Seperti apa sistem demokrasi Indonesia? Apa peranan Presiden dalam sistem itu? Apa saja masalah utama yang dihadapi Indonesia? Semua dibahas dalam artikel ini.
Buat lo yang pada melek berita, pastinya nyadar kalo akhir-akhir ini tema yang paling hot di negara ini tidak lain dan tiada bukan adalah seputar Pemilu Presiden yang akan diselenggarakan bulan April nanti.
Mungkin untuk sebagian dari lo bahkan ada yg mulai pada jenuh sama timeline Twitter ato Facebook lo yang isinya berkutat tentang copras capres mulu. Lo ngerasa kaya dibanjirin informasi, persuasi, sampe godaan-godaan untuk milih satu dari dua capres yang mencalonkan diri di Pemilihan Presiden (Pilpres). Udah gitu, bingung pula mana berita yang bener dan mana yang cuma fitnah black campaign, belum lagi lo masih gak terlalu hafal sama tokoh politik dari kedua belah pihak, dan sebagainya.. Apa mendingan gua golput atau nyoblos capres pilihan orangtua aja, yak?
Yah, gua sih maklum aja kalo lo masih rada buta politik di pemilu pertama lo. Cuma gua cuma pengin lo nyadarin bahwa, lo udah dianggap cukup dewasa untuk turut serta dalam ajang yang paling nentuin arah negara lima sampe sepuluh tahun ke depan. Nah, jangan sampai gara-gara lo muak ngeliat timeline, lo jadi menyia-nyiakan kesempatan lo buat menyuarakan pilihan dan tanggung-jawab intelektualitas lo, hehehe. Makanya, demi mengantisipasi itu, gue mau bantu lo buat bikin lo ngeliat pilpres ini dari kacamata yang beda.
Pertama-tama, lo harus tau dulu satu hal. Sebenernya nih, mau apapun yang dibilang sama tim sukses maupun pendukung capres yang gencar kampanye di timeline media sosial elo-elo pada, inget bahwa ujung-ujung toh keputusan ada di tangan lo. Negara ini negara demokrasi murni, yang berarti kekuasaan (keputusan untuk memilih) ada di tangan elo semua. Tanpa suara kita semua, capres-capres itu ga bakal bisa jadi presiden.
Mungkin beberapa dari elo yang penasaran, skeptis, curiga, atau heran kenapa sih Zenius bikin blog (lagi) soal pemilu. Sebelumnya gue juga udah pernah nulis soal pemilihan anggota dewan legislatif (pileg) – Nah kali ini kita bahas soal pemilihan umum presiden (pilpres)! Oh iya, sebelumnya harus gue tekenin di sini bahwa Zenius sebagai institusi adalah institusi pendidikan yang sampai kapanpun akan tetep berfungsi sebagai institusi pendidikan – tanpa memihak ke alur politik tertentu, atau dalam hal ini, capres tertentu. Dan peran gue di sini, hanya mau sharing pemikiran pribadi gue tentang gimana sebaiknya lo sebagai first voter, mengambil sikap atas pesta demokrasi ini dengan menggunakan hak lo sebagai warga negara.
****
Nah, kalo udah paham dengan apa yang mau kita bahas ini, baru deh kita sama-sama bahas soal pilpres dengan cara yang cerdas. Nah, pertama kenapa sih kita harus pilih presiden sendiri? Seperti yang pernah gue jelasin di tulisan sebelumnya, negara yang ideal itu adalah negara yang make sistem yang disebut oleh Baron de Montesquieu sebagai “trias politica”. Dengan ketiga pilar demokrasi, yaitu :
- Legislatif : sebagai pihak yang mewakili suara masyarakat (DPR)
- Eksekutif : sebagai pihak yang menjalankan pemerintahan yang udah dirancang oleh pihak legislatif (Presiden + Menteri)
- Yudikatif : sebagai pihak yang mengevaluasi pelaksanaan Undang-Undang (Mahkamah Agung dan Mahkamah Konstitusi)
Intinya, ketiga badan ini berfungsi bikin negara menjadi institusi yang dimiliki oleh seluruh rakyat yang jadi warga di negara tersebut. Bukan lagi milik raja atau pun pemimpin yang otoriter. Kalo di bulan April kemaren kita milih calon anggota legislatif (anggota DPR), yang berfungsi untuk mewakili kita sebagai warga negara dalam membuat peraturan-peraturan yang ditujukan untuk membuat kita sejahtera. Nah sekarang kita milih pemimpin badan eksekutif, yaitu presiden yang akan menjalankan pemerintahan. Udah lumayan kebayang kan sekarang tau bedanya legislatif dengan eksekutif?
Eh tapi buat lebih yakin lagi, gua coba kasih quiz dikit bentar yah tentang konsep trias politica
1. Kan lembaga yang punya hak bikin undang-undang itu legislatif (DPR), nah berarti presiden sebagai eksekutif nggak boleh bikin undang-undang dong.. Nah terus, kok ada yang namanya Peraturan Presiden (Perpres) itu apaan dong?
[expand title=”KLIK-DI-SINI-UNTUK-MELIHAT-JAWABANNYA”]
Presiden tetep nggak bisa bikin undang-undang dari nol, tapi dia bisa bikin peraturan yang sebatas untuk membantu kinerja presiden dalam menjalankan undang-undang yang dirancang oleh DPR tersebut
[/expand]
2. Kan ada tuh yang namanya Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (PERPPU).. Wah gimana tuh masa Presiden bisa ngubah Undang-undang seenaknya?
[expand title=”KLIK-DI-SINI-UNTUK-MELIHAT-JAWABANNYA”]
PERPPU itu hanya boleh dibuat dalam keadaan genting/mendesak. Ini emang bakal bisa jadi masalah adanya wewenang berlebihan dari presiden. Makanya kita sebaiknya pilih presiden yang bisa dipercaya untuk gak menyalahgunakan kekuasaannya
[/expand]
3. Tiap taun kan kita suka liat Presiden ngasih grasi ataupun rehabilitasi sama para narapidana tuh. Kalo gitu, enak banget dong ada koruptor deket sama presiden bisa bebas dengan gampang?
[expand title=”KLIK-DI-SINI-UNTUK-MELIHAT-JAWABANNYA”]
Nah, makanya disini fungsinya lembaga yudikatif (MA). Salah satunya untuk evaluasi pengajuan grasi dan rehabilitasi dari presiden. Jadi narapidana yang bersangkutan bener-bener dicek dulu apakah layak dapet grasi/rehabilitasi atau nggak.
[/expand]
Sebenernya, buat apa sih kita perlu ngerti hal-hal yang beginian? Apa pentingnya sih buat kita? Wong kita nggak semuanya bakal jadi ahli hukum, pejabat, atau sebagainya? Yah, kalo lo pengen bisa mempertimbangkan siapa yang layak jadi presiden negara tercinta ini.. pertama-tama seenggaknya kita juga harus tau dong mengenai sejauh mana sih wewenang, hak, dan kewajiban dari presiden. Karena sedikit banyak pasti siapapun presiden yang terpilih nanti akan nentuin nasib lo dan kesejahteraan lo ke depannya nanti.
Emang Tugas Seorang Presiden Ngapain aja sih?
Sebenernya fungsi presiden itu apa sih? Lo pada udah nggak asing lagi sama istilah “presiden”. Bahkan gue yakin banyak di antara lo yang waktu kecil dulu punya cita-cita jadi presiden. Daaan, gue yakin banget masih ada beberapa dari lo yang punya konsepsi yang salah soal presiden dan tugas-tugasnya. Presiden itu bukan berarti orang yang sangat berkuasa bagaikan raja yang tinggal main perintah aja lho.. Intinya sih gini, di negara yang punya sistem presidensial seperti Indonesia, presiden berfungsi sebagai kepala pemerintahan – yang artinya membawahi seluruh elemen pemerintahan di satu negara, mulai dari lurah, camat, walikota, bupati, gubernur, menteri-menteri, sampai pejabat setingkat menteri seperti jaksa agung dan panglima TNI.
Terus, kenapa kalo dia yang jadi pemimpin? Apa hubungannya sama istilah “eksekutif”? Dibilang eksekutif, karena presiden itu ngebawahin seluruh elemen yang gue sebut di atas untuk meng-execute (melaksanakan) peraturan-peraturan yang dibuat oleh dewan legislatif. Dengan logika bahwa legislatif merupakan wakil kita dalam membuat undang-undang yang (seharusnya sih) meningkatkan kesejahteraan — berarti presiden dan bawahan-bawahannya itu menjalankan undang-undang yang dibuat oleh wakil-wakil kita tersebut. Buat apa? Agar kita semua jadi sejahtera. Kan wakil-wakil kita sendiri yang bikin undang-undangnya.
Makanya, presiden perlu perangkat buat ngejalanin undang-undang tersebut. Mulai dari menteri-menteri yang ngurusin bidang-bidang spesifik dalam penunjangan:
- Kesejahteraan Rakyat kaya bidang kehutanan, pertanian, perikanan, pariwisata, perindustrian, ketenagakerjaan;
- Keamanan dan Ketenteraman Rakyat kaya kepolisian, angkatan bersenjata, kejaksaan, kehakiman
- Kedaulatan Rakyat kaya hubungan luar negeri.
- Pemerintahan Daerah Selain menteri-menteri, presiden juga dibantu sama para anak buahnya yang ngurusin pemerintahan daerah kaya gubernur, bupati, walikota, sampe camat dan lurah.
Gunanya buat apa? Biar semua urusan kita sebagai warga negara bisa berjalan lancar, dan kita bisa ngejalanin kewajiban-kewajiban dan nuntut hak-hak kita tanpa ada yang ngehambat dan dirugiin.
Terus Gua Harus Milih Siapa nih Buat Jadi Presiden?
Sekarang, setelah lo tau bedanya peran masing-masing dari legislatif (DPR) dengan eksekutif (Presiden). Pastinya beda juga cara mikir buat milih wakil rakyat sama cara mikir buat milih pemimpin! Kalo milih wakil rakyat artinya lo milih partai yang paling mewakili aspirasi dari pemikiran lo, kalo milih presiden artinya lo milih orang yang lo percaya buat melayani amanat dari rakyat yang udah lo percayain ke DPR !
Nah, hal yang paling harus ditekankan dalam milih calon presiden adalah: NGGAK ADA TIPE PEMIMPIN YANG PALING SEMPURNA, sebagaimana nggak ada juga capres dan cawapres yang sempurna. Kalo soal style kepemimpinan itu sebetulnya gak terlalu penting. Sejarah memberi contoh pada kita bahwa ada banyak style kepemimpinan yang berhasil membawa perubahan positif bagi negaranya, dari yang adem-ayem seperti Mahatma Gandhi sampai yang tegas seperti Winston Churchill.. Sayangnya yang gua liat nih sekarang justru banyak masyarakat yang berkutat dan debat kusir ngeributin soal pendekatan style kepemimpinan masing-masing capres.. So, yang justru harus kita lihat itu bukan nyari capres yang sempurna dan punya gaya kepemimpinan terbaik tapi justru CAPRES YANG PALING COCOK DAN PALING BISA DIPERCAYA buat menuntaskan PERMASALAHAN BANGSA INDONESIA SAAT INI serta melaksanakan amanat dari rakyat dengan sebaik-baiknya!
Terus Apa dong Permasalahan Bangsa Indonesia Saat Ini yang Perlu Diutamakan?
Masalah di Indonesia tentu ada banyak banget, dan tiap orang punya pendapatnya sendiri-sendiri tentang mana masalah yang perlu diprioritaskan. So, untuk ulasan gue yang satu ini, gua mau tekankan dari awal bahwa apa yang gua jabarkan di bawah ini hanya mewakili pemikiran gua pribadi tentang apa sih permasalahan di Indonesia yang perlu diutamakan untuk saat ini.
Daftar Isi
1. Penuntasan enam tuntutan Reformasi 1998
Udah 16 tahun Indonesia berada dalam era Reformasi. Buat lo pada yang belum sempet ngerasain era-era awal Reformasi mungkin mikir kenapa sih kita harus balik ke tahun 1998? Emang apa sih yang spesial di tahun itu? Bisa dikatakan bahwa Reformasi ini adalah tonggak baru dari Sejarah Indonesia. Kebebasan demokrasi secara penuh yang lo rasakan sekarang, kebebasan berpendapat di muka publik, dsb.. adalah buah dari perjuangan Pahlawan Reformasi. Buat mereka yang tau betul dan mengalami saat-saat reformasi, mereka akan sangat-sangat menghargai hak demokrasi yang mereka dapatkan saat ini, karena mereka tau bahwa kebebasan demokrasi ini dibayar dengan pertumpahan darah dari kakak-kakak senior mahasiswa lo semua 16 tahun yang lalu.
Nah, kalo kita balik lagi ke tonggak sejarah reformasi, bisa dikatakan kalo bangsa ini udah berhasil ngejalanin reformasi secara penuh kalo kita udah mencapai Enam Tuntutan Reformasi, yaitu:
- Penegakan supremasi hukum
- Pemberantasan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme
- Pengadilan Suharto dan kroni-kroninya
- Amandemen konstitusi
- Pencabutan Dwifungsi TNI
- Pemberian otonomi daerah seluas-luasnya.
Sampe tahun 2014 ini, ada beberapa dari tuntutan tersebut yang udah kesampean kayak amandemen konstitusi (UUD 1945) yang terjadi di tahun 2004, pencabutan Dwi Fungsi TNI, serta penerapan otonomi daerah. Nah tapi masih ada aja tuntutan-tuntutan Reformasi yang sampe sekarang belom bisa diwujudin, kaya pemberantasan korupsi, dan penegakan supremasi hukum.
Nah, jadi menurut gue 2 hal itulah yang wajib buat diberesin sama presiden Indonesia yang baru nanti. Dengan ngeberantas perilaku dan mental korupsi, baik di pemerintahan ataupun di dunia peradilan di Indonesia, berarti dia juga punya niat buat bikin hak-hak lo bisa lo terima secara penuh, tanpa harus disikat sama orang-orang yang ga berhak.
2. Reformasi birokrasi
Indonesia ini salah satu negara kepulauan yang paling luas dengan 34 provinsi. Lantas, gimana caranya presiden dari istana negara di Jakarta mengontrol semua urusan berjalan dengan lancar dari ujung Aceh sampe Papua supaya punya birokrasi yang sama-sama adil dan merata? Ya jelas, dia harus bisa memanfaatkan setiap pelayan masyarakat di setiap daerah untuk melakukan pekerjaannya dengan baik, dari mulai level gubernur, walikota, bupati, lurah, sampai camat.. Kalo birokrasi udah beres, pembangunan pasti bisa berjalan lebih cepet. Dari mulai pemanfaatan budget anggaran (duit pajak) dengan alokasi yang tepat, sampai ke level administratif yang mendukung perekonomian daerah – seperti gampangnya ngurus Ijin Mendirikan Bangunan (IMB), Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP), bikin surat ijin hak menjalankan usaha, dan sebagainya.. Percaya deh walau kesannya ini sepele soal administratif doang, tapi kalo keadilan birokrasi dilakukan secara merata – Indonesia masih bisa maju secara serentak dan bergerak independen di setiap daerah!
3. Pendidikan yang berkualitas dan merata
Kenapa pendidikan harus jadi prioritas sih? Emang yang sekarang kurang ya? Yaah, yang namanya pendidikan sih selalu jadi investasi jangka panjang buat sebuah negara.. Dan pendidikan di Indonesia belom bisa dibilang berhasil kalo emang masih ada warga negara Indonesia yang pola pikirnya belom maju, nggak sesuai sama zaman, dan belum bisa menjadi bagian dari demokrasi. Jadi, pemerintahan yang dipimpin presiden baru mendatang harus menjamin kualitas pendidikan, serta tentu aja, ngejamin seluruh anak-anak Indonesia bisa sekolah sampe jenjang yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat sekitar mereka.
Satu lagi yang penting adalah, pemimpin harus tau betul masalah pendidikan itu sebenarnya dimana. Karena masalah pendidikan itu sendiri multidimensional seperti yang dulu pernah Glenn bahas di artikel sebelumnya. Jadi, sebaiknya emang kita punya pemimpin yang seenggaknya bisa nunjuk orang yang tepat buat jadi menteri pendidikan dengan mengetahui masalah pendidikan dari mulai siswa, guru, sampai kurikulum itu sendiri.
4. Penegakan hukum yang adil dan transparan
Kalo tadi tuh pendidikan ibaratnya berfungsi untuk bikin “software” otak orang-orang Indonesia jadi makin berkualitas, hukum yang adil berfungsi untuk melindungi “software-software” tersebut dalam ngedapetin hak-hak serta kewajibannya. Udah seriiiing banget kita liat di berita dan di sekeliling kita langsung, ketidakadilan berlangsung. Ada orang yang berhak, nggak bisa dapet haknya karena hukumnya nggka jalan. Ada orang yang punya kewajiban tertentu, seenaknya aja main langgar, karena hukum nggak jalan dengan semestinya. Pendidikan, peningkatan kualitas manusia, birokrasi yang lancar, dan sebagainya. nggak ada artinya tanpa adanya Penegakan Hukum.. dan Hukum gak ada artinya tanpa Keadilan. Hukum itu ibaratnya adalah alat kontrol keamanan dan tolok ukur evaluasi yang menyuluruh untuk segala aspek. itulah kenapa gua pikir supremasi hukum harus jadi agenda utama presiden mendatang.
5. Ekonomi yang stabil
Yang terakhir yangg nggak kalah pentingnya adalah ekonomi Men. Pinter udah, aman udah, berarti kan tinggal mastiin seluruh aktivitas yang dilakukan oleh warga negara Indonesia bisa terjaga dan ngebikin seluruh warga negara jadi sejahtera. Sejahtera bisa kita liat dari stabilitas perputaran permintaan dan penawaran dan terpenuhi kebutuhan-kebutuhan mendasar secara merata, investor yang gak ragu untuk menanam modal, UKM berkembang, nilai tukar rupiah menguat, dsb.. Intinya sih jangan sampai rakyat masih dibikin pusing sama utang, nilai kebutuhan pokok melambung, cari modal usaha susah, dsb. Kalo ekonomi kita beres, dan diurus sama orang yang beres juga, negara kita punya stabilitas yang bisa diandalkan untuk terus memberikan peluang dan kesempatan bagi masyarakatnya untuk mencapai kesejahteraan.
****
Berhubung pihak KPU belum mempublikasikan visi dan misi dari kedua pasangan calon presiden – wakil presiden yang mengikuti pilpres 2019, maka yang dijadikan contoh di sini adalah visi dan misi pasangan calon presiden – wakil presiden dari pilpres 2014.
Nah, itulah kelima hal yang menurut gue harus diutamakan oleh siapa pun Presiden yang terpilih nantinya. So presiden mana yang kita pilih? Pilih presiden yang paling lo anggap punya niat dan kemampuan buat mulai ngatasin permasalahan-permasalah yang sedang dihadapin sama bangsa Indonesia, seperti yang gue sebut di atas. Karena pada pilpres 2014 ini cuma ada dua pasang calon presiden – wakil presiden, yaitu Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa, serta Joko Widodo dan M. Jusuf Kalla, ada baiknya kalo lo pelajarin dulu visi dan misi para calon tersebut yang dirilis resmi oleh situs Komisi Pemilihan Umum:
>> Visi dan Misi Prabowo Subianto – Hatta Rajasa <<
>> Visi dan Misi Joko Widodo – M. Jusuf Kalla <<
Nah, daripada lo ikutan kemakan sama black campaign dan fitnah-fitnah nggak bener tentang kedua capres dan cawapres, mending lo telusuri deh mana visi-misi yang menurut lo paling oke. Jangan lupa lihat juga track record keempat tokoh tersebut dan sumbangsihnya bagi negara ini. Coba bandingin visi-misi kedua kubu secara jeli.. Dari situ lo bisa pertimbangkan mana calon pemimpin yang PALING COCOK untuk memimpin Indonesia saat ini.
Yang harus lo inget adalah, pilihan lo (kalo menang), bakal jadi pemimpin negara kita selama 5 – 10 tahun mendatang. Garis besar kebijakan negara bakal mereka yang nentuin, tentunya demi kepentingan rakyat. Oleh karena itu, teliti sebelum membeli, atau kita cuma bisa gigit jari selama 10 tahun ke depan.
So terakhir nih, seperti yang pernah gue saranin di tulisan gue yang tentang pemilihan legislatif, gue sangat menyarankan elo semua untuk ikut berpartisipasi dalam pemilihan umum presiden RI tanggal 17 April mendatang. Kenapa harus ikutan? Apa ngaruhnya sih? Enakan tidur nggak sih lagi libur2 gitu? Eits, kalo lo baca dengan seksama pembahasan kita kali ini, gue jamin lo bakal ngerasa bahwa milih presiden itu berarti nentuin masa depan lo kaya gimana. Sedikit banyak keputusan lo dalam pilpres kali ini pasti deh bakal ngaruh sama kehidupan di sekitar lo juga, terutama kebijakan di bidang pendidikan dan dunia perkuliahan lo. Mudah-mudahan yang lo pilih adalah orang yang bener-bener bisa ngebawa perubahan di negara kita tercinta ini. Merdeka!
A leader is best when people barely know he exists, when his work is done, his aim fulfilled, they will say: we did it ourselves! (Pemimpin yang terbaik adalah pemimpin yang jarang diketahuin orang soal keberadaannya, tapi kalo kerjaannya beres, rakyat akan ngerasa bahwa mereka lah yang ngerjain itu semua!). —Lao Tze, Filsuf Negeri Tiongkok (Abad 5 SM)
—————————CATATAN EDITOR—————————
Buat lo yang pengen ngobrol sama Faisal seputar pilpres atau politik langsung aja tulis komentar di bawah artikel ini. Cuma tolong pastiin aja kalo komentar lo di bawah nggak berisi omongan yang nggak pantes sama partai politik atau tokoh politik tertentu. Kalo masih ada yang bandel, gua hapus comment-nya yah. Biasakan diskusi yang sehat dengan membahas visi-misi keduanya, atau alesan yang tepat kenapa lo berpikir salah satu kandidat lebih cocok untuk memimpin negara ini
wah pertamax
Tanggepannya dong om..
keren dah, kalo gua sih udah tau bang mana yg harusnya dipilih, dilihat dari 2x pidato pilpres kemarin sm ngeliat sekilas visi misi capres & cawapres hehehe
Saya harap pembaca artikel ini, bisa BELAJAR dari SEJARAH.
Semoga mata Indonesia tidak dibutakan oleh berbagai janji ‘KESELAMATAN’ maupun tawaran jabatan.
Saya numpang sebarin isinya ya 🙂 di sosmed lain biar warga indo lain juga ngerti yang bginian
Yoih, monggo masbro.. Asal dicantumin sumbernya yah
Sal kok ada point tuntutan reformasi yang ngga disebutin udh tuntas/blm si? Wakakak
Isi tweet para tutor zenius mengenai pilpres nnti kalo bisa netral jg dong 😀 hehe
wah, kalo itu haknya mereka masing2 sebagai individu untuk menyuarakan aspirasi politiknya.. zenius sebagai perusahaan gak berhak untuk melarang kebebasan berpendapat para karyawannya di social media. 😀
Zenius sebagai perusahaan memang harus netral. Tapi karyawannya GA BOLEH NETRAL. Karena netral di politik artinya apatis dan malas berpikir. Dan malas bepikir yang mau kita basmi.
untung deh , aku gapunya tv . muehehe . anak kost nih . fokus aja ke SBM yang tinggal 11 hari lagi . masalah pemilihan presiden yaa ? setauku pemilu tanggal 9 juli bertepatan sama ULANG TAHUN GUE ke 18 . mueheheh
bener bang.Banyak yg bilang kalo pilpres itu gapenting dan lala lala lainnya, padahal kalo menurutku sih secara ga langsung presiden juga yang nentuin ukt, spp sekolah hehe
Jujur kalo gue, masih bingung, ada satu calon yang ga akan gue pilih karena alasan tertentu, tapi calon yang satu lagi juga gue ragu. Malah setelah cari tahu lebih lanjut tentang calon yang satu lagi, gue malah makin ragu. Tapi gue juga ga mau golput.
kak video zen kok gak bisa dibukaa?? muncul tulisan “video format or MIME type does not support” *bingung*
Btw, di atas disebutin tentang “Dwifungsi ABRI”. Pada tau nggak nih apa itu Dwifungsi ABRI? Jadi ceritanya dulu TNI di jaman orde baru punya peran juga di pemerintahan. Bahkan di MPR juga ada tuh yang namanya Fraksi ABRI/TNI. Kebayang nggak sih dulu wakil-wakil rakyat kita yang duduk di MPR/DPR itu diawasi sama tentara? Memilih presiden juga nggak langsung seperti sekarang, tapi dipilihin sama wakil-wakil rakyat yang ada di sana. Sementara saat mereka milih, ada tentara yang ngawasin. Kebayang nggak tuh? Hehe…
Nah, sekarang jaman kita ini udah enak buanget. Kita bisa memilih presiden langsung. Nggak perlu takut sama ancaman apa-apa buat memilih presiden. Lo mau kritik pemerintah kayak apa juga nggak ada yang melarang, nggak perlu takut “diamankan”. (<- istilah halus untuk "ditangkap")
So, gunain lah hak pilih lo. Rayakan kebebasan ini. Ini pesta rakyat, Bung! 🙂
jadi skrg gua tau kenapa amerika dan cia mau soeharto lengser, makasih buat pengetahuannya bang wisnu! 🙂
klo mnrt gw sih, ntar misalnya prabowo jd presiden gw yakin negara kita bakalan jd negara yg kuat, tapi yg gw bingungin di visi-misinya kgak ada pembahasan karakter bangsa ataupun mslh HAM (atau mgkin gw yg ga kebaca atau gmn maklum mata siwer sih(?)). dan trlalu banyak black campaign buat jokowi yg buat org bnyak brpikir jokowi udh gabagus tp pas gw liat visi-misinya bagus, dua-duanya bagus bgt emg visi-misinya. tapi, jokowi kan gubernur ya, tar klo dia naik jd presiden, gubernur dki otomatis ahok ya? ahahaha =_= bnyak rumor jokowi jd bonekanya mega, naaah itu yg serem. jd intinya gw makin bingung bagusnya milih siapa ntar pas pilpres haha. #cmiiw ya sorry sotoy
rt banget. Dua-dua nya punya plus minus yang bikin kita bingung.
kalo masukan dari gue sih.. ya udah kita gak usah lihat aja rumor2nya, kita tutup mata aja sekalian krn masi terlalu muda bwt tau yg bner yg mana. Skrg yg masi dlm jangkawan ya liat aja rekam jejak prestasi dan kinerja-nya yang bisa kita lihat secara riil
emg bener tpi kenyataannya jokowi skrg presiden boneka, bbm naik diem2 udh berkali2. listrik naik semua naik. freeport diperpanjang 20 tahun coba, bumn dijual, pertamina dijual. apa lagi yg tersisa buat negri ini kalo jokowi 2 periode? selamatkan indonesia! #2019gantipresiden
gue pernah denger kalo sejarah ditulis oleh pemenang.. makanya sampe sekarang gue belum bisa percaya kalo prabowo dalang kejadian tahun 1998. orang” tau dari mana sih prabowo dalangnya? kalau prabowo emang bersalah, kenapa mega jadiin prabowo cawapres tahun 2009?
jokowi uda bikin solo sama jakarta jadi lebih rapi sekarang, tapi jokowi terlalu banyak pencitraan.. apa pribadi beliau emang seperti itu atau dibuat” doang?
yaudah sih gue mau golput kayaknya. gatau mau percaya siapa -,-
Justru saya masih bingung kalo ada orang yang meragukan keterlibatan dari Prabowo. Wong yang bersangkutan sendiri udah ngaku kok kalo dia melakukan penculikan
http://www.tempo.co/read/news/2013/10/28/078525274/Penculikan-Aktivis-Prabowo-Saya-Tidak-Ngumpet
Wiranto, pangab yang mecat Prabowo wkt itu bilang Prabowo bersalah karena tindakannya adalah inisiatif yang merupakan over reaksi dari perintah atasannya (http://forum.kompas.com/nasional/317926-wiranto-prabowo-dipecat-dari-militer-karena-penculikan.html
Bahkan surat pemecatannya beserta alasannya juga sudah dipublikasikan http://m.kompasiana.com/post/read/660487/2/dokumen-resmi-menunjukkan-prabowo-dipecat.html
bahkan Agum Gumelar (mantan atasan Prabowo), bagian dari DKP waktu itu udah klarifikasi surat yang beredar itu sahih http://www.gatra.com/hukum-1/54516-agum-surat-pemberhentian-prabowo-dari-militer,-sohih.html
buat zenius, sorry banget ini gua bukan black campaign.. tapi memaparkan pendapat gue disertai dengan data dan sumber yang jelas. Silakan ini jadi pertimbangan temen2 yg laen. Kalo memang gak berkenan silakan dihapus 🙂
Ya, setuju.. Ga boles black campaign di sini. Klo sumbernya jelas dan isi berita bisa dipercaya, boleh2 aja di-share. Klo mau bantah, kasih juga bantahan dengan validitas sumber yg sama..
Nice, Edwin
Wah berkaitan pendapat saudara Edwin, saya kurang setuju nih. Begini saja monggo dilogika, kalau memang Bapak Prabowo benar-benar salah, mengapa tidak dari dulu mendapat hukuman yang setimpal? Mengapa pula sempat menjadi cawapres Bu Megawati dan saat itu tidak dipermasalahkan bukan? Terima kasih. Maaf kalo ada yang tersinggung ^^
Untuk gw yang kuliah di era 98, mungkin taruma dengan represi militer yg dominan termasuk takut banget klo pintu kamar kos di cat merah gambar tangan yg artinya udah diancam mau diculik klo ga berhenti demo. Apalagi markas Kopasus tinggal selemparan batu dari kampus UI. Sekarang udah enak, bebas berpendapat dan nulis opini. Jaman itu? lupakan deh. Apakah kita mau balik ke jaman itu? Sejarah bisa berulang kalau kita abai dan tidak membacanya.
Izin share ini ya kakak dan teman semua. Monggo dicermati.
http://infoindonesiakita.com/2014/04/03/prabowo-dan-isyu-penculikan-dan-kerusuhan-mei-1998/
http://infoindonesiakita.com/2014/06/05/prestasi-prabowo-subianto/
http://selamatkanindonesia.com/KampanyeHitam.html
nah 🙂 aku ngerasain banget ini masalah pemilih muda, gatau sejarah biasanya tersesat >_< padahal sejarah penting. Bukan sekedar sejarah yang ada di buku pelajaran kita doang. Tapi buku-buku tebel itu lhoo yang ceritanya beneran detil 😀
ternyata belum dirubah juga itu tulisan yang pileg dilaksanain bulan Maret (paragraf 7) harusnya kan April.
Gua sebagai first voter antusias banget, soalnya dari duduk di bangku SD (2004) gua udah ngebayangin tahun 2014 nanti bakal ikut milih. Entah rasanya pas SD itu liat tv dan ngebayangin kalo ikut nyoblos seru, eh ga kerasa sekarang milih juga. XD
2 calon itu emang punya negatifnya masing-masing, yang satu punya beban masa lalu yang satunya lagi gak bisa menepati janji. Namanya juga manusia tiada yang sempurna ya kan? gua pilih yang punya sisi negatifnya sedikit aja.
Salah satu alasan ikut milih; biar bisa demo dan nyalahin kalau nanti kinerjanya ga bener ahhahaha <<jangan ditiru
ups sorry gua baru baca. udah gua benerin
Bg bisa bantu gak? Gw merantau nih, kalo mau nyoblos mekanismenya gimana ya? Tolong dong, ini PilPres pertama gw.
Izin share ini ya kakak dan teman semua 🙂 Monggo dibaca. Jangan cuma mendengarkan isu-isu belaka. https://www.facebook.com/notes/10152250508429143/
Argumen dari pengalaman pribadi itu kurang valid masbro.. Itungannya hanya testimonial. Nice share btw
Saya cewe kak bukan cowo T,T Terima kasih kak 🙂
kalo kamu juga baca gituan baca juga blognya allan =) biar adil hehe
“One of the penalties for refusing to participate in politics is that you end up being governed by your inferiors”
-Plato-
dear kak faisal yang baik,
aku ga tau tentang politik :v
koalisi partai itu terjadi karena apa? kalo ada gubernur sama wakil gubernurnya berasal dari beda partai itu kenapa ya? cepetan dibales sebelum pemilu :v
kak, tau ngga sih sebenernya yang tanda tangan kontrak pembelian minyak indonesia ke perusahaan asing tertentu, itu siapa sih? pertamina kah? atau presiden? ato dpr? atau menteri? *beneran nanya nih
kak, bisa kasih tau ga dimana web yang ngasi laporan harga minyak yang dibeli indonesia? trus dibandingin harga minyak yg dibeli sama negara lain?
kak, jelasin dong gimana kita nyanggah orang yang udah terlanjur kesambet sama kultwit suatu akun di twitter? kenyataannya kultwitnya ini banyak benernya (pencitraan bisa jadi) dan pas jaman pilpres ini twit nya mengarah ke pendapat yang gabisa dipastiin kebenarannya. aku juga uda bilang gausa percaya karena ke’anoniman’ sang penulis twiiter tsb. nah, ada saran buat nasehatin dia gitu ga kak? hehehehe
kak, menurut kakak ini gimana? http://kabarmassa.com/read/826/jokowidahlan-sebelas-dua-belas-kata-pengamat