Hipotesis menjadi kunci penting dalam adanya sains. Yuk, cari tahu tentang apa arti hipotesis melalui artikel ini!
Hai Sobat Zenius!
Lo tau nggak kalau tanpa adanya hipotesis yang dimiliki oleh Johannes Kepler tentang kemungkinan adanya energi magnetik yang dimiliki oleh matahari, mungkin pada abad ke-17 Isaac Newton belum bisa menemukan adanya gravitasi? Yup! Hipotesis Kepler lah yang menginspirasi Newton untuk menemukan penyebab planet-planet memiliki lintasan orbit-nya yang teratur itu.
Ngomongin soal hipotesis milik Kepler, sebenarnya hipotesis itu apa sih? Yuk, dapatkan penjelasannya dibawah ini!
Pengertian Hipotesis
Kata hipotesis sendiri berasal dari Bahasa Yunani hypo yang artinya “kurang dari” dan thesis yang artinya “pendapat”. Dari arti kedua kata tersebut, kita bisa asumsikan bahwa hipotesis merupakan suatu pendapat yang masih kurang. Masih kurang bagaimana ya maksudnya?
Menurut Moh. Nazir (1998: 182), hipotesis merupakan sebuah jawaban sementara dalam sebuah penelitian yang perlu diuji kebenarannya. Jadi kurangnya adalah belum adanya pembuktian benar tidaknya hipotesis tersebut, Sobat.
Secara sederhananya, lo bisa mengumpamakan hipotesis seperti sebuah perkiraan atau dugaan akan kemungkinan terjadinya sesuatu. Contohnya, ketika lo melihat langit mendung dan petir menyambar-nyambar mungkin lo akan mempersiapkan mantel atau payung karena lo memperkirakan bahwa hujan akan segera turun.
Nah, dalam penelitian, perkiraan ini juga dibuat, Sobat. Hanya saja, dalam menyusun hipotesis penelitian harus didasari dengan teori-teori ilmiah ataupun hasil observasi supaya pembuktian yang dihasilkan dalam penelitiannya dapat dipercaya. Hipotesis pun akan diuji dengan melakukan eksperimen atau observasi.
Memiliki pemahaman yang baik tentang hipotesis dan penyusunannya penting dalam menyusun sebuah penelitian. Bahkan banyak orang percaya bahwa tanpa adanya hipotesis maka sains tidak dapat berkembang atau bahkan tidak ada sains sama sekali.
Penyusunan hipotesis sendiri penting untuk menunjukan bahwa peneliti memiliki pengetahuan yang memadai tentang topik yang ia teliti. Kalau peneliti-nya sendiri tidak memahami betul topik yang ia teliti, pasti lo akan ragu dengan hasil penelitiannya bukan?
Selain itu, hipotesis juga berfungsi sebagai arahan pengumpulan data dan penafsirannya. Dengan memiliki hipotesis, seorang peneliti akan lebih mudah dalam merencanakan teknik pengumpulan dan penafsiran data penelitiannya karena sudah tau hal-hal apa yang dibutuhkan untuk membuktikan hipotesis yang dibuat.
Baca Juga
Pengertian Teknik Sampling dalam Penelitian – Materi Sosiologi Kelas 10
Hukum Gravitasi Newton dan Kepler – Materi Fisika SMA
Eksperimen Sains Sederhana Agar Belajar Jadi Lebih Seru – Zenius untuk Guru
Ciri-Ciri Hipotesis
Berikut adalah ciri-ciri hipotesis menurut Sumadi Suryabrata (2000:70):
- Menyatakan hubungan antara sekurang-kurangnya dua variabel, yang terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat.
Variabel bebas adalah variabel dalam suatu penelitian yang perubahannya mempengaruhi variabel terikat (J. R. Fraenkel & N. E. Wallen, 2009). Maka, variabel terikat adalah variabel yang terpengaruh oleh variabel bebas yang ada.
Coba deh, kalau ada hipotesis yang berbunyi “intensitas cahaya mempengaruhi kualitas fotosintesis.” Kira-kira mana nih yang merupakan variabel bebas dan terikatnya?Yup! Betul sekali. Intensitas cahaya merupakan variabel bebas, sedangkan kualitas fotosintesis merupakan variabel terikat.
- Dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan atau deklaratif.
Jadi, kalau lo ingin membuat hipotesis, pastikan kalimatnya tidak dalam bentuk kalimat tanya ataupun perintah ya, Sobat. - Dirumuskan dengan jelas.
Hipotesis yang lo rumuskan juga harus mudah dimengerti dengan kalimat yang padat. - Masih harus dan dapat diuji kebenarannya.
Seperti pengertian hipotesis sendiri, maka hipotesis perlu diuji untuk mengetahui kebenarannya.
Jenis-Jenis Hipotesis
Menurut Nasution (2020), jenis hipotesis dapat dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan rumusan dan proses pemerolehannya.
Berdasarkan rumusannya, hipotesis dibedakan menjadi:
- Hipotesis Kerja (H1/Ha)
Hipotesis ini merupakan dugaan sebenarnya yang disimpulkan dari kajian teori-teori ilmiah yang lo dapatkan.Contoh hipotesisnya: Ada pengaruh intensitas matahari terhadap kualitas fotosintesis.
Rumus statistiknya: Ha: X1>X2
Artinya, hipotesis kerja menyatakan rata-rata kelompok 1 lebih besar dari kelompok 2. - Hipotesis nol atau null hypothesis (Ho)
Hipotesis ini merupakan pernyataan yang berlawanan dari hipotesis kerja. Hipotesis nol dibuat untuk ditolak, sedangkan hipotesis kerja untuk diterima setelah melakukan pengujian hipotesis (Sudarwan Danim dan Darwis, 2003: 171)Contoh hipotesisnya: Tidak ada pengaruh intensitas matahari terhadap kualitas fotosintesis
Rumus statistiknya: Ho: X1=X2
Artinya, hipotesis nol menyatakan bahwa rata-rata kelompok 1 dan kelompok 2 sama.
Berdasarkan proses perolehannya, hipotesis terbagi menjadi dua. Hipotesis induktif, yang dirumuskan dari hasil observasi dan biasanya digunakan dalam penelitian kualitatif. Hipotesis deduktif dirumuskan dari hasil pengumpulan atau pemahaman teori-teori ilmiah yang sudah ada dan biasanya digunakan dalam penelitian kuantitatif.
Cara Membuat Hipotesis
Nah, karena lo sudah lebih mengenal tentang hipotesis, sekarang waktunya untuk mengetahui langkah-langkah yang bisa lo gunakan untuk merumuskan hipotesis menurut Enago Academy (2021) dibawah ini:
- Nyatakan permasalahan yang lo ingin selesaikan dalam lingkup topik penelitian lo.
- Coba menuliskan hipotesis dalam bentuk ungkapan jika-maka.
Contoh hipotesisnya: Jika intensitas cahaya meningkat, maka kualitas fotosintesis juga meningkat. - Tentukan variabel bebas dan variabel terikatnya.
Penutup
Dari artikel ini, Sobat sudah bisa mendapatkan informasi-informasi tentang pengertian hipotesis, ciri-ciri hipotesis, jenis-jenis beserta contoh hipotesisnya, hingga langkah-langkah cara pembuatannya. Semoga informasi yang gue sediakan ini dapat membantu lo membuat hipotesis dan berpartisipasi dalam kemajuan ilmu sains ya, Sobat!
Sekian dari gue, see you in the next article!
Leave a Comment