Artikel ini membahas tuntas 3 jenis pengetahuan yang penting untuk dikuasai: fundamental skills, insightful knowledge, dan practical skills.
Ini penting buat lo yang lagi milih jurusan atau masih kuliah
Kali ini gw bakal bahas tentang knowledge. Menurut kita yang ada di Zenius, knowledge itu dibagi menjadi tiga, yaitu fundamental skills, insightful knowledge, dan practical skills.
1. Fundamental Skills
Ini knowledge yang penting banget yang sifatnya teknikal, dan berguna untuk ngelatih cara berpikir, tools yang oke banget untuk kemajuan dan progress kita dalam mikir. Ada beberapa hal yang penting bagi fundamental skills ini.
- Yang pertama itu critical thinking dan logic. Critical thinkingitu merupakan kemampuan untuk berpikir dengan benar, bisa memilih-milih informasi mana yang bener mana yang salah, intinya how do we know what we know is true. Ini essential banget. Banyak orang berpikir bahwa mereka bisa mikir. Tapi, untuk berpikir logis intinya adalah gimana kita mikir dengan aturan-aturan logika yang secara universal bener dan ngga gampang kejebak. Sebenernya, ada aturan dasar dalam berpikir, gimana kita bisa ngeliat itu informasi akurat atau ngga, gimana caranya ngambil suatu kesimpulan, apakah sumbernya terpercaya atau nggak, dan seterusnya. Gw tekanin sekali lagi, itu hal yang penting banget. Kalo ngga tau aturannya, ya kita mikirnya jadi ngasal, apa yang menurut kita bener aja.
- Yang kedua, matematika. Pengertiannya disini ngga hanya untuk berhitung sehari-hari ya, tapi lebih dari itu. Dengan kita ngerti matematika secara solid, kita bisa menciptakan pola berpikir yang terintegrasi. Secara internal dan konsisten. Kalo kita punya info atau knowledge apapun, semua yang diterima itu bisa terkoneksi dan terintegrasi dengan baik. Kita tau gimana harus nyambungin semua info yg kita dapet dengan baik, terintegrasi dan konsisten.
Kalo lo belajar di zenius.net di limit turunan dan integral (termasuk kalkulus masuk integral juga) lo bisa liat bahwa ternyata pemahaman dasar tentang matematika ini tuh nyambung banget ke fisika atau ke ekonomi, terus nyambung juga ke bagian-bagian matematika yg lain. Dengan belajar matematika dengan bener, semua bisa terintegrasi dan terkoneksi, misalnya kita mikir A, di pikiran kita yg lain B, itu kan jelas kontradiktif, tapi kita ngga sadar. Nah, dengan lo jago matematika, lo bisa jadi sadar akan inconsistencydi dalam pikiran kita, yang sebelumnya mungkin lo ga sadar, dan akhirnya lo bisa benerin deh sedikit demi sedikit cara mikir lo.
Banyak research di berbagai bidang dan profesi misalnya guru dan marketing, yang perform the job better biasanya adalah mereka yang matematika skills-nya lebih jago. Terus, my favorite person, yang punya liverpool, dia mathematician banget tuh. Kebukti deh, bahwa yang matematikanya oke cenderung perform dengan sangat baik di bidangnya. - Hal yang ketiga yang penting di fundamental skills adalah verbal skills. Terutama bahasa Inggris. Kenapa? Dengan ngerti bahasa selain mother tongue, bisa bikin struktur otak kita berpikir lebih kompleks. Research mengatakan, orang-orang dengan kemampuan bilingual cenderung punya IQ lebih tinggi. Ini penting banget nih, termasuk orang asing yang bisa bahasa lain selain bahasa mereka sendiri. Menurut gw, semua orang harus bisa.
2. Insightful Knowledge
Ini penting banget untuk dipelajari, terlepas dari background-nya apapun. Ini guna juga buat membangun pemikiran kita untuk bisa ngeliat dunia apa adanya. See the world as it is. Kita jadi ngga terjebak dengan mitos-mitos, traditional believe, dll. Ini penting untuk ngeliat paradigma yang lebih luas dengan berbagai macam sudut panjang. Apa aja sih yang termasuk di insightful knowledge ini? Ya exposure lo terhadap filosofi, general sciences, dasar-dasar fisika, dari mana asal terbentuknya bumi, gimana adanya makhluk hidup, munculnya manusia, antropologi, sejarah, itu semua merupakan hal-hal yang penting dan menarik banget untuk dipelajari. Lo nggak harus ngedalemin insightful knowledge secara detail, tapi paling nggak, lo ngerti dan tau, sehingga lo bisa ngebentuk pemikiran-pemikiran yang lebih luas dan lebih objektif. Bisa lebih tercerahkan dan wawasan lo jauh lebih luas dan yang pasti lo jadi ngga mikir terlalu sempit dan jadi orang yang jauh lebih menarik dan lebih wise karena cara pandang lo ngga hanya ngeliat dari satu sisi aja. Terlepas dari bidang lo, lo bakal bertemu banyak orang, terlibat dalam proses-proses demokrasi, membuat keputusan-keputusan di bidang-bidang seperti sosial, politik ekonomi, pemerintah, dan masih banyak lagi lainnya.
Nah, dengan lo nguasain insightful knowledge ini, lo bisa lebih dapet the big picture dari segala hal. Sejujurnya, pendidikan di Indonesia tuh hampir nggak ada yang bener-bener ngajarin murid-muridnya tentang insightful knowledge. Di universitas-universitas juga nggak banyak yang nawarin. Kalaupun ada, malah kesannya jadi nggak dianggap penting sama muridnya. Padahal, di Amerika, justru setengah dari pembelajarannya itu adalah liberal arts education. Pembelajaran ini banyak ngejelasin tentang berbagai insightful knowledge dan ini penting banget (walaupun diajarin juga materi di bidang-bidang khususnya yang juga bagus sih). Pendidikan mereka terutama di level S1, justru insightful knowledge ini yang diperhitungkan dan dinilai seberapa jauh kemampuan murid untuk menyerap insightful knowledge yang dikasih secara bener. Ini menjadi dasar buat lulus sarjana, sarjana itu by definition adalah mereka yang berpengetahuan dan berpikir secara intelektual dengan pengetahuan yang jelas lebih diperhitungkan dan dianggap reliable (lebih terjamin kebenarannya), bukan hanya sekedar baca buku yang dibaca secara sembarangan.
3. Practical Skills (Vocational Knowledge)
By definition, udah jelas maksud dari practical skills, lo jago di satu bidang yang spesifik (seperti communication, accounting, dokter, engineer, marketer, dan lain-lain). Dengan lo jago dengan skills itu, lo jadi berguna, dan dengan kemampuan yang lo punya ini lo bisa cari duit, berbisnis, pokoknya skills yang lo kuasain deh. Nah, di practical skills ini lo pilih deh, apa skills yang cocok dan sesuai buat lo.
Ketiga knowledge itu penting buat lo, yang pertama dan kedua wajib banget dikuasain, yang ketiga lo bisa cari tau bidang yang sesuai dengan yang lo pengen dan sesuai. Nah, untuk practical skills, lo bisa ngasah kemampuan lo dengan deliberate practice (DP), seperti yang udah pernah gw tulis di artikel sebelumnya, dimana dengan lo menguasai suatu skills dengan cara DP lo bisa ngasah kemampuan lo sampai bisa sejago mungkin.
Tapi perlu diingat, dengan practical skills yang jago banget tanpa nguasain fundamental skills dan insightful knowledge juga kurang dan ngga bakal bisa maksimal. Dengan nguasain ketiganya, lo selain bisa expert di satu bidang dengan dasar cara berpikir yang udah bener dan cara mandang yang lebih luas (tidak sempit). Gw rasa di abad 21 ini kita harus bisa belajar dan dapetin semua untuk bener-bener bisa berguna baik bagi diri sendiri maupun bagi masyarakat. Oke segitu dulu, nanti ke depannya gw bakal sering bahas tentang ini, karena bagi gw, ini hal yang penting banget.
Sabda PS (@sabdaps)
Founder & Teacher of Zenius Education
—————————CATATAN EDITOR—————————
Kalo ada di antara lo yang mau ngobrol atau diskusi sama Sabda tentang artikel ini, langsung aja tinggalin komentar di bawah artikel ini. Buat lo yang mungkin ngerasa pengen dapet tips belajar lain dari artikel zenius, gua sangat merekomendasikan artikel-artikel di bawah ini:
Ada satu skill yang sangat vital, namun tidak dimasukkan dalam kelompok di atas.
Yakni kemampuan untuk mengamati dunia ini apa adanya, melakukan eksperimen, uji hipotesa, dan menarik kesimpulan dari hasil eksperimen.Pengelompokan kemampuan ini saya rasa paling tepat entah di Fundamental atau Insightful. Di Insightful anda menyebut “Melihat dunia apa adanya” namun tidak sedikitpun disebut mengenai konsep eksperimen, uji hipotesa, dan menarik kesimpulan.
Pentingnya eksperimen & menarik kesimpulan dalam eksperimen sangat vital dalam sains. Konsep-konsep yang sering dianggap kontroversial dalam sains (evolusi, kosmologi, mekanika kuantum etc), diyakini kebenaran/kesahihannya bukan karena pemikiran atau sudut pandang seseorang/sekelompok orang. Melainkan karena konsep2 itu bisa memberikan prediksi dan sesuai dengan hasil pengamatan.Alam adalah hakim tertinggi mengenai ide-ide sains. Bukan pemikiran/filosofi/cara berpikir. To quote someone I respect a lot “No matter how beautiful your theory is, no matter how smart you are, if your theory disagrees with experiment, it is WRONG. And that simple sentence is the key to science.”Just my 0.02 CHF
Sorry, karena kita take for granted untuk empirical knowledge, kita ngga specifically masukin kemampuan itu, karena kita pikir itu udah ga perlu dibilang lagi, kalo emang tampaknya mesti di obviously stated… well kalo gitu kita masukin ke fundamental skills…
Oh, btw sorry for not being clear enough, di dalam critical thinking skills most of skills yang di ulang2x dan tekankan memang scientific method… observasi, induksi, formulating hypotheses, test the theory against reality, etc etc
“test the theory against reality”
Glad we are on the same page about this. Bukannya apa-apa: Saya mengamati kecenderungan terlalu banyak siswa cerdas Indonesia, scientist wannabe, yang terlalu terpaku dengan berpikir saja dan teori saja. Tanpa sekalipun tertarik untuk mengkonfrontasi teori dengan fakta/eksperimen. Inilah salah satu sebab iptek Indonesia susah maju: Orang2 pintarnya tidak mau bergeser dari teori/simulasi ke eksperimen. Entah kenapa. Mystery for me. Paradigma ini harus dirubah. Di mana saya bekerja saat ini, justru lebih banyak orang eksperimen. Dan mereka sebagai eksperimentalis, juga memiliki pemahaman dan pengetahuan teori yang kuat — yang tidak kalah dengan orang2 bagus di Indonesia yang menekuni teori.
Salah satu dream saya adalah mengajarkan science bukan dari textbook, melainkan ‘discovery based’. Sebisa mungkin semua hukum / fenomena science yang diajarkan, tidak pertama kali diajarkan berupa penulisan rumus atau penggambaran situasi di papan tulis. Melainkan berupa hasil eksperimen dan percobaan.
Gampangnya: Kalau kita mengajarkan ke anak murid bahwa benda jatuh bebas itu kecepatannya setelah jatuh sejauh s dengan menulis kan v = sqrt(2*g*s), mereka bisa lupa setelah satu minggu.
Tapi kalau kepala mereka dijatuhi kapur dari ketinggian 1m, 2m, 3m, 4m, dst .. mereka akan ingat selama2nya 😉 Well, bukan seperti itu tentunya, namun intinya kalau mereka ingat sendiri dan melakukan sendiri, itu mereka akan susah lupa.
A picture may worth a thousand words. But an experiment worths a thousand picture.
thats right haryo
Kak,saya mau tanya,knp saat saat masukan kode konten AR09MAT0102 utk mencari Bab 01 – Kesebangunan dan Kekongruenan – 2 – Kongruen – Latihan Soal hasilnya “Sorry, we could not find module BAB%201%20-%20KESEBANGUNAN%20DAN%20KEKONGRUENAN%20-%20AR09MAT0102. Please check your code.
Or, return to zenius.net”? Terimakasih.
wow artikelnya keren
nice artikel bang 🙂
thank you bank sabdaaaa :))
really , when I red at the third skill , that is practical skill, it makes me shiver
I always thought that practice is the most necessary thing in knowledge , for the example if I want to study new language , I just have to practice it as much as i can
but now i realize that there are other skill that can support the third skill, those first 2 skill can make the third skill fantastic ,and it is really important