Artikel ini membahas tentang apa itu startup: contoh, karakter penting, dan strateginya.
Hai sobat Zenius, kembali lagi bersama gue, Grace! Tahu nggak sih lo bahwa hari ini adalah hari yang spesial untuk para pengusaha atau entrepreneur? Ya, World Entrepreneurs’ Day diperingati pada 21 Agustus setiap tahunnya, dengan tujuan meningkatkan kesadaran akan kepemimpinan, usaha, dan inovasi yang ikut berperan dan berjasa untuk ekonomi dunia. Kita semua tahu bahwa para pengusaha termasuk para founder, inovator, manajer, produser, desainer, dan posisi-posisi lainnya telah bekerja keras dan terus berinovasi untuk mengembangkan usaha yang bisa memberikan peluang investasi dan lapangan kerja bagi banyak orang.
Nah, untuk merayakan WED kali ini, gue ingin mengajak lo untuk bersama-sama menjelajahi pengetahuan tentang startup atau perusahaan rintisan karena bisa jadi lo merupakan calon perintis maupun seseorang yang berperan pada sebuah startup di masa depan. Sebelum kita kupas tuntas startup, coba sekarang lo liat gambar di bawah ini.
Weitss, kemungkinan besar lo mengenali sebagian besar orang-orang tersebut sebagai pengusaha atau inovator di bidang mereka dan kemungkinan besar juga nih lo sudah menikmati jasa atau produk dari usaha yang mereka kerjakan bersama rekan-rekan mereka. Mereka semua adalah orang-orang yang berhasil mengembangkan dan menjalankan startup hingga sukses. Kalau ada yang nggak lo kenali, santuy aja karena gue akan ulas secara singkat satu persatu:
No. 1: Arianna Huffington
Mungkin lo tidak mengenali wajah wanita hebat ini, namun bukankah nama ‘Huffington’ terasa familiar? Jika lo suka membaca berita atau media daring, ada kemungkinan lo pernah mendengar ‘The Huffington Post’ atau yang sekarang telah berubah menjadi ‘HuffPost’. Bersama dengan rekan-rekannya(Andrew Breitbart, Kenneth Lerer, dan Jonah Peretti), Arianna merintis usaha di bidang media dan berita ini pada 9 Mei 2005. Namun sekarang Arianna sudah keluar dari perusahaan tersebut untuk merintis startup baru. Kemudian pada 2016, Arianna berhasil merintis Thrive Global, sebuah startup yang bergerak di bidang kesehatan dan teknologi. Pada tahun 2017, nilai perusahaan Thrive Global telah mencapai $120 juta. Perusahaan ini juga berhasil masuk ke dalam daftar “The 50 most sought-after startups in the U.S.” menurut LinkedIn pada 2018 dan “America’s Best Startup Employers.” menurut Forbes pada tahun 2021.
No. 2: Mark Zuckerberg
Selanjutnya ada Mark Zuckerberg, perintis Facebook yang terkenal dengan kaos abu-abunya. Sebelum menjadi sangat besar seperti sekarang, dulu Facebook merupakan sebuah startup yang dikembangkan oleh Mark dan empat temannya yaitu Eduardo Saverin, Andrew McCollum, Dustin Moskovitz, dan Chris Hughes. Pada tahun 2020, Facebook memiliki 2.8 miliar pengguna aktif setiap bulannya (wah banyak banget ya!). Sekarang Facebook telah mengakuisisi berbagai startup maupun perusahaan lainnya seperti Ascenta, Beluga, Instagram, Oculus VR, Onavo, WhatsApp, dan masih banyak lagi.
No. 3: Ritesh Agarwal
Apabila lo sering mencari penginapan dengan harga terjangkau dan fasilitas yang bagus, mungkin lo pernah menggunakan jasa OYO. Awalnya OYO merupakan sebuah startup yang dirintis oleh Ritesh Agarwal pada tahun 2013 saat ia masih berumur 21 tahun. Startup ini dibentuk untuk membuat sebuah jaringan layanan penginapan hemat di India. Dimulai dengan hanya satu hotel di Gurgaon pada 2013, sekarang jaringan ini bekerja sama dengan lebih dari 23.000 hotel, 850.000 ruangan, dan 46.000 rumah penginapan yang tersebar di berbagai negara.
No. 4: Jack Ma
lo pasti pernah dong belanja secara daring? Mungkin lo menggunakan platform e-commerce seperti Tokopedia, Shopee, Lazada, dan sebagainya. Nah, Jack Ma beserta rekannya telah merintis sebuah startup di bidang e-commerce bernama Alibaba sejak tahun 1999. Sekarang perusahaan tersebut menjadi salah satu perusahaan e-commerce terbesar di dunia dengan 811 juta pengguna hingga Maret 2021.
Wah keren banget nggak sih mereka? Tapi lo tentu tahu kan mereka tidak mencapai kesuksesan secara instan — mereka butuh ide, tim yang baik, ketekunan bertahun-tahun, serta keberuntungan atau peluang yang tepat untuk berhasil merintis dan menjalankan usaha mereka. Nah, ketika mereka mulai merintis ide atau perusahaan dari awal, perusahaan tersebut bisa kita sebut sebagai startup.
Seperti yang sudah gue katakan sebelumnya, kali ini kita akan kupas tuntas apa itu startup, sejarah, komponen, serta elemen lainnya yang berguna banget untuk diketahui. Ingat, sekarang ini kita hidup di era digital di mana banyak sekali fasilitas atau platform yang tersedia bagi kita untuk memulai sebuah usaha. Oleh karena itu, mari langsung saja kita selami topik kita hari ini.
Apa itu startup
Untuk memahami apa sih sebenarnya startup itu, mari kita cek definisinya bareng-bareng berdasarkan berbagai sumber:
- Cambridge Dictionary – “a small business that has just been started.”
- Investopedia – “a young company founded by one or more entrepreneurs to develop a unique product or service and bring it to market.”
- Steve Blank – “temporary organization designed to search for a repeatable and scalable business model”,
Maka bisa kita simpulkan, bahwa startup sebenarnya adalah perusahaan rintisan, atau perusahaan muda yang baru saja dimulai atau masih berada di tahap awal. Biasanya perusahaan rintisan ini bergerak di bidang tertentu dengan sebuah model bisnis untuk berkembang menjadi perusahaan yang lebih besar.
Kapan sebuah startup bisa naik level dan tidak dianggap sebuah startup lagi?
Sebenarnya belum ada standarisasi resmi mengenai hal ini. Tapi sudah ada beberapa pihak yang mengemukakan pendapat mereka soal ini, contohnya:
- Menurut Alex Wilhelm, penulis TechCrunch, mengemukakan aturan 50-100-500. Isi aturan tersebut adalah, sebuah perusahaan tidak lagi merupakan startup apabila mencapai atau melebihi kriteria: pendapatan mencapai $50 juta dalam 12 bulan, memiliki 100 atau lebih pegawai, bernilai lebih dari $500 juta.
- Menurut Balaji Viswanathan, CEO dari Invento Robotics, startup berhenti menjadi perusahaan rintisan dan lulus menjadi sebuah enterprise ketika sudah menemukan model bisnis dan produk yang sesuai dengan pasar.
Nah, tapi ada juga nih sebutan yang mungkin lebih familiar untuk kita yaitu, unicorn startup. Berbeda dengan pendapat di atas, istilah yang dikemukakan oleh Aileen Lee pada 2013 ini ditujukan untuk mendeskripsikan sebuah perusahaan rintisan yang memiliki nilai lebih dari $1 miliar. Berikut ini beberapa contoh startup unicorn di Indonesia yaitu Gojek, Tokopedia, Traveloka, OVO, dan lain sebagainya.
Startup atau start-up?
Singkatnya, nggak ada yang salah alias benar semua kok. Dua-duanya merupakan kata benda dalam Bahasa Inggris yang merujuk pada perusahaan rintisan. Lalu kenapa bisa dua macam dan sebaiknya mana yang dipakai?
Sebenarnya apabila lo ingin menggunakan bahasa Inggris baku, yang benar adalah start-up. Beberapa media The Economist, BBC dan New York Times juga menggunakan istilah dengan tanda penghubung ini. Buku-buku lama tentang perusahaan rintisan juga banyak menggunakan versi ini. Namun, seperti pemakaian e-mail dan email, sekarang penggunaan startup tanpa tanda penghubung sudah menjadi hal yang sangat lumrah. Bahkan Washington Post, Financial Times, dan tentunya artikel ini sendiri, juga menggunakan versi tanpa tanda penghubung yang dipandang lebih simpel dan menghemat waktu.
Jadi kesimpulannya, lo bebas memilih penggunaan kata tersebut. Setelah membaca ini, kira-kira lo akan pakai pilihan kata yang mana nih? Coba komen pilihan lo di kolom komentar deh hehe.
Contoh startup di Indonesia
Kira-kira berapa ya jumlah perusahaan rintisan di Indonesia saat ini?
“Berdasarkan Startup Rangking.Com, Indonesia saat ini sudah menempati posisi ke-5 negara dengan jumlah startup terbanyak di dunia. Yaitu 2.229 startup di bulan April 2021,” kata Direktur Pemberdayaan Informatika Kemenkominfo Bonifasius Wahyu Pudjianto. (Liputan6, 2021)
Wah, banyak ya sobat Zenius. Tentunya kita sudah familiar dengan startup yang sudah berkembang pesat seperti Tokopedia, Gojek, Zenius(hehe), dan lain-lain. Selain itu, coba kita lihat bersama-sama beberapa contoh startup di Indonesia dengan melihat gambar ini.
Kemungkinan besar lo mengenali sebagian besar logo tersebut kan? Perkembangan dan inovasi bangsa Indonesia keren banget ya? Bahkan lihat nih, di bawah ini adalah 34 logo calon startup yang pada tahun lalu berhasil terpilih untuk unjuk gigi di Demo Day Nasional pada April 2021 sebagai bagian dari program Gerakan Nasional 1000 Startup Digital.
Karakter penting di dalam startup
Konon katanya ketika memulai sebuah perusahaan rintisan, terdapat tiga karakter atau peran penting yang harus ada di dalam tim ketika membentuk sebuah usaha. Tiga karakter ini sering juga disebut sebagai 3H yang terdiri dari Hustler, Hacker, dan Hipster.
“Apa itu, Hacker, Hipster, dan Hustler?”
- Hacker – bertugas untuk membuat program, sistem, atau website yang berhubungan dengan teknologi sehingga perlu keterampilan coding dan programming.
- HIpster – bertugas untuk membuat desain tampilan website atau aplikasi yang enak dilihat dan mudah dimengerti (user friendly).
- Hustler – bertugas untuk berjualan, mengemukakan ide kepada investor, membentuk koneksi; biasanya karakter ini menjadi CEO perusahaan.
Bagaimana strategi awal memulai startup
Bayangkan, suatu saat lo mendapatkan ide bisnis setelah mengobservasi kebutuhan pasar. Nah, sebaiknya lo membuat Business Model Canvas (BMC) yang berguna sebagai alat strategi dan pengembangan bisnis lo. Apa sih BMC itu? BMC adalah kerangka kerja populer yang dikemukakan Alex Osterwalder dengan fungsi untuk menunjukan variabel dan elemen yang ada di dalam sebuah model bisnis. Seperti ini kira-kira bentuknya:
Dengan menyusun dan menuliskan apa saja komponen atau elemen yang ada di dalam model bisnis, seseorang dapat lebih mudah memahami apa saja yang dibutuhkan dan perlu diperhatikan ketika memulai bisnis tersebut. Selain itu, BMC juga memudahkan seseorang untuk menunjukkan gambaran bisnisnya. Ohya, jika lo beruntung dan bisa menemukan mentor dalam pembuatan perusahaan rintisan lo, itu akan sangat menguntungkan untuk perjalanan usaha lo karena seorang mentor dapat memberi saran dan pendapat untuk memperbaiki dan mengembangkan model bisnis yang telah lo buat.
Apa yang bisa membuat startup gagal?
“Kira-kira berapa ya perbandingan antara jumlah startup yang berhasil dan gagal? Coba tebak!”
Menurut berbagai sumber, kira-kira 90-95% startup gagal untuk bertahan. Maksudnya, ada yang hanya bertahan hingga lima, dua, atau mungkin hanya satu tahun saja. Wah, kira-kira kenapa ya? Inilah beberapa faktor yang biasanya menjadi penyebab gagalnya sebuah startup, simak baik-baik:
- Tidak dibutuhkan pasar/konsumen
- Kerjasama antara tim atau investor tidak harmonis
- Tidak diminati investor
- Kekurangan dana
- Masalah teknis atau produk
- Kalah saing dengan startup lainnya
- Model bisnis tidak dapat berkembang
Sangat memungkinkan bahwa sebuah usaha rintisan mengalami lebih dari satu masalah di atas. Bahkan masalah di atas dapat saling berhubungan. Kalau menurut gue, ketika lo merintis sebuah usaha penting banget untuk memastikan bahwa produk atau jasa usaha lo memang dibutuhkan atau seenggaknya diinginkan orang. Karena kalau usaha lo tidak sesuai dengan kebutuhan pasar, itu akan menjadi masalah vital.
Lalu bagaimana cara kita mencari tahu apakah produk/jasa kita dibutuhkan atau tidak? Kita bisa melihat hasil penelitian orang lain, mengobservasi keadaan pasar, maupun mengadakan survei atau penelitian sendiri. Setidaknya dengan begitu, kita bisa mempunyai gambaran, apakah usaha di bidang tersebut layak untuk diperjuangkan dan tidak membuang-buang waktu saja. Apabila setelah lo cari tau ternyata pasarnya sangat kecil atau terbatas sekali, sebaiknya lo ubah ide bisnis lo, atau biasa disebut dengan pivot. Nah, kalau menurut lo, kira-kira masalah mana yang paling mempengaruhi gagal atau tidaknya sebuah startup? Gue penasaran nih sama jawaban lo, coba komen di bawah ya hehe.
*******
Akhir kata, tentu saja satu artikel ini saja tidak cukup untuk memperkaya pengetahuan kamu tentang startup. Namun, ini bisa menjadi dasar yang harus lo bisa pegang sebelum lo belajar dan menjelajahi dunia startup lebih dalam. Bagaimana sobat zenius, apakah lo ada pertanyaan seputar topik kita kali ini? Kalau lo punya pertanyaan maupun pernyataan, jangan ragu buat komen di kolom komentar, oke? Sampai sini dulu artikel kali ini dan sampai jumpa di artikel selanjutnya, ciao!
Referensi:
Leave a Comment