Rumus Alat Optik: Pemantulan, Cermin, dan Pembiasan

Artikel ini akan membahas tentang rumus alat optik: pemantulan, cermin, dan pembiasan
Halo, Sobat Zenius! Buat kalian yang udah masuk ke kelas 11, sebelum kalian belajar lebih lanjut tentang pemanasan global dan dinamika partikel, kalian harus pahami dulu alat-alat optik.
Pemantulan
Perubahan arah rambat cahaya kembali ke medium asalnya, setelah menumbuk antarmuka dua medium.
Jenis-jenis Pemantulan
Pemantulan Teratur
Pemantulan teratur terjadi saat sinar datang dari seberkas cahaya mengenai permukaan yang rata, sehingga sinar akan dipantulkan dengan arah yang sama.

Pemantulan Baur
Pemantulan baur terjadi saat sinar datang dari seberkas cahaya mengenai permukaan yang tidak rata (bergelombang) sehingga sinar pantul akan mengarah sembarang dan acak.

contoh : pemantulan cahaya mengenai permukaan tanah, air, dll.
Hukum Pemantulan

- Sinar datang, sinar pantul, dan garis normal berada pada satu bidang datar
- Sudut sinar datang sama dengan sudut sinar pantul
Cermin
Pemantulan pada Cermin Datar
Skema proses pembentukan bayangan pada cermin datar

Sifat – sifat pada cermin datar :
- Jarak bayangan ke cermin sama dengan jarak benda ke cermin
- Tinggi bayangan yang dihasilkan sama dengan tinggi benda
- Sifat bayangan yang dihasilkan adalah maya, tegak dan sama besar
Pemantulan pada Banyak Cermin Datar
Proses pembentukan bayangan pada banyak cermin datar

Sehingga banyaknya bayangan dapat ditentukan dengan persamaan:
Dengan:
n: jumlah bayangan yang terbentuk
sudut antara dua cermin datar
Perbesaran Linear
Perbandingan ukuran antara bayangan yang dihasilkan dengan benda aslinya. Perbesaran linear dapat dicari dengan persamaan:
Dengan:
M: perbesaran linear
h’: tinggi bayangan
h: tinggi benda
s’: jarak bayangan ke cermin
s: jarak benda ke cermin
Persamaan Umum Cermin Lengkung
Cermin lengkung terbagi menjadi cermin cekung dan cembung.
Hubungan fokus dan jari-jari kelengkungan cermin memenuhi:
f = 1/2 R
Persamaan umum cermin lengkung:
1/f = 1/s + 1/s’
Dengan:
f: fokus cermin
R: jari-jari kelengkungan cermin
Pemantulan pada Cermin Cekung
Cermin cekung bersifat konvergen yaitu mengumpulkan sinar.
Bagian-bagian cermin cekung

Sinar-sinar istimewa pada cermin cekung

- Sinar datang yang sejajar dengan sumbu utama akan dipantulkan melalui fokus
- Sinar datang yang melewati fokus akan dipantulkan sejajar dengan sumbu utama
- Sinar datang yang melalui titik lengkung akan dipantulkan Kembali ke arah yang sama
Bayangan akan terletak pada titik perpotongan sinar-sinar pantul. Berikut cara melukiskan bayangan pada cermin cekung

Sifat-sifat bayangan pada cermin cekung

Pemantulan pada Cermin Cembung
Cermin cembung memiliki sifat divergen yaitu menyebarkan sinar.
Bagian-bagian cermin cembung

Sinar-sinar istimewa pada cermin cembung

- Sinar datang sejajar sumbu utama dipantulkan seolah-olah berasal dari titik fokus
- Sinar datang yang menuju titik fokus dipantulkan sejajar sumbu utama
- Sinar datang yang menuju ke titik pusat kelengkungan dipantulkan kembal seolah-olah berasal dari titik pusat kelengkungan tersebut
Cara melukiskan bayangan pada cermin cembung

Sifat bayangan yang dihasilkan cermin cembung selalu maya, tegak dan diperkecil.
Pembiasan
Pembiasan cahaya adalah peristiwa pembelokan arah rambat cahaya akibat melalui 2 medium yang berbeda. Berikut ini merupakan hukum – hukum yang membahas tentang pembiasan
Hukum 1 Snellius

Hukum 1 Snellius berbunyi “sinar datang, sinar bias dan garis normal berada pada satu bidang batas”. Indeks bias adalah perbandingan antara kecepatan cahaya di ruang hampa dengan kecepatan cahaya di suatu medium
n = c/v
Dengan :
n: indeks bias
c: cepat rambat cahaya di ruang hampa (ms-1)
v: cepat rambat cahaya di suatu medium (ms-1)
Hukum 2 Snellius
Saat cahaya datang dari medium dengan indeks bias kecil ke medium dengan indeks bias besar, maka cahaya akan dibelokkan mendekati garis normal.

Saat cahaya datang dari medium dengan indeks bias besar ke medium dengan indeks bias kecil, maka cahaya akan dibelokkan menjauhi garis normal.

Persamaan Snellius
Persamaan Snellius untuk pembiasan memenuhi:
Dengan:
n: indeks bias
v: cepat rambat cahaya di suatu medium (ms-1)
panjang gelombang cahaya (m)
Berdasarkan persamaan di atas, dapat disimpulkan :
- Semakin besar indeks bias medium, maka semakin kecil kecepatan cahaya pada medium tersebut. Begitupun sebaliknya.
- Semakin besar indeks bias medium, maka semakin kecil panjang cahaya pada medium tersebut.
Kedalaman Semu

Kedalaman semu dapat ditentukan dengan persamaan
dengan:
h’: kedalaman semu
h: kedalaman sesungguhnya
nu: indeks bias udara
na: indeks bias air
Pergeseran pada Keping Kaca Sejajar

Pergeseran sinar pada keping kaca sejajar dapat ditentukan dengan persamaan berikut.
dengan:
t: pergesaran sinar
d: tebal keping kaca sejajar
i: sudut sinar datang
r: sudut sinar bias
Pembiasan pada Permukaan Lengkung
Perbedaan antara pembiasan pada bidang datar dan lengkung adalah dari penentuan garis normal bidangnya. Pada bidang datar selalu sama, sedangkan pada bidang lengkung berbeda-beda tergantung titiknya. Pada bidang lengkung garis normal ditarik dari titik pusat lengkungnya seperti berikut (garis putus-putus merah).

pada pembiasan oleh bidang lengkung berlaku persamaan berikut.
Dengan:
n1: indeks bias sinar datang
n2: indeks bias sinar bias
s: jarak benda ke bidang lengkung
s’: jarak bayangan ke bidang lengkung
R: jari-jari kelengkungan
Pemantulan Sempurna

Pemantulan sempurna adalah fenomena saat cahaya melewati dua medium berbeda tanpa mengalami pembiasan. Pemantulan sempurna terjadi apabila memenuhi syarat :
- cahaya datang dari medium berindeks bias tinggi ke rendah
- sudut sinar datang lebih besar dari sudut kritis
Sudut Kritis
Sudut kritis adalah sudut datang yang menyebabkan cahaya dibiaskan dengan sudut bias sebesar. Besar sudut kritis dapat ditentukan dengan
atau
untuk
n2>n1
dengan:
ik: sudut kritis
n1: indeks bias medium renggang
n2: indeks bias medium rapat
Terima kasih karena telah membaca artikel tentang rumus alat optik ini hingga tuntas. Gue harap kalian semua jadi paham dan bisa ngebantai semua soal rumus alat optik dengan mudah. Jadi, lo bisa lebih mendalami materi tentang rumus alat optik di sekolah, deh! Sampai bertemu di artikel selanjutnya ya! Oh iya, jangan lupa untuk terus berlatih ya. Bisa kalian coba dengan ngerjain soal-soal yang ada di Zenius. Semangat terus ya, Sobat Zenius!