Sobat Zenius, menurut elo, pas Indonesia merdeka di tanggal 17 Agustus 1945, terus gimana sih rakyat dan pemerintahannya?
Jepang kan udah kalah di Perang Dunia II dan nggak menjajah Indonesia lagi, berarti rakyat makmur sejahtera, dong? Ya … pengennya sih gitu ya.
Tapi ternyata, Pasukan AFNEI dari Sekutu balik lagi ke Indonesia pas bulan September abis kemerdekaan. Hah? Ngapain? Bertanya-tanya nggak, sih?
Kalau gitu, yuk langsung kita kupas tuntas semuanya di artikel ini!
Daftar Isi
Latar Belakang Kedatangan Sekutu ke Indonesia
Sebelum bahas lebih banyak tentang tokoh dan tugasnya Allied Forces Netherlands East Indie (AFNEI), gue mau kasih tahu dulu nih informasi menarik di belakangnya.
Siapa sih AFNEI itu? Singkatnya gini, setelah kemerdekaan Indonesia di tanggal 17 Agustus 1945, harusnya Belanda atau Sekutu udah nggak ada atau menjajah Indonesia lagi dong? Yap!
Tapi nyatanya, Indonesia kedatangan kelompok pasukan Sekutu (Belanda, Inggris, dan negara sekutu lainnya) lagi di tanggal 29 September 1945 yang bernama AFNEI. Simpelnya sih AFNEI ini adalah Sekutu ya.
Terus, kenapa mereka datang lagi ke Indonesia? Yang pasti, bukan mau jalan-jalan berwisata keliling kota … Yuk, gue bahas!
Jadi, awalnya di tanggal 3 April 1944 ini Belanda bikin lembaga yang namanya Netherlands Indie Civil Administratie (NICA) untuk menjadi pemerintah sipil di Hindia Belanda atau Indonesia.
Sebenarnya Indonesia kan udah jadi negara jajahan Jepang pada saat itu, tapi Belanda “sengaja” ngebentuk NICA supaya rencana untuk balik ke Indonesia bisa terwujud.
Terus, di tanggal 10 Desember 1944, NICA membuat perjanjian dengan Amerika Serikat bernama Civil Affairs Agreement yang diwakili oleh McArthur dan Van Mook. Isinya apa? Belanda meminta bantuan berupa pengamanan untuk Indonesia (negara jajahan Jepang) kalau Jepang kalah.
Nanti kalau Jepang kalah, Belanda niatnya mau ngambil Indonesia lagi. Makanya, mereka minta bantuan buat ngejagain Indonesia dulu.
Sayangnya, perjanjiannya nggak semulus itu. Amerika Serikat malah kurang konsisten sama perjanjiannya dan sibuk fokus perang sendiri.
Eh, ternyata Jepang beneran kalah Perang Dunia II dari Sekutu di tanggal 14 Agustus 1945.
Untuk mengetahui lebih rinci soal kekalahan Jepang dari pasukan Sekutu, baca artikel berikut: Peristiwa Jepang Menyerah Tanpa Syarat kepada Sekutu.
Karena Belanda nggak puas sama Amerika Serikat, mereka nggak nyerah gitu aja buat minta bantuan pengamanan Indonesia.
Akhirnya, mereka lari ke pihak Inggris nih. Di tanggal 24 Agustus 1945, lahirlah perjanjian bernama British Civil Affairs Agreement tentang negara Inggris yang akan memberikan penjagaan Indonesia dari pihak Jepang.
Kali ini beda sama Amerika Serikat yang kurang konsisten, Inggris malah beneran mengamankan Indonesia pas Jepang kalah sesuai perjanjian di atas.
Selang lima hari kemudian, tanggal 29 Agustus 1945, pihak Sekutu yang bernama Pasukan AFNEI datang kembali ke Indonesia. Jadi, itu dia latar belakang kedatangan Sekutu atau Pasukan AFNEI di Indonesia.
Kalau elo mau penjelasan yang lebih lengkapnya, boleh banget nih ditonton salah satu video dari tutornya Zenius yang menurut gue jelas banget penjelasannya. Elo bisa klik gambar di bawah ini aja ya!
Tugas AFNEI di Indonesia
Akhirnya, tentara NICA membonceng tentara Sekutu ke Indonesia dengan alasan agar Belanda bisa menguasai Indonesia lagi.
Masuk juga deh Pasukan AFNEI (Sekutu) ke Indonesia. Kan Indonesia udah merdeka ya, terus Pasukan AFNEI datang ke Indonesia buat menjajah lagi apa gimana, sih?
Pasukan AFNEI datang ke Indonesia tanggal 29 September 1945, dan tokoh pemimpin panglima AFNEI di Indonesia adalah Sir Philip Christison.
Nah, gue coba ngebagi dulu nih karena sebenarnya Pasukan AFNEI memiliki tanggung jawab ke beberapa daerah yang terbagi ke beberapa divisi juga, yaitu:
- Divisi India 23
Dipimpin oleh Jenderal D.C. Hawthorn untuk wilayah Jakarta dan Jawa Barat.
- Divisi India 5
Dipimpin oleh Jenderal E.C. Mansergh untuk wilayah Surabaya, Jawa Timur.
- Divisi India 26
Dipimpin oleh Jenderal H.M. Chambers untuk wilayah Medan, Sumatera Utara.
Jadi, tiap-tiap divisi di Pasukan AFNEI udah punya tugas dan wilayah tanggung jawabnya masing-masing, nih.
Terus, ngapain aja sih Pasukan AFNEI di Indonesia? Ini dia kerjaannya:
Gagasan Philip Christison
Setelah menjalankan tugasnya dari masing-masing divisi, Sir Philip Christison sebagai pemimpin Pasukan AFNEI juga mengatur pertemuan antara Indonesia dan Belanda yang ditengahi oleh mediator dari pihak Inggris.
Indonesia diwakili oleh Sutan Syahrir, Agus Salim, dan A.K. Pringgodigdo bertemu pihak Belanda yang diwakili H.J. Van Mook, serta mediator Inggris bernama Archibald Clark Kerr dan Lord Killearn.
Ngapain aja nih pertemuannya? Kurang lebih membahas usulan dari masing-masing negara. Pihak Belanda maunya negara Indonesia jadi Pulau Jawa dan Madura aja, tapi pihak Indonesia nggak setuju dan menolak usulannya.
Terus, pihak Belanda juga usul buat menjadikan Indonesia negara federasi. Tapi, Indonesia maunya jadi negara republik.
Pendapatnya beda-beda banget, kan? Makanya, hasil perundingan dari gagasan Philip Christison ini gagal banget alias nggak ada hasil sama sekali.
Pertemuan Sjahrir, Agus Salim, dan Pringgodigdo yang diceritakan di atas adalah bagian dari perjuangan diplomasi kemerdekaan Indonesia. Untuk membaca peristiwa perjuangan diplomasi lainnya, baca artikel berikut: Perjuangan Diplomasi dalam Mempertahankan Kemerdekaan.
Contoh Soal dan Pembahasannya
Nah, itu dia pembahasan materi kali ini tentang Pasukan AFNEI yang datang lagi ke Indonesia. Udah hafal belum sama alurnya? Coba gue tes pengetahuan elo ya lewat beberapa contoh soal di bawah ini.
Nggak apa-apa kok kalo salah, yang penting elo coba mengingat aja dari materi yang udah dipelajari barusan.
Contoh Soal 1
Menurut pemerintah Indonesia, sebaiknya bentuk negara kita adalah .…
a. Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
b. Federasi
c. Republik Indonesia Serikat (RIS)
d. Demokrasi
Jawaban:
Dalam Perundingan Philip Christison, pihak Indonesia menginginkan bentuk negara kesatuan, sedangkan pihak Belanda menginginkan bentuk negara federal. Karena tidak bertemu titik temu, maka perundingan ini tidak menghasilkan produk hukum yang mengikat. Jadi, jawabannya adalah a.
Contoh Soal 2
Dalam Perundingan Philip Christison, pihak Indonesia diwakili oleh .…
a. Moh. Hatta
b. Soekarno
c. Sayuti Melik
d. Sutan Sjahrir
Jawaban:
Dalam perundingan ini, pihak Belanda diwakili oleh Hubertus Julius van Mook, sementara pihak Indonesia diwakili oleh Sutan Sjahrir dan rekan. Jadi, jawabannya adalah d.
Perjanjian ini membahas usulan bentuk negara dan usulan daftar wilayah yang dapat dimasukkan ke dalam negara baru bernama Indonesia. Pada hakikatnya, perjanjian ini bukanlah sebuah negosiasi yang menghasilkan produk hukum berupa perjanjian melainkan hanyalah sebuah momentum diskusi belaka antara pihak Indonesia dan pihak Belanda. Tidak ada hasil konkrit yang tercipta dari pertemuan ini.
—
Gimana materi kali ini, Sobat Zenius? Seru, kan! Mungkin yang perlu elo tandai atau highlight dari materi ini nih, alasan kedatangan Sekutu, tugas Pasukan AFNEI di Indonesia, sama gagasan Philip Christison aja secara singkat.
Cara hafalnya gimana? Gue sih dulu kalau sejarah, suka banget baca-baca dan gue tulis kesimpulannya poin per poin. Mungkin elo mau coba cara gue, atau punya cara sendiri? Boleh banget komen di bawah kalo elo punya jurus jitu menghafal, ya!
Oh iya, Zenius juga punya materi yang nggak kalah keren dan menarik. Langsung aja nih, gue kasih videonya buat elo tonton.
Reference:
Usaha Mempertahankan Kemerdekaan – Sumber belajar Kemdikbud (2019)
Tugas dan Tujuan Pasukan AFNEI – Kompas (2021)
AFNEI (Allied Forces Netherlands East Indies) – Tribunnews (2021)
Leave a Comment