Belakangan ini gue lagi suka konten orang-orang yang sedang mengalami polar night atau kejadian di mana matahari tidak muncul selama beberapa hari gitu. Ibaratnya, berhari-hari yang elo lihat itu cuma malam doang.
Twitter @marathikedar jadi salah satu orang yang suka gue ikutin perjalanannya. Soalnya, dia suka unggah video keindahan langit pas malam dan siang hari di Finlandia. Tapi, paling keren itu pas dia ngasih lihat aurora atau fenomena langit warna-warni yang terjadi di siang hari di sana. Rasanya kayak lagi berada di istana Elsa si Ratu Es dalam film Frozen (2013).
Sebagai orang Indonesia yang setiap hari bisa lihat siang dan malam, tentunya gue penasaran dong. Kenapa polar night ini bisa terjadi? Terus, apa saja efek polar night ini untuk makhluk hidup di negara itu?
Nah, kalau elo juga penasaran kayak gue, pantengin dulu artikel ini sampai habis, ya! Soalnya, gue mau bahas tuntas si polar night.
Apa Itu Polar Night?
Melansir dari jurnal The Polar Night (1996) yang ditulis Chris Burn, Profesor Geografi di Carleton University, Kanada, polar night merupakan keadaan di mana malam hari berlangsung cukup lama selama lebih dari 24 jam saat musim dingin di area lingkaran Kutub Utara dan Kutub Selatan.
Polar night ini dimulai saat keberadaan titik balik matahari di musim dingin. Jadi, di titik balik inilah, sinar matahari mulai nggak menjangkau ke wilayah Utara lagi. Tetapi, berada di ufuk dan menghasilkan senja.
Nah, beberapa negara bagian di dekat lingkaran Kutub Utara yang mengalami polar night itu ada Finlandia, Norwegia, Greenland, Swedia, Islandia, Kanada, sampai Rusia.
Eits, tapi nggak semua wilayah di negara itu mengalami polar night, ya. Contohnya, di Kanada hanya beberapa wilayah kecil saja seperti Arctic Bay, Pond Inlet, Resolute, serta Grise Fiord.
Sedangkan di Kutub Selatan, area tersebut nggak masuk ke wilayah negara mana pun. Jadi, di Kutub Selatan ini nggak ada populasi manusia yang tinggal. Menarik ya, perbedaannya?
Tapi, malam yang dimaksud di sini nggak selalu gelap gulita tanpa cahaya ya, Sobat Zenius.
Berdasarkan hasil penelitian di tahun 1993 oleh Chris Burn, beberapa wisatawan yang datang ke area Antartika mengalami senja yang memiliki sedikit cahaya. Jadi, matahari akan berada di bawah ufuk yang menyebabkan cahaya bersinar secara samar-samar.
Yap! Meskipun tidak seterang cahaya di siang hari, tapi mereka masih bisa beraktivitas seperti biasa selama beberapa jam seperti berjalan-jalan atau membaca buku.
Uniknya, setiap wilayah sudah punya jadwal kapan si polar night akan berkunjung. Coba deh, elo perhatikan tabel di bawah ini.
Ada yang mengalami polar night hampir 1 bulan sampai mau 3 bulan. Wow!
Nah, dilansir dari World Atlas, salah satu penerbit online di bidang Geografi, sebenarnya keadaan polar night ini ada beberapa jenisnya.
Baca juga: Akibat Sering Begadang, Bagaimana Dampaknya untuk Tubuh?
Kenapa Polar Night bisa Terjadi, ya?
Sekarang, elo udah tahu pengertian sampai jenisnya polar night itu sendiri. Tapi, kenapa sih polar night itu bisa terjadi? Dan, kenapa hanya ada di beberapa tempat aja, ya?
Dilansir dari Science ABC, Bumi ini letaknya miring sekitar 23,5º pada porosnya, dan selalu menyelesaikan perputaran setiap 24 jam, makanya kita bisa mengalami siang dan malam.
Coba elo bayangin kalau Bumi letaknya lurus. Nah, itu pastinya ada perubahan waktu lagi, dong?
Nah kalau lurus, jadinya nanti Bumi bakal berputar pada porosnya yang memberikan kita waktu 12 jam siang hari serta 12 jam malam hari di seluruh area tiap tahunnya.
Intinya, kalau Bumi ini lurus, wilayah-wilayah kayak di Indonesia sampai Antartika bakal dapat siang dan malam terus-terusan secara bersamaan.
Tapi karena Bumi kita miring di porosnya, jadi seluruh wilayah nggak memiliki kesamaan masalah waktu. Ibaratnya nih, di Jakarta misalnya sekarang jam 6 pagi. Sementara, di New York itu udah jam 6 sore.
Wah, menarik banget, ya! Oh iya, elo bisa banget nih baca-baca lebih lanjut tentang kemiringan poros bumi lewat artikel yang satu ini, “Apa Jadinya Ketika Bumi Mendekat dan Menjauh dari Matahari?“.
Baca juga: Menangis Malam Hari Bisa Menurunkan Berat Badan, Masa Iya?
Apa Efeknya ke Makhluk Hidup?
Dikutip dari National Geographic, cahaya matahari ini sangat dibutuhkan agar tumbuhan bisa berfotosintesis. Lalu, binatang dan manusia pun juga membutuhkan tumbuhan untuk dijadikan makanan atau bertahan hidup.
Lalu, ada efek apalagi?
Efek kepada manusia
Dilansir dari Healthline, cahaya matahari yang cukup itu penting banget manfaatnya buat kulit karena mengandung vitamin D. Itu bisa meningkatkan pelepasan hormon serotonin yang bisa meningkatkan suasana hati. Jadi, seseorang bisa lebih fokus dan merasa tenang.
Selain itu, dampak positifnya ke tubuh manusia juga bisa membantu pembentukan tulang tubuh lebih kuat, mencegah kanker, sampai menyembuhkan kondisi kulit yang mengalami eksim atau radang, sampai jerawat.
Wah, ternyata manfaatnya sebanyak itu, ya? Terus, gimana kalau makhluk hidup nggak kena cahaya matahari selama berbulan-bulan atau mengalami polar night? Berarti nggak bakal dapat vitamin D, dong?
Nah, dikutip dari Los Angeles Times, ahli jantung dari Pusat Diagnostik Regional menyimpulkan bahwa polar night bisa mempengaruhi mental seseorang menjadi depresi.
Wah, kalau sampai mengalami kecemasan, elo bisa banget cari tahu lebih lanjut tentang anxiety itu sendiri. Bisa banget nih dicek di Quarter Life Crisis, Keresahan Tentang Masa Depan, ya.
Efek kepada binatang
Memiliki efek yang cukup berbeda dengan manusia, dilansir dari CBC, ahli biologi satwa liar menjelaskan kalau binatang di Kutub tidak terlalu terdampak dengan fenomena polar night.
Contohnya, spesies rusa kutub dan burung berjenis ptarmigan tidak menunjukkan reaksi yang berbeda. Lalu, tupai di Alaska dan lebah madu di Finlandia juga mampu beradaptasi tanpa masalah.
Mungkin salah satu efek yang terjadi kepada binatang spesies lainnya dengan siklus tidur siang atau malam yaitu kerap menjadi mangsa dari predator di malam hari.
Efek kepada tumbuhan
Dilansir dari BBC, menurut Profesor David Beerling dari University of Sheffield, dia menjelaskan bahwa saat gelap berkepanjangan selama musim dingin, tumbuhan biasanya memakan makanan simpanan mereka.
Simpanan ini berasal dari hasil fotosintesis yang mereka lakukan selama 24 jam berturut-turut di musim panas, dan akan dimakan di musim dingin.
Tapi yang mengkhawatirkan hanya jika makanannya habis saja, lalu tumbuhan akan kelaparan dan kemungkinan sulit untuk bertahan hidup.
Wah, ternyata tiap makhluk hidup punya efek yang berbeda-beda dari fenomena polar night, ya. Menarik banget nggak, sih?
Kalau elo sendiri, gimana nih setelah tahu tentang polar night? Tertarik untuk berkunjung ke salah satu wilayahnya, nggak?
Baca juga: Fenomena Gundam sampai Jadi Budaya Jepang
Referensi:
The Polar Night – Chris Burn (1993)
Twitter: @marathikedar (2022)
How Many Types of Polar Nights Are There – World Atlas (2018)
What Are the Benefits of Sunlight? – Healthline (2018)
Russians Do Not Go Gently Into Polar Night – Los Angeles Times (1998)
How does 24 hour daylight impact animals in the far North? – CBC Radio (2019)
Secrets of Antarctica’s fossilised forests – BBC (2011)
The Power of the Sun – National Geographic (2011)
Sumber foto: Flickr, Scienceabc, Visitmurmansk
Leave a Comment