Selamat datang, para pejuang UTBK!
Materi Sejarah mungkin menjadi salah satu pelajaran yang punya topik pembahasan yang sangat banyak. Namun, elo bisa menyiasati hal ini dengan membaca sebanyak-banyaknya topik-topik tersebut.
Beda lagi kalau elo ngambil saintek di UTBK, pastinya nggak bisa dengan cuma ngandelin membaca, karena ada hitung-hitungannya, hehe.
Nah, di topik tentang sejarah peradaban Islam di Indonesia yang bakal kita bahas bersama, gue berharap pembahasan kali ini bakal menambah pemahaman elo tentang asal-usul atau sejarah masuknya agama Islam di Indonesia.
Setelah selesai menamatkan tulisan ini, setidaknya elo bakal bisa menjawab pertanyaan, “Cuy, sebenernya, kapan dan dari mana, sih, Islam pertama kali ada di Indonesia?”
Pertanyaan itu, bisa langsung elo jawab dengan, “Sorry, maksud elo, Nusantara, kan, bukan Indonesia? Soalnya, di zaman itu, Indonesia masih dikenal sebagai Nusantara, hehe.”
Oke, kalau begitu, gimana ceritanya, kok bisa Islam masuk ke Nusantara?
Sejarah Agama Islam di Indonesia
Baiklah, sebelum gue jabarkan kapan dan dari mana asal usul masuknya Islam di Indonesia, gue pengin bilang kalau para ahli sejarah pun mengakui bahwa sangat sulit untuk menentukan secara akurat dari kapan tepatnya Islam masuk ke Indonesia.
Para ahli sejarah sudah saling berdebat akan hal ini, dan setiap pendapat mempunyai buktinya masing-masing. Oleh karena itu, pendapat dari asal usul masuknya Islam di Indonesia, dapat menjadi sebuah teori.
Inget, teori adalah sesuatu yang sudah diuji kebenarannya, salah satunya dengan bukti-bukti nyata. Namun, kebenaran dari teori adalah sesuatu yang sifatnya tidak mutlak, sehingga memberikan ruang untuk dibantah dan diperkaya dengan teori-teori lainnya.
Oke, ada empat teori yang dapat menjawab asal usul datangnya Islam di Indonesia, berikut ini daftar teori-teorinya.
- Teori India (Gujarat)
- Teori Arab (Mekkah)
- Teori Persia
- Teori Cina
Dari sini, kita jadi tahu kalau untuk menjawab sejarah penyebaran agama Islam di Indonesia, terdapat beragam pendapat dari para ahli sejarah.
Walaupun ada banyak teori dan membuat elo bingung harus percaya yang mana, setidaknya teori-teori ini dapat menjelaskan secara ilmiah dari asal usul Islam di Indonesia.
Penjelasan ilmiah ini akan mendekatkan kita terhadap realitas sebenarnya, dan teori juga merupakan sesuatu yang perlu dipertanyakan ulang, bukan dipercayai mentah-mentah, hehe.
Nah, kalau begitu, ayo kita bahas teori-teorinya satu per satu!
1. Teori India (Gujarat)
Teori ini bilang kalau Islam di Indonesia datang dari wilayah India, yaitu Gujarat. Kapan kira-kira periode datangnya? Sekitar abad ke-13 oleh para pedagang muslim yang berasal dari India.
Snouck Hurgronje adalah salah satu tokoh yang mengemukakan teori ini. Oke, kalau begitu, apa bukti dari kebenaran teori ini?
Bukti yang ditemukan adalah peninggalan batu nisan dari Sultan Malik Al-Saleh (1297) yang memiliki karakteristik yang sama dengan batu nisan di daerah Gujarat.
Selain itu, makam milik salah satu Wali Songo, yaitu Maulana Malik Ibrahim, juga mempunyai karakteristik batu nisan yang juga sama seperti makam Sultan Malik Al-Saleh.
Selain bukti peninggalan makam, terdapat juga bukti lainnya dari teori ini, yaitu catatan perjalanan oleh Marco Polo, seorang pedagang asal Venesia yang berkunjung ke daerah Perlak, Aceh, pada tahun 1292. Dalam laporannya tersebut, Marco Polo menyebut adanya sebuah komunitas Muslim baru yang didirikan di Perlak oleh para pedagang Moor.
Nah, kalau elo perhatikan baik-baik, sebenernya ada banyak peristiwa besar yang terjadi di abad ke-13, di berbagai belahan dunia lainnya.
Apa contohnya?
Dengan asumsi bahwa Islam masuk ke Nusantara pada abad ke-13, maka di abad yang sama, di bawah kepemimpinan Genghis Khan, Bangsa Mongol telah berhasil menguasai sebagian besar wilayah di Asia. Kerajaannya membentang dari Samudra Pasifik sampai ke wilayah Eropa, tepatnya di daerah Hongaria sekarang.
Oke, menurut elo, apakah dulu wilayah Nusantara pernah berada di bawah kekuasaan Genghis Khan? Kalau tidak, kenapa ya kira-kira, Nusantara nggak sempet berada di bawah kendali Bangsa Mongol?
Pertanyaan itu, silakan elo gali secara mandiri, hehe. Biar elo berasa kayak detektif yang mengumpulkan informasi-informasi yang sudah tersedia di internet. Dengan begini, pengetahuan elo tentang sejarah bakal terintegrasi, jadi enggak cuma terpisah-pisah antar topik.
Nah, sebenernya, terdapat teori yang berusaha membantah teori Gujarat, yang juga mempunyai bukti-buktinya sendiri, yaitu teori Arab.
Kalau begitu, apa itu teori Arab?
2. Teori Arab (Mekkah)
Teori Arab menjelaskan bahwa agama Islam masuk ke Indonesia udah dari abad ke-7. Jauh lebih awal ketimbang teori Gujarat. Menyebarnya ajaran Islam di Nusantara, disebabkan oleh kedatangan para pedagang Arab yang memiliki tujuan untuk menyebarkan ajaran agama Islam.
Nah, salah satu tokoh yang mengemukakan teori ini, adalah Buya Hamka.
Buya Hamka dalam bukunya Sejarah Umat Islam (1997), menjelaskan bahwa masuknya Islam di Indonesia memiliki bukti yang bersumber dari naskah kuno Cina yang isinya menyebutkan adanya sekelompok Bangsa Arab yang bermukim di pesisir barat Sumatra, di tahun 624.
Nggak cuma itu, di daerah bernama Barus, yang saat itu berada dalam wilayah Kerajaan Sriwijaya, ditemukan sebuah batu nisan dengan nama Syekh Rukunuddin yang wafat di tahun 672 M.
Berdasarkan era yang sama, munculnya Islam pertama kali di Arab memang memiliki periode yang serupa dengan teori ini.
Oke, kalau elo lihat berbagai peristiwa bersejarah lainnya di abad ke-7, apakah elo menemukan sebuah tren tertentu yang terjadi di seluruh dunia pada abad ke-7? Ini untuk PR elo pribadi aja ya, siapa tahu elo bisa menemukan sesuatu yang menarik saat dunia masih berada pada abad ke-7.
Contohnya, kalau ditanya tentang tren dunia di abad ke-21, mungkin aja jawabannya adalah multiverse dan bitcoin, haha. Elo bakal menemukan, sudah berkembang sejauh mana peradaban manusia dalam rentang waktu tersebut.
Sip! Selanjutnya, ada teori lain yang mencoba menjelaskan asal usul hadirnya Islam di Nusantara, yaitu teori Persia.
3. Teori Persia
Hoesein Djajadiningrat adalah salah satu tokoh yang mendukung teori Persia, yaitu pendapat bahwa asal usul hadirnya Islam di Nusantara, bersumber dari wilayah Persia di abad ke-13.
Menurut teori Persia, kebudayaan Islam di nusantara dan kebudayaan Islam di Persia memiliki banyak kesamaan.
Bukti yang terlihat adalah keberadaan acara Tabot di Bengkulu dan Tabuik di Sumatra Barat pada tanggal 10 Muharam, yang memiliki kemiripan dengan ritual di Persia.
Selain itu, kaligrafi-kaligrafi yang terdapat di makam batu nisan di Nusantara, juga memiliki kemiripan dengan yang berada di Persia.
Oke, ada teori terakhir yang cukup menarik untuk kita bahas, yaitu teori Cina.
4. Teori Cina
Teori Cina melihat bahwa ajaran Islam berkembang di Cina pada masa Dinasti Tang (618-905 M), dan dibawa oleh panglima Muslim bernama Saad bin Waqash asal Madinah, yang berada pada masa kekhalifahan Utsman bin Affan.
Nah, teori Cina yang dicetuskan oleh Slamet Mulyana dan Sumanto Al Qurtuby ini, menganggap bahwa agama Islam di Nusantara datang dari salah satu wilayah yang menjadi pusat dakwah Islam di Cina, yaitu daerah Kanton. Dari sini, para pendakwah yang telah lama ada, menyebarkan agama Islam ke Nusantara, terutama di Palembang.
Banyaknya petinggi dari Kesultanan Demak sampai Wali Songo yang berasal dari keturunan etnis Cina, menjadikan bukti dari teori Cina ini. Salah satunya adalah Raden Patah yang memiliki nama Tionghoa Jin Bun.
Oke, setelah kita udah sama-sama melihat berbagai teori yang mencoba menjelaskan asal usul Islam di Nusantara, elo lebih cenderung untuk setuju atau tidak setuju dengan teori yang mana? Hehe.
Selanjutnya, nih, ayo kita lihat peninggalan-peninggalan apa aja yang ada ketika peradaban Islam masuk ke Nusantara.
Baca Juga: Periodisasi Sejarah Peradaban Islam – Materi Sejarah Kelas 10
Peninggalan Sejarah Agama Islam di Indonesia
Kalau pengin melihat apa aja peninggalan Islam yang bersejarah, kita bisa melihatnya dari kerajaan-kerajaan yang dulu ada di Nusantara.
Nah, periode kerajaan-kerajaan ini berlangsung antara tahun 840-an dengan berdirinya kerajaan Islam pertama yaitu Kesultanan Perlak, hingga tahun 1903 dengan runtuhnya Kesultanan Aceh akibat pendudukan pemerintah kolonial Hindia-Belanda.
Tentu saja, peradaban yang sudah berlangsung lebih dari seribu tahun tersebut, banyak menghasilkan peninggalan-peninggalan yang sampai saat ini bisa kita lihat.
Apa saja peninggalan-peninggalannya? Oke, ini kira-kira daftarnya.
- Masjid
- Keraton
- Makam
Tiga peninggalan ini, secara tidak langsung dapat menjadi bukti adanya kerajaan-kerajaan tersebut di masa lalu. Hal ini yang membuat kita mengetahui bahwa seribu tahun yang lalu, terdapat kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara.
Oke, yuk kita bahas tiga peninggalan tersebut, yaitu masjid, keraton, dan makam.
Peninggalan Berupa Masjid
Di zaman itu, masjid bukan hanya digunakan sebagai tempat ibadah, tetapi juga untuk menyebarkan ajaran Islam. Kalau diperhatikan, masjid-masjid tersebut memiliki karakteristik yang unik, yaitu memiliki menara, serambi, kolam, atap bertingkat dan bentuknya bujur sangkar, serta terletak di kota dan menghadap alun-alun.
Salah satu contoh masjid yang sampai sekarang masih bisa kita kunjungi, adalah Masjid Agung Demak. Masjid ini adalah peninggalan Kesultanan Demak dan menjadi masjid tertua di Pulau Jawa. Selain itu, masjid ini dibangun oleh Raden Patah di tahun 1477.
Peninggalan Berupa Keraton
Selain masjid, keraton juga menjadi bukti peninggalan dari peradaban Islam di Nusantara. Nah, di zaman itu, keraton adalah simbol dari pusat kekuasaan. Keraton memiliki karakteristik yang khas, yaitu bangunannya yang dikelilingi oleh pagar tembok, sungai, serta parit.
Salah satu contoh keraton hasil peninggalan Islam di Nusantara, adalah Keraton Kasepuhan yang letaknya di Kota Cirebon. Keraton ini dibangun pada tahun 1529 oleh Pangeran Mas Mochammad Arifin II, sehingga keraton ini menjadi istana tertua di Jawa.
Peninggalan Berupa Makam
Kalau elo perhatikan, makam pada zaman kerajaan Islam di Nusantara, memiliki ciri khas yang unik, yaitu memiliki jirat/kijing, batu nisan, dan cungkup. Oleh karena itu, tiga hal ini menjadi karakteristik utama pada makam-makam peninggalan Islam.
Contoh makam yang bercorak Islam adalah makam Maulana Malik Ibrahim. Makam tersebut berada di Kompleks Makam Maulana Malik Ibrahim, yang letaknya di pusat kota, yakni Desa Gapura, Gresik.
Nah, selanjutnya, gue mau ngajak elo untuk melihat gimana, sih, keadaan di Nusantara sebelum datangnya Islam. Hal ini penting sebagai perbandingan buat elo, terkait keadaan sebelum dan sesudah munculnya Islam di Nusantara.
Baca Juga: Berdirinya Kesultanan Malaka dan Peninggalannya – Materi Sejarah Kelas 10
Tradisi Nusantara Sebelum Islam di Indonesia
Tradisi atau adat kebiasaan yang ada di Nusantara sebelum peradaban Islam muncul, tentu memiliki perbedaan setelah datangnya pengaruh Islam. Sebelum datangnya Islam, Nusantara dipengaruhi oleh tradisi animisme dan dinamisme.
Animisme merupakan kepercayaan terhadap roh atau makhluk halus, yang dipercaya bernaung di tempat-tempat tertentu, seperti goa, batu besar, pohon, dan lain sebagainya.
Animisme memengaruhi tradisi Nusantara pada saat itu, yang menjadikan adat kebiasaan berkaitan erat dengan arwah/roh, dalam upaya memohon perlindungan atau penyembuhan penyakit, terhindari dari bencana alam, kesuksesan dalam hidup, dan lain sebagainya.
Oleh karena itu, tradisi pada animisme umumnya dilakukan dalam upacara pemujaan roh atau arwah.
Nah, kalau animisme merupakan kepercayaan terhadap roh atau jiwa, dinamisme adalah kepercayaan terhadap benda-benda yang diyakini memiliki kekuatan gaib.
Misalnya, kalau pengin memiliki kekuatan batin, seseorang bakal menggunakan benda-benda bertuah yang dipercaya memiliki kekuatan, contohnya keris.
Tradisi-tradisi ini memang perlahan ditinggalkan atau berkurang, ketika Islam mulai masuk di Nusantara dan mulai menyebarkan ajaran dan kepercayaannya.
Jadi, tradisi yang ada ketika Islam belum masuk di Nusantara, adalah tradisi-tradisi yang sifatnya kepercayaan terhadap arwah dan benda, atau animisme dan dinamisme.
Sip, setelah kita membahas tentang tradisi sebelum adanya Islam di Nusantara, gue udah nyiapin satu soal yang bisa langsung elo sikat. Silakan dikerjain, ya.
Baca Juga: Peran Peradaban Islam dalam Perkembangan Ilmu Pengetahuan
Contoh Soal dan Pembahasan
1. Nama kota di India, tempat di mana diperkirakan para pedagang India yang membawa agama Islam ke Indonesia berasal adalah ….
a. Delhi
b. Mumbai
c. Bihar
d. Gujarat
e. Bangalore
Pembahasan:
Gujarat yang merupakan kota di India merupakan tempat asal dimana para pedagang India membawa agama Islam ke Indonesia. Gujarat yang merupakan kota pelabuhan, dipercaya Snouck Hurgronje membawa banyak pedagang yang berlayar ke Indonesia.
Jawaban: D
2. Siapa tokoh yang mendukung teori Gujarat dalam sejarah Islam di Indonesia?
a. Raden Patah
b. Snouck Hurgronje
c. Buya Hamka
d. Hoesein Djajadiningrat
e. Sumanto Al Qurtuby
Pembahasan:
Snouck Hurgronje adalah tokoh yang mempopulerkan teori Gujarat, bahwa Islam masuk ke Nusantara pada abad ke-12 atau abad ke-13, serta berasal dari Gujarat, India. Menurutnya, terdapat banyak penduduk di Gujarat yang telah memeluk Islam dan menjadi perantara untuk menyebarkan Islam di Nusantara.
Jawaban: B
****
Sip, kita sudah membahas tiga hal di materi Sejarah kali ini, yaitu sejarah agama Islam di Indonesia, peninggalan sejarah agama Islam, dan tradisi di Nusantara sebelum peradaban Islam masuk. Kalau elo ngerasa masih pengen belajar topik-topik Sejarah lainnya, gue udah nyediain akses di bawah yang bisa langsung elo klik.
Jangan lupa, kemampuan elo dalam mengerjakan soal pas UTBK nanti, bakalan dipengaruhi sama kecepatan dan ketepatan elo dalam mengerjakan soal. Oleh karena itu, gue sangat merekomendasikan elo untuk ikutan Try Out dari Zenius.
Baiklah, gue rasa cukup pembahasan kita tentang sejarah Islam di Nusantara. Kalau begitu, gue pamit, ya. Cheers!
Leave a Comment