Halo Bapak dan Ibu Guru, bagaimana kondisi pembelajarannya? Semoga tetap lancar ya, Bapak dan Ibu Guru!
Oh iya, rasanya kita sudah sering membahas teori-teori belajar ya, Bapak dan Ibu Guru. Terakhir, kita pernah membahas soal teori Belajar Behavioristik. Nah, ternyata, ada satu teori yang hampir sama dengan teori Belajar Behavioristik ini, yaitu teori Belajar Sosial.
Teori Belajar Sosial merupakan perluasan dari teori Belajar Behavioristik yang fokus pada bagaimana lingkungan dan penguatan mempengaruhi perilaku seseorang. Sementara, teori Belajar Sosial menyatakan bahwa seseorang bisa mempelajari perilaku melalui pengamatan.
Hmm, apa yang dimaksud dengan pengamatan dalam teori Belajar Sosial? Langsung saja kita bahas bersama, ya!
Daftar Isi
Pengertian Teori Belajar Sosial
Teori Belajar Sosial menekankan pada perubahan perilaku sosial yang didapatkan dari proses mengamati dan meniru orang lain.
Menurut Feida dalam Teori-teori Belajar dalam Pendidikan (2020), teori Belajar Sosial berfokus pada pernyataan bahwa keadaan lingkungan yang dihadapi secara kebetulan bisa mempengaruhi perilaku seseorang. Lewat proses pengamatan, mereka akan memilih dan mengubah kondisi lingkungan itu untuk diterapkan dalam perilakunya.
Contohnya seperti ini, Bapak dan Ibu Guru. Saat memberi pujian ke siswa A karena sudah menolong temannya, pasti siswa yang lain akan meniru perilaku siswa A itu agar mendapatkan pujian yang sama. Dari proses pengamatan yang siswa lakukan terhadap lingkungannya, perilaku dan cara belajarnya juga ikut berubah.
Sebab, inti dari teori belajar ini adalah pengamatan dan pemodelan, tak sedikit orang yang menyebutnya sebagai observational learning atau modelling learning.
Baca Juga: Penerapan Teori Belajar Kognitif dalam Kelas
Teori Belajar Sosial Menurut Albert Bandura
Albert Bandura merupakan salah satu tokoh utama yang mengembangkan teori Belajar Sosial.
Dalam teori ini, Bandura menekankan pentingnya mengamati, mencontoh, dan meniru perilaku, sikap, atau reaksi emosional orang lain dalam proses belajar.
Teori Belajar Sosial Bandura (1977) setuju dengan pendapat teori Belajar Behavioristik tentang perubahan perilaku yang dipengaruhi faktor dari luar dan stimulus. Tapi, ada dua hal lain yang ditambahkan dalam teori ini, di antaranya:
- Proses pengendalian pengetahuan terjadi antara rangsangan dan tanggapan.
- Perilaku dipelajari dari lingkungan melalui proses pengamatan.
Menurut Bandura, lingkungan memang membentuk perilaku seseorang dan sebaliknya, perilaku membentuk lingkungan. Dengan kata lain, ada proses di mana dunia dan perilaku seseorang saling mempengaruhi.
Tidak hanya sampai di situ, Bapak dan Ibu Guru. Bandura juga melihat bahwa kepribadian seseorang merupakan hasil dari interaksi antara tiga hal yaitu lingkungan, perilaku, dan proses psikologi seseorang.
Bandura meyakini bahwa sebagian besar manusia belajar melalui proses pengamatan yang dilakukan secara selektif dan mengingat-ingat tingkah laku orang lain. Jadi, perilaku mereka tidak hanya dibentuk atas reaksi stimulus atau rangsangan, tapi juga akibat adanya interaksi antara lingkungan dengan pengetahuan kognitif individu itu sendiri.
Supaya semakin jelas, langsung saja kita pahami karakteristik dari teori belajar Bandura ini. Yuk, simak artikelnya sampai akhir ya, Bapak dan Ibu Guru!
Baca Juga: Teori Belajar Humanistik, Proses Memanusiakan Manusia
Ciri-ciri Teori Belajar Sosial
Seperti yang disebutkan sebelumnya, teori Belajar Sosial mirip dengan teori Belajar Behavioristik. Supaya Bapak dan Ibu Guru bisa membedakannya, coba perhatikan ciri-ciri pembelajaran pemodelan berikut ini.
- Fokus utama pembelajaran adalah pengamatan dan peniruan.
- Tingkah laku model (contoh) bisa dipelajari melalui bahasa, teladan, nilai, dan lain-lain.
- Siswa bisa meniru suatu kemampuan atau perilaku dari kejadian yang dialami orang lain atau dari hal yang diperagakan oleh guru sebagai model.
- Siswa memperoleh kemampuan jika mendapatkan kepuasan dan respon rangsangan yang positif.
- Proses pembelajaran meliputi memperhatikan, mengingat, dan meniru tingkah laku atau timbal balik yang sesuai, diakhiri dengan respon rangsangan positif.
Nah, sekarang pertanyaannya, bagaimana pembelajaran pemodelan ini bisa kita terapkan dalam kelas?
Baca Juga: Teori Belajar Konstruktivisme, Membangun Pengetahuan dari Pengalaman
Contoh dan Langkah Penerapan Teori Belajar Sosial
Dalam kelas, kita bisa menerapkan teori Belajar Sosial dengan beberapa cara. Misalnya, untuk mengajarkan materi Sejarah, kita bisa membawa siswa ke lokasi bersejarah secara langsung, yang pada saat itu menjadi topik pembahasan misalnya Goa Selarong untuk mengamati tempat persembunyian Pangeran Diponegoro.
Jika tidak memungkinkan, cobalah untuk mencari video atau gambar yang menunjukkan lokasi dengan detail. Sambil mengamati objek-objek yang ada, kita bisa memberikan informasi terkait sejarahnya dan menumbuhkan rasa patriotisme siswa.
Contoh lainnya, dalam materi jual beli pelajaran Ekonomi, kita bisa menciptakan “pasar” sederhana di mana siswa bisa mengamati proses pembelian, penjualan, dan tawar menawar. Kita bisa mempraktikkan prosesnya sendiri atau meminta bantu siswa lainnya yang dirasa mempunyai pengetahuan tentang hal tersebut. Kegiatan ini bisa menjadi bahan latihan bagi siswa dan memunculkan diskusi dalam kelas.
Dari contoh-contoh di atas, bisa dilihat bahwa ada empat proses penting dalam penerapan teori Belajar Sosial, di antaranya:
1. Perhatian, sejauh mana siswa memperhatikan perilaku.
Sebelum meniru orang lain, siswa harus memberikan perhatian ke orang yang akan diamati. Contohnya, seorang penari perlu memperhatikan perilaku dan gerakan yang dilakukan oleh penari terkenal agar mengetahui jenis-jenis gerakan.
2. Representasi, seberapa baik siswa mengingat perilaku.
Meskipun sudah memperhatikan perilaku seseorang, proses pembelajaran tidak akan berjalan ketika siswa tidak mengingat perilaku tersebut. Kemampuan untuk menyimpan informasi juga menjadi bagian yang penting dari proses belajar.
3. Peniruan tingkah laku, kemampuan untuk menghasilkan ulang perilaku.
Di tahap ini, siswa harus memiliki kemampuan untuk mengulang perilaku yang diamatinya. Jadi, setelah memperhatikan dan menyimpan informasi, sekarang waktunya siswa untuk melakukan perilaku tersebut.
4. Motivasi, keinginan untuk meniru perilaku.
Belajar melalui proses pengamatan menjadi efektif ketika siswa mempunyai motivasi untuk meniru perilaku tersebut. Motivasi di sini menjadi penggerak siswa untuk terus melakukan sesuatu.
Tidak hanya memungkinkan siswa untuk menemukan sendiri konsep ilmunya, teori Belajar Sosial juga memunculkan pertanyaan bagi siswa, membuat mereka merefleksikan diri, dan kita bisa melakukan penilaian yang sesungguhnya dari kemampuan yang dimiliki siswa.
Selain itu, guru atau teman lainnya bisa bergantian menjadi model atau contoh belajar sehingga tercipta cara berpikir yang konstruktif bagi mereka.
Jadi, bagaimana Bapak dan Ibu Guru, sudah paham ya bagaimana teori Belajar Sosial ini bisa diterapkan. Apakah tertarik untuk mencobanya di kelas?
Tapi, ada satu hal yang harus diperhatikan dalam menerapkan teori ini. Karena siswa belajar hanya melalui proses peniruan, sudah pasti ada bagian-bagian pemodelan negatif yang juga ditiru oleh siswa. Di sinilah peran kita sebagai guru, selain memfasilitasi juga memperhatikan bagaimana penerapan teori ini dalam kelas.
Referensi
Baca Juga Artikel Lainnya
Teori Belajar Behavioristik, Belajar dari Hubungan Respon dan Stimulus
Leave a Comment