Saat melewati jalan raya, Bapak/Ibu guru pasti sering melihat coretan-coretan atau gambar yang ada di tembok gedung kosong, kolong fly over, atau bahkan di papan reklame yang tidak terpakai. Apa Bapak/Ibu guru tahu kalau coretan-coretan itu disebut dengan grafiti?
Seni grafiti sering menjadi hal yang kontroversial, karena beberapa menganggap kalau kegiatan ini tanpa izin dan bersifat merusak atau vandalisme. Di beberapa negara, grafiti dipakai oleh sekelompok orang untuk menandai wilayah atau dijadikan sebagai media penyampaian pesan atau kritik, contohnya di Indonesia. Karena itu, dinas kebersihan setempat sering melakukan patroli untuk membersihkan tembok atau fasilitas umum dari coretan-coretan ilegal.
Meski beberapa dianggap merusak, ada juga lho seni grafiti yang punya nilai kreativitas dan inovasi yang tinggi. Bahkan, kegiatan ini bisa sebagai media pembelajaran dan pengembangan potensi diri. Yuk, kita lanjut membahas tentang seni grafiti secara mendalam dan bagaimana sih kegiatan ini bisa membantu pengembangan diri!
Apa itu Grafiti?
Grafiti adalah tulisan (coret-coretan) atau gambar yang dibuat di dinding atau permukaan lain dengan komposisi warna, garis, bentuk , dan volume tertentu. Grafiti sering dipakai sebagai media alternatif penyampaian pesan-pesan yang ingin ditampilkan oleh senimannya.
Di awal, grafiti umumnya dibuat menggunakan kapur atau dengan mengukir langsung di medianya seperti batu. Saat ini, grafiti lebih banyak menggunakan cat semprot dan spidol. Berbagai gaya dan jenis grafiti pun sudah banyak bermunculan. Itulah bentuk dari perkembangan seni grafiti.
Sejarah Grafiti
Menulis atau mencoret-coret dinding bermula dari kebiasaan manusia primitif. Kegiatan ini digunakan sebagai cara mereka berkomunikasi satu sama lain. Di zaman kuno, grafiti diukir di dinding yang umumnya terbuat dari batu menggunakan benda tajam. Beberapa juga menggunakan kapur atau batu bara.
Di Indonesia sendiri, grafiti menjadi alat propaganda yang efektif pada masa perang kemerderakaan. Grafiti berperan dalam menyuarakan semangat Indonesia melawan penjajah Belanda. Salah satu contohnya, pelukis Affandi di masa peperangan membuat slogan bertuliskan ”Boeng Ajo Boeng!” yang dituliskan di tembok-tembok jalanan. Slogan ini selalu dilihat oleh para pejuang kemerdekaan dan memacu semangat mereka.
Kini, seni grafiti banyak digunakan untuk beragam tujuan, diantaranya:
- Ekspresi pribadi
- Penyampaian kritik
- Iklan
- Seni dekoratif
Selain itu, grafiti juga bisa berperan sebagai media pengembangan diri, bahkan alat pembelajaran. Inilah yang dilakukan oleh Pak James Gerson Mansula, S.Pd. Gr, salah satu peserta terasyik di Pekan Inspirasi Tanah Air (PITA) Zenius untuk Guru beberapa waktu lalu.
Kembangkan Potensi Lewat Seni Grafiti
Menggambar sudah jadi kesukaan Pak James sejak kecil. Karena sibuk dengan pendidikan dan beberapa alasan lainnya, Pak James sempat meninggalkan hobinya yang satu ini. Tapi beberapa tahun ini, Pak James kembali menekuni seni menggambar khususnya grafiti.
Sebagai seorang guru Geografi di SMA Negeri Bolan NTT, Pak James ingin terus mengembangkan potensi dirinya. Salah satu hal yang ia lakukan adalah dengan memfokuskan diri untuk belajar dan meningkatkan daya kreativitas melalui seni grafiti. Berbeda dengan seni grafiti umumnya, Pak James memilih kertas sebagai media gambarnya. Walaupun di kertas, hasil coretannya tidak kalah menarik dengan grafiti yang ada di tembok atau yang digunakan sebagai seni dekorasi.
“Saya percaya Tuhan menciptakan manusia dan bakatnya masing-masing. Sekecil apapun bakat yang dimiliki, asah dengan baik. Kelak itu akan menjadi sesuatu yang luar biasa dan bermanfaat bagi hidup.” – Pak James Gerson Mansula
Buku tulis sekolah menjadi salah satu media yang paling sering Pak James gunakan untuk menggambar. Ia juga menuliskan semua ide yang terpikirkan di sana. Jenis grafiti yang dibuat Pak James juga beragam nih. Mulai dari kata dengan beraneka huruf dan bentuk, sampai karakter kartun, superhero, dan pemandangan alam.
Tips Mengembangkan Potensi Diri
Dalam menekuni seni grafiti, Pak James melakukan beberapa hal yang bisa mendukung keahliannya. Apa saja ya kira-kira?
- Nonton video
Pak James banyak belajar dari video YouTube seputar seni menggambar untuk menambah wawasan dan memberikan inspirasi dalam membuat karya.
- Rajin berlatih
Untuk mendapat hasil yang lebih baik, tentunya Pak James harus terus berlatih membuat karya grafiti. Waktu luang yang ia miliki akan dimanfaatkan untuk berlatih hingga semakin terbiasa.
- Bergabung di komunitas seni
Pak James juga tergabung di beberapa komunitas seni di media sosial, dengan tujuan untuk saling berbagi dan mendapatkan edukasi tentang seni, serta menambah wawasan baru tentunya.
- Beli peralatan menggambar
Nah, supaya hasil karyanya semakin maksimal, Pak James membeli berbagai alat kebutuhan menggambar. Contohnya, sketch book, drawing pen, spidol, pensil warna, cat air, dll. Kalau alat gambarnya lengkap, semangat untuk berkarya pasti terus muncul.
- Membagikan hasil karya di media sosial
Lewat postingan-postingan karyanya di media sosial, Pak James bisa mendapat penilaian dan evaluasi yang lebih objektif dari orang lain.
- Mengikuti akun seni di media sosial
Banyak akun seputar seni yang bisa diikuti di media sosial. Lewat akun-akun tersebut, Pak James mendapat beragam referensi dan inspirasi untuk membuat karya.
- Ikut lomba atau challenge
Untuk mengukur kemampuannya, Pak James juga sering mengikuti lomba atau challenge yang ada di media sosial. Bagi Pak James, menang adalah nilai tambah karena yang terpenting ia bisa berlatih dan lebih percaya diri dalam memamerkan hasil karya.
- Membuat kanal YouTube
Selain lewat media sosial, Pak James juga berbagi tutorial tentang pembuatan grafitinya melalui YouTube. Tidak hanya untuk memamerkan karyanya, video-video Pak James juga bisa dijadikan video edukasi dalam seni grafiti.
Manfaat dari Menggambar Grafiti
Dari grafiti, Pak James mendapatkan banyak hal. Tak hanya belajar bagaimana membuat gaya huruf yang bagus, memilih warna yang sesuai, dan menambah elemen sehingga gambar menjadi indah, Pak James juga bisa mengembangkan potensi lain dalam dirinya. Bagi Pak James, seni grafiti bisa mengasah kreativitasnya, membuatnya lebih percaya diri, mendapatkan banyak teman dan relasi baru, serta merasa memiliki hidup yang lebih bermakna karena bisa berbagi ilmu yang dimiliki ke orang lain.
Kalau dirangkum, manfaat yang didapatkan Pak James dari seni grafiti antara lain:
- Terlatih untuk berpikir lebih kreatif dan inovatif
- Memanfaatkan waktu luang yang ada dengan positif
- Mendapatkan banyak teman baru dari berbagai daerah untuk saling berbagi dan mengedukasi
- Mempelajari hal-hal baru seputar seni menggambar
- Mendapat kesempatan untuk terlibat dalam berbagai kelas inspiratif bersama anak-anak
- Mendapatkan berbagai bentuk apresiasi
- Menjadi lebih percaya diri
Pak James berharap, ceritanya ini bisa menginspirasi banyak orang agar terus mengembangkan bakat yang dimiliki. Pak James ingin para orang tua bisa mendukung dan jika memungkinkan memberi fasilitas yang menunjang potensi yang dimiliki sang anak. Tak berhenti sampai di situ, Pak James juga mengajak rekan sesama guru untuk belajar mengarahkan bakat dan potensi yang dimiliki peserta didik.
Kreativitas Pak James membawanya menjadi pembicara dalam rangkaian Pekan Inspirasi Tanah Air (PITA) yang diadakan Zenius untuk Guru. Pak James percaya, semua bisa pintar asal paham potensi yang dimiliki.
Adakah Bapak/Ibu guru yang juga rajin mengembangkan bakatnya seperti Pak James? Bakat apakah itu? Tulis di kolom komentar di bawah ya Bapak/Ibu!
Sekarang, yuk tonton kisah Pak James di PITA beberapa waktu lalu. Jangan lupa untuk subscribe YouTube Zenius untuk Guru ya, supaya tidak ketinggalan video menarik lainnya!
Baca Juga Artikel Lainnya
Daur Ulang Sampah Menjadi Wayang
Leave a Comment