Ngomongin corona virus atau SARS-CoV 2 memang tak akan ada habisnya ya Sobat Zenius, apalagi kita masih dalam status pandemi. Varian baru corona virus juga semakin banyak, ada Delta, Omicron, dan terbaru ada flurona (flu dan corona virus).
Corona virus ini memang jahat banget pas menyerang tubuh pertama kali, karena tubuh kita belum ‘kenalan’ sama virus yang kayak gini. Inilah kenapa orang-orang yang pernah terjangkit Covid-19 punya antibodi tersendiri untuk melawan virus ini di kemudian hari.
Hadirnya vaksin juga untuk membentuk antibodi di dalam tubuh, supaya bisa siap pas corona virus mampir! Lalu, mulai deh muncul istilah-istilah kayak herd immunity dan yang paling baru, super immunity.
Sebagian masyarakat di Indonesia diduga sudah memiliki super immunity. Melansir dari CNN Indonesia, hal ini diperkuat dengan fakta bahwa kasus corona di Indonesia sudah mengalami penurunan dalam 4-5 bulan terakhir.
Tjandra Yoga Aditama, Mantan Direktur Badan Kesehatan Dunia (WHO) Asia Tenggara, menjelaskan super immunity ditemui di tubuh orang yang pernah terpapar Covid-19, kemudian sembuh, dan menjalani vaksinasi. Ibaratnya, mereka jadi punya imunitas yang lebih gagah lagi ketika berhadapan sama corona virus.
Tapi sebenarnya, elo tau nggak sih gimana perjalanan corona virus di tubuh kita sampai akhirnya bisa terbentuk antibodi dan kita jadi punya super immunity? Sebelum sampai ke situ, kita bahas salah satu varian corona virus, Omicron, yang lagi ramai di Indonesia ya!
Baca Juga: 2 Alasan Vaksin COVID-19 Bisa Cepat Dibuat, Aman Gak Ya?
Omicron, Salah Satu Varian Corona Virus
Sama kayak manusia, corona merupakan virus yang berkembang. Sampai sekarang aja, variannya sudah banyak ditemukan di Indonesia. Salah satunya ada Omicron yang mau kita bahas ini. Kamu bisa baca mengenai corona virus secara lengkap di Berkenalan dengan Corona dan COVID-19, ya.
Sebenarnya banyak anggapan bahwa varian Omicron ini bisa menular lebih cepat dibandingkan varian lain, termasuk Delta. Kasusnya pun semakin banyak di Indonesia. Terakhir, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes) pada Rabu 05/01/2022, sebut kasus terjangkit varian Omicron sudah mencapai 254 orang di Indonesia.
Meski sudah banyak kasus, tapi WHO (World Health Organization) masih belum pasti dengan kehadiran si Omicron. Mereka masih melakukan penelitian, apakah ini karena penularannya yang cepat atau karena ada faktor lain.
Omicron ini sendiri gejalanya juga nggak beda jauh sama lainnya. Cuma, penyebaran mutasi virus yang bikin khawatir, karena mutasi virusnya sebabkan risiko infeksi ulang lebih tinggi dibandingkan dengan varian corona virus lainnya.
Maka dari itu, booster atau tambahan vaksin penting dilakukan untuk bisa mencegah varian ini dan varian corona virus lainnya. Seperti yang kita tahu, vaksin ini bertugas untuk meningkatkan imun biar si corona nggak mudah menyerang sel tubuh kita.
Baca Juga: COVID-19 Akan Menjadi Endemi, Lantas Apa Perbedaan Pandemi dan Endemi?
Perjalanan Corona Virus di Tubuh Kita
Buat yang suka nonton film zombie, elo pasti familiar sama transformasi manusia yang terpapar virus T sampai akhirnya mereka berubah jadi zombie.
Corona virus ini juga punya perjalanan mereka sendiri di dalam tubuh kita, lho. Eits, tapi nggak bikin manusia berubah jadi zombie, kok. Cuma pas terpapar, orang punya gejala seperti: nggak bisa nyium bau (bukan nyium doi lho ya!), mual, sakit kepala, dan lainnya.
Supaya elo bisa dapat gambaran gimana cara kerja corona di dalam tubuh, coba perhatikan ilustrasi ini.
Inti sel diserang agar si virus bisa memperbanyak dirinya. Inti sel nantinya akan produksi cikal-bakal corona virus baru sampai jadi banyak kayak pasukan perang.
Nah, inti sel sehat yang sudah terkontaminasi sama virus ini selanjutnya diprogram untuk memusnahkan diri dulu. Sebelum melepaskan jutaan corona virus baru yang siap meretas sel-sel tubuh lainnya.
Yang awalnya virusnya cuma sedikit, dalam hitungan hari bisa jadi jutaan bahkan miliaran! Sampai akhirnya… pasukan corona berhasil mengambil alih kekuasaan di paru-paru kita.
Setelah itu, sistem imun kita terpanggil buat memerangi pasukan corona yang sudah berjaya di paru-paru. Ibaratnya kayak Avengers yang siap ngelawan Thanos di film Endgame (2019). Tapi sayangnya, corona nih cerdik banget dan bisa nipu sistem imun kita.
Sampai akhirnya sistem imun nggak bisa lagi bedain mana kawan dan mana lawan. Alih-alih nyerang virusnya, sistem imun malah dibuat menyerang sel-sel baik juga. Sedih, ya…
Buat elo yang punya sistem imun kuat, kasus kayak gini biasanya nggak akan berlangsung lama. Tapi, kalau sistem imun kita lagi lemah-lemahnya, ini yang bikin efeknya jadi cukup parah dan melebar. Akibatnya bisa sampai terkena penyakit radang paru-paru, lho.
Nggak cuma itu aja, bakteri yang terbentuk karena virus ini tadi juga bisa jalan bebas banget di aliran darah kita dan menyerang organ tubuh lainnya. Kalau begini, kita pun butuh pertolongan medis karena sudah termasuk ke dalam kasus kritis.
Nah, bagi mereka yang sembuh dari Covid-19, nantinya akan terbentuk antibodi atau imunitas di dalam tubuh yang bisa lebih sigap lagi kalau virus ini datang di lain waktu. Jadi, ketika corona virus datang lagi, sistem imun di tubuh kita sudah kenal nih sama si corona.
Sistem imun kemudian nggak akan bisa lagi ditipu sama virus ini, jadinya tubuh bisa menanganinya dengan lebih baik! Ini juga yang jadi alasan, tubuh elo perlu disuntik vaksin biar punya sistem imun yang kuat dan kenal sama si corona.
Dari sinilah kemudian elo punya super immunity kayak yang sudah kita bahas sebelumnya!
Baca Juga: Vaksin COVID-19 mRNA: Larutan ‘Minyak’ Penyambung Nyawa
Tetap Waspada, ya!
Begitulah cara kerja si corona virus. Sebab itu, elo harus tetap waspada dan mematuhi aturan 5M yang dibuat oleh pemerintah, ya! Dengan menjaga diri untuk tetap waspada, tentunya elo bisa melindungi diri sendiri dan juga orang lain.
Kita juga nggak boleh ogah-ogahan vaksin. Buat Sobat Zenius yang belum vaksin, segera daftar juga, ya! Biar super immunity kita semakin kuat, nih. Kali aja, habis itu pandemi betulan hilang, kita juga bisa bebas kayak dulu lagi.
Referensi
Bedanya Super Immunity dengan Herd Immunity
Ahli Jelaskan Fenomena Super-Immunity Covid di Indonesia
Classification of Omicron (B.1.1.529): SARS-CoV-2 Variant of Concern
Omicron di Indonesia Capai 254 Kasus, Ini Gejala yang Paling Banyak Dikeluhkan
Leave a Comment