Waktu elo baru masuk SMA, apakah sekolah elo mengadakan psikotes? Pasti pusing banget nggak sih ngerjain soal tesnya? Ada banyak angka dan gambar dalam soal tesnya. Pastinya soal tes ini berbeda dengan soal-soal ujian yang biasa elo kerjakan.
Sebenarnya, apa sih psikotes itu?
Psikotes sebenarnya adalah serangkaian tes yang dirancang untuk mengukur perilaku dan kemampuan seseorang. Tujuannya, supaya lebih mudah untuk membuat prediksi tentang kinerja psikologis orang yang dites tersebut.
Misalnya nih, elo ingin tahu apakah elo benar-benar cocok masuk kelas IPA dibanding IPS. Nah, supaya prediksinya benar-benar akurat, elo harus menjalani serangkaian tes. Mulai dari tes kepribadian, tes IQ, bahkan tes prestasi. Soal yang diberikan juga bermacam-macam. Ada soal mengenai bahasa, aritmetika, hingga logika.
Setelah mengikuti berbagai tes itu, barulah psikolog bisa mengambil kesimpulan kelas mana yang cocok dengan elo.
Ini bukan berarti elo harus mengikuti saran dari hasil tes ini seratus persen, kok. Elo bisa menjadikan hasil tes ini sebagai salah satu pertimbangan.
Tapi tunggu dulu, memangnya jenis-jenis psikotes itu ada apa saja ya?
Baca Juga: Mengenal Tes Evaluasi, Tes Seleksi, dan Kemampuan Kognitif dalam UTBK
Jenis-Jenis Psikotes
Di dunia psikologi, ada berbagai jenis psikotes dengan tujuan yang bermacam-macam. Apa saja sih itu?
1. Tes Kepribadian
Elo pasti paling sering mendengar jenis psikotes yang satu ini. Seperti namanya, tes kepribadian adalah seperangkat tes untuk mengetahui karakter kepribadian seseorang. Mulai dari perilaku, emosi, sikap, hingga karakteristik perilaku seseorang.
Tes ini nggak sama kayak tes-tes kepribadian berdasarkan benda atau warna seperti yang sering muncul di internet, ya! Soalnya pertanyaan-pertanyaan dalam tes ini disusun oleh para ahlinya setelah melakukan serangkaian penelitian.
Contoh tes kepribadian yang paling terkenal adalah Myers-Briggs Type Indicator (MBTI). Selain MBTI, ada juga tes Basic Personality Inventory (BPI) dan 16 Personality Factor Questionnaire.
2. Tes Prestasi
Nah, kalau psikotes yang satu ini memang nggak terlalu terkenal. Soalnya, tes ini kebanyakan diberikan kepada anak-anak usia taman kanak-kanak (TK) sampai sekolah dasar (SD). Padahal tes ini juga bisa kok dilakukan kepada remaja SMP dan SMA.
Tes ini bertujuan untuk mengukur minat intelektual, prestasi, dan kemampuan kognitif seseorang. Caranya dengan menguji kemampuan membaca, menulis, komunikasi lisan, dan matematika. Hmmm … tesnya mirip ujian di sekolah elo nggak kira-kira?
Contoh tes prestasi yang sering digunakan psikolog adalah Woodcock-Johnson Psychoeducational Battery dan Kaufman Test of Educational Achievement (K-TEA).
3. Tes Inteligensi
Salah satu jenis psikotes lain yang elo pasti sudah sering dengar adalah tes inteligensi atau tes IQ. Soalnya, tes ini salah satu tes yang dipakai dalam tes penjurusan SMA.
Contoh tes inteligensi yang paling sering dipakai adalah Stanford-Binet Intelligence Test. Tes yang pertama kali dipublikasikan oleh psikolog Perancis Alfred Binet dan Theodore ini digunakan untuk mengukur perkembangan kemampuan belajar seseorang.
Tes ini juga digunakan untuk mengkategorikan tingkat kecerdasan seseorang dengan kategori berikut.
Skor IQ | Kategori |
145-160 | Sangat berbakat |
130-144 | Berbakat |
120-129 | Superior |
110-119 | Kecerdasan di atas rata-rata |
90-109 | Kecerdasan rata-rata |
80-89 | Kecerdasan di bawah rata-rata |
70-79 | Gangguan/keterlambatan kecerdasan borderline |
55-69 | Gangguan/keterlambatan kecerdasan ringan |
40-54 | Gangguan/keterlambatan kecerdasan moderat |
4. Tes Bakat
Jenis psikotes lainnya yang juga sering digunakan dalam tes penjurusan adalah tes bakat. Tujuan tes ini adalah untuk mengukur apakah seseorang memiliki kemampuan dan skills yang dibutuhkan untuk mencapai kesuksesan di masa depan.
Waduh, udah kayak ramalan, ya? Sebenarnya nggak gitu kok! Tes ini cuma memastikan apakah elo punya kemampuan ataupun skills yang cukup.
Soal-soal dari tes bakat ini juga sering muncul dalam soal ujian seleksi masuk universitas, lho. Berikut contoh soalnya.
Yap, bener banget! Soal-soal dalam tes bakat merupakan bagian dari Tes Potensi Akademik.
Baca Juga: Contoh Soal Barisan dan Deret Aritmatika dengan Pembahasan
Haruskah Mengikuti Psikotes?
Nah, setelah elo paham apa itu psikotes dan apa saja jenis-jenisnya, apakah elo merasa perlu mengikuti tes ini?
Well, sebenarnya ada beberapa hal yang bisa elo pertimbangkan sebelum memutuskan untuk ikut tes ini atau tidak.
Pertama, apakah elo diwajibkan untuk mengikutinya? Soalnya, banyak sekolah yang mewajibkan muridnya untuk ikut tes ini sebagai bagian dari proses seleksi penjurusan. Nah, kalau sekolah elo memang mewajibkan, tentunya nggak ada alasan lagi buat nggak ikut tes ini.
Kedua, elo harus tahu apa yang mau elo ketahui dari hasil tesnya. Seperti yang sudah Zenius jelaskan di atas, ada banyak jenis tes dengan tujuan yang berbeda-beda. Jadi, jangan lupa untuk membicarakan hal ini dengan orang tua elo dan psikolog yang akan memberikan tes, ya, upaya hasil tes elo benar-benar sesuai.
Nah, sekarang elo sudah tahu kan apa itu psikotes dan apa tujuannya? Apa elo penasaran dan ingin tahu lebih lanjut seputar topik ini? Ikuti pembahasan lengkapnya di series Seputar Psikotes, yuk!
Seputar Psikotes:
Bagian 1: Psikotes, Bukan Cuma Tes Kepribadian
Bagian 2: Sejarah Psikotes dan Perkembangannya dari Masa ke Masa
Bagian 3: Perkembangan Psikotes Modern: Tes IQ dan Tes Kepribadian
Bagian 4: Ini yang Harus Elo Ketahui Sebelum Ikut Psikotes Penjurusan SMA
Referensi:
- Psychological Testing – Britannica (2017)
- Types of Psychological Testing – Psych Central (2021)
- Psychological Tests and Testing – Australia Psychological Society
- Psychological Testing – Anne Anastasi dan Susana Urbina (1997)
Leave a Comment