Hai, Sobat Zenius! Pada artikel kali ini gue akan membahas tuntas mengenai struktur keruangan serta perkembangan desa dan kota.
Tapi sebelum mulai menjelaskan salah satu materi geografi di kelas 12 ini, gue mau cerita dulu nih.
Jadi, waktu masih duduk di bangku SMA, gue pernah mengikuti sebuah program yang disebut live in. Itu menjadi salah satu pengalaman terfavorit dalam hidup gue.
Serius deh, gue ngomong gitu bukan karena kita lagi mau bahas soal desa dan kota ya. Memangnya live in itu apa ya dan apa kaitannya dengan materi yang bakal kita bahas hari ini?
Kegiatan live in secara literal bisa diartikan sebagai kegiatan hidup di suatu tempat. Biasanya sekolah di perkotaan mengadakan kegiatan ini dalam bentuk para murid tinggal di pedesaan untuk mengembangkan diri dan membantu masyarakat sekitar.
Dan pas gue tinggal di desa, berasa banget bedanya. Di situ gue saran bahwa ada perbedaan antara struktur keruangan desa dan kota.
Sebagai orang yang menghabiskan banyak waktu di perkotaan, gue merasa pola keruangan desa dan kota sangat berbeda tapi ternyata dua wilayah ini juga saling berinteraksi.
Gue bakal cerita lebih lanjut mengenai pengalaman gue live in dan menyadari soal struktur keruangan desa dan kota.
Lah kok malah cerita? Iya, supaya elo lebih kebayang dan lebih paham gue akan memberikan contoh langsung melalui cerita gue. Oke? Kita mulai aja ya!
kota.
langsung melalui cerita gue. Oke? Kita mulai aja ya!
![Struktur Keruangan Desa dan Kota - Materi Geografi Kelas 12 162 Desa dan kota.. kira-kira apa ya perbedaan struktur keruangannya (dok: Pixabay)](https://www.zenius.net/blog/wp-content/uploads/2021/11/desa-dan-kota.jpg)
Struktur Keruangan Desa
Setelah berjam-jam gue mendekap di bagian belakang truk terbuka, gue dan temen-temen gue akhirnya sampai di pedesaan yang berada di daerah Kabupaten Gunung Kidul.
Udaranya seger banget karena jumlah kendaraan di sana jauh lebih rendah dibandingkan di kota.
Setelah briefing dan lain-lain, gue langsung bertemu dengan warga-warga di sana. Mereka semua terlihat dekat banget, udah saling kenal semua. Lalu, gue mengikuti salah satu ibu di sana ke rumahnya.
Yap, gue dan temen gue tinggal di rumah beliau. Dalam perjalanan, gue bisa lihat persawahan dan berbagai pepohonan. Di setiap rumah ada yang memelihara kerbau, kambing, atau ayam.
Apa Itu Desa?
Bagian penting dari mempelajari materi struktur keruangan desa dan kota adalah memahami apa itu desa dan apa itu kota. Oke, gue mulai dari desa dulu ya.
Kalo gue harus mendefinisikan desa berdasarkan apa yang gue lihat dan alami, ada satu kata yang wajib ada: agraris. Agraris itu mengacu pada sektor pertanian. Nah, selama gue di sana gue bener-bener bisa merasakan pentingnya sektor pertanian di desa.
Dari sini bisa kita simpulkan bahwa desa adalah wilayah yang bercirikan agraris dan masyarakatnya memiliki hubungan kekerabatan yang kental (gemeinschaft).
Sebagai catatan gemeinschaft itu artinya paguyuban. Paguyuban sendiri mengacu pada ikatan solidaritas yang bisa didasari kekerabatan, kesamaan tempat tinggal, atau kesamaan tempat kerja.
Struktur Keruangan Desa
Desa yang gue tinggali itu berada di wilayah pegunungan atau perbukitan gitu. Rumah-rumah yang ada di sana cenderung menyebar, karena harus disesuaikan dengan bentuk relief tanah yang ada.
Kalo pergi ke rumah tetangga, kadang melewati tanjakan dan turunan. Tanahnya emang nggak rata.
Dari pola perumahan yang gue lihat, rasanya desa yang gue tempati itu termasuk desa dengan pola keruangan menyebar.
Tunggu, kok bisa sih langsung diklasifikasikan menyebar? Memangnya ada ciri tertentu dari suatu struktur keruangan dan perkembangan desa?
Nah, supaya lebih jelas, gue akan jelasin macam-macam suatu struktur keruangan dan perkembangan desa secara lengkap di bawah ini:
Pola Linier atau Memanjang
![Struktur Keruangan Desa dan Kota - Materi Geografi Kelas 12 163 desa dan kota - desa linier](https://www.zenius.net/blog/wp-content/uploads/2021/11/desa-dan-kota-desa-linier.jpg)
Dari namanya struktur keruangan desa yang berbentuk ‘linier’ pastinya berhubungan dengan garis lurus.
Desa dengan pola linier memiliki bentuk yang mengikuti entah jalan atau sungai sehingga mobilitas penduduk, barang, dan jasa lebih dimudahkan.
Bisa juga memanjang mengikuti garis pantai apalagi bagi masyarakat nelayan yang memang perlu beraktivitas di sekitar laut.
Pola Memusat atau Terpusat
![Struktur Keruangan Desa dan Kota - Materi Geografi Kelas 12 164 desa dan kota - desa terpusat](https://www.zenius.net/blog/wp-content/uploads/2021/11/desa-dan-kota-desa-terpusat.jpg)
Pola pemukiman terpusat ini bisa terjadi karena banyak orang yang tinggal di area tertentu sehingga permukimannya terpusat di lokasi tersebut.
Kenapa orang-orang mau tinggal di situ? Bisa jadi karena tanahnya bagus.
Menurut elo, kira-kira apa aja sih alasan yang masuk akal? Jawab ya di kolom komentar.
Pola Menyebar atau Terbesar
![Struktur Keruangan Desa dan Kota - Materi Geografi Kelas 12 165 desa dan kota - desa menyebar](https://www.zenius.net/blog/wp-content/uploads/2021/11/desa-dan-kota-desa-menyebar.jpg)
Pola tersebar biasanya dapat ditemukan di wilayah pegunungan atau dataran yang memiliki teknologi pertanian tinggi.
Maksudnya gimana nih? Kalo di pegunungan, warga tentu harus mencari tanah yang cukup datar untuk bisa membuat rumah mereka. Memungkinkan faktor topografi mempengaruhi lokasi rumah-rumah di wilayah seperti ini.
Selain wilayah pegunungan, pola tersebar juga bisa ditemukan di dataran rendah. Ini agak jarang di Indonesia. Namun, elo bisa menemukan pola seperti ini di luar negeri.
Kalo elo suka nonton film barat, elo bisa lihat peternakan di sana itu pada berjauhan. Satu rumah dengan rumah yang lain benar-benar tersebar jauh, dipisahkan ladang besar dan peternakan.
Ini karena petani di sana memiliki teknologi yang bagus untuk merawat lahan sebesar itu.
Mengelilingi Fasilitas Tertentu
![Struktur Keruangan Desa dan Kota - Materi Geografi Kelas 12 164 desa dan kota - desa terpusat](https://www.zenius.net/blog/wp-content/uploads/2021/11/desa-dan-kota-desa-terpusat.jpg)
Biasanya mengelilingi fasilitas tertentu contohnya sumber mata air seperti waduk atau danau.
Coba, kira-kira apa aja ya yang mungkin jadi ‘pusat’ permukiman? Coba jawab di kolom komentar ya.
Nah, setelah membaca penjelasan di atas bisa disimpulkan bahwa struktur atau pola tata ruang yang sederhana biasanya terdapat di daerah pedesaan.
Barusan tadi elo melihat macam-macam struktur keruangan desa sebagai bagian dalam materi struktur keruangan desa dan kota.
Oh iya, materi ini kadang muncul dalam materi Geografi UTBK SBMPTN lho.
Buat elo para pejuang UTBK tahun ini, cuss download aplikasi Zenius buat dapetin berbagai fitur dan materi belajar yang seru. Langsung klik gambar di bawah, ya!
Klasifikasi Desa
Selanjutnya, kita akan bahas soal klasifikasi desa. Desa berdasarkan perkembangannya dapat dibagi menjadi tiga. Berikut ini beberapa klasifikasi dan penjelasan singkatnya. Nanti kita simpulkan bareng-bareng ya desa gue termasuk yang mana.
Desa Swadaya
Desa swadaya bisa dibilang desa yang paling sederhana, dicirikan dengan kehidupan yang bergantung pada alam, produktivitas rendah, dan pekerjaan homogen. Contohnya, desa Anak Dalam dan Suku Baduy.
![Struktur Keruangan Desa dan Kota - Materi Geografi Kelas 12 171 Suku Baduy](https://www.zenius.net/blog/wp-content/uploads/2021/11/Suku-Baduy.jpg)
Desa Swakarya
Desa swakarya kadang disebut sebagai desa transisi. Desa ini mampu menyelenggarakan pemerintah dan adat istiadatnya mulai longgar. Dibandingkan desa swadaya, pekerjaan di desa ini beragam. Contohnya seperti desa di Kalimantan.
Desa Swasembada
Desa swasembada adalah desa mandiri dengan sarana prasarana lengkap. Pengelolaan administrasi desa juga tergolong baik dan terorganisir. Pekerjaannya banyak bergerak di bidang jasa. Contohnya seperti Desa Selo yang terletak di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.
Struktur Keruangan Kota
Tadi gue sudah membahas struktur keruangan desa. Sekarang, waktunya gue membahas struktur keruangan kota.
Kira-kira gimana ya struktur keruangan kota dibentuk? Apakah semua kota selalu berasal dari desa? Yuk kita bahas bareng-bareng.
Apa Itu Kota?
Kalau tadi desa erat hubungannya dengan kata ‘agraris’, kota justru kebalikannya.
Kota dapat didefinisikan sebagai wilayah yang memiliki ciri non agraris dan masyarakatnya cenderung individualistis. Kegiatan ekonomi di perkotaan biasanya berbasis sektor industri dan jasa.
Tahapan Perkembangan Kota
Tentu saja sebuah kota pasti melalui berbagai tahapan hingga bisa mencapai kondisi yang sekarang. Apakah saat ini elo sedang tinggal di kota?
Coba elo lihat penjelasan tiap tahap perkembangan kota di bawah ini. Di sini ada enam tahapan: eopolis, polis, metropolis, megapolis, tyranopolis, dan nekropolis.
![Struktur Keruangan Desa dan Kota - Materi Geografi Kelas 12 172 desa dan kota - tahapan perkembangan kota](https://www.zenius.net/blog/wp-content/uploads/2021/11/desa-dan-kota-tahapan-perkembangan-kota.png)
Wuow..kalo ngeliat tahapan di atas, ternyata tahapan akhir kota itu bisa mencapai nekropolis.
Kalo elo suka main game kayak gue, elo pasti tahu ‘nekro’ itu biasanya berhubungan dengan kematian, mayat, atau tengkorak.
Nah, kota nekropolis itu ya kota yang mati, nggak ada penduduknya. Adakah contohnya di dunia ini? Ada! Nih, gambarnya.
![Struktur Keruangan Desa dan Kota - Materi Geografi Kelas 12 173 Chernobyl contoh kota nekropolis](https://www.zenius.net/blog/wp-content/uploads/2021/11/Chernobyl-Ukraina.jpg)
Pola Penggunaan Lahan atau Keruangan Kota
Untuk pola keruangan kota, ada tiga teori yang bakal kita bahas: teori konsentris, teori sektoral, dan teori inti ganda. Yuk kita bahas secara singkat satu persatu.
Teori Konsentris
Pola kota menurut teori konsentris itu polanya melingkar dari pusat hingga ke daerah terluar (pinggiran). Coba lihat gambar di bawah ini deh.
![Struktur Keruangan Desa dan Kota - Materi Geografi Kelas 12 174 teori konsentris](https://www.zenius.net/blog/wp-content/uploads/2021/11/konsentris.jpg)
- Zona 1 : zona pusat kegiatan yang disebut Central Business District (CBD)
- Zona 2 :zona peralihan di mana daerah perdagangan yang beralih ke permukiman
- Zona 3: Permukiman kelas pekerja atau buruh
- Zona 4: Permukiman kelas menengah
- Zona 5 : Penglaju alias zona permukiman yang beralih ke zona pertanian
Teori Sektoral
Seperti pola pada teori konsentris, pola pada teori sektoral juga punya pusat. Namun, pola keruangan kota di luar pusat berbentuk seperti sektor memanjang sehingga letak tiap sektor bebas.
Berikut ini contoh gambaran keruangan kota berdasarkan teori sektoral.
![Struktur Keruangan Desa dan Kota - Materi Geografi Kelas 12 175 teori sektoral](https://www.zenius.net/blog/wp-content/uploads/2021/11/teori-sektoral.png)
- Zona 1 : zona pusat kegiatan yang disebut Central Business District (CBD)
- Zona 2 :zona grosir dan manufaktur
- Zona 3: Permukiman kelas rendah
- Zona 4: Permukiman kelas menengah
- Zona 5 : Permukiman kelas atas
Teori inti ganda
Pola keruangan kota menurut teori inti ganda berbentuk tidak beraturan. Jumlah pusat kegiatannya pun tidak hanya satu, bisa ganda. Oleh karena itu, polanya terlihat seperti tersebar dan kompleks. Mari kita lihat contoh gambaran pola keruangan kota berdasarkan teori inti ganda di bawah ini.
![Struktur Keruangan Desa dan Kota - Materi Geografi Kelas 12 176 teori inti ganda](https://www.zenius.net/blog/wp-content/uploads/2021/11/teori-inti-ganda.png)
- Zona 1: zona pusat kegiatan yang disebut Central Business District (CBD)
- Zona 2: zona grosir dan manufaktur
- Zona 3: permukiman kelas rendah
- Zona 4: permukiman kelas menengah
- Zona 5: permukiman kelas atas
- Zona 6: daerah manufaktur berat
- Zona 7: daerah di luar CBD
- Zona 8: permukiman suburban
- Zona 9: daerah industri suburban
![Struktur Keruangan Desa dan Kota - Materi Geografi Kelas 12 177 Interaksi Keruangan Desa dan Kota Belajar dengan Zenius](https://www.zenius.net/blog/wp-content/uploads/2021/11/Interaksi-Keruangan-Desa-dan-Kota-Belajar-dengan-Zenius.jpg)
Nah, sekarang elo udah tau kan struktur keruangan desa dan kota itu kayak mana. Gue mau tes nih, misal gue punya pertanyaan, bagaimana ciri keruangan di desa dan kota?
Kira-kira jawabannya apa?
Gampang, kalau di desa ciri keruangannya yang pertama mempertimbangkan mobilitas penduduk hingga aktivitas ekonomi seperti menjual barang dan jasa lebih dimudahkan.
Yang kedua karena mempertimbangkan fasilitas yang bisa menopang kehidupan sumber mata air seperti waduk atau sumber daya alam yang harus dijaga (misalnya ternak).
Kalau di perkotaan, cirinya adalah mempertimbangkan Central Business District (CBD). Saat sudah hidup di kota, sumber daya alam yang alami misalnya makanan atau bahan mentah tidak ada di kota karena lahan yang sudah sedikit.
Maka untuk bertahan hidup dan mencukupi mata pencaharian orang-orang kota bermukim dekat dengan Central Business District (CBD).
Tapi ngomongin Central Business District (CBD), elo tau gak sih apa sebenarnya CBD itu?
CBD bisa dibilang merupakan pusat atau inti kota di mana kegiatan ekonomi dan pemerintahan sangat tinggi. Biasanya permukiman di sini sangat sedikit dan nilai jual atau sewa tanah pun juga tinggi.
Berhubung zona ini sangat sibuk, jumlah dan pergerakan orang di sekitar zona ini besar. Bisa terbayangkan seperti apa penampakan CBD dari deskripsi tadi?
![Struktur Keruangan Desa dan Kota - Materi Geografi Kelas 12 178 Ilustrasi Central Business District (CBD) di kota-kota besar (dok: Pexels)](https://www.zenius.net/blog/wp-content/uploads/2021/11/SCBD_Jakarta-2.jpg)
Oh iya, kalo elo ingin liat pembahasan dalam bentuk video singkat dan dijelaskan oleh tutor Geografi Zenius, elo bisa liat di sini materi struktur keruangan desa atau dengan klik banner di bawah ini ya!
Di artikel selanjutnya, gue bakal ngelanjutin kisah live in gue sambil kita bahas kekuatan interaksi desa dan kota.
Yap betul banget, kita akan belajar cara menghitung kekuatan interaksi keruangan desa dan kota serta berbagai dampak interaksi tersebut terhadap desa dan kota itu sendiri.
Kalau elo punya pertanyaan maupun pernyataan, jangan ragu buat komen di kolom komentar, oke? Daftar paket belajar di Zenius yuk, klik banner di bawah ini ya. Sampai sini dulu artikel kali ini dan sampai jumpa di artikel selanjutnya, ciao!
Baca Juga Artikel Lainnya
Wilayah dan Tata Ruang Indonesia – Materi Geografi Kelas 12
Originally Published: November 24, 2021
Update by: Sabrina Mulia Rhamadanty dan Arieni Mayesha
Leave a Comment