Agar peta dapat bermanfaat secara maksimal, ada beberapa komponen peta, serta berbagai jenis peta yang dibuat oleh manusia. Apa saja? Yuk, kita cari tahu bersama.
Belok kiri.
Dalam 300 m, belok kanan.
Belok kanan.
Lurus 125 m.
Anda telah sampai di destinasi.
Zaman sekarang, kalau pergi ke mana-mana, nggak lengkap rasanya kalau nggak ditemani sama aplikasi peta digital, ya.
Apalagi, kalau destinasinya agak jauh dan jarang didatangi, peta digital jadi berguna banget supaya kita nggak tersesat.
Bisa kebayang nggak, dulu banget, ribuan tahun yang lalu ketika belum ada aplikasi layanan peta digital. Jangankan peta digital, peta biasa pun belum ada.
Wah, pasti butuh lebih banyak usaha ya untuk pergi ke mana-mana. Harus juga repot-repot mengingat berbagai jalan dan bentuk permukaan Bumi di suatu daerah dengan baik.
Pada artikel kali ini, kita akan membahas konsep peta secara umum. Termasuk sejarah pembuatan peta yang dimulai 2300 Sebelum Masehi! Yap, kita akan mundur ke masa ketika belum ada Google Maps dan Waze.
Materi konsep peta ini biasanya ditemui di mata pelajaran Geografi kelas 10, lho. Mari kita bahas bersama-sama!
Pengertian Peta
Sebenarnya, apa yang dimaksud dengan peta?
Kalau kita cek definisi peta melalui KBBI, pengertian peta adalah “…gambar atau lukisan pada kertas dan sebagainya yang menunjukkan letak tanah, laut, sungai, gunung, dan sebagainya; representasi melalui gambar dari suatu daerah yang menyatakan sifat, seperti batas daerah, sifat permukaan”.
Kira-kira, buat apa ya peta itu dibuat oleh manusia? Fungsi peta sangatlah penting bagi kehidupan manusia, yaitu untuk memberikan informasi mengenai lokasi dan posisi suatu wilayah di permukaan Bumi.
Dengan menggunakan peta, seseorang bisa mendapatkan gambaran mengenai jarak, luas, serta bentuk suatu area permukaan Bumi.
Oke, sekarang kita sudah tahu apa yang dimaksud dengan peta beserta fungsinya. Jadi penasaran deh, kapan ya peta itu pertama kali dibuat?
Untuk menjawab pertanyaan itu, elo bisa banget nih nonton video animasi Zenius yang membahas soal sejarah peta secara singkat.
Video: Peta: Karya dan Kebutuhan Umat Manusia Sejak 2300 Tahun Sebelum Masehi
Wah, sungguh menakjubkan. Ternyata, peta pertama kali dibuat oleh bangsa Babilonia sekitar 2300 SM, ya.
Nggak disangka, ternyata peta tersebut dibuat dengan bahan dasar tanah liat. Selain itu, kita juga jadi tahu siapa pembuat peta dunia pertama dan peta lengkap Benua Eropa pertama kali. Kebayang ya, sebesar apa jasa mereka bagi peradaban manusia.
Hayoo … elo sudah nonton videonya belum? Menurut elo, bagian video mana yang paling elo suka? Coba share pendapat elo di kolom komentar ya.
Anyway, masih ngomongin soal peta, sekarang kita bisa simpulkan, bahwa peta merupakan gambaran permukaan Bumi, ya. Nah, untuk menggambarkan permukaan Bumi pada bidang datar, perlu dilakukan yang namanya proyeksi peta.
Apa yang dimaksud dengan proyeksi peta? Simpelnya, proyeksi peta itu proses pemindahan permukaan Bumi ke permukaan peta.
Jadi, segala bentuk topografi Bumi yang sifatnya tiga dimensi, diubah menjadi dua dimensi pada bidang datar (peta).
Proyeksi peta ini harus dilakukan dengan hati-hati. Memangnya, apa akibatnya jika menggunakan proyeksi peta yang tidak tepat?
Waduh, bisa-bisa terjadi distorsi pada peta, nih. Artinya, bisa ada kesalahan atau ketidaksesuaian jarak, bentuk, luas, dan lain sebagainya, dibanding dengan keadaan sebenarnya.
Untuk belajar lebih lanjut tentang Proyeksi Peta, kamu bisa baca artikel berikut: Proyeksi Peta: Pengertian, Syarat, Jenis-jenis, dan Fungsinya.
Agar proyeksi peta dapat dilakukan dengan baik, ada beberapa unsur-unsur peta yang perlu kita pahami. Biasanya unsur-unsur peta ini kita sebut sebagai komponen peta. Apa saja komponen peta?
Komponen Peta
Ada beberapa komponen peta yang akan kita bahas secara singkat, nih. Coba deh elo lihat ilustrasi komponen peta di bawah ini.
Dari ilustrasi di atas, ada sepuluh komponen peta yang bisa kita identifikasi. Mari kita bahas satu per satu sebagai berikut.
- Judul peta, bagian judul yang ditulis dengan huruf kapital tebal, untuk menunjukkan isi peta.
- Orientasi, sebuah ilustrasi kompas yang menunjukkan arah mata angin.
- Skala peta, perbandingan jarak pada peta dengan jarak sebenarnya di permukaan Bumi.
- Simbol peta, simbol yang mewakili kenampakan atau bentuk permukaan bumi.
- Legenda, penjelasan atau keterangan mengenai simbol peta.
- Garis astronomis, garis lintang (vertikal) dan garis bujur (horizontal) pada peta, yang menunjukkan titik koordinat suatu lokasi pada peta.
- Garis tepi, garis pada tepi peta yang membentuk segi empat, untuk membatasi ruang peta.
- Inset, peta kecil untuk menunjukkan lokasi relatif daerah pada peta.
- Lettering, teknik penulisan huruf dan angka pada peta.
- Sumber dan tahun, informasi siapa yang membuat atau mempublikasikan peta, serta kapan peta tersebut dipublikasikan.
Untuk penjelasan lebih mendalam mengenai setiap komponen peta yang telah kita bahas secara singkat tadi, elo juga bisa membaca artikel di bawah ini, lho.
Untuk belajar lebih lanjut tentang Komponen Peta, kamu bisa baca artikel berikut: 10 Komponen Peta dan Keterangannya.
Rumus Skala Peta
Wah, Sobat Zenius, sekarang kita sudah tahu apa yang dimaksud dengan skala peta. Lantas, gimana sih cara menghitung skala peta? Pastinya ada rumusnya dong.
Sebenarnya, rumus skala peta itu simpel banget, lho. Pada intinya, kita perlu menggunakan skala numerik yang menunjukan perbandingan 1 cm dengan berapa sentimeter lainnya. Contohnya seperti ini.
Skala peta = jarak pada peta (JP) : jarak sebenarnya (JS)
Skala peta = 1:1.000.000
Nah, itu berarti, skala dari peta tersebut adalah 1 cm dibanding 1.000.000 cm. Artinya, setiap 1 cm pada peta, merepresentasikan 1.000.000 cm di permukaan Bumi yang nyata.
Maka, kalau seandainya di peta tersebut ada jalanan dengan jarak 3 cm gitu ya, tinggal dikali saja dengan rasio tadi.
3 x 1.000.000 = 3.000.000
Berarti, jarak jalanan tersebut secara nyata adalah 3.000.000 cm. Untuk penjelasan lebih lanjut mengenai rumus skala peta dan contoh soalnya, elo bisa cek artikel di bawah ini.
Untuk belajar lebih lanjut tentang Rumus Skala Peta, kamu bisa baca artikel berikut: Cara Menghitung Skala Peta dan Mencari Jarak Sebenarnya.
Selanjutnya, kita bahas jenis-jenis peta berdasarkan isi, skala, dan bentuk.
Jenis-jenis Peta
Sobat Zenius, jenis-jenis peta itu ada banyak, tergantung dengan klasifikasinya. Ada jenis-jenis peta berdasarkan isi, skala, dan bentuk. Kita bahas semuanya, ya.
Berdasarkan Isi
Jenis peta berdasarkan isi dapat dibagi menjadi dua, yaitu peta umum dan peta khusus (tematik). Untuk keterangannya, elo bisa lihat ilustrasi di bawah ini.
Berdasarkan Skala
Bagaimana pembagian jenis peta menurut skalanya?
- Peta kadaster, peta dengan skala 1:100 – 1:5000
- Peta skala besar, peta dengan skala 1:5000 – 1:250.000
- Peta skala sedang, peta dengan skala 1:250.000 – 1:500.000
- Peta skala kecil, peta dengan skala 1:500.000 – 1:1.000.000
- Peta skala geografis, peta dengan skala >1:1.000.000
Untuk belajar lebih lanjut tentang Macam-macam Skala Peta, kamu bisa baca artikel berikut: Skala Peta, Rumus, dan Macamnya.
Berdasarkan Bentuk
Dilihat dari bentuknya, ada tiga jenis peta, sebagai berikut.
- Peta datar, peta dalam bidang datar seperti pada kertas datar.
- Peta topografi, peta dengan bentuk berdasarkan keadaan aslinya.
- Peta digital, peta dalam bentuk digital seperti Google Maps dan Waze.
Wow, ternyata peta itu ada bermacam-macam ya jenisnya. Selanjutnya, kita bakal bahas sesuatu yang seru nih: toponimi peta.
Elo tahu nggak sih apa itu toponimi peta? Daripada penasaran, langsung saja kita bahas di bagian selanjutnya, kuy!
Toponimi Peta
Simpelnya, toponimi peta adalah ilmu atau tata cara penamaan unsur geografis pada peta. Jadi, objek-objek yang ada di peta itu nggak asal dinamakan begitu saja, melainkan ada standarisasi yang digunakan.
Berdasarkan unsur geografisnya, toponimi peta dibagi menjadi dua, yaitu nama generik dan nama spesifik.
Nama generik menggambarkan bentuk unsur geografis seperti gunung, sungai, dan bentukan alam lainnya. Bisa disimpulkan, nama generik ini cenderung digunakan untuk kenampakan alam secara umum, ya.
Sedangkan, nama spesifik itu berasal dari kata sifat atau benda tertentu. Contohnya seperti Makmur, Jaya, Priok, dan lain sebagainya. Elo sering kan dengar nama toko atau desa yang berhubungan dengan kata “makmur”?
Oh ya, toponimi ini ada pedoman penulisannya juga, lho. Lebih tepatnya, ada lima pedoman yang harus dipenuhi. Seperti apa ya pedomannya?
Langsung saja nonton video materi di bawah ini untuk penjelasan asyik mengenai apa itu toponimi, jenis, pedoman, dan letaknya.
Video: Toponimi Peta (Bagian 1)
Wah, ternyata selain ada pedoman yang harus dipenuhi, letak penulisan nama objek itu nggak boleh sembarangan ya, Sobat Zenius.
Semua ada aturannya. Contohnya seperti nama sungai yang biasanya berwarna biru, dan ditulis mengikuti aliran sungai tersebut.
Next, kita akan bahas sedikit mengenai generalisasi peta.
Generalisasi Peta
Sobat Zenius, coba sekarang elo perhatikan lingkungan luar di sekeliling elo deh. Kalau di tempat gue saat ini, gue bisa melihat berbagai pohon, banyak banget toko berjejer, dan jalan raya yang penuh dengan mobil padat merayap.
Kira-kira, kalau wilayah gue dan elo saat ini dijadikan peta, seperti apa ya? Apakah peta gue bakal terisi oleh puluhan toko secara detail?
Gimana kalau peta suatu provinsi, pulau, atau bahkan negara? Nggak mungkin ya kita bisa menggambarkan semua kenampakan alam dan buatan di peta secara detail.
Petanya nggak akan cukup, dan waktu yang dibutuhkan pun untuk membuat peta akan menjadi sangat lama.
Oleh karena itu, diperlukan yang namanya generalisasi peta, agar informasi keruangan yang disediakan bisa efektif dan aktual.
Nah, dalam proyeksi peta, generalisasi peta ini ada beberapa macam. Berikut ini beberapa contohnya.
- Seleksi, memilih kenampakan yang penting/perlu saja.
- Simplikasi, menyederhanakan objek ke bentuk simbol.
- Eksegersi, memperbesar objek penting yang kecil.
Untuk contoh lain dan penjelasan lebih lanjut, elo wajib nonton video di bawah ini.
Video: Generalisasi Peta
Peta Tiga Dimensi
Sebelum kita lanjut ke contoh soal, gue mau berbagi tentang peta yang menarik nih, yaitu peta tiga dimensi.
Dari namanya, elo bisa kebayang nggak sih kira-kira gimana bentuk peta tiga dimensi? Nih, contoh peta tiga dimensi.
Wow, timbul tenggelam gitu ya. Benar-benar menggambarkan bagaimana bentuk kenampakan alam tersebut secara tiga dimensi. Keren banget ya?
Materi Video – Peta Tiga Dimensi
Tonton gratis materi Peta Tiga Dimensi beserta Manfaat dan Fungsinya di website Zenius. Kamu hanya perlu login (atau daftar dulu) untuk mengaksesnya.
Contoh Soal
Sekarang, waktunya kita review pengetahuan yang telah kita dapatkan, dengan mengerjakan soal yang sudah lengkap dengan pembahasannya.
Contoh Soal 1
Bangsa yang pertama kali membuat peta adalah ….
A. Mesir kuno
B. Babilonia
C. Indian
D. Inca
E. Yunani
Pembahasan
Dilihat dari peninggalan yang ditemukan oleh manusia, peta pertama kali dibuat oleh bangsa Babilonia dengan bahan dasar tanah liat. Diperkirakan, peta tersebut sudah ada sejak 2300 Sebelum Masehi, lho.
Berikut ini bentuk peta tersebut.
Oleh karena itu, jawaban dari soal ini adalah Babilonia (B).
Contoh Soal 2
Skala peta berikut yang termasuk kategori skala besar adalah ….
A. 1: 5.000 – 1: 1.250.000
B. 1: 250.000 – 1: 1.500.000
C. 1: 500.000 – 1: 1.000.000
D. 1: 1.000.000 – 1: 2.000.000
E. > 1: 1.000.000
Pembahasan
Dilihat dari pembahasan sebelumnya, berikut ini jenis peta berdasarkan skala.
- Peta kadaster, peta dengan skala 1:100 – 1:5000
- Peta skala besar, peta dengan skala 1:5000 – 1:250.000
- Peta skala sedang, peta dengan skala 1:250.000 – 1:500.000
- Peta skala kecil, peta dengan skala 1:500.000 – 1:1.000.000
- Peta skala geografis, peta dengan skala >1:1.000.000
Maka, bisa disimpulkan, bahwa jawaban yang tepat adalah A.
*********
Oke Sobat Zenius, itulah pembahasan singkat mengenai konsep peta . Kalau elo ingin mempelajari materi Geografi lainnya dengan lebih dalam dan asyik, coba deh nonton video materi Zenius dan akses soal-soalnya.
Pastikan elo log in akun Zenius elo ya supaya bisa akses video dan soalnya.
Anyway, nggak cuma Geografi, kalau elo juga pengen belajar mata pelajaran lainnya dengan paket komplet ditemani tutor asik, sobat Zenius bisa berlangganan paket belajar yang udah kita sesuaikan sama kebutuhan elo. Yuk intip paketnya!
Sampai di sini dulu artikel kali ini, dan sampai jumpa di artikel selanjutnya!
Referensi
8 Remarkable Early Maps – History.com (updated 2018)
BENTANG ALAM SEBAGAI PENANDA PELABUHAN LAUT MASA LAMPAU: STUDI KASUS PADA LUKISAN PELABUHAN KUNO TERNATE DAN TIDORE – Budiana Setiawan (2020)
e-Modul Geografi X – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2019)
peta – KBBI (n.d.)
Leave a Comment