Kunci dari disiplin untuk mencapai tujuan adalah self control, atau kemampuan mengontrol diri sendiri. Konsep ini dibahas beserta tips cara melatihnya.
Pernah gak sih lo ngerasa banyak hal positif yang pengen lo lakukan tapi akhirnya mentok gara-gara semangat lo kendor di tengah jalan? Berapa banyak sih di antara kita yang mau ‘berubah jadi lebih baik’ tapi ujung-ujungnya cuma heboh di mulut & pikiran kita doang?
“Mulai sekarang gua mau rajin belajar!”
“Mulai besok gua mau berhenti merokok!”
“Pokoknya sekarang gua akan fokus nurunin berat badan!”
“Gua sekarang mau serius melatih kemampuan main piano”
Beberapa contoh komitmen yang gua sebut di atas mungkin pernah kita coba untuk lakukan. Pada saat kita betul-betul mendeklarasikan komitmen kita, biasanya kita emang ngerasa SEMANGAT BENERAN untuk memulai suatu perubahan positif. Katakanlah (misalnya) lo bertekad mau serius belajar untuk menghadapi SBMPTN…
Awalnya kita semangat banget untuk ngumpulin bahan belajar dari berbagai sumber, udah gitu fotokopi set latihan soal yang banyak, sampai-sampai bikin jadwal belajar segala macem untuk 7 hari ke depan. Wah, pokoknya perencanaannya udah canggih banget deh! Mulai deh belajar serius hari pertama, hari kedua masih semangat walau gak seheboh hari pertama, eh hari ketiga belajarnya udah nawar-nawar, hari keempat mulai bolos belajarnya karena keasikan main DotA atau keterusan nonton drama Korea, hari kelima mulai cari-cari alesan supaya belajarnya besoknya aja, hari keenam eh ada temen ngajak nongkrong jadinya gak belajar lagi, daaan… sampailah akhirnya hari dimana lo melupakan segala tekad dan semangat yang udah lo himpun sejak awal.
Pernah gak sih lo ngerasa mengalami hal seperti itu? Tebakan gua sih hampir semua remaja juga mengalami naik-turunnya semangat belajar, termasuk diri gua sendiri dulu. Sebetulnya konteksnya gak harus selalu untuk belajar untuk ujian ya, gua bikin contoh gitu karena kebanyakan yang baca Zenius Blog ini adalah pelajar. Tapi apa yang mau gua omongin ini juga bisa relevan dengan banyak hal lain, misalnya tekad untuk rutin berolahraga, berhenti merokok, tekad untuk melatih kemampuan tertentu, dan lain-lain.
Sekarang kalo dipikir-pikir apa sih yang menyebabkan seseorang tuh cenderung gak konsisten sama tujuannya? Apa sih yang membedakan ada orang yang bisa begitu disiplin dalam berkomitmen dengan orang yang “cuma anget-anget tai ayam” doang? Apa sih yang membedakan mereka yang bisa begitu tekun belajar mati-matian sampai bisa berhasil meraih prestasi akademis yang bisa dibanggakan? Apa yang membuat seseorang bisa betul-betul gigih dengan tujuannya? Apa sih kuncinya supaya bisa seperti itu? Bisa gak sih kita semua seperti mereka yang bisa tetap terus menjaga semangat dalam mencapai tujuannya?
Nah, sebelum gua lanjut bahas pertanyaan-pertanyaan di atas, gua mau ceritain lo tentang sebuah penelitian psikologi populer yang dilakukan oleh psikolog bernama Walter Mischel pada tahun 1960an bernama: “Marsmallow experiment”.
Percobaan ini dilakukan kepada anak-anak TK Bing (usia 4-5 tahun) pada sebuah ruangan di Univ Stanford. Bentuk percobaannya kayak gini: masing-masing anak ditinggalin dalam satu ruangan tertutup tanpa ada TV, majalah, atau apapun yang bisa mengalihkan perhatian mereka. Pada ruangan tersebut ditaro sebuah marshmallow (nama sejenis snack) di atas meja. Oleh pengawas eksperimen, masing-masing anak tersebut dibilangin :
“kamu bisa makan marshmallow ini sekarang, tapi kalau kamu mau menunggu dan tidak memakannya, kamu akan dapat satu marshmallow lagi.”
Anak-anak itu reaksinya macem-macem, ada yang sabar nunggu sampai 20 menit untuk dapetin 1 marshmallow lagi, ada yang cepet banget nyerah terus langsung makan marshmallow. Ada yang mencoba bertahan beberapa menit tapi akhirnya gak kuat nahan godaan akhirnya makan juga. Nah, buat yang penasaran gimana sih bentuk percobaannya, kamu bisa tonton video percobaan serupa yang dilakukan oleh Dr David Walsh tahun 2009.
Udah nonton videonya? Itulah kurang lebih percobaan yang dilakukan oleh Walter Mischel tahun 1960-70an. Hasil dari percobaan tahun 1960an itu: Dari 600 anak yang mengikuti percobaain ini, sepertiga dari anak-anak tersebut memakan marshmallow dengan segera, sepertiga lainnya menunggu hingga Mischel kembali dan mendapatkan dua marshmallow dan sisanya berusaha menunggu tetapi akhirnya menyerah setelah waktu yang berbeda-beda.
Awalnya percobaan ini cuma bertujuan untuk mengetahui proses mental anak-anak untuk dapat menunda kepuasannya, atau istilah keren psikologinya “delay gratification“. Proses mental ini juga kita ketahui melalui peribahasa populer:
“Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang tepian. Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian.” –
Intinya sejauh mana sih seseorang bisa menunda kepuasan sesaat dan bisa bertahan mengontrol dirinya untuk mendapatkan kepuasan yang lebih besar kemudian. Mungkin sejak kecil kita udah sering denger peribahasa ini dan gak sedikit juga yang mikir ini cuman kata-kata bijak sepele orang jaman dulu doang, tapi justru hasil yang mengejutkan dari percobaan ini didapatkan setelah anak-anak yang ikut dalam percobaan beranjak dewasa dan telah masuk SMA.
Beberapa tahun kemudian, Mischel yang memiliki tiga orang anak perempuan yang dulu juga bersekolah di TK Bing, iseng nanyain gimana nilai sekolahan teman-teman anaknya yang dulu sekolah di TK Bing. Dari iseng-iseng nanya ke anaknya ini, Mischel kemudian menyadari bahwa terdapat korelasi yang sangat kuat antara anak-anak yang berhasil menunggu dan yang tidak berhasil terhadap nilai akademis mereka. Karena makin penasaran, Mischel mengirimkan kuesioner kepada orang tua, guru dan pembimbing akademis dari anak-anak yang dulu ikut berpartisipasi dalam percobaan ini tahun 1981. Hasilnya sangat mengejutkan karena rupanya hasil test marshmallow itu berkorelasi sangat kuat terhadap variabel lainnya, seperti nilai SAT (semacam test SBMPTN), pencapaian non-akademis, lingkungan pergaulan, kecenderungan perilaku (nakal/nggak), tingkat kebahagiaan, dan lain-lain.
Percobaan ini akhirnya menjadi populer banget di kalangan psikolog dan beberapa psikolog lagi penasaran untuk mencoba eksperimen hal serupa. Hasil percobaan lain yang serupa ini semakin memperkuat korelasinya terhadap berbagai variabel lain. Para psikolog menyimpulkan bahwa mereka yang berhasil menunggu marshmallow kedua (baca: memiliki kemampuan self control & delay gratification) berhasil mencapai berbagai hal positif dalam perkembangan kehidupan remaja. Sebaliknya mereka yang gak berhasil menunggu (terutama yang cepet nyerah), ternyata cenderung bermasalah dalam kehidupan remajanya, dari yang nilai sekolahnya jelek, sampai ada yang bermasalah dengan drugs, bahkan pada beberapa kasus tindakan kriminal.
Terus apa kesimpulan yang bisa kita ambil dari eksperimen tersebut?
Simpelnya, rupanya salah satu kemampuan yang berperan sangat signifikan terhadap berbagai banyak hal positif dalam kehidupan remaja adalah kemampuan mengontrol diri sendiri (self control) untuk bisa menunda kepuasan (delaying gratification).
PS. Gua ngerasa agak kurang pas untuk menyebut padanan kata Bahasa Indonesia untuk 'self control' dan 'delay gratification' menjadi "mengontrol diri" dan "menunda kepuasan", jadi ke depannya gua akan menyebut 2 istilah itu dengan Bahasa Inggris aja, gpp ya?
Rupanya kemampuan self control ini banyak banget ngaruh ke hal-hal kecil dalam hidup kita (terutama dalam kehidupan remaja), dari mulai masalah kedisiplinan, bisa cepet sadar untuk menghindari pengaruh negatif dari lingkungan, bisa menentukan prioritas dengan bijak, mampu mengendalikan diri dari berbagai hal yang bisa mengalihkan fokus, dsb. Itulah mengapa… anak-anak yang berhasil menunggu marshmallow kedua (baca: memiliki self control yang baik) cenderung memiliki kualitas hidup yang lebih baik, sementara anak-anak yang gak tahan nunggu, cenderung memiliki banyak masalah dalam kehidupan remajanya.
Nah, mungkin sebagian dari lo ada yang kepikiran:
“Wah, berarti kesimpulannya self control itu udah terbentuk dari sejak kecil dong? Berarti kalo gitu mereka-mereka yang makan marshmallow itu (baca: gak punya self control) itu memang ditakdirkan untuk menjadi losser in their life? Sementara mereka yang punya self control itu ditakdirkan untuk jadi orang-orang yang sukses?“
Kesimpulannya jangan ditarik ke arah itu ya. Karena sebetulnya justru dengan mengetahui bahwa “SELF CONTROL” itu berperan penting, kita justru bisa melatih kemampuan (self control) itu agar bisa menjadi kunci supaya bisa konsisten terhadap berbagai tujuan positif dalam hidup kita.
Jadi kalo kita balikin lagi ke pertanyaan awal, apa sih yang bisa membuat seseorang konsisten dengan komitmennya? Sekarang gua bisa bilang bahwa SALAH SATU VARIABEL YANG BERKORELASI KUAT terhadap konsistensi pada komitmen adalah SELF CONTROL. Apa yang membuat seorang penderita obesitas bisa disiplin berolahraga & diet ketat sampai akhirnya berat badannya kembali ideal? Self Control. Apa yang membuat seseorang bisa tekun belajar & tahan dengan berbagai godaan untuk nunda-nunda belajar? Self Control lagi. Apa yang membuat seorang yang kecanduan (rokok/narkoba/alkohol) bisa mengurangi ketergantungannya sampai bener-bener bisa lepas dari kecanduannya? Lagi-lagi Self Control.
Bayangkan betapa banyak hal positif yang bisa kita ubah dalam diri kita kalo kita punya self control yang baik? Nah, masalahnya pertanyaannya sekarang adalah:
“Okay, gua tau deh sekarang kalo self control itu penting banget, tapi masalahnya gimana cara ngelatihnya? Emang bisa ya kita melatih self control untuk bisa lebih konsisten dengan komitmen?”
Nah, di artikel ini gua mau ngasih tau lo semua bahwa masih belom terlambat kok untuk melatih self control dalam diri lo! Gimana sih caranya untuk melatih kemampuan self control? Nah, berikut beberapa tips dari gue:
1. Buatlah Komitmen dengan Mantap
Okay, sebelum ngomongin tentang konsistensi dan self control, pertama-tama yang harus lo lakukan adalah membuat komitmen dan tujuan yang bener dulu. Banyak orang yang mandang sebelah mata tahap pertama ini dan gak dipikirin bener-bener. Padahal menentukan komitmen ini adalah langkah pertama yang penting banget. Kenapa? Karena kalo dari awal komitmennya aja gak dibikin dengan mantap, kita jadi cenderung gak memandang penting komitmen tersebut dan jadi semakin nambah alesan untuk nggak konsisten menjalaninya.
“Ya udahlah bikin komitmen apa susahnya. Tinggal tentuin aja komitmennya mau apa, misalnya: GUA MAU RAJIN BELAJAR. Udah gitu doang kan?”
Bisa aja sih kayak gitu tapi, menurut gua komitmen yang gak jelas tolak ukurnya gitu gak akan mantap untuk dijalani. Nah, terus komitmen yang bagus harusnya kayak gimana dong? Supaya kita bisa konsisten dengan tujuan kita, komitmen yang dibuat juga harus direnungkan bahwa itu adalah hal yang bener-bener kita inginkan. Komitmen itu harus dibuat se-‘sakral’ mungkin supaya secara sadar otak lo ditekankan bahwa you have to take it seriously. Luangkan waktu sebentar untuk merenungkan bahwa ini bukanlah hal yang main-main atau iseng doang, kalo perlu lo tulis di kertas tentang segala hal yang mau lo capai, apa kira-kira benefit yang akan lo dapatkan. Trust me, it will help so much if you write it down.
Langkah pertama barusan mungkin kesannya sepele tapi in a way, lo bakal ngerasain bedanya kalo lo luangkan sedikit waktu untuk mendeklarasikan komitmen lo dalam hati secara serius. Nah, setelah itu baru lo desain tujuan lo berdasarkan syarat-syarat berikut ini:
- Pastikan komitmen lo ini spesifik, konkrit, dan jelas.
- Pastikan komitmen lo ini punya indikator yang bisa diukur.
- Pastikan komitmen lo ini bisa diuraikan menjadi aktivitas yang real.
- Pastikan lo menentukan target yang wajar untuk dicapai dalam jangka pendek
- Pastikan komitmen lo ini dievaluasi dalam jangka waktu yang lo tentukan sendiri.
Nah, 5 point di atas sebetulnya udah pernah diuraikan dengan lebih detail oleh Kak Sasa di artikel zenius sebelumnya. Buat yang penasaran sama artikelnya, bisa baca di sini: “Punya cita-cita keren? Semangat aja gak cukup, lo butuh strategi!”
2. Coba renungkan Hal-Hal Apa Aja sih yang Bikin Lo Gak Konsisten?
Nah, untuk yang point ini gua gak bisa kasih rumusnya karena masalah setiap orang beda-beda. Tapi pada umumnya, hambatan yang bikin seseorang gak konsisten itu ada 2 jenis:
A. Berhadapan dengan Mental Block
Apaan tuh mental block? Bahasa sederhananya, mental block itu adalah “kumpulan alesan-alesan yang bikin lo males ngerjain hal tertentu.” Lo kerasa gak sih kalo kebiasaan nunda kita gak jarang karena kita males untuk memulai? Sebetulnya mungkin untuk bener-bener ngerjainnya itu gak masalah, tapi ada sesuatu yang menghambat kita untuk sekedar mulai untuk ngerjain hal yang relevan dengan tujuan kita.
Gua kasih contoh satu pengalaman temen kuliah gua dulu. Dulu waktu masih kuliah gua punya satu temen kuliah yang bermasalah dengan obesitas (kelebihan berat badan). Dia sadar bahwa obesitas itu gak sehat, menghambat aktivitas dia, dan bikin dia gak pede dalam penampilan. Kalo urusannya diet, dia bisa lumayan disiplin untuk batesin makanan yang berkalori tinggi. Tapiiii kalo udah urusannya sama olahraga, dia tuh maaleeess banget hanya untuk sekedar mulai olahraga. Wah terus gimana dong?
Nah, rupa-rupanya setelah dia renungkan baik-baiknya, yang bikin dia males olahraganya itu bukan males untuk capek berolahraga. Tapi dia tuh males kalo habis pulang kuliah harus nyetir jauh macet-macetan untuk pergi ke gym terus olahraga cape-capean, udah gitu harus nyetir jauh lagi balik ke rumah.
Akhirnya dia sadar kalo “pergi ke gym” itulah sebetulnya yang menghambat dia untuk berolahraga dan menciptakan mental block dalam pikirannya. Sementara kan sebetulnya berolahraga bukan berarti harus dateng ke gym. Singkat cerita, akhirnya dia mengubah mind set dia bahwa olahraga bukan berarti harus dateng ke gym. Dari situ dia mulai konsisten olahraga di rumahnya dan berhasil menurunkan berat badan dengan cukup drastis dalam beberapa bulan.
Itu adalah salah satu contoh bagaimana kita bisa mengatasi mental block dalam mencapai tujuan. Sekali lagi, masing-masing orang beda-beda yah mental block-nya, lo renungkan sendiri apa yang menghambat lo dan harus bisa cari akal sendiri untuk mengatasinya.
B. Perhatian teralihkan oleh distraction
Salah satu hal yang sering menghambat kita untuk bisa konsisten adalah adanya distraction/gangguan yang mengalihkan perhatian kita. Sekali lagi, bentuk distraction orang itu beda-beda. Misalnya, bentuk distraction seorang siswa SMA yang lagi berkomitmen untuk ujian adalah main game DotA, atau bisa juga social media, atau bisa juga distractionnya adalah ajakan temen-temen yang selalu ngajakin nongkrong sampai larut malem, dsb.
Kalo lo pernah baca salah satu catatan perjuangan tutor Zenius dalam menempuh SBMPTN, ada satu cerita yang menarik yang gua lihat, yaitu ketika Wisnu memutuskan untuk minjemin bass dia ke temennya selama satu tahun penuh supaya dia bisa fokus dan konsen belajar untuk SBMPTN. Mungkin kita pikir itu tindakan sederhana, tapi Wisnu sendiri pernah bilang bahwa minjemin bass dia setahun penuh ke temennya waktu itu adalah salah satu keputusan krusial yang dia buat sampai akhirnya dia bisa tembus masuk STEI ITB.
“Selama satu tahun itu gue nggak nge-band sama sekali. Bahkan, gue minjemin bass gue ke temen gue selama satu tahun penuh. Soalnya gue tau, kalau ada bass itu di kamar, bawaannya pengen main melulu. Bisa berjam-jam gue main bass, terus nggak belajar.” – Wisnu OPS
Menurut gua, pengalaman Wisnu di atas adalah satu satu contoh nyata bagaimana kita bisa bertindak tegas untuk ‘membuang’ distraction. Keputusan Wisnu yang mungkin sederhana (atau radikal?) itulah yang membuat dia bisa membuang distraction yang berpotensi mengganggu konsistensi dia dalam belajar. Nah, sekarang tinggal gimana lo bisa bertindak tegas membuang distraction yang bikin lo gak konsisten sama komitmen lo?
“Sebetulnya gua tau kalo distraction gua itu (misalnya: sosial media). Tapi ya mau gimana lagi, gua gak bisa hidup tanpa sosial media. Terus gimana dong?”
Nah, kalo itu balik lagi masalahnya sampai seberapa besar sih lo menghargai komitmen dan tujuan yang lo capai? Apakah tujuan lo itu memang beneran penting? Seberapa pentingnya tujuan dan komitmen lo itu sampai lo rela mengorbankan hal-hal yang udah jadi kebiasaan lo sehari-hari? Jawabannya ada di dalam diri lo sendiri, dan silakan diputuskan sendiri. 🙂
3. Fokus untuk berkembang secara bertahap. Mulai dari hal yang kecil dulu.
Mencoba mengubah diri menjadi lebih baik itu hal yang berat untuk dilakukan, perlu kedisiplinan, konsistensi, dan juga self control yang baik. Masalahnya, seringkali kita mengawali segala bentuk komitmen dengan semangat 45 terus langsung fokus ke hal-hal yang gak realistis, abstrak, ngawang-ngawang, tanpa arah yang jelas. Contohnya nih, kalo lo mau berkomitmen untuk menciptakan group band dan punya cita-cita jadi gitaris terkenal dalam 5 tahun ke depan. Lo jangan belum apa-apa lo langsung ngajak-ngajakin temen-temen bikin band, sibuk bikin lagu ciptaan sendiri, berusaha masuk dapur rekaman buat bikin album sama temen-temen lo. Kalo belum apa-apa lo maksain langsung bersaing ya kualitas lo akan kebanting sama para musisi pro lain yang udah jauh lebih pengalaman.
Daripada lo sibuk dengan upaya sporadis kayak gitu, mendingan lo pastikan dulu kemampuan bermusik lo emang udah bener-bener pantes dulu. Coba lo latihan hal-hal mendasar dalam bermusik dulu, dari pastikan lo lancar baca not balok dulu, cara metik gitar yang bener, pastikan lo menguasai teknik-teknik dasarnya. Jangan main lagu yang itu-itu lagi, jangan masuk ke kunci yang itu-itu lagi. Tantang diri lo keluar dari comfort zone untuk mencoba materi yang lebih sulit. Coba tantang diri lo untuk memulai dengan hal-hal sederhana banget sampai lo gak ada alesan lagi untuk males melakukannya.
Kalo udah keluar dari comfort zone, baru deh lo coba mulai progress bertahap secara konsisten. Misalnya dengan mulai rekaman lo mainin lagu-lagu populer terus diupload ke soundcloud atau ke youtube. Lihat gimana respond dan evaluasi dari orang-orang. Bikin youtube channel lo berkembang, tingkatin populeritas channel lo secara bertahap, dll.
Nah, langkah kayak gitu akan jauh lebih mendukung konsistensi dalam diri lo. Kenapa? Karena dengan memulai langkah-langkah awal yang sederhana dan secara bertahap, lo bisa punya motivasi dan kepercayaan diri untuk terus konsisten dengan komitmen. Coba yuk kita catet apa aja sih hal-hal positif yang kita dapet dengan proses bertahap? Kita coba sesuaikan dengan contoh seperti di atas:
- Dengan upload progress lo ke soundcloud/youtube, artinya lo memulai dengan hal-hal sederhana yang emang beneran realistis bisa lo lakukan dengan akses yang terjangkau.
- Lo bisa terus ngeliat progress lo seiring dengan bertambah banyaknya sound/video yang lo upload. Dengan melihat progress secara bertahap, lo jadi semakin terpacu untuk terus konsisten karena tanpa sadar create an environment where self-control is consistently rewarded.
- Lo mendapatkan constant feedback dan evaluasi dari orang-orang terkait dengan peningkatan performa lo. Terkadang to have someone who expects something from you itu bisa memacu diri lo untuk terus berkembang secara konsisten. Seperti yang gua sempet bahas di artikel blog sebelumnya, untuk bisa meningkatkan kepercayaan diri itu gak bisa instant, tapi harus secara bertahap diiringi bukti pengakuan dari orang lain bahwa lo itu emang pantes untuk layak percaya diri.
****
Okay deh, itulah kurang lebih 3 tips dari gua untuk bisa melatih self control dan memacu kita untuk bisa terus konsisten. Sekian sharing dari gua seputar marshmallow eksperimen, konsistensi, komitmen, delay gratification, dan self control.
Terlepas apapun bentuk komitmen positif yang mau lo capai, moga-moga tulisan gua ini bisa berguna buat lo yang punya kesulitan untuk bisa konsisten dengan komitmennya.
Nah, kalo ada yang mau cerita pengalamannya dalam berkomitmen dan gimana jatuh-bangun usaha lo sampai bisa konsisten, ceritain juga dong tips-tips elo di kolom komentar bawah artikel ini. Gua harap pembaca artikel blog ini bisa sharing juga satu sama lain dan bisa saling menginsipirasi serta memotivasi.
Ok, sampai jumpa di artikel berikutnya!
Oh iya, penasaran sejauh mana skill fundamental dan logika lo? Nih, cobain Zencore! Dengan adaptive learning dan CorePractice, lo bisa tau seberapa jago kemampuan dasar lo, sekaligus upgrade otak biar makin cerdas beneran! Ketuk banner di bawah buat cobain!
***
Sumber Referensi
https://en.wikipedia.org/wiki/Stanford_marshmallow_experiment
https://psycnet.apa.org/record/1972-20631-001
https://www.newyorker.com/magazine/2009/05/18/dont-2
https://www.psychologytoday.com/intl/blog/comfort-cravings/200911/kids-candy-the-marshmallow-test
Catatan Editor
Kalo ada di antara kamu yang mau ngobrol sama Glenn terkait self control, atau tips untuk bisa konsisten dalam berkomitmen, langsung aja tinggalin comment di bawah artikel ini ya. Untuk kamu yang sekarang lagi bermasalah dengan produktivitas, motivasi, dan kepercayaan diri… gua sangat merekomendasikan beberapa artikel ini:
Dengan punya tekad untuk mencapai satu tujuan, pasti mudah deh melakukan self-control. Kalau ada goda2an buat meruntuhkan tekad lo, coba pikirin hal negatif yang bakal lo dapet dengan melakukan itu.
Tuh contoh kak glen..koq bisa dia konsisten nulis blog..panjang2 lg tulisannya.. Heheh
Mantap kak
gw stuju banget untuk distraction. entah brapa jam sehari waktu gw terbuang karena line yg bunyi terus wkwk, btw this is very usefull. thank you 🙂
oiya itu cuman 3 tips kak, mungkin bisa diperbaiki hehe
Nah kan, gak cuma lo doang loh yg perhatiannya teralih krn notif messenger, ada buanyaak banget.
Moga2 setelah baca ini lo bs cari akal utk siasati distraction tsb. Bisa jd dgn mute utk group2 tertentu yg bawel, atau bs juga mute scr keseluruhan. Jd lo bs mulai disiplin bales2in LINE (misalnya) setiap 1-2 jam sekali. 🙂
Exactly, ini terjadi sama gue juga kak.. males belajar gegara rame maen apalagi dah maen werewolf di grup line ih berasa gamau pergi wkwk btw makasih artikelnya kak glen, bantu gue bgt
sama kaya kk Wisnu gue :D:D Demi untuk melakukan “self control” itu sendiri, kelas 12 ini gue jual smartphone gue supaya ga ganggu fokus gue T.T yg pasti buat nambahin beli X.pedia jg .hihi
Wah gokil! Moga2 pengorbanan kamu gak sia2 yah & bs dapat byk ilmu yg bermanfaat dr Xpedia 2.0 🙂
yang konsisten yaa belajarnya!
Mimin Glenn, Zenius.net nya ngebug kenapa yaa…. kalo log in and klik videonya suka log out mulu…..
lagi maintenis kahh…..
lagi butuh banget nih buat bljr SBMPTN
Tadi siang emang sempet ada gangguan teknis. Tapi tadi sore sih harusnya udah bisa diakses lagi. Lagi menjelang UAS nih jd byk bgt yg akses zenius.net
sama punya saya juga,.. kalo saya malah tertulis sudah sign in dari browser lain, tapi setahu saya, saya selalu pake 1 browser yg sama
kalo gua untuk selalu buat gua semangat dan inget terus sama komitmen gua untuk belajar gua tempelin poster orang -orang yang menginspirasi gua , seperti niccolo machiavelli , Plato , dan John Lennon.
Wah, boleh juga nih metodenya. Mungkin bs efektif juga utk pembaca blog yg lain 🙂
iya kak . biar tambah giat bisa juga nempelin foto pacar ( bagi yang punya :D) atau foto orang tua (bagi yang jomblo hehe).
topmarkotop nih.distraction gw kalo udah zeniusan ga bisa nahan strimming.yaelah nonton zenius cm 4 menit maksimal ga kuat.strimming setengah jam aja masih kuat,kurang malah.btw thanks banget nih tulisannya.menyadarkan diri nih.
Kak gen kalo distraction nya diajak main sama teman (sering) ngatasinya gimana?
kamu tolak saja tawaran main barengnya. 🙂
kamu yg hrs mnentukan sendiri agenda kamu hari ini, besok, dan minggu depan apa. jgn mau kegiatan kamu disetir sama lingkungan.
hmmm,,, yayaya,, mantapp nih, menginspirasi,
Tulisan yang emang lg gue butuhin banget saat ini buat mantepin komitmen belajar buat SBMPTN, nih. Tapi distraction gue bkn berupa hal yg bisa ditunda kyk dota, medsos, DKK.
Jadi kan taun ini gue udh jd alumni cm gue masuk salah satu univ di bdg dan gue berencana dan mau ngulang lg taun depan. Tp materi yg gue dapet skrg berhubungan dgn IPA sdgkan taun depan gue mau ngambil soshum. Jadi agak bingung juga gue mau fokus buat UAS yg bentar lg tapi PR gue disoshum masih banyak bgt. Ada saran buat ngaturnya ga kak?
utk topik yang ini gua udah pernah bahas di zenius blog, coba lo cek di sini. Moga2 bermanfaat:
https://www.zenius.net/blog/salah-pilih-jurusan-kuliah
ka glenn, gua on paketan data cuma seminggu sekali, paketan yg sehari. dan gua ngesot2 ka ngejananinnya wakakakaka
masalah gw ada di mentalblock &
distraction
kalo di mentalblock, gw selalu punya alesan untuk maju, gw terus2an mikirin soal buta warna, dan itu yang bikin gw males buat belajar, kalo untuk distruction udah pasti INTERNET hahaha, setiap kali gw di kasih tugas, dan kalo udah ngeliat laptop yang sedang berbaring otak gw langsung ke situ .
tapi dibalik itu gw terus berpikir gimana gw bisa maju, dan maju, tanpa berpikir panjang buat maju :D, +
halo Falcon Zack!
kadang emang kita suka keasikan mikir utk maju, berkembang, dsb… tapi gak sadar kalo ternyata kita cuma keasikan mikir aja tapi action-nya gak konsisten. btw hei kenapa lo jadi pesimis hanya gara2 buta warna?
Lihat Bill Clinton yg buta warna bs jadi salah satu presiden AS yang paling sukses, Christopher Nolan yg buta warna bs jadi salah satu sutradara paling hot di era sekarang, belum lagi founder facebook si Mark Zuckerberg juga buta warna, Keanu Reeves, Mark Twain, dll adalah orang2 buta warna yg terus maju tanpa mikirin keterbatasan dia. 🙂
FYI. Ke depannya bakal ada byk terobosan teknologi utk buta warna, salah satunya Enchroma Glasses, coba lo cek di sini : https://www.youtube.com/results?search_query=enchroma+glasses
Keren banget nih Kak Glen penjelasannya tentang self control dan delay gratificationnya. Panjang. Aku aja nggak bisa nulis panjang gitu di blogku (ups). Inspiratif banget lah pokoknya.
ya nggaklah, masa iya harus belajar terus-terusan. belajar dan istirahat itu harus seimbang. Itulah kenapa utk men-desain komitmen harus detail dari sejak awal, termasuk porsi waktu belajar yg wajar. 🙂
Bermanfaat banget artikelnya kak Glen 🙂 thanks.
Tapi tuh kak, capeknya kaya capek kaya muak gt loh kak. Bukan lelah fisik gmn ya:(
deliberate practice nya Sabda kepake dimana-mana, Berguna banget.
Halo bang.
By the way gw suka banget ngomongin soal mental block, jadi inget waktu di kelas gw presentasi soal mental block depan temen-temen. Haha. Satu hal dari yang gw tangkap di atas tentang mental blog adalah mental block itu ada penyebabnya dan lo harus cari tau. Kemudian mencari cara untuk mengatasinya. Bukan begitu bang?
Nah, mental block itu juga yang menghambat perkembangan diri kita. Lo merasa “rendah diri” atau gak yakin terhadap sesuatu itu, itu mental block. “Gw gak bisa …”, “Gw takut kalau ini itu gimana…” nah sebenernya itu cuma dateng dari pikiran lo. Gw inget tuh sebenernya itu bukan lo gak bisa, tapi cuma pikiran lo yang masih terlalu dangkal untuk menganggap bahwa lo itu sebenernya bisa. Ya, simpel banget ya.
Yang kedua jadi perhatian gw adalah distraction. Tapi bukan itunya, lebih kepada reason nya dimana kata lo adalah kurang kuatnya komitmen. Nah kalo gitu, ini berkaitan dong bang dimana kurangnya komitmen karena kurangnya motivasi dan bayang2 lo akan seperti apa nantinya? Kalau dari artikel di atas lagi, itu karena lo belum cukup berkontemplasi lebih dalam soal apa yang ingin lo capai.
Gitu aja sih pendapat gw bang. Kereeen lah, cocok banget buat remaja2 sekarang yang kayak gitu ya, gw juga hehe.
Halo Deny, iya betul mental block masing2 orang itu beda2. Cuma diri kita sendiri doang yang tau terus cari cara utk mensiasatinya. Sebetulnya pengertian mental block itu bisa luas ya, bisa jadi ujung2nya kemana2 seperti yg lo bilang dari mulai perasaan gak pede, anxiety, dsb.
Untuk distraction, memang salah satu penyebabnya bisa jadi karena komitmen yang dibuat itu gak bener2 serius, tapi di sisi lain kadang distraction itu muncul secara gak kita sadari aja. Kadang kita gak sadar kalo hal yg menghambat kita utk konsisten itu ternyata hal2 yg sepele, misalnya nongkrong lama2, ngegosip di LINE, main game kebablasan, dsb. Cuma tinggal gimana kita sadar bahwa komitmen itu lebih penting daripada procrastination aja.. dan jgn segan2 utk bertindak tegas utk mengeliminasi distraction tsb.
btw utk topik seperti kepercayaan diri dan rendah diri, zenius udah pernah bahas topik tersebut, coba lo cek di sini:
https://www.zenius.net/blog/tips-cara-menumbuhkan-rasa-percaya-diri
https://www.zenius.net/blog/aku-bodoh
Satu lagi tulisan Zenius Blog yang menampar gue. Seriously ini yang gue butuhin sekarang, hehe. Mental Block gue sejauh ini cuma tugas sekolah nih. Tugas sekolah yang bejibun memaksa gue untuk gak belajar di malem hari, jadi ngerjain tugas ppftt… Distraction mah banyak abis. FIFA-lah, EDM-lah, H****i-lah, daaaan sebagainya—-yang bikin gue gak jadi belajar hari itu T___T
Begonya gue setelah ngejalanin distraction dan gak belajar, gue jadi nyesel senyesel-nyeselnya. Wkwkwk
But ijin copas yah, mau gue taro di note hape biar bisa motivate gue terus ^^
Halo Alfinsa, syukurlah kalo bisa bermanfaat dan memotivasi lo. Anyway, sebetulnya distraction itu hanya akan jadi distraction kalo lo gak bisa mengendalikannya. Ada beberapa hal yg sebetulnya bisa jadi ‘hanya selingan’ misalnya main game FIFA utk menghilangkan rasa jenuh kalo abis belajar/ngerjain tugas, asal tau porsinya aja kapan harus berhenti. tapi kalo lo ngerasa bahwa emg FIFA itu jd distraction yg msh sulit lo kendalikan, ya ada baiknya lo eliminasi dulu utk sementara. Hal yg sama juga berlaku utk distraction2 lo yg lain itu 🙂
iya juga sih yah. btw apakah tugas2 sekolah itu adalah mental block? cos kadang nih tugas2 sekolah bikin gak belajar (padahal komitmen kan pengen belajar). tanggapannya gimana nih bang?
kece tenan…..
gw gk bisa absen dari namanya sosmed. karena banyak banget info yang gw dapet terutama dr grup2 di FB, salah satunya grup SBMPTN. gw gk bisa lepas dr gadget, karena gw hobi searching, nge”game”, main piano lewat aplikasi. tapi akhirnya gw mikir, SBMPTN lebih banyak dibahas mulai februari (perkiraan gw). jadi, akhirnya gw “mumi” in gadget dan HP gw di dalam koper dan gw taroh di atas lemari. gw minta bantuan ke kakak gw buat menjadi penghubung kalau misal ada keluarga yang mau gw hubungin atau ngehubungi gw lewat HP kakak gw. belajar zenius cm lewat laptop pinjeman. dan hidup gw tenang karena gw bisa tw dan sadar prioritas gw sekarang.
Cool! eliminate distractions itu emang salah satu trik jitu kalo kita sadar bahwa kita belum punya self control yang baik. Kalo disiplin terus seperti itu, lama2 otak kita akan terlatih untuk terus mengutamakan hal2 yg prioritas. 🙂
sori kalo ngeralat yang gak terlalu besar banget rasanya.
peribahasanya itu lho. “…berenang-renang ke tepian..”
mungkin konsistensi tentang pencapaian tekad mungkin menjadi pertanyaan besar buat ane karena rasanya meragukan diri.
dan ini bakal berakhir kepada tujuan ane yang belum di pasang secara pasti.
ane pernah punya tujuan yang paling bagus untuk masuk jurusan di universitas yang ane sukai (pada komentar ane di sini: https://www.zenius.net/blog/8257/gagal-sbmptn-kuliah-ngulang ) cuma endurancenya cepat lapuk karena kebanyakan mikir. apakah ini juga termasuk faktor di artikel tersebut?
terus soal distraction ane pernah mikir begini: menanyakan hal tentang kegunaan subjek/objek yang membuat ane distracted. sama kek menjawab “why” pada suatu tujuan. dan ini mendukung kah buat diri kita biar gak terganggu lagi dengan distraction tersebut?
Kalo gue tadinya proses belajar gue bagus banget beberapa bulan gitu. terus semenjak gue su*up dari pacar. semangat gue buat belajar down banget. Soalnya cuma dia doang yang nyemangatin gue buat belajar. Sekarang gue bingung gimana gue ngedapetin semangat itu lagi.?
Dikamar gue udah banyak tulisan2 motivasi tapi tetep aja gue kurang semangat.
Jadinya gue lebih milih baca2 novel dibanding belajar. Karena itu lebih menyenangkan bermain dengan imajinasi gue pas lagi baca novel.
Sarannya dong…
Halo Farah, emotional distraction emg salah satu tantangan tersendiri buat remaja. Ini emg domain masalah yang lain lagi, mungkin lain waktu akan dibahas di zenius blog ini. Tapi salah satu cara paling praktis adalah dengan SELF CONTROL (your mind) !
– berikan waktu diri lo untuk sedih, nyesel, dlsb… tapi cepat atau lambat HARUS ada saat ketika lo sadar bahwa lo harus mengontrol pikiran lo supaya jangan berlarut-larut terus, jgn mengasihani diri sendiri, jgn menghayal kesana-kesini lagi, jangan ngarep sama pihak lo luar lagi utk bisa enjoy your life, jgn mengandalkan pihak eksternal lagi utk bisa semangat belajar. 🙂
I know it’s hard, tapi ya memang itu adalah konsekuensi yg hrs dijalani ketika kita memutuskan utk emotionally attach dgn orang lain. good luck!
Bang glen tanya ya.. sebenernya gangguan gw ini pada materi yg harus di pelajari di sbmptn. Nah ane kan pake xpedia 0.2 Bang kadang gw mikir ini harus dikuasain semua gx sih atau hanya yang penting aja. Semakin gw jalanin malah otak gw gx mau fokus mikirin gw belajar bab”ini udh bener belum sih gw takut cuma buang” waktu dan teryata ada bab yg lebih penting . Thx bang ^^
Halo Bima, ibaratnya kalo lo komitmen mau ngegym supaya sehat dan bentuk badan yg bagus… Xpedia 2.0 itu ibaratnya tempat ngegym dengan fasilitas yg byk dan lengkap banget. Nah, tinggal terserah lo aja deh mau pake fasilitas itu kayak gimana, sebagaimana lo memanfaatkan tmp gym utk bikin tubuh lo sehat dan melatih otot.
Anyway, kalo lo bingung utk langkah-langkah belajar SBMPTN, di zenius blog gw udah pernah bahas byk banget topik seputar hal itu. Berikut adalah link artikelnya:
https://www.zenius.net/blog/7-langkah-strategis-belajar-sbmptn-snmptn
https://www.zenius.net/blog/penyebab-gagal-tes-masuk-universitas-kuliah
https://www.zenius.net/blog/telat-mepet-belajar-sbmptn
https://www.zenius.net/blog/latihan-soal-sbmptn
https://www.zenius.net/blog/pembahasan-soal-sbmptn-2015
https://www.zenius.net/blog/cara-efektif-belajar-utbk
Ok saya baca semua duli om ya
Btw, nice article kak glenn hoho.
kak glen, aku mau nanya dong. kalo misal nih aku bikin komitmen kayak gini:
“Belajar materi sbmptn agar bs lulus sbmptn 2016.
belajarnya dimulai dari setelah selesai uas nanti, 14 desember 2015-31 desember 2015 mulai jam 03.15-05.30. lalu dilanjut lagi seterusnya sesuai jadwal yg telah ditentukan.
terus, harus sudah kuasai 2 bab dari masing2 materi dengan cara deliberate practice. untuk bisa fokus, kurangi main hape atau matikan hape ketika sedang belajar. buat suasana kondusif selama belajar supaya fokus.”
Kalo kayak gitu, apakah aku udah memenuhi 3 tips dalam melatih self control seperti yg kakak jelasin diatas?
thank u
Halo Saras, komitmennya sudah bagus, tinggal dijalanin saja secara disiplin. Oh ya, saran aja utk awal belajar SBMPTN, lebih baik fokus utk materi TKPA dulu :
– TPA
– Matematika Dasar
– Bhs Inggris
– Bhs Indonesia
Kalo kamu udah bisa kuasai TKPA dgn try out stabil di angkat 80-90%, lo baru kejar materi Saintek/Soshum. Kenapa gua saranin TKPA dulu? Lo bisa baca di sini >> https://www.zenius.net/blog/cara-efektif-belajar-utbk
PS. menurut gua, daripada lo mematok jam belajar seperti itu, lebih baik mematok berdasarkan target jumlah materi yg mau dipelajari / latihan soal yg akan dikerjakan per minggu. Jadinya lo belajar lebih fleksibel, bisa pagi, siang, sore, malem. Selama targetnya terpenuhi, gak masalah lo mau mulai belajar jam berapa aja.
oh gitu ya. pantes kak, aku juga ngerasa ‘agak’ kaku gitu dan terkadang malah jadi males patuhin gara2 belajar terlalu kepatok waktu. hoho cuma masalahnya kak nih problem aku sekarang belajarnya terkadang masih ‘mood-mood an’. belum lagi uas udah deket.
tapi, apa bakal kekejar materi saintek nya kak kalo aku fokus ke tkpa dulu? soalnya aku udah bikin jadwal belajar sbm gitu setelah abis uas nanti. ditambah lagi, sbmptn tinggal menghitung beberapa bulan lagi dan UN tambah deket. jadi solusinya gimana dong kak?
thanks
Berdoa dan berusaha demi Tekad dengan komitmen yang kuat, spirit for FTTM ITB’16
Kak, kalo gangguan kita tuh Kasur gimana?
Bawaannya pingin tidur terus, ngantuk dikit langsung tiduran.
kalo ngantuk tidur aja dulu. paling enak itu melakukan kegiatan habis seger bangun tidur, otaknya juga masih fresh 🙂
kak glenn , akhir akhir ini mulai bosen belajar . momennya nggk pas , lagi uas kak .. gimana menurut kka ? , some of my friends feel the same things kak –” . mohon di beri wejangan ^^
Kak Glenn, gw mau nanya nih, kan kk lulusan business management kan ?
Mau nanya dong, apa sih keseruannya selama belajar di jurusan ini ? Ilmu tentang apa aja yang bisa didapetin di jurusan Management ?
Soalnya gw skarang lagi mikirin jurusan.. Gw termasuk salah satu orang yang… yah bisa dibilang kesukaannya rata.. ga ada yang terlalu gw suka, dan ga ada juga yg trlalu gw ga suka.., Tapi pas denger Jurusan Manajemen, wah kyak gmna ya.. Kyaknya keren nih, kebetulan gw juga emang mau jadi ‘Business Man’ sih cita-citanya hihi.. Tolong kasih motivasi ke gw kak, apa aja kelebihan jurusan ini untuk masa depan. Biar lebih semangat hehe. Thank you ^_^
kak glen,
jadi masalah saya itu penurunan motivasi kak. saya kelas X sma dan punya komitmen liburan tahun ini mau belajar lebih awal dari yang lain dan mengulang semua pelajaran yang masih belum saya kuasai semester lalu. tapi liburan ini saya jadi kurang produktif dari hari-hari biasa, suka menunda pekerjaan dan banyak tidur. sebelum liburan saya selalu termotivasi kak, sampai-sampai setiap bangun tidur saya selalu ingin cepat-cepat masuk sekolah. saya juga mendapatkan hasil uas yang memuaskan, 8 dari 20 mata pelajaran saya raih dengan nilai sempurna. hal ini yang menghancurkan semua keyakinan saya kak, saya mulai malas belajar dan melakukan kegiatan produktif lainnya. Apa yang harus saya lakukan untuk mengembalikan motivasi saya dulu? saya sudah kewalahan kak, self control saya seakan hilang dan tidak bisa saya kendalikan. sekarang saya terbawa oleh emosi bukannya logika. melelahkan yang pasti, apa kaka punya saran untuk menyelesaikan masalah saya? mohon bantuannya.
kak glen,
jadi masalah saya itu penurunan motivasi kak. saya kelas X sma dan punya komitmen liburan tahun ini mau belajar lebih awal dari yang lain dan mengulang semua pelajaran yang masih belum saya kuasai semester lalu. tapi liburan ini saya jadi kurang produktif dari hari-hari biasa, suka menunda pekerjaan dan banyak tidur. sebelum liburan saya selalu termotivasi kak, sampai-sampai setiap bangun tidur saya selalu ingin cepat-cepat masuk sekolah. saya juga mendapatkan hasil uas yang memuaskan, 8 dari 20 mata pelajaran saya raih dengan nilai sempurna. hal ini yang menghancurkan semua keyakinan saya kak, saya mulai malas belajar dan melakukan kegiatan produktif lainnya. Apa yang harus saya lakukan untuk mengembalikan motivasi saya dulu? saya sudah kewalahan kak, self control saya seakan hilang dan tidak bisa saya kendalikan. sekarang saya terbawa oleh emosi bukannya logika. melelahkan yang pasti, apa kaka punya saran untuk menyelesaikan masalah saya? mohon bantuannya.
Kak, klo mental blocknya itu ngantuk tiap kali belajar gmna ngatasinnya.
Obat ngantuk kan tdur, klo obat nya itu mulu trus berarti nglanggar komitmen dong???
distractionnya tuh ngantuk dan susah fokus di babak awal awal, itu gmn ngatasinya kak?. sedangkan aku kalo udh fokus aku bisa nglakuin hal yg aku suka semalem suntuk tanpa tidur dan ngantuk sma sekali.
mohon bantuannya kak… 😀
good!
setuju dengan mas glen, saya pribadi membutuhkan waktu cukup panjang untuk mampu memahami diri, menerima kekurangan, dan mau berkembang secara bertahap dengan acuan target yang jelas, secara tidak langsuh, hal – hal yang menjadi masalah dalam diri (self control) terbentuk dengan baik, namun harus selalu dijaga dari hal-hal yg menyebabkan (self control) ini pudar.
Kak Glen butuh masukan NIH, kira2 Gimna ya, Aku tahun INI lulus D3 keperawatan jurusan yg Aku nggk engeuh dari dulu bisa di bilang Salah jurusan, Trus Aku pengen masuk S1 Ekonomi Gimna ya sbm Udah gk masuk kriteria umur lg lewat 3 thn. Aku lulusan 2013. Penngennnya sih masuk Ptn negri lg Gimna NIH Kak. 3 thun kgalauan Aku Udah kelar tp skarang Bingung mulainya lg. Sebenarnya bodo amat si Aku mulai blajar lg Dr nol aKu Udah niat bgt. Harapannya bisa masuk unpad atau upi. Yg JD masalah jalur masuknya masih Bingung.. Gimna NIH Kak butuh masukan bgt yg banyak. Terimakasih Kk sbelumnya.
“Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang TEPIAN. Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian.” –
sorry ada kata yang gw bolt .elu salah dalam menulis peribahasa .harap disunting
Oh iya bener juga, thanks atas koreksinya!
setelah baca artikel ini, gw merasa kalau self control gw itu amat sangat rendah sekali. Contohya,kalau lagi belajar, gua selalu menekankan ” belajar dulu sampai jam 8, ntar baru bisa nonton mv kpop ” terus baru elajar jalan 30 menit langsung kagak tahan dan buka laptop dengan dalih ” bentar aja, satu video” dan akhirnya kagak belajar.
Hi bang glen.
Mau request nih ?buat blog tentang memusatkan konsentrasi dong bañg? aku kebiasaan susah konsen apalagi kalo udh ngerjainsoal soal gitu.
Thanks bang☺
memusatkan konsentrasi? Wah mungkin seperti memusatkan tjakra Naruto sampai keluar Kyubi gitu ya? hehe… kidding. Nanti gua coba pikir2 dulu ya gimana format tulisannya 🙂
Hahaha,makasih ya bg wkwkw
kak, zenius punya versi buku elektroniknya gak kak? atau kakak ada buku elektronik yang bisa direkomendasi?
Halo Dea, sebetulnya bisa dibilang seluruh konten yang ada di zenius adalah “buku elektronik”. Kamu bisa baca semua artikel blog di zenius secara gratis. Kalo seluruh artikel di blog ini dibukukan mungkin bisa sampai 1000+ halaman loh. Kemudian 2.500 paket soal juga bisa kamu download secara gratis. Komponen itu juga bisa jadi “buku elektronik” yang kalo dijumlahkan mungkin bisa mencapai 3000 halaman sendiri loh. 🙂
tp pembahasannya ada di dalam video dan videonya nggak bisa di download secara bebas kak 🙂
Apa yang membuat saya bisa konsisten adalah “rasa takut” .-.
Hallo kak zenius, nama saya sofi, saya skrg sudah berusia 20 tahun. Nah, diusia saya ini banyak banget permasalahan2 yang membuat jadi frustasi, stres dkk. Sampai pernah putus asa untuk mengakhiri hidup ini. Dalam permasalahan ku ini adalah mengungkit dan membicarakan tentang masa lalu. Bukan persoalan cinta karna saya tidak terlalu fanatik dengan percintaan. Masalah ini adalah tentang aku yang tidak krasan di pondok dulu dan pergaulan ku dulu saat aku duduk di bangku sekolah pertama. Hal yang tak bisa ku terima adalah kabar bahwa aku bukanlah orang yang baik, dan banyak yang menjauhi ku sebab aku sekarang berubah. Aku sekarang hanya memikirkan pendidikan ku selanjutnya ke perguruan tinggi yg berkualitas. Dan tak pernah memulai dan mengingat hal masa lalu. Tapi kenapa harus mereka yang dekat dg ku merasa tidak terima dg apa yang aku lakukan. Padahal aku tidak pernah mengganggu / menilai kabar mereka yang sudah jauh dengan kehidupanku sekarang. Nah, artikel ini telah membantu saya untuk mencoba memperbaiki semuanya. Untuk itu saya mohon minta tolong kepada admin zenius.net membantu saya dalam permasalahan untuk berkomitmen dalam memperoleh sesuatu yang lebih baik saat ada ungkitan masa lalu yang sudah berlalu? Terimakasih kak. #HelpMePlease!!
Mantap kak artikel nya.. Kalau bisa artikel yang kaya gini itu di update terus..
sumpaaa gue yakin orang yang nulis artikel kayak gini pasti capek udah panjang, belajar dari pengalaman orang lain terus gakalah penting mikirin bahasa yang mudah dicerna orang lain. sungguh gue paling takut kegagalan apalagi tahun 2017 ini tahun gue.. bakal ketrima lewat SNMPTN kah atau SBMPTN kah atau STAN.. artikel ini bermanfaat banget sungguh!!! so makasi banyakk Godbless
iye kak, gw sering banget begitu 🙁 Awalnya semangat bikin rencana sendiri mau ngapain. eh kalo ada yang telat,, misalnya bangun kesiangan.. udh langsung semuanya gak di lakuin -,- 🙁
Mantap sekali artukelnya, membuka hasanah pengetahuan saya untuk maju.
terimakasih pak Glenn
Mau sharing cerita gue nih, gue kan dah berusaha dikit dikit mulai keluar dari zona nyaman gue mulai belajar dikit dikit tapi yang gue bingung ko susah ya lanjutin belajar gue, sementara targetan gue goal sbmptn taun depan dan ini udah mau 6 bulan lagi test, tapi gue coba terus buka buku gue.. tapi kadang masih bingung dengan rutinitas gue yg kerja sekarang, sementara pas dateng ke rumah kadang godaan tidur nya ngegoda banget padahal udah buka buku. apa sistem belajar gue salah atau gimana
Kak Glenn bagaimana klo rasa malas itu sudah dari DNA orang terdekat?
Apa solusinya?
keren artikelnya
Thankyouuuu
halo ka glen,
gini ka, aku masih bingung darimana harus belajar sbm, harus apadulu, belajarnya perbab atau gimana, karena jujur selama beberapa hari ini aku coba belajar buat sbm, hasilnya nol kak, aku samasekali gainget apa soal yg aku kerjain, langsung kayak hilang aja gitu.
nah jd dulu pas kelas 9, kan mau un ya kak, dulu tuh aku sampe inget semua model soal yg mau di un-in jd aku bener2 pd ngerjain un-us dan ujian2 lainnya.
nah tapi buat sbm ini aku bingung ka nerapin belajarnya gimana soalnya emang aku udah buntu, i mean aku udah mikirin aegala cara tapi hasil belajarnya tetap nol. gimana ya kak solusinya? hehe
Emang mantap inspirasinya bang terharu bacanya dan paling kagum gue pas baca yang masmallow experiment dan poin yg ketiga
mantep bet dah…..
Gue dulu pernah belajar dakhwah dan sekolah ,sebelum gue maksud ke dakhwah , gue merasa pintar banget dan dengan tidak masuk sekolah dan gue jago banget nyari uang , kallo gue masuk sekolah ma gue rasa gue itu sebenarnya pintar tapi kenyta an nya gue bodoh ,karna banyak teman yg toxic ya gue merasa terhambat hambat ,selanjut nya gue pegang prinsip gue singkirin dulu pergaulan dan ternyata selama gue ikutin pelajaran gue merasa bodoh banget tapi kenytaan gue rajin dan pintar terlihat dari sikap dan nilai lapor gue hehehehe mks…