Bagaimana timbulnya mitos? Mengapa masih banyak mitos sains yang dipercaya? Semua dibahas, plus 10 mitos sains populer lengkap dengan penjelasan ilmiahnya.
Hello bro n sis. Masuk bulan April menjelang penghunjung semester genap begini, pasti lagi pada hectic sama ujian ya, ada ujian sekolah, mau UN, sampe tes masuk PTN. Tapi, kita refreshing dulu sejenak yuk.
Selain disibukkan dengan jadwal ujian, awal April biasanya sempat heboh sama namanya April Mop. Mulai dari ngebikin becandaan garing sampe bikin jebakan buat mengecoh teman habis-habisan. Pas April Mop kemarin, randomly gue wondering kayak gini:
Mitos sains apa aja sih yang masih suka bikin orang terkecoh?
Setelah gue pikir-pikir, wuih buanyaak. Banyak orang (termasuk juga gue dulu) pikir mitos tersebut adalah fakta karena turut diperkuat oleh lembaga pendidikan. Ya, bahkan materi pengajaran yang kita dapat di sekolah pun ga luput dari mitos sains. Nah lho!
Sebagian mitos lagi mengakar di pikiran masyarakat lewat afirmasi media, seperti jargon-jargon di iklan, majalah, buku, sampe film-film Hollywood. Jargon-jargon ini diulang berkali-kali selama beberapa generasi sampe tertanam ke alam bawah sadar masyarakat. Karena udah sering diulang-ulang, masyarakat dengan mudahnya mengamini, menganggapnya fakta, dan ngga mau repot-repot memikirkan kalo itu benar atau enggak. Ya tinggal terima aja lah, toh dari dulu dibilangnya begonoh. Sampai-sampai kalo ada pihak yang mencoba meluruskan mitos yang mereka percaya, pihak itu malah dinyolotin balik, dibilang sok tau lah, nyinyir, dan sebagainya. Hahaha.. #ketawangenes
Tapi, mitos itu sendiri berawal dari mana sih? Pasti ada proses kan di mana suatu konsep dicetuskan sebelum akhirnya jadi populer, apalagi mitos sains. Biasanya nih, mitos sains itu lahir dari:
1. Salah tafsir temuan sains yang valid
Jurnal sainsnya bilang apa, jurnalis yang meliput bilang apa. Biasanya para jurnalis ini oversimplifikasi konsep yang dipaparkan di jurnal tersebut untuk menciptakan headline yang bombastis atau mengambil kesimpulan hanya dari penggalan-penggalan kalimat. Karena jurnalisnya udah terlanjur gembar-gemborin di media, orang udah keduluan percaya. Pas saintisnya mau klarifikasi balik, beritanya kalah heboh dengan headline bombastis yang di awal.
2. Konsep sains yang udah kedaluwarsa
Padahal, udah ada hasil penelitian terbaru yang menggantikan atau menyempurnakan konsep sains yang lama ini. Tapi, sepertinya masyarakat terlalu lembam (baca: malas mikir) untuk menerima temuan terbaru.
3. Konsep yang ngakunya ilmiah
Tapi, ternyata kalo dicermati metode yang dilakukan, ngaco secara saintifik dan logika berpikir. Bisa saja sampelnya kurang representatif, tidak melalui peer review (ditinjau balik oleh sesama saintis), variabelnya kurang lengkap, seharusnya hanya berkolerasi malah dibilang punya hubungan langsung, dan lain-lain.
Nah, di tulisan kali ini, untuk nyegerin otak lo yang udah mulai panas karena digempur persiapan ujian mulu, gue mau mengkompilasikan 10 (aja) mitos sains yang masih suka bikin orang terkecoh dan dipercaya secara luas, mungkin termasuk juga lo. Cekidot gan!
1. Pembagian Otak Kanan-Kiri Mempengaruhi Gaya Belajar
Mitos ini gue taruh di nomor 1 karena gue lihat populer banget dan impact-nya cukup luas. Guru-guru di sekolah pun banyak yang percaya dan mempengaruhi anak didiknya. Pada derajat tertentu, menelan konsep ini mentah-mentah bisa berbahaya.
Coba aja cermati kalimat-kalimat berikut.
Kamu tuh tipe otak kanan, kayaknya emang lebih cocok masuk IPS
Anak IPA itu dominan otak kiri
Pengen sih belajar piano, tapi gue kan anaknya otak kiri ya, kayaknya ga bisa deh kalo disuruh belajar musik dan seni gitu
Kalimat-kalimat di atas seakan-akan mencoba mengkotak-kotakan, membentuk stereotyping yang menggerus harga dan kepercayaan diri, hingga menghambat potensi seseorang. Lo seperti menghakimi diri lo sendiri dengan label yang bikin diri lo males gerak. Padahal kita tahu, kesuksesan itu adalah resultan dari usaha keras dan konsisten serta mindset yang positif.
Parahnya, kalimat-kalimat di atas didasarkan atas konsep yang keliru. Dikotomi otak kanan-kiri lahir dari salah tafsir sebuah eksperimen sains terhadap otak (split brain experiment) di tahun 1960an. Walaupun ada distribusi kerja di masing-masing bagian otak, faktanya, otak kanan dan kiri kita tidak pernah terisolasi satu sama lain dan selalu bekerja sama ketika melakukan suatu kegiatan apapun. Kak Pras udah pernah mengulas mitos otak kanan-kiri secara lengkap, mulai dari asal mula, berkembangnya mitos, dan dampaknya di artikel ini.
Bedah Tuntas Mitos Otak Kanan / Otak Kiri
2. Eh, belum 5 menit!
Kalo di luar negeri sih, namanya “5 Seconds Rule”, bukannya 5 menit. Gue ngga ngerti kenapa di Indonesia jadinya 5 menit. Ngga ada juga orang yang nungguin makanan jatuh sampe 5 menit, kan? xD Biasanya kalo makanan jatuh, ya langsung diambil dalam hitungan detik. Trus hap masuk lagi ke mulut. Hii..
“5 Seconds Rule” adalah kepercayaan yang bilang bahwa butuh waktu 5 detik buat bakteri di lantai untuk mengkontaminasi makanan yang jatuh ke lantai. Kalo bisa ambil makanan yang jatuh dari lantai dalam waktu kurang dari 5 detik, makanannya masih bagus buat dimakan karena bakteri belum sempat “menyentuh” makanan tersebut. “5 Seconds Rule” ini tidak lebih dari anjuran supaya kita ngga buang-buang makanan.
Dan faktanyaa, sedikit kontak aja dengan lantai, bahkan 1 detik aja, bakteri-bakteri di lantai pasti langsung mengkerubuti makanan yang jatuh itu. Penelitian menujukkan, ga ada perbedaan yang signifikan pada jumlah bakteri pada makanan yang jatuh ke lantai dalam 2 detik dengan jumlah bakteri pada makanan yang jatuh ke lantai yang sama selama 6 detik. Iya, hal sesimpel ini aja ada penelitiannya. Yang neliti dapat hadiah Nobel lagi. Huwoo..
3. Manusia baru make 10% kapasitas otaknya
Mitos otak yang satu ini menyatakan kalo manusia baru memanfaatkan 10% kapasitas otaknya, 90% lagi masih belum dimanfaatkan dengan optimal. Biasanya mitos ini juga dibarengi dengan mitos serupa, seperti “Einstein sudah bisa memanfaatkan otaknya 16%, manusia biasa baru 10%”.
Kalo emang otak lo baru dipake 10%, lo ga akan bisa membaca tulisan gue ini. Fakta bahwa lo lagi segar bugar di depan laptop baca tulisan ini, adalah bukti kalo otak lo sudah berfungsi sepenuhnya. Jika hanya 10% bagian otak lo yang bekerja, lo udah stroke kali.
Sama dengan mitos otak sebelumnya, mitos ini juga lahir dari salah tafsir sebuah eksperimen sains. Mitos ini bisa populer karena seakan memberi pengharapan (palsu) pada pelajar yang nilainya jelek atau pas-pasan bahwa ada cara instan untuk mengaktivasi 90% bagian otak lainnya. Heleh heleh, gue yakin anak Zenius ga ada yang begini ya. Seperti gue sebutkan sebelumnya, usaha keras memang harga mati untuk meraih apa yang kita inginkan. Everything has its price. Einstein sendiri bilang, “I have no special talent. I am only passionately curious.”
Nah, gue sempat juga kupas tuntas tentang mitos otak 10% di sini.
Manusia Baru Make 10% Otaknya, gimana kalo 100%?
4. Lidah punya zona-zona untuk mengecap rasa tertentu
Materi ini pasti kalian dapetin pas belajar Biologi di sekolah. Gue aja kadang masih ngajarin materi ini di kelas 8 SMP dan 11 SMA karena tuntutan soal ujian. Gagasan ini menyatakan bahwa lidah sebagai indera pengecap mempunyai area tertentu untuk mengecap rasa yang berbeda.
Dari mana mitos ini lahir? Konsep ini bermula dari sebuah penelitian yang landasannya ngga kuat. Pada 1901, seorang ilmuwan Jerman melalukan penelitian terhadap sensitivitas lidah pada 4 rasa yang umum (manis, asam, asin, pahit). Ditemukan bahwa terdapat perbedaan waktu pada bagian-bagian lidah untuk bisa mendeteksi rasa dari suatu zat makanan. Tapi, perbedaan waktunya tipiiis banget dan ngga terlalu signifikan. Entah kenapa, terjadi simplifikasi bahwa perbedaan waktu ini dibilang jadi perbedaan sensitivitas.
Padahal, walaupun satu bagian pada lidah bisa mendeteksi suatu rasa sedikit lebih cepat, semua bagian pada lidah bisa bisa merasakan semua jenis rasa dengan level intensitas dan sensasi yang sama.
Sebenarnya gampang banget kalo lo mau membuktikan peta rasa pada lidah itu keliru. Ya coba aja lo taruh garam di ujung depan lidah lo, lo bisa merasakan rasa asin. Taruh gula di pangkal lidah, lo bakal tetap bisa merasakan rasa manis.
Berbagai penelitian dan dekontruksi pemahaman terkait peta rasa pada lidah yang lahir seabad lalu ini sudah banyak dilakukan. Yang terbaru adalah penelitian pada 2014 yang berhasil mengungkap bahwa ada 8.000 sensor yang tersebar di lidah dapat merasakan berbagai rasa secara merata, ngga per bagian.
Yang masih menjadi misteri adalah kenapa konsep yang udah kedaluwarsa ini masih diajarin di sekolah. Ngga hanya di Indonesia aja, di kurikulum Amerika sana, materi ini masih masuk jadi bahan ajar. Hemhh..
5. Aktivasi Otak Tengah
Menurut deskripsi program Aktivasi Otak Tengah (AOT), otak tengah manusia pada umumnya masih belum aktif. Program ini menawarkan jasa mengaktifkan otak tengah dengan teknologi mutakhir untuk meningkatkan konsentrasi, kemampuan sosial, fisik, kreativitas, dan keseimbangan otak kanan dan kiri (padahal ini juga mitos zzz).
Mitos yang satu ini bukan lahir karena salah tafsir temuan ilmiah maupun ilmu yang kedaluwarsa. Mitos ini lahir dari konsep yang ngaku-ngakunya ilmiah, padahal sama sekali tidak berdasarkan ilmu pengetahuan dasar yang valid tentang otak.
Otak tengah adalah penghubung otak depan dan otak belakang. berfungsi mengontrol respon penglihatan, pendengaran, gerakan bola mata dan dilasi pupil, gerakan motorik, kewaspadaan (alertness), serta mengatur suhu tubuh. Sedari kecil, otak tengah kita sudah berfungsi. Gampang aja untuk mengatehaui apakah program AOT ini bener atau enggak. Sesuai dengan fungsinya, kalo bener otak tengah kita masih “tidur” atau belum aktif, berarti pergerakan bola mata jadi abnormal, kena penyakit Parkinson, hingga stroke.
Hebohnya lagi, program Aktivasi Otak Tengah diiringi dengan klaim fantastis, seperti setelah anak diaktivasi otak tengahnya, ia jadi bisa melihat dengan mata tertutup dan jenius dalam hitungan hari. Wah, gimana masyarakat awam ngga tertarik, ya dengan cara instan seperti ini. Apalagi orang tua yang sangat mendambakan anaknya jadi seorang jenius.
Oiya, mau kasih catatan sedikit tentang gambar di atas. Bukan berarti para cuber (pemain rubik cube) ga bisa menyelesaikan rubik dengan mata tertutup ya. Menyelesaikan rubik’s cube dengan mata tertutup emang bisa dilakuin tanpa ngintip. Ratusan ribu cuber di dunia udah buktiin itu bisa bahkan ada kompetisinya tersendiri. Soal kecurangan itu juga ada, tapi jumlahnya gak signifikan dan yang ketauan curang udah diproses secara resmi (di-banned dari kompetisi resmi, dan lain–lain). Mereka bisa melakukan itu dengan mempelajari pattern dari rubik’s cube itu tersendiri. Yang bikin kartun itu juga cuber Indonesia (Fahmi Asyari) untuk nyindir AOT yang dulu lagi booming.
Kalo lo penasaran dengan kupasan kritis tentang aktivasi otak tengah dan bagaimana caranya lo bisa membuktikan bahwa kemampuan membaca dengan mata tertutup itu ngaco, simak tulisan lawas gue ini.
Aktivasi Otak Tengah.. Beneran gak tuh?
6. Manusia (hanya) punya 5 indera
Kita diajarin di bangku sekolah kalo manusia punya 5 indera, yaitu penglihatan, pendengaran, penciuman, peraba, dan pengecap. Tapi, gimana caranya gue bisa merasakan keseimbangan tubuh, akselerasi ketika gue lagi lari, hingga merasakan suhu tubuh naik ketika gue lagi demam?
Gagasan tradisional “Manusia hanya punya 5 indera” sebenarnya hanya penyederhanaan di bangku sekolah yang lahir sejak jaman Aristoteles. Kelima indera tersebut memiliki organnya masing-masing yang gampang bisa langsung kita amati sehari-hari. Bisa dibilang, 5 indera ini adalah yang terbesar. Tapi terkadang, masyarakat awam jadi salah kaprah dan berpikir bahwa manusia hanya memiliki 5 kapasitas untuk menginderakan keadaan lingkungannya. Angan-angan akan manusia super membuat sebagian masyarakat berpikir ada kapasitas indera lain yang bisa kita singkap, seperti indera keenam, which is nonsense. Hehehe.
Tapi mari kita perjelas dulu definisi indera di sini. Definisi indera yang gue pake di sini adalah kapasitas fisiologis suatu organisme untuk mengirim informasi ke otak mengenai keadaan lingkungan dan tubuh. Menggunakan definisi ini, berarti indera manusia bisa lebih dari 5. Ada bagian tubuh kita yang memiliki kemampuan untuk mengindera tekanan, rasa gatal, suhu, posisi tubuh (proprioception), ketegangan otot, rasa sakit (nociception), keseimbangan (equilibrioception), zat kimia dalam tubuh (kemoreseptor), rasa haus, rasa lapar, waktu, dan lain-lain. Kadang ada pula saintis yang menggunakan definisi yang lebih detil lagi, di mana misalnya kapasitas indera pengecap masih bisa di-breakdown lagi jadi reseptor untuk rasa asin, manis, asam, dsb.
Mengatakan kalo manusia cuma punya 5 indera, itu seperti meremehkan kerja tubuh kita yang kompleks ini ya.
7. Bahan kimia itu berbahaya
Wah, mitos ini sepertinya udah lumayan mengakar di pikiran masyarakat. Terima kasih pada iklan-iklan produk herbal dan tradisional yang mencoba mengurangi dominasi produk pabrikan modern. Mitos ini bisa mengakar di masyarakat Indonesia, khususnya, karena (gue lihat) 2 faktor, yaitu (1) background budaya Indonesia yang mengandalkan apa-apa langsung ambil dari alam sebelum mengenal produk pabrikan modern dan (2) kadang harga produk pabrikan modern agak mahal, ga pas dengan sebagian besar kantong masyarakat Indonesia. Ini jadi peluang bisnis sendiri bagi para produsen produk “herbal” dan “alamiah”. Selanjutnya, melihat adanya tren di masyarakat Indonesia yang menggemari produk “herbal”, mulailah perusahaan-perusahaan besar meluncurkan produk yang ikut mengaku “herbal”.
Padahal mah imej negatif pada “bahan kimia” dan imej positif pada “herbal” itu misleading ya. Faktanya, semua hal yang ada di sekitar kita adalah bahan kimia. Seluruh tubuh kita tersusun dari jutaan molekul dan senyawa kimia. Benda yang lo gunakan tiap harinya, mulai dari meja, teflon penggorengan, baju, sampe alat elektronik, juga terbentuk dari bahan kimia. Bahkan, segala sesuatu yang berasal dari alam, juga bahan kimia. Air yang lo minum, udara yang lo hirup, api yang lo nyalain, hingga sebutir beras yang lo makan, bahan kimia juga kan?!
Bahan kimia bisa jadi berbahaya, ga peduli bahan kimia itu kita langsung dapat dari alam atau udah melalu proses pabrik (yang toh juga berasal dari alam). Suatu bahan kimia bisa jadi berbahaya atau bermanfaat bergantung pada cara dan dosis pemakaiannya. Selain itu, produk herbal yang mengklaim dirinya langsung diperoleh dari alam bisa juga berbahaya, jika tidak melalui proses atau standar kesehatan yang ditetapkan lembaga resmi pemerintah.
Kak Ivan pernah bahas soal miskonsepsi bahan kimia ini dengan kerennya di artikel berikut.
Bahan Kimia Buatan Bisa Lebih Sehat dari Bahan Alami
8. Minum antibiotik pas demam atau flu, biar cepat sembuh
Guys, ada ngga orang terdekat atau anggota keluarga lo, yang dikit-dikit mengandalkan antibiotik ketika sakit ringan?
Wah, kalo ada, lo sebaiknya memperingatkan mereka bahwa yang mereka lakukan bisa jadi keliru. Antibiotik berasal dari kata anti dan bio (hidup). Berarti digunakan untuk membunuh sesuatu yang hidup. Antibiotik, secara definisi, membunuh bakteri. Nah, batuk, sakit telinga, sakit tenggorokan, pilek, flu, dan demam ringan itu umumnya disebabkan oleh virus. Antibiotik tidak dapat digunakan untuk mengobati penyakit yang disebabkan oleh virus. Walaupun memang dalam beberapa kasus penyakit yang disebabkan oleh virus ini, terkadang berpotensi “mengundang” bakteri, sehingga dalam diagnosa tertentu diperlukan antibiotik.
Tapi secara umum, yang mau gua tekankan di sini adalah persepsi yang keliru bahwa antibiotik adalah “obat-segala-penyakit” yang bisa menyembuhkan hampir semua penyakit ringan, termasuk yang disebabkan oleh virus. Kenapa? Coba ingat-ingat lagi pelajaran Biologi kelas 10. Virus itu bukanlah makhluk hidup. Virus punya materi genetik, tapi tidak bisa melakukan aktivitas kehidupan, seperti metabolisme hingga reproduksi, tanpa bantuan inang. Virus itu berada di tapal batas antara benda mati dan benda hidup. Jadi ngga nyambung kan menggunakan antibiotik untuk mengatasi virus?
Minum antibiotik dengan tujuan yang tidak sesuai dengan fungsi dasarnya atau dosis yang ditetapkan dapat menyebabkan bakteri umum lainnya di dalam tubuh menjadi resisten terhadap obat. Hal ini bisa memicu terbentuknya “bakteri super” yang menyebabkan penyakit yang jauh lebih buruk daripada penyakit awal. Ketika dikasih antibiotik pada dosis yang sama, mereka udah ngga mempan lagi. Butuh antibiotik dengan dosis yang lebih tinggi lagi.
Antibiotik itu ngga bisa sembarangan beli di apotek ya tanpa resep dokter. Namun, sayangnya, kadang ada oknum dokter yang tidak bertanggung-jawab yang suka kasih resep antibiotik untuk pasien dengan gejala sakit ringan. Di sisi lain, terkadang ada juga pasien yang bandel terus langsung minum antibiotik tanpa resep dan diagnosa dari dokter. Dalam konteks ini, penting banget buat pasien untuk mengerti kenapa antibiotik ga bisa mengatasi virus dan juga secara aktif menanyakan pada dokter apakah hasil diagnosanya memang ada potensi pertumbuhan bakteri, karena jika tanpa alasan yang kuat, konsumsi antibiotik justru berpotensi buruk bagi kesehatan jangka panjang.
9. Minum susu secara teratur bisa mengurangi risiko osteoporosis
Dari kecil, kita udah dikasih “doktrin” supaya rajin minum susu karena merupakan sumber asupan kalsium yang bagus untuk kesehatan tulang.
Osteoporosis atau tulang keropos adalah keadaan melemahnya tulang karena ketidakseimbangan antara terbentuknya sel tulang baru dan kerusakan tulang. Orang biasanya kehilangan sel tulang seiring bertambahnya usia.
Mengkonsumsi kalsium dengan cukup dan memaksimalkan cadangan tulang pas tulang lagi aktif-aktifnya tumbuh (hingga usia 30 tahun) memang memberikan fondasi penting bagi masa depan. Tapi hal ini ngga mencegah kerusakan tulang di kemudian hari. Kerusakan tulang seiring berjalannya usia adalah hasil dari berbagai faktor, meliputi faktor genetik, kurangnya aktivitas fisik, dan menurunnya kadar hormon dalam tubuh.
Jadi, mengurangi risiko osteoporosis jangan terpaku pada minum susu dan konsumsi kalsium saja. Sudah banyak studi yang menemukan bahwa tidak ada hubungan antara asupan kalsium yang tinggi dengan kurangnya risiko patah tulang (lihat The Journal of Nutrition dan NCBI). Tapi, kurang asupan kalsium tentu ngga baik juga dong. Cukup saja, jangan terlalu tinggi, jangan kerendahan pula.
Sumber kalsium pun ngga harus terpaku pada susu. Hanya mengandalkan susu sebagai sumber kalsium bisa menimbulkan risiko lain, seperti ada orang yang lactose intolerant, produk susu tinggi akan lemak jenuh yang merupakan faktor risiko penyakit jantung, dan tingginya kadar galaktosa hasil pencernaan susu bisa merusak ovarium dan bisa menyebabkan kanker ovarium. Sumber kalsium lain ada banyak, seperti sayuran hijau (sawi, brokoli, bayam) dan kacang-kacangan.
Faktor lain harus diperhitungkan juga dalam upaya mengurangi risiko osteoporosis. Selain cukup mengkonsumsi kalsium, kita juga dianjurkan untuk cukup dapat vitamin D (paparan sinar matahari yang cukup atau lewat suplemen), vitamin K (pada sayuran hijau), dan olahraga beban secara teratur. Seperti jalan kaki, menari, jogging, angkat beban, naik tangga, badminton/tenis, dan hiking. Aktivitas fisik semacam ini memberikan tekanan pada tulang yang dapat mempertahankan kepadatan tulang sepanjang hidup.
10. Golongan darah mempengaruhi kepribadian
Nah, ini juga salah satu mitos yang sering berseliweran di Instagram, Path, dan sebagainya. Ceritanya, golongan darah itu mempengaruhi personality seseorang. Sebenarnya gagasan ini ngga jauh berbeda dari tipe kepribadian berdasarkan zodiak sih.
Gampang banget untuk tau kalo ini cacat secara logis dan penuh bias. Kepribadian dan karakter manusia itu kan ada banyak. Gimana bisa karakter yang beragam itu dikotak-kotakkan pada hanya 4 tipe golongan? Katanya golongan darah AB itu jenius dan suka menghasilkan ide cemerlang. Tapi, gue tau banyak kok orang yang jenius tapi ngga bergolongan darah AB.
Selain itu, sifat orang kan dinamis, bisa berubah seiring berjalannya waktu, bisa jadi karena proses pendewasaan atau kejadian tertentu dalam hidup. Katanya, golongan darah O ngga bisa tepat waktu. Misalnya ada si Otong bergolongan darah O, suka ngaret. Tapi karena kemudian dia masuk dunia kerja dan nyadar kalo lelet itu bisa mempengaruhi karir, dia pun belajar untuk tepat waktu dan akhirnya bisa jadi pribadi yang disiplin. Nah, apa bisa dibilang Otong ganti golongan darah?
Biasnya adalah, kalo ada tipe kepribadian di kartun-kartun golongan darah yang pas beneran dengan karakter diri atau teman lo, kesesuaian itu diheboh-hebohin trus di-share di timeline socmed, “Ih beneran ya, gue golongan darah B, emang suka blak-blakan”. Coba aja ada karakter di kartun-kartun itu yang ngga cocok dengan dirinya, udah diabaikan gitu aja, ngga diseriusin. Dan, itu dilakukan hampir kebanyakan orang yang suka lucu-lucuan baca tipe kepribadian lewat golongan darah. Makanya, sistem ini bisa jadi populer.
Mirip kan dengan logika ngaco dan bias pada ramalan bintang/horoskop yang pernah gue bahas di ini.
Tapi, agak berbeda dengan ramalan zodiak, tipe kepribadian per golongan darah ini ada bumbunya sedikit. Karena dibagi berdasarkan golongan darah, orang mengira ini lebih akurat karena disangkut-pautkan dengan biologis manusia. Padahal, di kelas 8 SMP atau 11 SMA, kita belajar bahwa golongan darah itu ditentukan dari ada atau tidaknya antigen tertentu di permukaan sel darah merah yang nantinya dapat memicu respon imun jika kita menerima darah dari golongan yang ga kompatibel dengan darah kita. Di sisi lain, kepribadian atau sifat manusia ditentukan oleh susunan gen yang ada di setiap sel tubuh manusia. So, mendasarkan golongan darah sebagai penentu kepribadian seseorang itu keliru kan, Sis?
Penelitian khusus pun telah dilakukan dan ditemukan bahwa ngga ada hubungan antara golongan darah dengan personality seseorang.
Kalo lo penasaran dengan bahsan lebih dalam tentang apa itu golongan darah dan bagaimana kategorisasi kepribadian berdasarkan golongan darah telah menimbulkan kasus rasisme, baca aja tulisan gue yang ini ya:
Golongan Darah Bisa Mencerminkan Kepribadian Manusia, Masa sih?
****
Itu baru 10 dari sekian banyak mitos sains di kehidupan sehari-hari. Agak miris rasanya jika masyarakat kita mengeluarkan uang begitu banyak untuk hal yang tidak punya dasar valid dan terbukti secara ilmiah. Mitos-mitos ini bisa kita tinggalkan perlahan jika sebuah generasi belajar dengan benar, bukan sekedar mencari nilai atau mengandalkan cara instan. Mereka belajar dengan benar-benar menghargai ilmu pengetahuan, pentingnya berpikir kritis, dan kerja keras untuk menciptakan perubahan atau inovasi hidup yang lebih baik.
Sebagai penutup, gue mau nanya ke kalian semua, apakah lo tau mitos sains lain yang dulu sempat membuat lo terkecoh? Jika kalian mau melengkapi list gue di atas, tambahin mitos sains lain itu di bagian komen, ya. Thank you..
Stay critical, stay awesome!
Referensi
sumber gambar asal mitos: http://www.phdcomics.com/comics/archive/phd051809s.gif
sumber gambar otak kiri-kanan: http://www.cartoonaday.com
http://www.therichest.com/rich-list/most-popular/10-popular-science-myths-debunked/3/
http://www.discovery.com/tv-shows/mythbusters/videos/five-second-rule-minimyth/
http://en.wikipedia.org/wiki/Tongue_map
http://science.howstuffworks.com/science-vs-myth/everyday-myths/10-false-facts1.htm#page=10
http://www.todayifoundout.com/index.php/2010/07/humans-have-a-lot-more-than-five-senses/
http://en.wikipedia.org/wiki/Sense
sumber gambar 5 indera: http://mycolormusic.com/5-effective-ways-to-practice-better/
http://www.iflscience.com/health-and-medicine/common-science-myths-most-people-believe
https://all-that-is-interesting.com/wordpress/wp-content/uploads/2014/10/ScienceMythsAntibiotics.jpg
http://all-that-is-interesting.com/science-myths/sciencemythsantibiotics
http://www.hsph.harvard.edu/nutritionsource/calcium-full-story/
http://blogs.scientificamerican.com/guest-blog/2011/02/15/you-are-what-you-bleed-in-japan-and-other-east-asian-countries-some-believe-blood-type-dictates-personality/
sumber gambar golongan darah: http://www.pulsk.com/303055/Tipe-Kepribadian-Anda-Berdasarkan-Golongan-Darah.html
—————————CATATAN EDITOR—————————
Kalo ada di antara lo yang mau nambahin list mitos sains di atas, silakan lengkapin di bagian komen ya. Atau mau nanya-nanya sama Fanny tentang 10 mitos di atas, tinggalin aja komen di bawah ini.
wah kereen kereen, baru tau kalo indera manusia ada 21 haha
hmmm
wah baru tau golongan darahku 0
saya mau sangkal dikit bukannya indra tentang rasa gatal,nyeri, dann lain-lain itu fungsi dari sistem syaraf kan? knapa malah situ masukkan menjadi kelompok panca indra? kn ndak masuk akal? sya saranin kalau mau ngasi refrensi harus jelas dan punya fakta yang logis.
coba lihat disini http://en.wikipedia.org/wiki/Sense gak cuma 5
Sependapat dgn mas malik,karena ada beberapa jenis dari sistem sensorik,spt ekteroseptik maupun propioseptik., dan panca indera termasuk dari sensoris khusus .kenapa disebut sensoris khusus karena reseptor nya hanya berada pada organ khusus/tertentu seperti mata,berbeda dengan reseptor sensoris umum yg mungkin berada di seluruh tubuh, dari sensoris khusus inilah pancaindera itu digolongkan berbeda dari system sensorik yg lain
sudah saya sesuaikan lagi ya kata-katanya di atas
nice info !! artikel ini harus banyak dibaca orang nih hehehe
btw, ngeliat kartun where rubik’s cube involved, gw sebagai cuber pengen klarifikasi 😀 kalo solving rubik’s cube blindfolded itu emang bisa dilakuin tanpa ngintip 😀 gw dan ratusan ribu cuber di dunia udah buktiin itu bisa, dan soal kecurangan itu juga ada, tapi jumlahnya gak signifikan dan yang ketauan curang udah diproses secara resmi (di-banned dari kompetisi resmi, dll)
cuber mana suaranyaaaa
thanks for sharing!!!
oiya elaborasi lagi, yang bikin kartun itu juga cuber indonesia (fahmi asyari) daan dia bikin kartun itu untuk nyindir aktivasi otak tengah yang dulu lagi booming juga :p
Oh begitu. Oke oke ntar gue tambahin klarifikasinya di atas ya. Thanks banget buat infonya
rubik blindfolded itu emang beneran bisa dilakuin asal gak diintervensi di tengah2nya. temen-nya fanny tuh pemegang rekor 4×4 BLD pertama di indo & Mantan 3×3 national record one handed. Namanya Arif “Virkill”, kalo cuber Jogya harusnya pernah denger.
gw cuber bogor bang, tapi kalo mas virkill itu tau juga kok, terkenal mmg dia 😀
gue cuber juga dan bisa kok tanpa harus tutup mata hahaha :v
temen wa juga ada yang bisa. Anang namanya! jadi memang tanpa AOT rubik blindfolded bisa dilakuin!
Temen gua main rubik sambil nonton tv, tau-tau selesai aja rubiknya.
Bener banget, apalagi aktivasi otak tengah itu. Bo’ong mah. Kenyataannya dulu gue pernah jalanin AOT ngak ngefek apa apa. Artikelnya membantu. Thanks kaka
Waahh bayar berapa dulu? Trus pelatihannya senam2 gt ya?
Ngak nyampe satu juta sih kak. Cuma diputerin musik, tpi ngak jelas itu musik apa. Yang ada malah akunya ketiduran hihi
Haahahaha. Kalo anak2 lain yang ikutan, beneran ada yg baca pake mata tertutup ga?
Kayaknya ta ngak ada kak. Bilangnya masa anak anak yg lain pada bisa kenapa kamu ngak bisa. Abis itu aku coba lagi pun tetep aja ngak bisa. Wahh ngk taunya cuma penipuan -_-
Keren! Haha, yang antibiotik itu bener banget kak, selama ini kalo gue periksa ke dokter pasti selalu dikasih antibiotik. Dulu gue pernah iseng nggak minum antibiotik itu sama sekali pas sakit, eh.. buktinya sembuh. Terus juga, pas iseng nanya ke dokternya, “antibiotik buat apa sih dok?” jawaban dokternya selalu “buat membunuh virusnya”. Tapi gue nggak pernah bisa percaya meskipun dokternya bilang gitu, eh.. sekarang gue ngedapetin jawabannya dari artikel ini! Whoaa..
Yang lidah itu juga ding. Dari sd, gue selalu bingung bedain letak asam sama asin. Ketuker mulu-_-Pernah waktu itu gue nyoba naruh garam di ujung lidah, rasanya tetep asin tuh. Pas gue tanya ke guru ipa gue, beliau ngeyel kalo ujung lidah itu buat rasa manis doang, padahal kan udah nyoba -_-
Iya tuh mesti diperhatikan benar pas minum antibiotik. Mau ga mau kita harus lebih cermat sekarang. Tapi dokter2 muda sekarang udah mulai ngeh sih soal ini.
Mbak Latifah, yg di maksud kuman(germ) atau virus?sepertinya kalau kuman cukup merepresentasikan bakteri ataupun virus
Sudah tau klo beberapa penyakit memang “self limited disease”?
No offense ya dek,fyi dokternya cuma males nanggepin bocah aja itu mah, masa iya mau njelasin penyakit ini karena ini, px penunjang dg kultur sekret pemeriksaan darah lengkap sama serologi, diagnosis ini, diagnosis banding ini, pilihan terapi ini ditambah itu, awal terjadinya gini, perjalanan penyakitnya gitu. Instead of njelasin yg pasien nggak bakalan paham dokter biasanya lebih suka kasih penjelasan yg mudah ditangkap, dan yg paling penting pasien bisa nurut sama dokter soal konsumsi obatnya supaya lekas pulih dan sehat jadi bisa kembali berkarya di dunia sekolah maupun dunia kerja.
He..he..he.. dokternya males atau nggak tahu?
dokternya gak tau kali tuh hehehe padahal kan tinggal jawab aja “buat bunuh bakteri” bukan buat bunuh virus hehe
Klo tentang sayur bayem sama tumis kangkung bakal basi klo didiemin/disimpen lebih dari 8 jam bener gk? klo bner, penjelasan ilmiahnya apa?? Terus bahayanya apa? Thanks
Nyoba nambahin, mitos ular takut dengan garam.
kalau dulu aku pernah dibilangin guruku konsepnya sama kayak luwing/kaki seribu yang takut sama garam!! terjadi karena adanya tekanan osmotik yang ngakibatin perbedaan konsentrasi didalam dan diluar tubuh ular! tapi mungkin gak semua ular kepengaruh sama garam, karena ada juga ular yang bersisik tebal yang berakibat garam yang ditaburin ke tubuhnya kagak pengaruh!
Pengen tau pendapat mengenai tes kepribadian MBTI dongs
personalities manusia itu sangat kompleks, dan mungkin hanya bisa diketahui scr cukup presisi dgn mendiagnosa hubungan koneksi antar syaraf di otak melalui neuroscience. Akan tetapi para ahli psikologi, mencoba melakukan pendekatan yang lebih “praktis” dengan melihat pola/patern dalam byk sample yang berlaku umum di masyarakat, maka lahirlah teori2 dalam ilmu psikologi – salah satunya yang paling populer dan masih bisa dibilang cukup akurat adalah pembagian 16 matriks MBTI.
Menurut gue sih MBTI gak bisa dibilang merepresentasikan kepribadian scr 100% akurat tapi sudah melalui pendekatan yang lumayan representatif.
jadi kesimpulannya kira kira akurasi kebenarannya tes kepribadian MBTI berapa persen dong kak? 🙂
Sulit dikuantifikasi, tapi sampai sekarang MBTI scr umum bisa dibilang merupakan pendekatan praktis yang cukup bisa diandalkan. Walau dlm prakteknya sebetulnya banyak hal yang mempengaruhi juga, salah satunya juga tergantung mood peserta test ketika menjalani test tersebut – yg pastinya akan mempengaruhi dia dlm menentukan jawaban situasional (biasanya test MBTI itu pertanyaan situasional).
Jadi, kalau dilakukan dengan metode yang tepat, akurasinya bisa jadi 100% ya, kak?
cool! kak kalau kata orang gaya belajar manusia itu ada 3 : Audiotori,Visual,ama Kinestetik itu mitos atau beneran ya?
Bener bro karena setiap manusia punya ‘gaya’ tersendiri utk belajar.. Contohnya bnyk disekitar. Liat aja temen2 sekitar ada yg bisa belajar dgn digambar ataupun di ucapkan keras2 dan lain sebagainya . Bahkan kita kadang berpikir “kok bisa ya belajar kaya gitu?” . Cmiiw hanya berbagi informasi yg pernah didapat
nah nanya lagi kalo diet O#D (sorry gue sensor pasti lu tau) itu mitos atau bukan?
dasarnya bener kalo mau ngurusin badan (ngurangin makan, nambahin olahraga)
trust me, I did OCD…
turun dari 89 ke 70 dalam 2 tahun (olahraganya minimal sih, makanya lama); naek lagi ke 79 dalam 6 bulan gara2 pola makan balik lagi ke “porsi badak”
tapi diet apapun kalo begitu kurus stop sih ga bakal kurus terus2an juga
Tes bakat sidik jari gimana tuh ka? Mitos atau emang berguna?
Sidik jari itu cuma bentuk luar epidermis ujung jari, gak ada kolerasi apa-apa sama bakat. 🙂
Iya itu sama aja dengan AOT, sok ilmiah padahal basisnya lemah 🙂
Barukali ini krg setuju sama zenius
Terutama point pancaindera.. Indra pengecapan dan antibiotik
Yg pertama tentan pancaindra,,nosiseptic propioseptic dll itu neuron. Coba dibaca lagi tentang neurologi.. Yg tentang lidah coba dibaca lagi tentang histologi dan fisiologi pengecapan disitu dpt dilihat bagaimana mekanisme terjadinya rasa dan fungsi dari setiap papil di lidah
Yg tentang antibiotik ya benar antibiotik diberikan untuk penyakit yg trjdi dikarenakan bakteri. Pointnya disini contoh2 dri yg mbak berikan bisa trjdi bukan karena virus ttpi jg bsa karena bakteri,dan itu lebih sering.. Dokter jg tdk memberikan antibiotik jika dlm gejala klinis dri pasien tdk mengambarkan adanya infeksi bakteri.. CMIIW dan bolehlah di cantumkan referensi yg pasti dan bukan hnya referensi gambar
Setau saya sebetulnya definisi dari “Indra” atau “sense” itu hanya kapasitas fisiologis dari sebuah organisme untuk mengkoputasi data syaraf menjadi persepsi tertentu. Jadi pada dasarnya setiap informasi yang dipersepsikan oleh indera kita ya sebetulnya hasil data transfer syaraf juga. Jadi kalau kita mengacu pada definisi itu, apapun yang menjadi bentuk persepsi dari data transfer antar syaraf adalah sebuah indera, termasuk rasa sakit dan keseimbangan.
Jika dilihat dari definisi yg mas denawa berikan mungkin bisa disebutkan semua itu adalah indra,, tapi berdasarkan dari jenis sistem sensoriknya ituu sudah jauh berbeda dan nyeri suhu dll itu merupakan modalitas sensorik
teori tentang histologi & fisiologi rasanya udah didekonstruksi thn 2006 lalu, terutama tentang darimana asalnya sensasi makanan rasanya bukan dari pemetaan lidah seperti yang kita ketahui sebelumnya.
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/16929298?ordinalpos=2&itool=EntrezSystem2.PEntrez.Pubmed.Pubmed_ResultsPanel.Pubmed_DefaultReportPanel.Pubmed_RVDocSum
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/12132625?ordinalpos=1&itool=EntrezSystem2.PEntrez.Pubmed.Pubmed_ResultsPanel.Pubmed_DefaultReportPanel.Pubmed_RVDocSum
http://www.dailymail.co.uk/sciencetech/article-2828561/The-tongue-taste-map-WRONG-Flavours-actually-perceived-neurons-brain-scientists-reveal.html
pacar juga termasuk mitos kagak :v
:v
dat biji karet….
Bentuknya mirip seperti buah/biji yg layak dimakan yah? Padahal aslinya Itu biji ricin yang racunnya sangat mematikan. 😀
gua baru tau kalo nama lainnya biji ricin, selama ini nyebutnya biji karet aja. Itu mainan gua dari zaman SD, ngadu biji siapa yang paling kuat, suka beli di amang2 kalo engga nyari ke hutan (bukan hutan juga sih, biar lebih keren aja). Dan baru tau kalo itu beracun, ternyata selama ini gua mainin mainan yang sangat mematikan hahaha XD
Artikelnya menarik banget, mbak.
Bdw, mau nanya nih kalau kepribadian manusia yang kaya sanguinis, koleris, plegmatis itu. Masih jadi mitos atau sudah di buktikankan secara saintifik?
itu model pemetaan kepribadian yang sudah sangat ketinggalan jaman dan kurang bisa merepresentasikan kepribadian manusia yg kompleks. Saat ini yang lebih populer adalah pemetaan matriks introvert-extrovert | intuitif-sensing | thinking-feeling | judging-perceiving
anyway sebetulnya bentuk model kepribadian itu gak pernah bisa dibilang saintifik sih. karena itu cuma model pendekatan praktis aja, kalo mau scr akurat ya harus melalui pendekatan neuroscience.
Kalo pernyataan “orang kurus biasanya badannya cacingan” itu mitos atau fakta ya??
Golongan Darah, Otak Kanan, Kiri, Tengah, hahahah, true story~~~~~
“kita” semua adalah mitos.
Mohon maaf, apa ada dari tim zenius yang berlatar belakang medis atau sedang kuliah di kedokteran?
Sepertinya perlu beberapa klarifikasi mengenai artikel ini karena banyak di baca
1. “Nah, batuk, sakit telinga, sakit tenggorokan, pilek, flu, dan demam ringan itu disebabkan oleh virus.” Waduh langsung memastikan virus. Sepertinya perlu membaca dahulu tentang common cold dan yang lainnya
2. “Namun, sayangnya, kadang masih aja ada dokter yang suka kasih resep antibiotik untuk pasien dengan gejala sakit ringan. Pertimbangannya sih, kan gejala penyakit itu banyak, pas di awal, belum tentu ketahuan akar masalahnya. Daripada pasien repot dan lama2 nunggu hasil lab, kasih antibiotik aja deh. Waduh!” Sepertinya perlu tahu dulu antibiotik broad spectrum untuk apa. Lagi pula Dokter tidak akan mudah memberi antibiotik dan memberikan rekomendasi kultur bakteri jika tidak curiga bakteri. Mungkin teman zenius sudah tahu tahap yang perlu di lakukan Dokter untuk melakukan kesimpulan medis tidak semudah yang di kira?
Bisa di diskusikan mungkin?
Menarik mas yohanes,
Mari kita renungkan, pertimbangan dokter sepertinya jauh lebih luas dibanding sekedar konsep biologi dasar bakteriofag virus inang dll. Dalam penyelenggaraan praktek kedokteran segala tindakan dokter diatur dalam kode etik kedokteran dan dalam tingkat yg lebih rinci diatur dalam SOP standar operasional prosedur. Jadi kalo dokter ngasih antibiotik awal (broadspektrum) biasanya amoxicilin, ampisilin dan golongan sejenisnya pasti sudah berdasarkan SOP dan pertimbangan pribadi yg matang.
Sepertinya penulis kurang memperhatikan hal ini, teruntuk kasus influenza contohnya, mengapa dokter memberi antibiotik? Sudah jelas infeksi virus di mukosa meatus nasi, faring dan laring menyebabkan hipersekresi kelenjar, hasilnya banyak sekret bening tak berbau (ingus). peningkatan produksi sekret dan drainase yg buruk menjadi lahan yg subur untuk pertumbuhan bakteri, jika sudah ditumbuhi bakteri ingus biasanya jadi purulen (kental berbau) kadang hijau. Jika sampai pada tahap kronis (lama) infeksi bakteri dapat menyebar ke Auris media (telinga tengah, setelah gendang telinga) melalui tuba auditiva eustachii menyebabkan otitis media. Dan berlanjut sampai pada tahap penyakit yg lebih kompleks. Cara berpikir seorang dokter sudah pasti untuk mencegah terjadinya hal yg lebih buruk lagi pada pasien sekaligus menyembuhkan, semacam catur, penulis hanya paham 1-2langkah namun dokter sudah memahami 10langkah berikutnya karena memahami perjalanan penyakit. Jadi mohon jangan sampai mendiskreditkan profesi dokter hanya karena penulis paham sedikit soal obat atau penyakit
Ah ada teman sejawat yang lebih frontal mengenai ini dan detail mengenai standar keilmuannya. monggo penulis bisa menyikapi pertanyaan dan tanggapan kami
Hello, kalau boleh saya ikutan diskusi. Dokter keluarga saya pernah crrita ke saya kalau dia tipe dokter yang jarang sekali memberikan antibiotik kecuali hasil diagnosanya menunjukan gejala seperti itu. Sementara jika hasil test menunjukan penyakit tersebut disebabkan oleh virus, biasanya dokter kami lebih menyarankan untuk memperkuat sistem imun tubuh, atau untuk pencegahan melakukan vaksin.
Tapi di sisi lain, dia juga cerita bahwa ternyata banyak sekali pasien yang bandel dengan meminum antibiotic tanpa resep dokter. Bagi sebagian masyarakat awam, banyak yang masih percaya kalau anti-biotic itu bisa menyembuhkan segala jenis penyakit ringan, Jadi dibelilah amoxicilin, dan semacamnya… Jadi mungkin terkadang bukan salah dokternya tapi pasiennya juga yg bandel. Saya kira mungkin inilah yg ingin diingatkan oleh penulis. Salam.
“Namun, sayangnya, kadang masih aja ada dokter yang suka kasih resep antibiotik untuk pasien dengan gejala sakit ringan. Pertimbangannya sih, kan gejala penyakit itu banyak, pas di awal, belum tentu ketahuan akar masalahnya. Daripada pasien repot dan lama2 nunggu hasil lab, kasih antibiotik aja deh. Waduh!”
jadi kalimat ini memang harus sedikit di koreksi mungkin kan?
Halo Yohanes, saya kira kalimat itu memang perlu kami koreksi. Thanks banget atas masukan dan diskusinya.
Yep. Terima kasih sekali atas koreksinya.
Maaf kalo beberapa kalimat yang saya buat sebelumnya terlalu simplifikasi.
Sudah kami koreksi ya.
Sebenernya poin anti biotik itu untuk menekankan
1. Virus ga mempan sama anti biotik
2. Pemakaian antibiotik yang memiliki mode of action yang sama secara berulang2 akan menaikkan populasi bakteri resisten. (Ini kan standar di textbook semacam brock atau black atau capucino). Selain itu penggunaan antibiotik juga dapat mengganggu mikroflora yang terdapat di dalam tubuh.
3.kami hanya ingin para pembaca lebih kritis dengan obat yang dikasih dokter, karena seperti yang saya sendiri sering alami dan bapak juga ceritakan. Beberapa dokter sering secara langsung memberikan anti biotik saat tahu si pasien terkena penyakit yg berhubungan dengan mikro organisme.
Karena setau saya jika hanya terkena serangan mikro organisme yang tidak parah lebih baik obat2annya yang untuk memperbaiki kondisi tubuh, dan tidak langsung pakai antibiotik.
Kami mohon maaf jika mungkin cara penulisan kami kurang tepat dalam pemberian tekanan. Sehingga terjadi salah paham. Terimakasih atas diskusinya dan Mohon koreksinya lebih lanjut. Hehehe
Setuju Pak. Namun untuk statement parah dan tidak sepertinya parah atau tidak penyakit tidak selalu seperti itu. Infeksi bberapa virus kadang lebih berbahaya dari bakteri, begitu pula infeksi bakteri juga bisa lebih berbahaya di banding virus
Faktor yang menentukan keparahan bisa sangat kompleks tidak hanya terbatas pada mikroorganisme kausanya saja
Mungkin untuk kasus seperti itu di perlukan terapi antibiotik. Jadi di kedokteran sangat di tekankan kapan harus memberikan antibiotik secara rasional sebagai terapi kausatif atau sebagai profilaksis seperti kasus di jelaskan mas Hernowo di atas.
Yang di maksud vaksin influenza trivalen (ada yg quadrivalen jg). Sepertinya belum masuk rekomendasi baik IDAI. Untuk vaksin sendiri perlu waktu sebelum dapat di gunakan meninjau profil antigenik di setiap wilayah bisa sangat berbeda.(Mungkin bisa di lihat tentang trial vaksin HIV di thailand http://www.nejm.org/doi/full/10.1056/NEJMoa0908492)
Terima kasih
Aku pernah kepikiran yang golongan darah dan akhirnya ke-jawab, haha. “Apa bener golongan darah memperngaruhi kepribadian seseorang? Kalau di bandingin sama zodiak yang kaya gitu juga lebih masuk akal mana?”
Nah, sekarang aku agak kepikiran sama yang lidah. Aku baru belajar materi ini beberapa minggu yang lalu dan ada pertanyaan: “Sensor apa di lidah yang bisa membuat setiap rasa pada bagian lidah menerima sensor rasa tertentu?” jawabannya ada di pupila(?) padahal bukan ya?
Guru juga masih percaya mitos itu, tapi kalau protes apa nggak apa-apa? haha
Kalo sayur bayam udah sehari jangan dimakan, sudah beracun. Terus, kalo abis makan kangkung jadi ngantuk. Terus, yang katanya kalo minum harus duduk jangan berdiri. Itu semua mitos atau bukan ya mbak? hehe.
kurang setuju soal tentang lidah itu kak!! ini kak ada referensinya
http://www.medicinesia.com/kedokteran-dasar/penginderaan-kedokteran-dasar/fisiologi-penghidu-dan-pengecapan/
rasanya artikel yg kamu kasih itu gak ada yg bertentangan sama tulisan ini. kurang setuju-nya di bagian yg mana tuh?
Coba baca sumber ncbi dehhttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK11018/figure/A1034/?report=objectonly
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK11018/
Dari situ dapat kita liat bahwa lidah bagian manapun bisa ngerasa rasa apapun, cuma memang ada bagian yg lebih sensitif nya gitu..
Iya, kalo pun ada perbedaan sensitivitas, sangat kecil dan ga begitu signifikan.
dari yang aku tangkep di artikelnya: reseptor rasa (asin, asam, umami, pahit, manis) bentuknya beda, tapi di artikelnya ga disebut kalo masing-masing reseptor punya tempatnya sendiri
Kak fanny yg ngajar biologi di cd ya? btw mau nanya ttg tulisan ini. Trs gmn dong kak caranya biar kita bs ati2 nerima mitos2 lain? Apa harus ngepoin langsung dgn nyari2 jurnal yg membahas ttg hal itu?
Kak, gimana dengan ngecharge batre itu dijemur? Mitos juga kan Wkwk :)))
nice post, salah satu yang saya suka dari artikel-artikelnya zenius dan para pembacanya adalah saling mengoreksi, tentu dengan sikap yang santun 😀
Ya dong, itu lah enaknya belajar sains. Belajarnya harus kritis jangan langsung terima mentah2. Kami sebagai yang naro konten ga akan malu kalo emang salah, dan bakalan memperbaiki sebaik mungkin.
Karna bisa aja kita yang salah, atau kita punya sumber yang bagus, tp kamu punya sumber yang bagus juga dan lebih baru. Nah kl gitu kan kamu yg lebih bener
kalo ini mitos bukan mba?
Kerokan juga min kan aslinya gak sehat cuma kebiasaan orang2 aja
misi numpang nanya sis, gw sering denger kalo ada yang namanya tes sidik jari untuk mengetahui bakat atau kecerdasan, nah itu skarang lagi marak workshop” nya dimana-mana, yg mau gw tanyain adalah apakah itu ilmiah atau apa, soa nya gw termasuk orang yg cukup awam soal kayak gini, makasih, 🙂
Itu sama aja kayak program AOT. Sidik jari kan cuma pola di kulit. Karena unik, jadi dikira itu bisa dipake buat membaca bakat atau kecerdasan seseorang. Padahal mah klaim “ilmiah” nya sangat lemah. Belum pernah dibawa untuk direview oleh saintis pada bidangnya.
Nice article.
Trims ya. Jdi nambah ilmu di tengah2 detik2 menuju UN. 🙂
kalo kaya tipe kepribadian melakonis,koleris gitu apa itu fake juga? atau real?
copas jawabannya glenn di komen atas yg menanyakan hal yg sama ya:
personalities manusia itu sangat kompleks, dan mungkin hanya bisa diketahui scr cukup presisi dgn mendiagnosa hubungan koneksi antar syaraf di otak melalui neuroscience. Akan tetapi para ahli psikologi, mencoba melakukan pendekatan yang lebih “praktis” dengan melihat pola/patern dalam byk sample yang berlaku umum di masyarakat, maka lahirlah teori2 dalam ilmu psikologi – salah satunya yg melankolis, sangunis gt2.
itu model pemetaan kepribadian yang sudah sangat ketinggalan jaman dan kurang bisa merepresentasikan kepribadian manusia yg kompleks. Saat ini yang lebih populer adalah pemetaan matriks introvert-extrovert | intuitif-sensing | thinking-feeling | judging-perceiving
Kak trs gmn caranya kita milahin informasi sains mana yg mitos sm yg fakta? Kalo googling pasti banyak versi kan kak
solusinya: belajar critical thinking, cuy
kalo ada referensi ke jurnal ilmiah, kemungkinan besar itu valid
1 miskonsepsi lagi : Penumpukan asam laktat menyebabkan kelelahan otot.
Cara mengatasinya dengan dipijit wkwk, dulu pas pelajaran fisiologi dosen gua bilang gitu. Ada yg bisa jelasin?
Kenapa ya bnyak banget orang yang ga mau peduli (apalagi kritis) sama hal yang ada di sekitarnya? Mereka cenderung diem dan nerima apa adanya,, ada yang tau sebabnya?
kalo hasil test iq tergantung mood pas test, mitos bukan tuh ya bruh?
http://www.kaskus.co.id/post/552507f89a0951a97e8b456c/1#post552507f89a0951a97e8b456c
ane suka gan ulasan ente makanya ane share :3
mau tanya itu yg susu sama osteoporosis kok ambil penilitiannya gak sama?
masak osteoporosis disamain ama patah tulang?? kan itu beda banget.
terus untuk lactose intolerant itu bukan sesuatu yang didapat gara” banyak minum susu,tapi udah dari lahir dia gak bisa minum susu.
kalo ambil sumber kalsium dari selain susu, contoh kacang”an ntar timbul masalah baru.
karena kacang”an kalo gak salah kan tinggi kandungan purin, kalo purin ditubuh meningkat ntar gantian pada ngeluh kena asam urat.
Coba buka blognya erikar lebang deh, kayaknya pernah bahas beginian
banyak yang baru tau gw -__-
Jadi inget pernah nulis dikit dulu soal latar belakang “sifat berdasarkan golongan darah” itu http://japanesestation.com/dari-mana-asal-usul-penggolongan-sifat-menurut-golongan-darah/ *jadi promosi
Gimana dengan mitos dengerin lagu klasik bisa bikin pinter?
kak klo misalkan belajar itu efektifnya pada 45 menit pertama ,bener nggak sih ?
Gimana kalo next artikel gue 10 mitos non-sains populer? :p
kalo mitos yang cacing di sayur kangkung gimana tuh bener ato engga? hahaha
trus kalo cacingnya kemakan katanya ntar cacingnya bisa ke otak ? ._.
emang cacing walopun udah kena asam lambung bisa ga mati ya? ._.
waktu gue 8~9 tahun, gue pernah ikutan program AOT. biayanya gue kurang tau brp. dan dulu gue masi kecil bgt jd gangerti apa2. seinget gue latiannya kaya dikasi lagu gajelas, trs nari nari gt, disuru bobok juga. dan temen temen gue tuh udah pada bisa baca/mewarnai sambil tutp mata, cuma gue doang yg engga. akhirnya gue gamau kalah dan bisa baca sambil ngintip ngintip wkwkwk…. dannn skrg gue baru sadar kalo AOT itu cm penipuan hiks :’)
nomer 4 itu ga hanya di ajarin di SMA, SMP atau SD bahkan universitas pun. Sabtu minggu kemarin gw ada kuliah tambahan dari dosen tamu dan doi menyinggung dikit tentang lidah dan regio-regio pengecapannya. Gw pikir itu ga berlaku lagi karena secara histologis ada tastebud yang tersebar di lidah, dan ini ga spesifik ke rasa tertentu. Gw pikir gw yang salah. hehehe
paling suka bagian bahan kimia, orang2 awam wajib baca artikel ini.hihihihihi
Mantab, Jadi nambah ilmu nih, thanks ya
Waduh, telat baca nih. Saya mahasiswi semester 4, dan masih merasa agak miris soalnya masih ada materi ttg zona-zona pengecapan pada lidah di mata kuliah biologi oral. Semoga kurikulum yg skrg menyesuaikan sm sains yg lebih up to date ya
Dem, baru nemu ini blog, itu pun dari kaskus ==”
di zenius.net juga masih memakai pembagian rasa pada lidah, di biologi kelas 11 kurikilim 2013 bagian alat indra
tuntutan soal
Keren artikelnya,.BTW mw Tanya knapa ya disekolah2 ya mungkin ga semua, kita diajarin ttg gol Sarah ABO ,pdhl kan tdk ada goal darah O yg benar itu insyaAllah AB0( a,be,nol) ??
saran kak, bahas dong psikologi tentang MBTI
mitos soal kimia itu… sebagai orang yang berkecimpung di dunia kimia…
sering bikin kzl -_-
Tambah satu lagi om! Mitos kalo MSG bikin obes, kanker, penyakit ginjal dsb
Gw pernah baca buku The Miracle of Enzyme dan menurut buku itu susu malah bikin osteoporositis dan ga bisa dicerna (untuk sebagian orang). Juga bilang kalo minum green tea yang lagi ngehits itu kalo kebanyakkan ga baik.
Gw juga dengar soal satu hari harus minum 8 gelas air katanya cuma mitos, yang penting itu cairan sehat (bukan cuma air putih botolan! Contoh: semangka dan jeruk kan berair, jadi kalo kita ngemil pake dua buah itu berarti kita juga udah minum) yang ga berlebihan sampai “keracunan air” wkwkwk
10% dari otak tuh konsentasi pengunaannya, bukan bagina pengunaannya, hahahahaha. 5 indera?, maksudnya dibagi berdasarkan penerimannya, contohnya suara, cahaya, bau, rasa, dan sentuhan atau rasa sakit, kalo didalam tubuh yah masuknya sentuhan atau rasa sakit. belum 5 menit sih gak ilmiah, itu buyonan, lidah dapat merasakan seluruh rasa tanpa perlu di bagian peta rasa, betul sih.
Revisi dari guru ane
Golongan darah itu hanya ada A, B, AB, dan 0 ( nol )
Satu lagi, coba klo buat contoh jangan si otong. Yang lain napa
di no 6 kok ada tulisan ” Kadang ada pula saintis yang menggunakan definisi yang lebih detil lagi, di mana misalnya kapasitas indera pengecap masih bisa di-breakdown lagi jadi reseptor untuk rasa asin, manis, asam, dsb.”
itu ga sesuai kan sama mitos tentang lidah tadi?
Wow just wow
Kalo teori tentang tenaga dalam gimana tuh? Yang katanya manusia hanya menggunakan sekian persen dari seluruh tenaganya di tubuh.
aku tahu kau tak bisa menerima ramalan astrologi tapi perlu di ketahui
1 bahan kimia
minum air putih di anjurkan 3 liter dan menghirup udara tidak boleh putus2 dan jika di konsumsi berlebih akan menimbulkan efek samping yang menyehatkan
2 panca indra
gatal,nyeri, dann lain-lain itu fungsi itu bagian dari sistem syaraf
tolong logis lah sedikit
3 golongan darah
bahwa golongan darah itu ditentukan dari ada atau tidaknya antigen tertentu di permukaan sel darah merah yang nantinya dapat memicu respon imun yang bisa saja menimbulkan gejala2 tersendiri apabila mengalami tekanan itulah yang menyebabkan kita bisa memahami nya sebagai perbedaan
contoh kamu itu O bisa menjelaskan dan suka mudah untuk berbicara tapi susah mengerti apa yang kamu ketik , tulis , atau kamu katakan lah kalau kamu itu tukang gosip karena kamu itu gak ada anti gen jadi langsung nyeplos
Kak, kalau melihat minat-bakat dari fingerprint, mitos bukan tuh?
Antibiotik itukan untuk luka dan penyakit yang terinfeksi kan kenapa untuk demam,kok gak pasti ya ilmu sainsnya
Apakah sains itu ilmunya pasti???
gue bikin rapi kubik pake mata terbuka aja masih gabisa..
zzz