Kabarnya demokrasi berawal dari Kota Athena sejak zaman Yunani kuno. Kira-kira seperti apa ya demokrasi saat itu?
Hai, Sobat Zenius! Di sekolah kita tentu sudah sering belajar soal demokrasi, yang menjadi bentuk pemerintahan negara kita tercinta, Indonesia.
Sering dikatakan bahwa demokrasi di negara kita itu berarti dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Pokoknya, rakyat itu penting deh!
Namun, elo tahu nggak sih gimana sejarah demokrasi sejak awal mulai ada di dunia, dan apakah demokrasi dulu sama dengan yang sekarang?
Untuk menjawab itu, kita perlu kembali ke masa lalu, ketika demokrasi mulai diberlakukan di suatu daerah di Yunani. Kira-kira seperti apa ya?
Yuk, kita bahas bareng-bareng.
Asal Demokrasi
Seperti yang sering disebutkan di pelajaran kewarganegaraan, kata ‘demokrasi’ sebenarnya berasal dari kata demos yang berarti orang dan kratos yang berarti pemerintahan.
Ide utama dari demokrasi, sesuai dengan informasi dari National Geografic (2019), adalah bahwa rakyat harus ikut berperan aktif dalam pemerintahan secara langsung atau dengan memilih seorang perwakilan.
Nah, Sobat Zenius kan sudah tahu ya bahwa kata demokrasi itu berasal dari Yunani. Makanya, nggak kaget kalau ternyata Yunani kuno memang merupakan pembuat demokrasi yang pertama.
Seperti yang dikemukakan oleh ilmuwan politik Prof. Dr. Miriam Budiardjo, sistem demokrasi di zaman Yunani Kuno (abad ke-6 sampai abad ke-3 SM) itu merupakan jenis demokrasi langsung atau direct democracy.
Berarti, keputusan-keputusan pemerintah itu dilaksanakan secara langsung sesuai dengan suara mayoritas. Menariknya, seorang filsuf terkenal asal Yunani, Socrates, nggak suka lho sama demokrasi saat itu.
Pasti elo penasaran banget ya apa alasannya. Boleh banget elo baca jawabannya di artikel Pemikiran Socrates – Kenapa Socrates Benci Demokrasi?(2022).
Nah, sekarang kita lanjut ya ke salah satu kota yang digadang-gadangkan sebagai tempat asal konsep demokrasi.
Demokrasi Athena di Zaman Yunani Kuno
Berdasarkan informasi dari situs History Extra yang dikelola oleh BBC, konsep demokrasi dipercaya berasal dari Kota Athena. Namun, sebenarnya praktek demokrasi mungkin saja sudah pernah terlaksana di berbagai daerah kecil lainnya.
Lalu, siapa yang punya ide untuk memulai demokrasi? Seorang bangsawan Yunani bernama Solon, yang juga merupakan seorang penyair, bisa dibilang punya andil dalam konsep demokrasi.
Solon bukanlah seorang demokrat, ia juga nggak benar-benar pernah membuat landasan bahwa rakyat yang menjadi pengatur pemerintahan.
Namun, di abad ke-6 SM, Solon membuat kebijakan yang bisa dibilang menjadi cikal bakal demokrasi.
Saat itu, rakyat di Athena itu sedang bergejolak. Soalnya, masyarakat dikuasai sama para bangsawan atau orang ningrat yang punya tanah bagus dan tentunya juga berkuasa di pemerintahan (Britannica, 2021).
Terus gimana dong nasib rakyat yang bukan keturunan bangsawan? Wah, petani miskin di zaman itu menderita banget deh.
Mereka terlilit utang dan upah mereka seringkali dipotong. Parahnya, mereka para petani miskin tersebut terkadang dijual untuk menjadi budak juga lho.
Bagaimana dengan masyarakat kelas menengah seperti petani, perajin, dan pedagang? Yah, mereka nggak punya suara atau hak apapun terhadap pemerintahan, sehingga mereka merasa kesal.
Kalau dibiarkan terus, bisa-bisa ada revolusi berdarah nih seperti di negara bagian Yunani kuno lainnya.
Nah, Solon kemudian membuat sebuah solusi untuk masalah-masalah tersebut. Nggak perlu lah ada revolusi, mending reformasi aja. Begitulah kira-kira pemikiran Solon.
Utang-utang yang melilit para petani miskin serta perbudakan karena utang dihapuskan. Ia juga melarang ekspor (kecuali minyak zaitun) agar kebutuhan dalam negeri bisa tercukupi terlebih dahulu.
Selain itu, ia nggak membiarkan para orang kaya Athena saja yang memonopoli pemerintahan seperti dulu.
Solon membagi rakyat menjadi empat kelas, dan mendistribusikan hak politik terhadap kelas-kelas tersebut. Kelas terendah nggak bisa ikut memerintah, namun boleh ikut memberi suara dan voting.
Nah, Dilansir dari BBC (2011), kebijakan reformasi konstitusi yang ia buat tadi, menjadi dasar demokrasi yang kemudian dimulai oleh seorang aristokrat (bangsawan) bernama Cleisthenes.
Di abad ke-4, ada sekitar 1500 poleis (kota) yang tersebar di sekitar Laut Hitam dan Laut Mediterania yang memiliki bentuk pemerintahan masing-masing (BBC,2011).
BACA JUGA: Penalaran Sejarah: Kenapa Manusia Memilih Berdemokrasi?
Apa perbedaan Demokrasi Yunani Kuno dengan Demokrasi yang Sekarang?
Tentu saja seiring dengan berjalannya waktu, demokrasi terus berkembang. Bahkan, sesama negara demokrasi bisa memiliki jenis demokrasi yang berbeda.
BACA JUGA: ….Jenis Demokrasi… (tunggu artikelnya dipublish)
Menurut National Geographic (2019), ada beberapa aspek demokrasi Yunani kuno yang nggak dilaksanakan pada demokrasi era sekarang. Apa saja ya?
Syarat pemilih
Di zaman Yunani kuno, yang dianggap “warga” yang bisa ikut memberi suara dan berperan aktif dalam pemerintahan Yunani kuno hanyalah pria yang statusnya bebas alias merdeka. Jadi, para wanita, anak-anak, serta budak nggak bisa ikut bersuara.
Selain itu, seluruh warga Yunani yang masuk kualifikasi, yakni pria dewasa yang bukan budak, wajib banget ikut berpartisipasi aktif dalam kegiatan pemerintahan. Kalau nggak mau aktif, mereka bisa didenda dan ditandai dengan cat merah.
Wah, berarti kita nggak bisa tuh mager atau males ikut berpartisipasi. Nggak ada deh acara jadi golput (golongan putih) yang nggak mau ngasih suara. Yang ada, kita jadi ‘golongan merah’ kali ya yang ditandai.
Pengasingan
Selain perbedaan ketentuan tentang hak suara, proses pengambilan suara di zaman Yunani kuno juga lebih ketat dan rusuh dari zaman sekarang.
Bayangkan aja, berdasarkan informasi dari National Geographic (2016), di abad ke-5 SM, seseorang yang dianggap terlalu berkuasa bisa diputuskan untuk diasingkan dari Athena selama 10 tahun jika mendapatkan setidaknya 6000 suara lho.
Cara menyampaikan suara
Selain itu, para pemberi suara di zaman Yunani kuno, bisa menyampaikan suaranya dengan berteriak lho. Suara yang lebih keras bisa menandakan lebih banyak orang atau suara mayoritas.
Nggak cuma dengan suara, pemungutan suara dengan cara mengangkat tangan juga terjadi pada zaman Yunani kuno. Di abad ke-5, rakyat Athena menggunakan tangan yang bisa juga dengan mengangkat token perunggu kecil untuk menyampaikan pilihan mereka.
Penutup
Itulah pembahasan singkat mengenai demokrasi di zaman Yunani kuno. Ternyata, ada perbedaan ya dengan demokrasi yang sekarang?
Bagaimana dengan demokrasi di Indonesia? Pastinya ada bedanya juga ya dengan yang di Yunani kuno. Elo bisa baca di artikel “Sejarah Perkembangan Demokrasi di Indonesia (Orde Lama-Reformasi)(2022)”.Sampai di sini dulu artikel kali ini, dan sampai jumpa di artikel selanjutnya ya, ciao!
Leave a Comment