Serba-serbi Perayaan Tahun Baru Imlek di Indonesia

Perayaan Tahun Baru Imlek di Indonesia nggak beda jauh sama Tiongkok. Gimana serba-serbi perayaannya? Yuk, simak selengkapnya!
Halo, Sobat Zenius! Kali ini, gue akan kembali membahas tentang Imlek. Sebelumnya, gue udah menjelaskan tentang sejarah Imlek antar dinasti di Tiongkok, sampai jadi perayaan khusus. Elo bisa baca itu semua di sini ya.
Sekarang, gue akan nyeritain tradisi Tahun Baru Imlek di Indonesia. Menurut data World Economic Forum tahun 2016, jumlah populasi etnis Tionghoa di luar Tiongkok terbanyak ada di Indonesia, yaitu sebanyak 7,7 juta orang.

So, perayaan Tahun Baru Imlek di Indonesia jadi meriah banget dengan hadirnya jutaan orang Tionghoa di negara ini. Kira-kira, gimana tradisi perayaan Imlek di Indonesia? Apakah sama kayak di Tiongkok, atau punya tradisinya sendiri?
Tradisi Malam Pergantian Tahun Baru Imlek
Secara umum, tradisi perayaan Tahun Baru Imlek di Indonesia nggak jauh beda sama di Tiongkok. Ada rangkaian acara yang dilakukan sejak malam pergantian tahun hingga hari ke-15 Tahun Baru Imlek. Gue ceritain satu-persatu ya.
Menyelesaikan Urusan Masa Lalu
Biasanya, sehari sebelum Hari Raya Imlek, orang-orang Tionghoa bakal menyelesaikan hal-hal yang belum kelar pada tahun sebelumnya. Selain itu, hari tersebut juga akan menjadi waktu untuk introspeksi terhadap hal-hal yang dilakukan di tahun sebelumnya. Misalnya, dengan menghubungi teman lama untuk memperbaiki hubungan, atau minta maaf atas kesalahan yang sudah diperbuat.
Membersihkan Rumah
Seluruh keluarga harus terlibat membersihkan rumah pada malam pergantian tahun. Lantai rumah disapu dan dipel, jendela-jendela dicuci, gerbang dan rumah juga dicat ulang. Ritual ini jadi simbol pembersihan keluarga dari nasib buruk dan sikap negatif di masa lalu, mengusir roh jahat yang sembunyi di sudut-sudut gelap rumah, dan siap menyambut keberuntungan pada tahun mendatang.

Pembersihan rumah nggak boleh dilakukan pada Hari Raya Imlek. Soalnya, hari pertama Tahun Baru Imlek merupakan awal dari tahun yang diharapkan membawa keberuntungan. Bersih-bersih rumah pada hari itu dianggap kayak “mengusir” keberuntungan yang akan datang.
Setelah seluruh rumah dibersihkan, pintu dan jendela dibuka lebar menjelang perayaan. Hal itu akan melambangkan keterbukaan dalam menyambut rezeki, keberuntungan, dan energi positif.
Baca juga: China, Tjina, Cina, Tiongkok, Manakah yang Benar?
Kumpul Keluarga
Semua anggota keluarga yang lebih muda berkumpul di rumah anggota keluarga tertua. Tuan rumah bakal menghias rumah dengan berbagai macam dekorasi yang memiliki berbagai makna.
Misalnya, hiasan vas bunga melambangkan kekayaan dan kesuksesan. Tanaman yang mekar juga dianggap melambangkan kelahiran kembali dan pertumbuhan baru.

Setelah menyambut tamu, keluarga akan memberikan persembahan buat leluhur berupa cangkir teh, apel, jeruk, kue kering, sampai ketan yang ditempeli potongan kertas merah. Semua itu disusun di atas piring-piring, di atas meja merah atau meja yang berkain merah. Kemudian, mereka menulis doa di kertas dan dibakar di dupa.
Setelah berdoa, tuan rumah bakal nyiapin makan malam yang disebut sebagai makan malam reuni. Makanan khas Imlek yang wajib dihidangkan adalah ikan. Dalam bahasa Mandarin, ikan disebut “yu”. Pengucapan “yu” (ikan) hampir sama dengan “yu” yang bermakna kelimpahan. Jadi, makan ikan dianggap mendatangkan kelimpahan rezeki pada tahun baru. Di Indonesia, ikan yang biasa dihidangkan saat malam pergantian tahun adalah ikan bandeng yang sudah disimpan sebelumnya.

Nama makanan khas Imlek dalam bahasa Mandarin yang homofonik (pengucapannya sama) dengan sifat lainnya adalah jeruk keprok. Dalam bahasa Mandarin, jeruk keprok disebut “júzi”, beda tipis sama pengucapan “’ju” yang artinya “nasib baik”. Elo bisa belajar selengkapnya tentang homofon di sini, ya.
Makanan khas Imlek lainnya di Indonesia antara lain Siu Mie (mie panjang yang mewakili umur yang panjang), telur daun teh (telur rebusan teh hitam dan rempah-rempah yang dipercaya membawa kesuburan), Yusheng (salad ikan mentah yang diyakini membawa kemakmuran), nian gao (kue keranjang untuk jabatan dan penghasilan yang lebih tinggi), kue mangkuk, dan lapis legit.

Ada juga kotak manisan yang terbagi menjadi delapan bagian. Dalam tradisi Tionghoa, angka delapan dianggap mewakili keberuntungan, karena berbunyi “ba”, yang mirip dengan kata “fa” (keberuntungan).
Setelah makan malam, para anggota keluarga biasanya lanjut berdoa ke kuil atau melakukan aktivitas bersama semalaman.
Baca juga: Kisah Runtuhnya Dinasti Terakhir Kekaisaran Tiongkok
Tradisi Memasuki Tahun Baru Imlek
Orang-orang bangun pagi buat menyambut Tahun Baru Imlek. Soalnya, bangun siang pada awal tahun diyakini akan mendatangkan rasa malas sepanjang tahun.
Setelah mandi, mereka memakai pakaian baru. Diyakini bahwa, penampilan dan sikap seseorang pada Hari Raya Imlek menentukan auranya di tahun mendatang. Pakaian yang digunakan juga pakaian berwarna merah, sebagai simbol masa depan yang cerah.
Saat berkumpul, anggota keluarga yang lebih muda ngucapin “gong xi” kepada orang yang lebih tua. Mereka kemudian melakukan Kowtow, berlutut di depan orang tua sambil menempelkan dahi ke tanah. Hal ini merupakan bentuk penghormatan terhadap orang tua.
Setelah melakukan Kowtow, orang tua bakal memberikan angpau merah kepada anak-anak atau orang dewasa yang belum menikah. Uang angpau melambangkan keberkahan untuk tahun mendatang.

Acara kemudian dilanjutkan dengan persembahan kepada dewa dan leluhur. Keluarga laki-laki memimpin ritual dan ngasih sesaji di atas meja, yang ditaruh di luar rumah.
Sambil memegang dupa dengan kedua tangan, setiap anggota keluarga membungkuk tiga kali buat menunjukkan rasa hormat kepada dewa rumah. Kemudian, dupa ditempatkan di atas meja persembahan. Anggota keluarga kembali membungkuk sebagai penghormatan, dan izin untuk masuk ke rumah.

Selanjutnya, keluarga kembali berkumpul buat menyantap makanan khas Imlek, seperti saat malam pergantian tahun. Toko-toko ditutup. Mereka berkunjung ke rumah saudara, teman, atau menyambut tamu yang datang.
Tradisi ini biasanya dilakukan dari hari ke hari, kecuali pada hari ketiga dan keempat Imlek. Menurut kepercayaan Tionghoa, roh-roh jahat berkeliaran pada hari tersebut, sehingga keluar rumah dipercaya bakal membawa nasib buruk.
Hari ke-15 jadi penutupan perayaan Imlek, yang ditandai dengan Festival Lampion. Orang-orang turun ke jalan buat melihat berbagai pertunjukan seperti barongsai, parade naga, dan festival kuliner Imlek.
Seperti namanya, tentunya festival ini dihiasi dengan lampion-lampion yang ditampilkan di luar ruangan dan dalam kuil. Pemasangan lampion dikaitkan dengan membimbing jiwa-jiwa yang hilang ke tempat asal mereka.

Tradisi Unik Tahun Baru Imlek di Indonesia
Ada tiga tradisi Imlek yang unik di tiga wilayah Indonesia, sebagai perpaduan budaya Tionghoa-Indonesia. Here we go.
Grebeg Sudiro di Solo, Jawa Tengah

Dalam bahasa Jawa, “grebeg” artinya perayaan tradisional. Dalam tradisi ini, ada tumpukan sesajen (gunungan) yang berisi kue keranjang, buah-buahan, dan sayuran. Gunungan itu kemudian diarak ke sekitar Pasar Gede. Orang-orang bakal mengerumuni gunungan dan mendapatkan makanan tersebut.
Gunungan kemudian diarak lagi menuju kawasan Sudiroprajan, diiringi para pemusik serta penari Tionghoa dan Jawa. Grebeg Sudiro diakhiri dengan menyalakan lampion besar berbentuk teko di pintu gerbang Pasar Gede, yang disusul dengan penyalaan lampion lain yang ada di sekitar pasar.
Cian Cui, Perang Air di Meranti Riau

Cian Cui merupakan tradisi perang air di kota Selatpanjang. Tradisi ini digelar selama enam hari berturut-turut. Tradisi Cian Cui hanya diadakan di dua tempat di dunia, yaitu Riau dan Thailand.
Masyarakat dari berbagai usia berkumpul di pinggir jalan atau keliling pakai becak. Mereka kemudian saling menyiramkan air pakai pistol air, balon, atau plastik yang sudah diisi air.
Pawai Tatung di Singkawang, Kalimantan Barat
Pawai Tatung diselenggarakan saat Cap Go Meh, akhir dari perayaan Tahun Baru Imlek, pada hari ke-15. Dalam bahasa Hakka, salah satu bahasa Tiongkok, Tatung artinya “orang yang dirasuki roh, leluhur, dewa, atau kekuatan supranatural”.
So, Pawai Tatung berkaitan dengan pemanggilan roh. Orang Tionghoa meyakini, pemanggilan roh baik bisa menangkal roh jahat yang mau mengganggu masyarakat.
Sebelum tradisi dimulai, tatung harus puasa tiga hari dulu. Saat Pawai Tatung dimulai, pendeta berdoa dulu kepada Dewa Toapekong (Dewa Kemakmuran) buat minta keselamatan. Kemudian, pendeta bakal memanggil roh baik (roh pahlawan dalam legenda Tiongkok) buat merasuki tatung, dan bikin tubuh tatung jadi kebal.

Tatung pun diarak keliling kota Singkawang dengan kostum khas Tionghoa atau Dayak. Dengan diiringi genderang, tatung melakukan atraksi debus, kayak menginjakkan kaki di atas pedang, sampai menancapkan kawat baja ke pipi kanan dan tembus ke pipi kiri.
Dari sekian tradisi Tahun Baru Imlek di Indonesia, menurut elo, apa yang paling menarik dan unik? Kasih tahu gue di kolom komentar, ya!
Baca Juga Artikel Lainnya
Latar Belakang dan Tokoh Revolusi Cina – Materi Sejarah Kelas 11
Deng Xiaoping, Otak dari Ekonomi Cina Modern
Ribuan Tahun Berbentuk Kekaisaran, Bagaimana Tiongkok menjadi Negara Komunis?
Referensi
[bg_collapse view=”button-orange” color=”#4a4949″ expand_text=”Show More” collapse_text=”Show Less” ]
7 Traditions Conducted In Indonesia During Chinese New Year Celebration – VOI English (2021)
A Brief History of Lunar New Year – Culture Trip (2019)
Chinese New Year Celebrations in Indonesia – Living in Indonesia, A Site for Expatriates (2019)
Cian Cui, Tradisi Perang Air di Meranti – Balai Pelestarian Nilai Budaya Provinsi Kepulauan Riau (2017)
How Chinese-Indonesian Served “Lucky Foods” for Celebrating the Lunar New Year – Wonderful Indonesia
Lunar New Year – Case Western Reserve University
Lunar New Year – National Geographic (2016)
Pawai Tatung, Asimilasi 3 Budaya Magnet Kota Singkawang – Indonesia Kaya
The History of Chinese New Year – ThoughtCo. (2020)
What is Chinese New Year? Unraveling the History of the Enchanting Festival – My Modern Met (2021)
Yuan, Haiwang. (2016). “The Origin of Chinese New Year”. Media Tourism Express, 1(1).[/bg_collapse]