Sebelum kita membahas sosiologi cinta, Zen mau tau tanggapan kamu dulu, nih:
Seorang laki-laki rela menemui pasangannya di tengah hujan deras menggunakan motor.
Menurut kalian, apakah tindakan tersebut termasuk bentuk rasa cinta? Jika iya, tindakan tersebut termasuk irasional atau rasional?
Kak Rizky akan menyelidikinya dari sisi Sosiologi, yuk disimak!
Apa itu Cinta?
Menurut kebudayaan Yunani, rasa cinta dibagi menjadi 3:
- Eros: Sensual/ Hasrat kepada orang lain untuk kepuasan diri sendiri
- Philia: Rasa sayang yang bersifat kekeluargaan
- Agape: Rela Berkorban tanpa meminta imbalan
Gimana caranya mau memahami dia kalau kamu belum paham apa itu cinta? Menurut Sigmund Freud, cinta adalah insting untuk bertahan hidup dan membawa persatuan antar dua manusia. Sedangkan Lacan beranggapan bahwa cinta merupakan hasrat ilusif yang berujung perpisahan. So, berbeda tanggapan bukan berarti salah guys.
Dua Sifat Cinta dalam Sosiologi Cinta
Ketika bicara cinta,kita juga bicara tentang altruisme dan egoisme.
Alturisme: Rela berkorban
Egoisme: Mementingkan diri sendiri
Ketika kita mencari cinta, kita ingin menemukan kepuasan. Dari situlah kenapa cinta itu selalu bertentangan. Di saat kita rela berkorban, di saat yang sama kita juga egois karena dengan berkorban kita telah memaksakan hasrat diri.
Dengan demikian, cinta itu rasional sekaligus irasional. Melihat pandangan Max Weber, rasionalitas cinta tergantung pada hasil yang didapatkan. Jika kita merasa pengorbanan yang telah kita lakukan mendapat umpan balik, maka kita tidak akan menganggap tindakan kita irasional, bukan?
Jadi cinta itu bisa aja pakai logika atau kadang-kadang tiada logika, tergantung pilihan kamu menjalaninya, ya!
Masih punya pertanyaan-pertanyaan lain seputar hidup? Zenius Free Live Class hadir disini buat kamu jiwa-jiwa yang mencari jawaban! Yuk jangan mau ketinggalan info-info menarik di Zen15 setiap hari Senin sampai Jum’at jam 15.00 di aplikasi Zenius, Gratis!
Leave a Comment