Hai Sobat Zenius, elo suka nggak sih, nonton-nonton video teori konspirasi gitu? Kayak yang kadang-kadang lewat di TikTok, atau mungkin elo pernah nonton di channelnya Nessie Judge? Nah, kali ini gue juga mau ngomongin soal teori, nih. Bukan teori konspirasi sih, hehe, melainkan teori perdagangan internasional menurut para ahli.
Sebelum kita terjun dan menjelajahi teori perdagangan internasional, kita kenalan dulu, yuk, sama konsep teori. Teori itu apa, sih?
Teori merupakan kumpulan konsep sistematis dari berbagai bidang hasil pemikiran, pengolahan, dan penelitian dengan menggunakan metode ilmiah terhadap suatu fenomena tertentu.
Di dunia ini ada banyak teori, misalnya teori evolusi, teori konspirasi bentuk bumi, dan sebagainya. Namun, teori nggak lantas bisa dijadikan pernyataan akhir yang udah pasti banget kebenarannya.
Teori bisa datang dari banyak orang. Contohnya teori bentuk bumi, ada yang bilang bumi itu bulat, ada juga yang bilang bentuknya datar. Teori bisa terus bertumbuh, bahkan bisa juga disangkal oleh teori lainnya.
Nah, di perdagangan internasional juga ada beberapa teori yang perlu elo ketahui dan terbagi atas dua bagian, yaitu teori klasik dan teori modern.
Teori perdagangan internasional klasik melihat perdagangan internasional berdasarkan negaranya (country-based). Teori klasik diawali dengan teori merkantilisme, teori keunggulan mutlak oleh Adam Smith yang kemudian disempurnakan oleh muridnya, David Ricardo menjadi keunggulan komparatif.
Teori perdagangan internasional modern yang berdasarkan perusahaan (company-based) kali pertama dikemukakan oleh Heckscher-Ohlin dengan teori proporsi ketersediaan faktor, kemudian dilanjutkan dengan teori daur hidup produk dan teori keunggulan kompetitif.
Namun, kali ini gue cuma akan bahas bagaimana teori perdagangan internasional yang dikemukakan oleh Adam Smith dan David Ricardo. Fasten your seatbelt and get ready to learn!
Download Aplikasi Zenius
Tingkatin hasil belajar lewat kumpulan video materi dan ribuan contoh soal di Zenius. Maksimaln persiapanmu sekarang juga!
Daftar Isi
Teori Keunggulan Mutlak (Adam Smith)
Teori keunggulan mutlak dalam perdagangan internasional dikemukakan oleh Adam Smith. Nah, teori ini dikenal juga dengan sebutan absolute advantage theory. Beliau nggak setuju sama teori merkantilisme yang mengukur kemakmuran suatu negara dengan melihat jumlah emas atau perak yang dimilikinya.
Menurut Adam Smith, ukuran kemakmuran suatu negara itu ditentukan dari pendapatan nasional dan perdagangan internasionalnya. Makanya dalam perdagangan internasional harus ada free trade atau perdagangan antar negara.
Supaya bisa berkompetisi dengan negara lain, sebuah negara harus punya spesialisasi yang menunjukkan produktivitas dan efisiensi dari sebuah negara dalam perdagangan internasional. Kayak gimana tuh, misalnya?
Umpama di Indonesia itu bisa suatu produsen bisa memproduksi beras sebanyak 500 kg. Produsen lain di Indonesia juga bisa menghasilkan 50 unit mobil.
Kemudian ada Jepang yang bisa memproduksi 100 kg beras dan 400 unit mobil. Nah, kalau membandingkan dua negara ini, bisa langsung terlihat ya, negara mana yang unggul di bidang apa? Indonesia di produksi beras dan Jepang di produksi mobil.
Supaya bisa meningkatkan produktivitas dan efisiensi masing-masing negara, maka mereka memutuskan untuk, “Udah deh, gue mau fokus ke satu bidang yang oke abis biar bisa menghasilkan lebih banyak.” Inilah yang dimaksud dengan spesialisasi.
Makanya, alih-alih memproduksi mobil, Indonesia akan berfokus ke produksi beras dengan menambah jumlah produsen untuk menggantikan produsen mobil, sedangkan sebaliknya di Jepang, produsen beras digantikan dengan produsen mobil agar bisa menghasilkan lebih banyak lagi.
Baca Juga: Pengertian, Manfaat, dan Tujuan Perdagangan Internasional – Materi Ekonomi Kelas 11
Coba perhatikan contoh kasus di tabel berikut ini.
Negara/Produk | Ikan Tuna | Handphone |
Indonesia | 50 → 100 | 5 → 0 |
Jepang | 20 → 0 | 15 → 30 |
Dilihat dari hasil produksinya, Indonesia memutuskan untuk fokus ke penangkapan ikan tuna aja karena hasilnya jauh lebih banyak dari produksi HP, sedangkan Jepang fokus ke produksi HP karena hasil penangkapan ikan tuna nggak begitu banyak.
Untuk bisa menghitung keuntungan yang didapat masing-masing negara, kita perlu menghitung Dasar Tukar Dalam Negeri (DTDN) nya dulu.
Perbandingan produksi ikan tuna dan HP di Indonesia adalah 10 : 1, yang artinya setiap 10 ekor tuna itu menurut DTDN-nya, Indonesia bisa memperoleh 1 buah HP. Sebaliknya kalau mau produksi 1 HP aja, Indonesia harus mengorbankan penangkapan 10 ekor ikan tuna.
Di Jepang sendiri perbandingannya adalah 4 : 3. Jadi setiap 4 ekor ikan tuna itu sama dengan 3 buah HP.
Untuk memperoleh keuntungan, maka harus dilakukan perdagangan internasional. Misalnya Indonesia mengekspor 50 ikan tuna ke Jepang. Berarti, Indonesia bisa mendapat 37,5 HP dari Jepang, sesuai dengan DTDN Jepang.
Jepang juga bisa mengekspor ke Indonesia. Misalnya Jepang menjual 15 HP ke Indonesia, maka hitung-hitungannya harus menggunakan DTDN Indonesia. Jadi, Jepang bisa memperoleh 150 ikan tuna.
Dengan spesialisasi, masing-masing negara bisa memperoleh keuntungan lebih banyak dibandingkan dengan memproduksi semuanya sendiri. Bisa dipahami, kan? Kalau masih ada yang bingung, elo bisa nonton video pembahasannya di sini.
Baca Juga: Macam-Macam Alat Pembayaran Internasional – Materi Ekonomi Kelas 11
Teori Keunggulan Komparatif (David Ricardo)
Adam Smith punya seorang murid bernama David Ricardo. Nah, teori keunggulan komparatif dalam perdagangan dikemukakan oleh David Ricardo sebagai hasil berpikir kritisnya. Setelah mempelajari teori milik gurunya, Pak Ricardo membatin, “Kayaknya nggak kayak gini, deh!”
David Ricardo kepikiran, masa iya kalau sebuah negara nggak punya keunggulan mutlak, terus mereka nggak dapat keuntungan apapun dari kegiatan perdagangan internasional?
Bayangin deh, kalau misalnya nih, Indonesia cuma bisa produksi 90 rol kain dan 30 unit HP, sedangkan Jepang bisa produksi 100 rol kain dan 200 unit HP. Apakah Indonesia nggak bisa ikutan ekspor, cuma bisa beli aja? Terus Jepang dapat keuntungan apa, dong, dari perdagangan internasional ini?
Gue bakal jelaskan teori perdagangan internasional menurut David Ricardo sekarang. Dalam teori keunggulan komparatif atau comparative advantage theory, menurut beliau, kita nggak bisa kalau cuma melihat spesialisasi atau keunggulan mutlak dari tiap negara. Harusnya yang dilihat itu opportunity cost yang bisa diperoleh negara ketika melakukan perdagangan internasional.
Caranya gimana? Dengan melihat DTDN masing-masing negara kemudian tentukan mana yang opportunity cost-nya lebih kecil.
Negara/Produk | Kain | Handphone |
Indonesia | 90 rol | 30 unit |
Jepang | 100 rol | 200 unit |
Setelah memperhatikan tabel di atas, coba elo tentukan DTDN kain dan HP dari masing-masing negara. Ini hasilnya.
Di Indonesia, 1 rol kain sama dengan 0,3 unit HP; sedangkan 1 unit HP sama dengan 3 rol kain.
Di Jepang, 1 rol kain sama dengan 2 unit HP, sedangkan 1 unit HP sama dengan 0,5 rol kain.
Nah, karena opportunity cost 1 rol kain cuma perlu mengorbankan pembuatan 0,3 unit HP, Indonesia mending memilih buat fokus ke produksi kain yang banyak aja. Sebaliknya, di Jepang kalau mau produksi 1 unit HP, cuma perlu mengorbankan produksi 0,5 rol kain, jadi mereka spesialisasinya di produksi HP aja. Gitu, ya, contohnya!
Kalau elo mau lihat contoh penerapan teori keunggulan komparatif yang lebih dekat dengan kehidupan sehari-hari dan berhubung elo kemungkinan besar masih jarang berurusan dengan perdagangan internasional, elo bisa cek video belajar Zenius dengan klik banner di bawah ini!
Penutup dan Contoh Soal
Kita udah sampai di penghujung artikel, nih. Elo udah mempelajari dua teori perdagangan internasional dari Adam Smith dan David Ricardo. Sekarang, kita coba asah pemahaman elo dengan mengerjakan contoh soal berikut ini, yuk!
- Teori keunggulan mutlak dikemukakan oleh ….
A. David Ricardo
B. Adam Smith
C. Ohlin
D. Thomas Malthus
E. Luca Pacioli - Teori perdagangan internasional yang mengemukakan bahwa akan tetap terjadi perdagangan internasional yang menguntungkan meskipun hanya ada satu negara yang unggul dalam semua hal. Teori ini disebut sebagai ….
A. teori keunggulan komparatif
B. teori keunggulan mutlak
C. teori merkantilisme
D. teori daur hidup produk
E. teori proporsi ketersediaan faktor - Menurut teori keunggulan mutlak, apabila Indonesia mampu memproduksi 100 kg beras dan 10 televisi dan Korea mampu memproduksi 80 kg beras dan 50 televisi, maka agar dapat menjalin perdagangan internasional yang menguntungkan antara kedua negara tersebut hal yang harus dilakukan adalah ….
A. Indonesia memproduksi televisi dan Korea memproduksi beras
B. Indonesia tetap memproduksi beras dan televisi
C. Korea tetap memproduksi beras dan televisi
D. Indonesia memproduksi beras dan Korea memproduksi televisi
E. tidak bisa melakukan perdagangan internasional yang saling menguntungkan pada kondisi tersebut
Pembahasan
- Jawaban: B. Teori keunggulan mutlak (absolute advantage theory) dikemukakan oleh Adam Smith.
- Jawaban: A. Teori keunggulan komparatif (comparative advantage theory) mengemukakan bahwa perdagangan Internasional yang menguntungkan masih akan tetap terjadi walaupun hanya ada satu negara yang unggul dalam semua hal.
- Jawaban: D. DTDN beras Indonesia adalah 10 : 1 dan DTDN beras Korea adalah 8 : 5. Dengan membandingkan nilai DTDN beras, bisa disimpulkan Indonesia akan memproduksi beras sedangkan Korea akan memproduksi TV.
Oke deh, sekian dulu pembahasan tentang teori perdagangan internasional. Sampai ketemu di artikel Zenius lainnya, ya!
Baca Juga: Cara Menghitung Kurs Valuta Asing dan Contoh Soalnya – Materi Ekonomi Kelas 11
Leave a Comment