Sobat Zenius pasti sudah tahu dengan berbagai bentuk psikotes modern seperti tes IQ atau tes kepribadian.
Tapi elo tahu nggak sih seperti apa perkembangan psikotes modern sampai menjadi berbagai alat tes seperti sekarang?
Kali ini gue akan menjelaskan perkembangan psikotes modern untuk berbagai kebutuhan. Mulai dari mengukur inteligensi sampai menganalisis kepribadian.
Baca Juga: Mengenal Apa Itu Introvert dan Ekstrovert
Perkembangan Psikotes Modern untuk Tes IQ
Sejarah perkembangan psikotes modern dimulai oleh psikolog Perancis Alfred Binet dan Theodore Simon tahun 1905. Saat itu, mereka mempublikasikan skala kecerdasan berisi 30 item untuk mengukur inteligensi anak-anak usia sekolah di Paris. Skala ini kemudian dikenal dengan nama Simon-Binet Intelligence Scale. Apa elo pernah mendengar nama skala ini?
Untuk mengembangkan skala ini, Binet dan Simon pertama mengembangkan alat tes dengan memberikan soal-soal yang jarang dipelajari di sekolah, misalnya daya ingat, daya fokus, dan kemampuan memecahkan masalah.
Hasil dari tes ini adalah sebuah skor yang sampai sekarang disebut skor intelligence quotient atau skor IQ.
Satu dekade setelah tes ini diluncurkan, pasti ada banyak hal yang berubah dalam budaya pendidikan, dong. Makanya butuh alat tes yang lebih sesuai dengan perkembangan zaman saat itu.
Jadi, tes buatan Simon-Binet ini direvisi dong?
Bener banget. Revisi pertama dari alat tes ini dilakukan oleh Lewis Terman di tahun 1916. Salah satunya adalah merevisi perhitungan skor IQ agar lebih mudah dikategorikan.
Skor IQ | Kategori |
Lebih dari 130 | Sangat berbakat |
121-130 | Berbakat |
111-120 | Kecerdasan di atas rata-rata |
90-110 | Kecerdasan rata-rata |
80-89 | Kecerdasan di bawah rata-rata |
Kurang dari 80 | Gangguan kognitif |
Kalau guru Bahasa Inggris elo sering bilang practice makes perfect, Lewis Terman dan para psikolog lainnya di Stanford percaya kalau revisi makes perfect. Nggak tanggung-tanggung, alat tes inteligensi ini direvisi sampai lima kali, lho. Revisi terakhir dipublikasikan Universitas Stanford tahun 2003, 87 tahun setelah revisi pertama dipublikasikan Lewis Terman. Lama banget, ya?
Dalam revisi yang terakhir, tim psikologi Stanford membuat kategori skor IQ yang baru.
Skor IQ | Kategori |
145-160 | Sangat berbakat |
130-144 | Berbakat |
120-129 | Superior |
110-119 | Kecerdasan di atas rata-rata |
90-109 | Kecerdasan rata-rata |
80-89 | Kecerdasan di bawah rata-rata |
70-79 | Gangguan/keterlambatan kecerdasan borderline |
55-69 | Gangguan/keterlambatan kecerdasan ringan |
40-54 | Gangguan/keterlambatan kecerdasan moderat |
Karena ada banyak psikolog dari Universitas Stanford yang merevisi tes buatan Binet dan Simon, nama alat tesnya jadi berubah. Sekarang, tes ini dikenal dengan nama Stanford-Binet Intelligence Scales.
Tapi kayaknya psikolog di Amerika Serikat nggak puas sama satu alat tes inteligensi saja. Soalnya, di tahun 1949 psikolog David Wechsler juga mempublikasikan alat tes yang disebut Wechsler Intelligence Scale for Children (WISC). Iya, alat tes ini memang dikhususkan untuk mengukur IQ anak-anak usia enam sampai enam belas tahun aja.
Kalau usianya sudah lewat dari enam belas tahun gimana, dong? Jangan khawatir, Wechsler juga mempublikasikan alat tes IQ untuk usia remaja dan dewasa yang disebut Wechsler Adult Intelligence Scale (WAIS).
Di masa sekarang, tes IQ Stanford-Binet, WISC, maupun WAIS masih sering digunakan meskipun sudah ada banyak cara untuk mengukur inteligensi seseorang. Misalnya dengan memberikan soal-soal bahasa, logika dan aritmetika seperti yang sering elo temui dalam soal TPA saat tes penjurusan atau SBMPTN.
Baca Juga: Contoh Soal Barisan dan Deret Aritmatika dengan Pembahasan
Perkembangan Psikotes Modern untuk Tes Kepribadian
Selain tes IQ, tentu elo paling sering bertemu dengan tes kepribadian. Apalagi sekarang tes ini mudah banget diakses di internet kayak tes MBTI.
Padahal tes kepribadian sudah ada sejak zaman Perang Dunia I, lho.
Awalnya, tes kepribadian dilakukan untuk menyeleksi kandidat tentara yang bisa ikut berperang. Salah satu alat tes kepribadian yang digunakan diciptakan oleh Robert Woodworth bernama Woodworth Personal Data Sheet.
Tapi tes ini nggak terlalu populer, guys. Baru di tahun 1962 tes kepribadian benar-benar populer berkat tes yang dikembangkan oleh Katharine Briggs dan Isabel Briggs Myers. Nama mereka berdua mirip, ya? Jelas dong. Soalnya Katharine Briggs adalah ibu dari Isabel Briggs Myers. Keren banget kan ada ibu dan anak yang berkolaborasi mengembangkan alat psikotes kepribadian?
Mereka berdualah orang di balik alat tes kepribadian terkenal Myers–Briggs Type Indicator alias tes MBTI.
Dalam skala kepribadian yang dikembangkan melalui MBTI, ada 16 tipe kepribadian.
Elo pasti sudah tahu dong sama tes MBTI ini. Soalnya tes kepribadian ini memang populer banget. Kira-kira, ada lebih dari 50 juta orang yang sudah ikut tes ini sejak tahun 1960. Banyak banget, kan?
Tes kepribadian digunakan untuk banyak hal. Salah satunya adalah untuk menentukan penjurusan saat SMA. Tes ini digunakan berbarengan sama tes IQ.
Kira-kira apa saja ya, yang dibutuhkan untuk menghadapi tes penjurusan? Elo bisa cari tahu jawabannya dengan mengikuti series Seputar Psikotes ini. Yuk, baca pembahasan lengkapnya!
Seputar Psikotes:
Bagian 1: Psikotes, Bukan Cuma Tes Kepribadian
Bagian 2: Sejarah Psikotes dan Perkembangannya dari Masa ke Masa
Bagian 3: Perkembangan Psikotes Modern: Tes IQ dan Tes Kepribadian
Bagian 4: Ini yang Harus Elo Ketahui Sebelum Ikut Psikotes Penjurusan SMA
Referensi:
- The Utility of the Myers-Briggs Type Indicator – David Pittenger (1993)
- Using the Myers-Briggs Type Indicator as a Tool for Leadership Development? Apply With Caution – James Michael (2003)
- Types of Psychological Testing – Psych Central (2021)
- Alfred Binet and The History of Intelligence Testing – Verywell Mind (2020)
- A Brief History of Personality Tests – Harvard Business Review (2017)
- Psychological Testing – Anne Anastasi dan Susana Urbina (1997)
Leave a Comment