di bidang saintek yang nanti bakal di ujiin dan gue susah bgt kalo suruh belajar semua pelajaran yg berhubungan sama saintek (org taun kemaren gue ngambil soshum aja gagal – tapi sekarang kepengen lolos Aamiin).. nah akhirnya gue tekadin kepengen ke fikom, ya pengennya sih keterima FIKOM UNPAD.. tapi setiap gue liat ada iklan/apapun yang berhubungan sama ITB gue suka baper sendiri, nah gue harus gimana ya dengan waktu yg tinggal dikit 8 bulan lagi apa gue harus tetep kejar STEI ITB atau udah kejar Fikom Unpad ? btw kalopun gue keterima di fikom gue bakal seneng bgt, tapi bakal lebih seneng kalo ITB gitu.. gimana nih:(
Pengen curhat juga.
Sebenarnya tujuannya buat belajar kayak udah ‘pas banget’ untuk affirmasi. Cuma masih ragu. banyak mikir sinis setelah memutuskan. dan takut gagal ditengah-tengah. Keseharian saya agak kurang sosial juga karena berdiam di rumah tanpa mencari hal baru. Malu memang dengan diri saya tetapi setelah mencari tahu rupanya saya kurang tegas dengan diri saya sendiri. kurang bersikap asertif. terlalu kebanyakan menerima, tanpa memperhitungkan diri sampai dimakan ‘seleksi alam’ di dunia ini. Namun saya pikir bersikap seperti itu harus bertahan sampai akhir. yang jadi problem sebenarnya ialah proses menjadi sikap tegas itu sendiri, dimana hal yang ditakutkan akan terasa seperti stres, sampai memanajemen keputusan yang bakal berdampak pada efek ke depan. lalu memikirkan tanggung jawab setelah menaruh tujuan belajar tersebut.
tetapi dari problem itu sempat terpikir juga, “Apa benar dunia ini keras? sekeras apakah dunia ini yang cuma berisi substansi yang berupa produk seluruh ilmu? permainan emosi dan ekspresi dll?” Semua pertanyaan itu adalah hasil perenungan yang jadi kebiasaan sejak kecil.
Jadi apakah ada solusi? dulu sempat mikir “Kenapa tidak langsung lakukan saja?” tetapi rasanya kurang ampuh.
Hi bg Glen, mungkin ini pertanyaannya oot. Ak lgi bingung aja, soalnya di hadapin pertanyaan kayak gini:
“Pilih passion atau chance?”
Kalau bg Glen kira2 milih apa? Alasannya??
Halo ka glen. Saya mau nanya seputar masuk universitas negeri/favorite. Dari kecil saya selalu berambisi untuk masuk kesekolah negeri atau ternama dikota saya tinggal dengan tujuan mencari wawasan lebib luas dan saingan belajar lebih banyak, tapi orangtua saya selalu memasukan saya ke sekolah swasta dengan alasan dekat dari rumah padahal saya sendiri ingin mencoba hal lain yg lebih menantang . Oke untuk masuk SMP dan SMA saya mengikuti kemauan orangtua saya dan masuk kesekolah swasta. Sekarang saya sudah lulus SMA dan saya belum lanjut kuliah karena untuk kuliah saya tidak mau lagi menuruti kemauan orangtua saya yang akan mengkuliahkan saya di universitas yang baruberdiri.orangtua saya bilang bahwa belajar bisa dimana saja menimba ilmu itu bsa dimana saja. Saya percaya itu tapi saya rasa wawasan saya berkurang kala hanya disitu saja. Dan sekarang krena saya lulusan smk swasta untuk masuk universitas negeri itu sulit. Bagaimana saran dari ka glen supaya saya bisa masuk universitas baik?
Halo bang Glen..
Aku mau tanya nih. Apakah passion itu juga berarti kita harus nguasain passion kita?
Misal nih, aku passion di MTK, tapi d kelas, MTK aku gak gitu bagus. Ini emang contoh ekstrem sih, tp apa aku bisa tetep bisa anggep bahwa MTK itu passion aku?
Terima kasih sebelumnya bang Glen ^^
bang glenn, disekolah gue sukaaa bgt sama yang namanya biologi. gue pling suka juga kalau udah praktikum di lab, paling excited bahkan norak kali se kelas. tapi sayang, praktikum di lab sekolah gue jarang banget dilakuin. gue sih sering ditanya orang2 passionnya apa dan gue ngerasa passion gue ada di biologi dan pengen ambil jurusan kece yg masih berkaitan sama biologi, contohnya kedokteran.
tapi makin kesini motivasi belajar gue malah makin melorot, makin hari makin males belajar, dan gue malah ngerasa gapercaya sama diri dan passion gue sendiri. ada tips gak biar motivasi belajarnya naik????? bcs im getting bored with kertas dan buku dan guru2 yg hhhh gitudeh. bikin belajar jadi kegiatan yg super duper boring-_-
hai, kak gleen
gue mau cerita sedikit nih….
Sebenernya gue masih kelas 11 di sekolah non favorit di kota malang, dan gue tuh pengennya masuk UI atau UGM jurusan pendidikan kedokteran… tapi, gue masih ragu2 nih, takutnya orang tua gue melarang untuk kuliah jauh2 nih, dan masalahnya kebanyakan di sekolah gue tuh masuknya pada daerah malang aja… gimana nih kak?? tolong ya kak gleen?? Terima Kasih 🙂 😀
Halo Bang Glenn, gue bener-bener butuh solusi dari Bang Glenn. Gini bang, gue saat ini lagi suka banget sama mtk, fisika, dan kimia. Gak tau kenapa gue ngerasa otak gue beneran kerja maksimal saat gue mempelajari itu dan efeknya gue seneng buat belajar, tp gue anak ips bang. Jadinya gue ada niatan yg bener-bener untuk sbmptn lintas jurusan ambil saintek. Gue minta saran banget dari Bang Glenn:
1. Apa dengan waktu yg tinggal beberapa bulan ini masih ada kemungkinan buat gue ngerti semua materi mat ipa-fis-kim-bio dari kelas 10-12 sedangkan gue juga hrus belajar buat UN materi IPS?
2. Untuk belajar materi-materi tsb, alangkah baiknya gue belajar materi-materi tsb full dari kelas 10-12 atau belajar materi untuk sbmptn saintek aja yg udh disediain zenius aja bang?
Gue tau bang, mungkin pertanyaan diatas terutama pertanyaan no 1 itu kembali lg ke diri gue, tp karena Bang Glenn udh berpengalaman , gue butuh banget saran terbaik dari Bang Glenn. Makasih banyak Bang udah sempetin baca:’) gue bener-bener butuh pencerahan:’)
Nice artikel bang!!
Tapi gue mau nanya nih bang glen
Jd gue udah kuliah bang dgn jurusan hukum thn ini,walaupun awalx bkn jrusan hukum yg gue inginkan tp stlah berjalanx waktu gue merasa bahwa ini mungkin yg cocok & terbaik buat gue krn gue menyukai hal2 yg membutuhkan konsep berpikir yg benar & pemahaman yg betul2 mendalam,nah itu yg sya temukan di jrusan hukum tetapi yg menjdi mslah yaitu gue blum menemukan nikmatx mempelajari disiplin ilmu tersebut sehingga terkadang msh ada rasa mlas utk belajar,jdi bgaimna dong bang !!!
Apa ini tanda2 bahwa gue slh jurusan atau mungkin gue yg malas utk mengeksplor bidang yg gue tekuni??
Mhon pencerahanx dong bang ?
Bang glen, gimana sih cara ampuh motivasi diri kita sendiri biar rajin belajar atau cara ngumpulin mood dengan cepat, dan cara nyari bakat tersembunyi kita, soalnya saya sudah kelas XII bentar lagi mau kuliah nah saya udah ada 2 plan, yang pertama kedokteran dan yang kedua itu manajemen, saya jadi kurang pede kalo saya sendiri belum rajin belajar tapi berharap masuk kedokteran bang hehee, kalo ngga bisa ngasih plan ketiga itu bang? Terima kasih.
Hai bg Glen,
gue siswi SMA kls 11 jurusan IPA yang pengen lintas jurusan..menurut lo,apa efektif kalo gue mencuri start beljar SBMPTN soshum,padahal di sisi lain gue juga harus fokus dgn pelajaran IPA di kelas gue.
hai bang glen ;D, aku mau nanya aku suka banget sama hewan sampe mikirnya kalo mau kuliah pengennya kedokteran hewan dan waktu aku bilang ke ortu aku pengen masuk jurusan kedokteran hewan mereka bilangnya.. “yaila ngga membantu banget sih mendingan kamu kuliah kedokteran aja biar membantu manusia” atau “kan kedokteran hewan gapenting di indonesia mending kamu cari jurusan yg lain” gara gara itu kalo ditanya lu mau kuliah jurusan apa? paling jawabnya cuma HAHHAAHA gatau. ya kalo aku jawab kedokteran aja aku mikirnya emang gue bakal lolos? aku bingung;( ya pasti aku pengen ngebanggain ortu tp aku juga pengen jadi dokter hewan;”( aduh labil banget yha ;v
Kak buat video geografinya tlg di upgrade dongg. Sumpa gue ga ngerti apa2 sm geografi yg tutornya cewe ITU::(((((((
Kak nanya ni. Kalo kita mau pilih jrurusan lebih dipertimbangin mana antara pilih jurusan gara2 jenis pekerjaan yang kita inginkan, jadi buat support kalo mau kerja yang kita pengen mesti di jurusan A/B/C/D . Atau Ambil jurusan yang diminati, rela ngulik siang malem, tapi masalah nanti kerjanya apa dipikir nyusul
bang aku pengen ke UI nih ambil jurusan arsitek tapi kemaren lulusannya SMK Kesehatan kira2 waktu 5 bulan cukup nda kalau per hari belajarnya 5jam ?
Halo, Kak Glen.
Kasus Uki Fany kebetulan hampir sama kayak gue sebenernya. Gue lulusan 2015 juga, cuma gue lulusan SMK. Gue ikut SBMPTN 2015 dan ambil saintek buat Metalurgi UI, Teknik Kimia UGM dan Gizi UPNJ. Ternyata ngga lolos karena ilmu gue masih ketinggalan jauh banget sama standar materi SMA.
SBMPTN 2016 gue ikut lagi, tapi gue emang ngga pake prepare karena sebelumnya gue kerja, dan gue ambil soshum buat Hubungan Internasional Undip, Ilmu Perpustakaan Unpad dan Sastra Korea UI. Dan ngga keterima lagi.
Gue bener-bener hopeless dan mulai bingung mikirin kesempatan terakhir gue di 2017 nanti. Di sisi lain sebenernya gue basisnya lebih seneng di saintek, dan gue pengen banget masuk jurusan teknologi pangan atau analis farmasi. Tapi passing grade buat jurusan itu di semua univ terhitung gede, dan belakangan gue mulai mempertimbangkan milih Agroteknologi Untidar yang rasio keketatannya ngga terlalu ekstrem. Di sisi lain gue juga pengen nyadangin Sastra Indonesia (univ apa aja sih, tp yg sekiranya mungkin rasio keketatannya ngga terlalu ekstrem itu UNJ) karena dasarnya gue udah suka dunia sastra dari kecil.
Kak Glen, gimana caranya ngatasin kebimbangan gue? Walaupun passion gue di sastra, jurusan sastra indo sering dipandang sebelah mata buat karir setelah lulus nanti 🙁
Gue minat di tekpang, tapi inget passing gradenya bikin gue minder. Gue pengen sastra indo, tapi sering dipandang sebelah mata 🙁
Hai kak glen, what an interesting article.
Aku mau cerita nih kak, aku udah kuliah selama satu semester di salah satu FK negeri yg merupakan pilihan ketigaku. Jujur aku memang tertarik dunia kedokteran, hanya saja lingkungan sekitarku ini kurang kondusif utk belajar, misalny, teman2ku ini kebanyakan menggampangkan lecture, suka bolos lecture, dll. Dan juga pihak universitas di sini aku rasa kurang memuaskan dalam pelayanannya kepada mahasiswa. Aku merasa di sini mahasiswanya ga ada energi utk belajar, gak kayak sma ku dulu yang emg terkenal dengan persaingan ketat anak2nya. Dan juga suasana kemahasiswaannya loyo banget. Apakah pilihan yg bijak utk mengulang lagi spy bisa bersekolah di fk yg kualitasnya lbh baik? Trims.
Ha glen, salam kenal ya. Gua baru aja baca tulisan ini. Thanks bisni tulisannya bagus dan bermanfaat insyaallah.
Gua mau share juga ya bang. Sekarang ini gua lg sedikit bimbang apa gua harus lanjut kuliah lagi atau engga. Sebelumnya gua suka banget belajar, menurut gua dengan belajar kita jadi tau hal yg sebelumnya ga pernah kita tau, belajar itu asik. Sampe sekarang pun masih gitu, masih suka kepo banyak hal dengan baca artikel, nonton youtube, dll. Pas gua sma gua mulai bosen sekolah (bukan belajar ya). Kenapa bosen? Karena disaat sma gua ngerasa kurang tertarik dengan pelajarannya. Temen-temen gua pada heboh banget harus masuk jurusan ipa, padahal kebanyakan diantara mereka pilih ipa karena menurut mereka itu keren. Berbeda dengan gua yg ga tertarik kesana, justru gua tertarik banget masuk jurusan bahasa. Akhirnya minat belajar gua di kelas cuma pas pelajaran bahasa aja (bahasa Indonesia juga bahasa asing), sampe ga terlaku mikirin nilai gua yg turun di pelajaran lain. Karena tujuan gua cuma satu yaitu masuk jurusan bahasa.
Gataunya takdir ga ngizinin gua masuk jurusan bahasa, tapi gua malah masuk ips. Depresi banget gua saat itu. Yaudah akhirnya tambah sebel deh gua sm sekolah, selama sma gua kayak cuma sekedar lewat aja. Yg penting sekolah 12 tahun. Haha. Pas menjelang snmptn gua bingung harus pilih apa dan kemana (ga ada arah banget gua). Cuma setelah ditelaah, direnungi gua tertarik sm bisnis. Mungkin karena kedua orangtua gua wirausaha semua, jadi dari kecil emang udah biasa bersentuhan dengan bisnis gitu. Akhirnya pas snmptn gua pilih jurusan menejemen dan bisnis islam di ui. Dan gua ga lolos. Sedih bgt karena temen gua banyak yg lolos tp gua engga. Saat itu gua cari alternatif lain, akhirnya ketemu sama kampus bisnis swasta yg belum lama berdiri. Gua cari tau tentang kampusnya dan gua suka. Pilihan gua pun jatuh ke kampus itu, meskipun harus berdebat lama dulu sm mamah yg ga setuju gua masuk kampus itu (beliau maunya gua masuk ptn). Pas sbmptn pun gua ga ikut, karena udah ga tertarik lagi disana.
Setelah gua masuk kampus bisnis itu gua ngerasa lebih seger karena satu kelas bareng orang-orang yg punya ketertarikan dan tujuan sm yaitu bisnis. Kuliah gua cuma saru tahun disana, dan sekarang udah selesai. Ketertarikan gua sm dunia bisnis makin besar, gua tertarik buat bikin usaha ortu makin tersistem dan mau memperbaiki menejemennya. Gua bahagia dengan kebingungan gua saat menjalani usaha, gua bahagia ketika orderan banyak, dll. Sayangnya mamah gua masih aja pengen gua kuliah S1. Gua sih mau aja lanjut S1, tp yg gua takutin gua malah bosen sm teori-teori yg ada di kampus nanti. Soalnya pas di kampus bisnis itu gua lebih banyak prakteknya qdrpd teori dan itu yg buat seru banget. Gua malah makin semangat buat ngejalanin usaha saat ini.
Menurut bang glen gimana? Sebenernya kuliah itu harus banget ga sih?
Semoga dijawab ya
Thank you:)
Hai Bang Glen aku mau tanya
Kenapa sih gw sering gak terima keadaan bahkan sering kebayang kegagalan gw. Trs jd takut lagi kalau gak bisa, ditambah niat belajarku sedikit padahal gw sering ingetin diri sendiri utk belajar biar gak keulang lagi
Kak , kenapa sih sistem pendidikan kita ga di ubah sama pemerintah ? Menurut saya yang udah 12 tahun sekolah di Indonesia merasa sistemnya ga efektif banget, dan pemerintah seharusnya udah peka sama keluhan pelajar Indonesia dong, tapi kenapa kok ga ada inisiatif buat ambil perubahan ?
Karena kata Einstein “sebenarnya semua manusia itu jenius , tapi jika menilai ikan untuk memanjat pohon maka ikan itu akan merasa bodoh seumur hidupnya “, apa harus nunggu aku dulu buat jadi Mentri pendidikan ? 😀
Mantap banget nih ka Glen artikelnya , buat artikel lagi dong ka supaya kita semakin terpacu untuk selalu belajar . Artikel ka Glen keren2 abiss!
“Gua sering banget nyusup di kelas mata kuliah filsafat padahal gua anak ekonomi.” Mungkin gua bakal nyontoh yang ini wkwk, gua emng bukan termasuk orang yang suka belajar tapi gua orang yang gampang penasaran, kadang gua bisa ngejamah google sampe berjamjam cuma buat nuntasis rasa penasaran gua. Dan dalam setahun ini gua dapet apa yang bikin gua ‘wah’ bgt pas ngeliat sesuatu. Gua suka baca novel, gua suka bgt kalo diajak ke perpus atau ke gramed, gua suka tergiur kalo liat buku” cerita. Dan gua putusin diri buat terjun ke dunia kepenulisan, ke dunia sastrawan, gua pengen jadi penulis.(karna kadang gua ga puas sma apa yg gua baca dan gua pengen nyiptain dunia gua sendiri lewat buku yang gua tulis)
Tapi ternyata jalan yang gua tempuh buat impian gua ga segampang itu haha, gua gagal di sbm dan gua keterima di salah satu PTS di malang dgn jurusan pend. b.inggis. Gua ga bisa nolak kak, ortu dan keluarga gua nyuruh gua buat kuliah tahun ini, uang udah banyak keluar karna gua daftar sana sni, gua jga ngerantau jauh dri rumah. Gua ga bisa balik dgn keadaan gagal kayak gtu.
Pada akhirnya gua ngambil jurusan itu, gua terima semua konsenkuensinya ketika gua liat mapel apa aja yg bakal gua pelajarin nanti, gua ga mau nyerah. Terlebih jadi penulis itu ga harus dari jurusan sastra kan? Gua belajar ambil hikmah dari semua ini, gua mulai dri pintu lain. Gua mau tetap di jurusan pend. bhsa inggris, gua mau ngedalemin bhsa inggris gua yg emng bener” minim, gua mau fokus buat jurusan gua dan bisa pergi jauh ngikutin exchange student dan ngumpulin banyak pengalaman,
Gua pengen cepet lulus dan ngambil jurusan sastra setelahnya di negri orang, niat gua bener” gede buat jadi penulis kak. Gua ga mau kalah sekalipun gua salah jurusan. Gua tau jadi penulis ga harus pergi kesana ksni buat ikut ini itu, tapi gua juga pengen belajar bahasa dan budaya, gua pengen baca buku dari berbagai bahasa, buku” ciptaan dari negara lain, bukan negara gua doang. Gua pengen belajar banyak dari isi pikiran mereka yang mereka tuangkan ke dalam buku.
Sekarang gua mikirnya gini, gua gagal jadi mahasiswa jurusan sastra tapi gua masuk di jurusan bahasa yng lebih berfokus untuk dunia pendidikan. Sebenarnya gua ga suka sama sistem pendidikan di indo kak, jadi guru juga bukan tujuan hidup gua, gua ngerasa itu bukan diri gua, gua ga suka atau lebih tepatnya ga ada niat buat jadi guru. Jadi gua putuskan untuk ngambil jurusan itu dengan tujuan memperdalam bahasa inggris gua dan mendapat ilmu keguruan sebagai sebuah bonus. Gua bakal fokus buat cepet lulus dan dapet nilai bagus biar bisa lanjut kuliah s2 dgn jurusan yg gua mau.
Gimana dengan keputusan yang gua buat kak?
Hai bang Glen.
Gue lulusan 2016
semasa gue SMA gue sama sekali belum terfikirkan akan masuk mana setelah sma. orgtua gue nyaranin ke polisi/tni and gue pun setuju”aja. tapi disisi lain gue kepentok sama batas min. tinggi badan. segala macam usaha udah guelakuin buat ninggiin badan. karena gak ada hasil dari sekian banyak usaha gue akhirnya gue pun mengurungkan niat buat masuk kesana. awal kelas 12 gue tertarik pengen bgt masuk kedinasan terlebih ke ipdn dan lagilagi gue kepentok sama tinggi. anehnya gue lebih tertarik bgt sama kedinasan dibandingkan kuliah negri/swasta. karena gue fikir, kuliah di negeri banyak bgt jurusannya dan gue bingung mau milih jurusan apa. singkat cerita UN pun telah usai dan gue pun mengalami masa”galau di hidup gue ,karena gue samsek gak tau mau kemana gue setelah lulus. akhirnya gue cari”info segala macam kedinasan yg gak terlalu mematok tinggi badan. alhasil gue nemuin yg cocok dan gue tertarik bgt.. okee. gue pgn masuk STAN. karena gue minim persiapan dan gue liat ada bimbel stan akhirnya gue mutusin untuk ikut bimbel stan. tahun 1 gue nyoba stan gagal dari tahap 1. awalnya gue mau gapyear dan mau fokus tes stan di tahun berikutnya tetapi ditolak mentah”sama org tua gue. oke akhirnya gue nyoba 3 jalur ujian mandiri yaitu uin bandung,unj dan upi,alhamdulillahnya semua keterima dan dpt prodi. pend mtk, fis, dan bio. orgtua gue bebasin gue mau milih kemana,cuma nyokap gue ngasih option kalau masu milih unj sama upi gue dilarang buat daftar stan lagi di tahun berikutnya. karena gue masih penasaran sama stan akhifnya gue milih ke uin jurusan pend.mtk selama kuliah gue luangin waktu sedikit” buat belajar stan. pas semester 2 gue agak sedikit mengabaikan kuliah gue demi mempersiapkan tes stan pada saat itu. di kelas gue ngerjain soal sampe kosan pun sama dan h-seminggu tes gue sengajain gak masuk kuliah selama seminggu demi mempersiapkan tes stan. bisa di bilang awal 2017 gue bener”mati”an buat persiapan stan, belajar tiap hari sampe larut malem pun gue jalanin. singkat cerita tes 1 stan alhamdulillah gue berhasil lolos, gue pun punya harapan besar untuk bisa jadi stanners2017 tapi harapan itu pun pupus di tahap 2,oke di tahap ke 2 gue pun gagall. perasan semuanya jadi satuu,gue udah ngabaikan kuliah gue selama 1 semester ini dan gue pun gak lolos di stan. pikiran gue udah kemanamana dah. sampe sempet mikir gue mau cuti di semester 3 dgn alasan yg sama. tapi itupun gak dpt izin dari orgtua, sampe sekarang gue udah semester 3 tapi hati gue tetep ngebet banget pengen ke stan. karena
gue mikir dengan masuknya gue kesana mungkin gue bisa liat kedua orgtua gue bangga sama gue. dan terlebih gue anak pertama, itu yg menjadi motivasi terkuat gue ,karena gue anak pertama gue harus sukses dan berhasil biar nantinya adek gue jauh lebih berhasil dari gue. dan gue mau minta pendapat bang glen apa yg sebaiknya guelakukan sekarang? gue kuliah sudah menginjak tingkat 2 sementara hati gue ngebet bgt pengen stan bang. mohon sarannya bang. maaf jika terlalu panjang hehe
terimakasih
emang bener banget bre. eksplorisasi dunia luar itu cara menemukan passion. sbenernya ane anak smk jurusan komputer jaringan, tapi entah kenapa ane tertarik sama software. kebetulan bgt di grup fb ada share seminar pemograman di salah satu universitas di kota ane. entah kenapa tubuh ane langsung ditarik buat ngikkut tuh seminar. akhirnyapun ane juga ngikutin seminar itu, tapi anehnya yg anak smk dikit bgt yg ikut. padahal jurusan smk rpl (kokmputer pemogramman) dikota ane banyak bgt, ane juga ga tau apa mereka emg udah ahli atau emg bukan pasionnya. tp boddo amat lah yg penting ane udah nemu passion ane.
Hai, Bang Glen. Dari pertanyaan2 yang lain, agak beda nih pertanyaan saya. Bang Glen bisa nulis artikel sekeren ini gimana ya? Kalau karena baca buku, bisa rekomendasikan buku yang keren? Nah, selain baca buku, apa ada cara yang lain? Ehe.
Hi bang glen!
Aku lulusan 2017
Dan smpai saat ini aku blum tau passion aku apa,
Soalnya keinginan dan dorongan ortu y sangat bertolak belakang dgn diriku membuat aku tak pernah tau apa passionku,
Aku kpengen ngambil fatmasi,tpi sayangnya dri kls x hingga lulus sma aku nggak prnah ngerti soal kimia but i love biologi
Y aku takutkan klo msalnya nanti aku jdi anak farmasi tpi nggak ngertia apapa soal kimia gimana T_T apalagi ank farmasi hrus nyusul laporan tiap hari kak T_T
Dan aku nggak tau harus ngmbil jurusan alternatif y lain buat pilihan jurusan ku nantinya,
Aku bingung,
Nda aku nggak tw harus gimna :'(
klo kata aku sih kita belajar untuk menjadi pribadi yg lbh baik lg. untuk menggapai cita2 jg, agar tidak mudah dibodohi orng , agar kita bisa jaga diri jg sih 🙂
kak, kok bisa kuliah nyusup mata kuliah filsafat? boleh ya kak begitu? boleh jelasin lebih lanjut ga kak? makasih banyak ya kak
kak, boleh ya masuk ke kelas jurusan lain, seperti kelas filsafat? apakah gurunya ga ngecek?