Mau ngomong jujur, tapi takut nyakitin perasaan? Elo bisa pakai majas litotes untuk mengatasinya, lho. Yuk, cari tahu tentang apa itu majas litotes, ciri, dan contoh kalimat dan soalnya di sini!
Pernah nggak sih elo dimintai pendapat teman tentang hasil karya mereka terus karena nggak enak ngomong jujur, elo bilang aja bagus? Atau pernah nggak elo nyemangatin seseorang untuk ngelakuin suatu hal dengan bilang “Coba aja dulu, nggak sulit kok!”
Pasti sebagian besar dari elo pernah ya?
Nah, elo tahu nggak, kalau ungkapan-ungkapan tadi itu termasuk dalam majas litotes, lho Sobat Zenius. Apa itu majas litotes?
Majas litotes ini salah satu jenis majas yang elo pelajari di pelajaran Bahasa Indonesia kelas 7, dan juga merupakan salah satu materi yang diujikan dalam UTBK. Kenapa diujikan? Karena, pemahaman tentang majas litotes bisa meningkatkan kemampuan berbahasa elo.
Yuk, cari tahu tentang apa yang dimaksud dengan majas litotes, ciri-ciri, macam, contoh penggunaan, dan contoh soalnya di sini!
📌 Artikel ini merupakan bagian dari ragam majas dalam Bahasa Indonesia. Untuk mempelajari jenis majas yang lain, baca artikel berikut: Apa itu Majas? Jenis, Fungsi, dan Contohnya.
Apa Itu Majas Litotes?
Dalam bahasa, mungkin elo sudah sering mendengar yang namanya “majas”, yaitu sebuah gaya bahasa yang bikin tulisan atau ungkapan elo itu lebih ada rasanya dan lebih meyakinkan.
Majas sendiri dikelompokan dalam 5 kelompok besar, yaitu majas perbandingan, pertautan, penegasan, pertentangan, dan sindiran. Nah, majas litotes itu termasuk dalam majas pertentangan, Sobat Zenius.
Emangnya ada pertentangan apa, sih?
Rupanya, majas litotes ini mengandung pernyataan yang bertentangan dengan realitas yang ada. Misalnya, ketika elo bilang disuntik vaksin itu nggak sakit hanya supaya temen elo itu berani.
Padahal, disuntik itu dibilang nggak sakit ya sebenarnya ada sakitnya juga walaupun tingkat sakitnya berbeda-beda. Tapi, kalo jujur bilang sakit nanti yang ada temen elo makin takut, ya kan?
Pasti elo pernah juga, kan menghadapi situasi semacam itu? Dimana yang elo ungkapkan itu nggak sama dengan realita sebenarnya.
Menurut KBBI, pengertian majas litotes adalah pernyataan yang memperkecil atau melemahkan sesuatu dengan memberi pernyataan yang memang berlawanan dengan keadaan yang asli.
Litotes sendiri berasal dari Bahasa Yunani, yaitu litos. Artinya kesederhanaan.
Maka dari itu, pernyataan dalam majas ini sifatnya lebih dinetralisir atau direndahkan gitu. Yang sakit dibilang nggak sakit, yang jelek dibilang nggak jelek, yang capek dibilang nggak capek-capek banget, yang pandai dibilang nggak bodoh, dan lain sebagainya.
Ada juga nih yang mendefinisikan majas litotes sebagai upaya “merendah untuk meroket”. Gimana, tuh maksudnya?
Misalnya nih, ada yang bilang “Dimakan ya hidangannya walaupun hidangan sederhana”. Eh ternyata hidangan yang disiapkan itu mewah dan melimpah ruah.
Dalam contoh itu tuh, walaupun ketika diungkapkan kesannya merendah, tapi ketika melihat realitanya jadi terkesan meninggi gitu.
Gimana? Udah lumayan ada gambaran kan tentang apa itu majas litotes? Supaya elo bisa mengenali majas ini dalam sebuah ungkapan lisan atau bacaan, yuk, kita cari tahu ciri-cirinya!
Ciri-Ciri Majas Litotes
Dalam Bahasa Indonesia, ada 4 ciri majas litotes yang biasanya dibahas, yaitu
- Pernyataan yang disampaikan berlawanan dengan keadaan sebenarnya.
- Kata-kata yang digunakan terkesan merendahkan atau menetralisir keadaan sebenarnya.
- Terkadang menggunakan kata pembanding. Contoh kata majas litotes yang merupakan kata pembanding adalah seperti, lebih, sama, dan lain sebagainya.
Mengutip dari LitCharts, sebuah sumber panduan literatur digital (2017), dalam Bahasa Inggris ciri-cirinya pun kurang lebih sama, yakni
- Merupakan understatement, yaitu ungkapan yang merendahkan keadaan sebenarnya.
- Sifatnya berlawanan dengan kenyataan. Biasanya dibuat dengan menghilangkan kata sifat yang ekstrim. Hal ini bisa dilakukan dengan membuat kalimat negatif menggunakan kata “not” dan kata sifat yang berlawanan dengan keadaan aslinya.
Contohnya, ketika mau bilang “It is good”, elo bisa bilang “It is not bad”
Gimana? Kalau sudah mengerti ciri-cirinya kira-kira akan membantu elo dalam mengenai majas litotes dalam sebuah teks nggak, nih? Nanti kita coba dengan mengerjakan contoh soalnya, deh ya setelah mengulas soal fungsi majas ini.
Fungsi Majas Litotes
Coba deh, elo amati contoh penggunaan majas litotes di bawah ini. Situasinya adalah ketika seseorang yang ditraktir merasa makanan yang dibeli terlalu sedikit oleh temannya tapi sungkan untuk berkata jujur.
Dari contoh tersebut, kira-kira apa sih fungsi dari penggunaan majas ini?
Yak, bener banget. Seperti yang dilansir The Guardian (2015), salah satu fungsi dari majas ini adalah untuk menjaga perasaan orang lain. Kata-kata yang digunakan pun jadi memiliki kesan lebih sopan.
Iya, benar. Selain dalam percakapan sehari-hari, majas litotes juga biasa digunakan dalam penulisan puisi.
Majas ini biasanya berfungsi untuk membiaskan makna realitas suatu hal pada puisi sehingga maknanya jadi lebih luas, Sobat Zenius. Untuk contohnya, akan gue kasih di bagian selanjutnya, yaitu contoh majas litotes.
Contoh Majas Litotes
Dari penjelasan di atas, kita bisa bilang bahwa kalimat yang menggunakan majas litotes adalah kalimat yang menggunakan kata-kata yang berlawanan dengan keadaan sebenarnya.
Berikut ini tambahan contoh kalimat majas dalam Bahasa Indonesia dan Inggris buat elo.
Bahasa Indonesia | Bahasa Inggris |
---|---|
“Rumah ini adalah hasil dari bisnis kecil milik ku.” Kenyataannya: bisnisnya besar dan menghasilkan banyak keuntungan | “It is not uncommon.” Kenyataannya: common |
“Terimalah hadiah sederhana ini dari ku.” Kenyataannya: hadiahnya mahal. | “It is not bad.” Kenyataannya: not bad but also not so good |
Sekali waktu, mampirlah ke rumah gubukku. Kenyataannya: rumahnya megah seperti istana. | “I am a little tired.” Kenyataannya: very tired or exhausted. |
Aku nggak punya uang kecil, aku bayarin saja ya. Kenyataannya: punya uang banyak, malahan bisa nraktir. | “It is not the best weather today ” Kenyataannya: the weather is very bad. |
Contoh Majas Litotes dalam Puisi
Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Maulidia Tifani (2019), ternyata puisi karya Husni Djamaluddin di atas merupakan salah satu contoh puisi yang banyak menggunakan majas litotes.
Dari penggalan puisi di atas, yang merupakan contoh penerapan majas litotes ditunjukan pada baris (3). Apa lagi yang sisa.
Maksudnya adalah penulis merendahkan diri dengan mengungkapkan bahwa setelah kematian seseorang sudah nggak punya kemampuan apa-apa lagi.
Menangkap makna puisi memang perlu usaha sedikit lebih besar dibanding memahami ungkapan percakapan sehari-hari. Tapi, pemahaman tentang majas tentunya akan sangat membantu elo.
Nah, selain majas litotes, masih ada banyak jenis-jenis majas lainnya, lho. Ada majas metafora, repetisi, metonimia, hiperbola dan masih banyak lagi. Kalau elo ingin mendapatkan penjelasan tentang masing-masing jenis majas tersebut, langsung klik banner di bawah ini, ya.
Contoh Soal Majas Litotes
Seperti yang gue janjikan di awal tadi, sekarang elo bisa mengetes nih sedalam apa pemahaman elo tentang majas litotes dengan menjawab beberapa contoh soal.
Nah, di bawah ini ada 3 contoh soal yang sudah gue sediakan dilengkapi dengan pembahasannya. Tapi, sebelum melihat pembahasannya, usahakan untuk menentukan jawaban milik elo sendiri dulu ya.
Yuk, kita mulai!
Soal 1
Manakah kalimat di bawah ini yang menggunakan gaya bahasa litotes?
A. Walaupun rumah ini kecil, tetapi dapat menampung kami berlima.
B. Ayah sudah membanting tulang untuk menafkahi keluarga.
C. Silahkan menikmati hidangan sederhana ini.
D. Mampirlah ke rumah baruku yang megah.
Apa nih, jawaban yang tepat menurut elo?
Pembahasan
Pada pilihan A, B, dan D dapat kita ketahui bahwa tidak ada makna pertentangan dengan keadaan yang sebenarnya dalam pernyataan. Contohnya, pada pilihan A. Walaupun rumah ini kecil, tetapi dapat menampung kami berlima.
Kalimat tersebut merupakan contoh penggunaan kata hubung pertentangan (tetapi) untuk menunjukan pertentangan antara dua buah klausa sederajat, namun bukan pertentangan dengan keadaan yang sebenarnya.
Maka, jawaban yang benar adalah C. Silahkan menikmati hidangan sederhana ini. Karena, salah satu ciri majas litotes adalah merendahkan keadaan sebenarnya yang ditunjukkan oleh penggunaan kata “sederhana”.
Soal 2
Dari penggalan puisi berjudul “Jika pada Akhirnya”, karya Husni Djamaluddin di bawah ini, manakah yang menunjukan majas litotes?
A. (7)
B. (11)
C. (8)
D. (10)
Coba, baca dulu baik-baik dan pahami makna dari puisi di atas. Nggak perlu buru-buru untuk menentukan jawabannya. Kalau sudah, yuk, kita cocokan bersama!
Pembahasan
Kalau elo cermati baik-baik, pada baris (7), (8), dan (9) penulis menggambarkan kemungkinan Yang Kuasa menerima penulis masuk ke dalam surga yang digambarkan dengan kata “membuka pintu” dan “masuklah”.
Baris tersebut, menunjukan adanya keyakinan penulis yang kalau dalam majas litotes menunjukan keadaan sebenarnya,
Sedangkan pada baris (10), penulis menolak kemungkinan yang ia sebutkan sebelumnya dengan ungkapan merendahkan diri.
Baris inilah yang menunjukan ciri majas litotes yang cenderung merendahkan keadaan sebenarnya.
Ungkapannya mengatakan hal-hal itu hanyalah mimpi belaka pun pada baris (11) dijelaskan bahwa asalnya dari semasa ia masih hidup.
Maka, jawaban yang benar adalah D. (10).
Penutup
Wah, nggak terasa sudah sampai akhir juga nih elo baca artikel ini.
Semoga elo dapat informasi baru tentang majas litotes yang bisa meningkatkan kemampuan pemahaman bahasa elo yang diujikan di UTBK, ya. Tenang, materi tentang majas nggak banyak kok! Hehe.
Oh iya, biar belajar lo makin asik, Sobat Zenius bisa berlangganan paket belajar kita yang dijamin siap nemenin perjuangan belajar elo! Klik banner di bawah ini ya untuk info lengkapnya!
Sekian dari gue, see you in the next article!
Referensi
Leave a Comment