Pernah gak sih Sobat Zenius penasaran, kenapa ada beberapa sifat elo mirip banget sama orang tua? Atau mungkin ketemu satu keluarga yang sifatnya mirip semua? Nah, jawabannya bisa elo temui di materi tentang sosialisasi di artikel ini.
Sebenernya mungkin kalo direnungin bakal muncul berbagai pertanyaan mengenai faktor atau aspek apa aja sih yang membentuk kepribadian seseorang, apa iya ada kaitannya keluarga atau lingkungan dengan kepribadian seseorang? Terus hubungan antara sosialisasi dan kepribadian apa dong?
Pada dasarnya dalam ilmu sosiologi, sosialisasi itu merupakan proses seseorang mempelajari atau memahami nilai dan norma yang nantinya akan mempengaruhi cara kita berperilaku.
Jadi kalau ada yang bilang “bersosialisasi” itu identik dengan haha hihi ke temen-temen atau ikut nongkrong di cafe-cafe gaul yang kekinian, itu kurang tepat guys, lebih tepat kalo kita sebut berinteraksi.
Keluarga juga punya peran penting lho di sini, karena merekalah orang yang ngajarin kita pertama kali. Meskipun nantinya gak cuma keluarga aja namun ada agen lain juga. Lebih lengkapnya tentang sosialisasi dari tipe, faktor, hingga bentuknya kita bahas di bawah ya.
Pengertian Sosialisasi
Sosialisasi adalah suatu proses atau usaha seorang individu untuk mempelajari kebudayaan berupa nilai dan norma yang berlaku di masyarakat untuk menjadi anggota atau bagian yang dapat berpartisipasi di dalam masyarakat itu sendiri.
Itu tadi pengertian sosialisasi dalam sosiologi. Nah, untuk memahami mengenai nilai dan norma elo bisa belajar di sini.
Yang namanya proses itu, identik banget sama pergerakan, atau dinamis, yang berarti proses sosialisasi ini akan berjalan sepanjang akhir hayat. Seiring berjalannya waktu pasti ada saatnya kita akan bertemu orang baru, atau berada di dalam kelompok baru.
Coba deh elo perhatikan teman-teman di SD, SMP, SMA terus bertambah dan berganti kan.
Sosialisasi nggak sama ya sama interaksi. Eits tapi di dalam sosialisasi tentu ada interaksi di dalamnya. Contoh sosialisasi di lingkungan masyarakat adalah kerja bakti. Nggak mungkin dong kerja bakti sambil diem-dieman.
Tujuan Sosialisasi
Salah satu tujuan sosialisasi adalah agar dapat hidup bermasyarakat dengan baik sehingga dapat diterima di lingkungan sosial. Tapi nggak cuma itu aja, ada tujuan lain yang perlu elo tahu juga.
Tujuan dari sosialisasi sebenarnya cukup beragam, yaitu:
- Memberikan kemampuan dan pengetahuan terhadap individu untuk hidup bermasyarakat.
- Memberikan kemampuan menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan kehidupan bermasyarakat.
- Mengetahui posisi atau perannya di dalam masyarakat agar dapat bertindak atau berperilaku sesuai dengan perannya dalam masyarakat.
- Menjaga keutuhan masyarakat, dengan setiap individu melakukan interaksi satu sama lain dengan baik didasari oleh perannya masing-masing.
Tipe Sosialisasi
Inget nggak tadi gue bilang konsep sosialisasi tuh berkaitan erat dengan nilai dan norma di masyarakat. Nah, di tipe sosialisasi elo bisa tau asal dari nilai dan norma yang berlaku baik tertulis maupun tidak. Tipe sosialisasi sendiri dibagi menjadi 3 tipe, yaitu:
Formal
Sosialisasi tipe ini berasal dari pemerintah dan masyarakat, di mana norma dan nilai yang berlakunya tertulis. Contohnya peraturan daerah.
Tipe sosialisasi formal jika dilanggar mungkin akan dikenai hukuman tertentu karena ada peraturan yang jelas dan tertulis.
Non-Formal
Sosialisasi tipe ini berasal hanya dari masyarakat, di mana norma dan nilai yang berlaku juga tertulis, dan berlaku secara global, atau semua orang yang berada di sana. Contohnya, di suatu tempat restoran dilarang membawa makanan dari luar.
Coba deh tulis di komen tipe sosialisasi non-formal yang elo tahu.
Informal
Sosialisasi tipe ini berasal dari masyarakat, di mana norma dan nilai yang berlaku tidak tertulis. Contohnya, misalnya elo pulang maksimal jam 10 malam, tidak ada peraturan tertulisnya kan di rumah harus pulang sebelum jam 10 malam, tapi ini norma yang berlaku di keluarga elo.
Namun karena tidak tertulis tipe yang satu ini mungkin mengalami pergeseran sosialisasi. Jadi, norma dan nilai yang dulunya berlaku di suatu waktu jadi nggak berlaku lagi.
Bentuk Sosialisasi
Setelah belajar tujuan dan tipenya, elo perlu tahu juga jenis sosialisasi ada apa aja. Berdasarkan bentuknya, sosialisasi memiliki 2 bentuk, yaitu:
- Sosialisasi Primer, yaitu sosialisasi yang kita terima dari kita kecil atau dari kita lahir yang kita terima di keluarga. Di sinilah peran agen keluarga sebagai pihak pertama dalam bermasyarakat.
- Sosialisasi Sekunder adalah sosialisasi yang kita terima di luar dari keluarga seperti sekolah, teman sepermainan, tempat kerja, dan lain-lain. Sosialisasi di luar rumah disebut juga sosialisasi sekunder.
Agen Agen Sosialisasi
Agen yang dimaksud di sini adalah pihak-pihak atau orang-orang yang berperan dalam sosialisasi. Nah di sinilah fungsi sosialisasi dalam pembentukan kepribadian terjadi.
Keluarga
Keluarga merupakan pihak pertama yang mengajarkan kita atau memberitahu kita mengenai nilai dan norma yang berlaku, misalnya seperti diajarkan sopan santun yang berlaku di masyarakat, dan lain-lain.
Keluarga ini dibagi menjadi 2 tipe, tipe represif yaitu tipe orang tua atau keluarga yang tegas, dan mengatur segalanya, contohnya elo harus masuk jurusan A, atau harus masuk perguruan tinggi B, dan lain-lain.
Tipe yang satunya lagi adalah tipe partisipatoris, yaitu tipe orang tua atau keluarga yang ikut berpartisipasi dalam berdiskusi dalam pengambilan keputusan elo, misalnya orang tua berdiskusi dengan anaknya mau mengambil jurusan kuliahnya.
Agen sosialisasi pada tahap awal pembentukan kepribadian anak adalah keluarga. Bagaimana pun anak akan meniru perilaku yang dipelajari dari orang terdekatnya. Referensi anak tentang apa yang baik dan salah didapat dari keluarga itu sendiri.
Hubungan antara sosialisasi dan kepribadian adalah bagaimana agennya dapat saling mempengaruhi satu sama lain. Di keluarga, elo belajar bermasyarakat juga belajar menjadi pribadi yang baik.
Contoh agen sosialisasi keluarga adalah ayah, ibu, adik atau kakak.
Sekolah
Sekolah juga memiliki peran yang cukup penting, seperti guru, dan pelajaran yang elo terima, seperti guru mengajarkan nilai dan norma tentunya, atau dari pelajaran tingkah laku seperti pendidikan kewarganegaraan, sosiologi, dan pelajaran lainya.
Unsur-unsur yang ada di sekolah berperan banget mengajarkan elo cara bersosialisasi. Makanya selama bersekolah kita nggak cuma belajar materi saja tapi juga kedisiplinan dan tata cara bermasyarakat.
Teman Sepermainan
Biasanya dalam lingkungan permainan kita memiliki nilai dan normanya sendiri, misalnya semua teman-teman elo nggak suka orang yang menyontek setiap hari, maka agar bisa bergabung dan nyambung sama mereka elo akan menyesuaikan diri dan mengambil nilai menyontek sebagai hal yang buruk itu sebagai norma.
Karena itu juga penting buat elo memilih teman yang baik juga. Jangan sampai elo terjerumus pergaulan yang salah karena mengikuti teman sepermainan ya.
Media Massa
Media massa bisa mencakup banyak hal, radio, TV, Internet, dan lain-lain. Contoh yang paling mudah kita dapati adalah misalnya dalam drama korea atau film, elo suka sama karakter dalam film itu.
Misalnya elo suka karakternya Han Ji-pyeong (penggemar Start Up pasti tau), atau elo suka karakter Harry Potter, elo akan mengambil sikap atau sifat karakter tersebut sebagai norma.
Atau bisa juga dari berita, misalnya dari berita korupsi elo akan menganggap bahwa korupsi bukan hal yang baik, atau tidak boleh dilakukan dan mengambil itu sebagai norma yang berlaku.
Tahapan Sosialisasi
Gimana elo bisa punya sifat yang mirip dengan orang sekitar juga bisa elo amati dari tahapannya. Biar makin paham, elo langsung cek aja deh tahapnya menurut Herbert Mead, seorang tokoh sosiologi, di bawah ini.
Tahap Persiapan
Tahap ini sudah dimulai sejak seseorang dilahirkan. Di tahap ini seseorang akan mengenal orang-orang di sekitarnya. Karena itu di tahap ini peran keluarga sangat penting.
Tahap Meniru
Sesuai namanya ya, di tahap ini seseorang akan meniru peran orang-orang di sekitarnya. Meski sudah bisa meniru tapi belum memahami makna dari yang ditirukannya.
Tahap Siap Bertindak
Kalau tahap sebelumnya sudah mulai meniru, di tahap ini seseorang akan mulai memahami maknanya. Di tahap ini elo juga udah mulai berinteraksi dengan lingkungan bermain dan masyarakat. Elo juga sudah paham peraturan di sini.
Tahap Penerimaan Kolektif
Seseorang dianggap mencapai kedewasaan di tahap ini. Elo mulai memahami kerja sama, toleransi hingga peraturan yang berlaku. Seseorang juga sudah mengambil perannya masing-masing di masyarakat.
Faktor Pembentuk Kepribadian
Elo pasti punya kepribadian yang berbeda antara satu sama lain. Elo sama temen-temen pun yang katanya “teman se-frekuensi” pun pasti memiliki kepribadian yang berbeda dan tidak persis sama.
Kenapa bisa beda? Ini bisa dijelaskan dalam faktor sosialisasi. Hal itu terjadi karena ada beberapa faktor pembentuknya yang membuat setiap dari kita memiliki kepribadian yang berbeda, berikut faktor-faktornya.
Warisan Gen
Seperti yang udah dikatakan sebelumnya, bahwa keluarga kita berperan sangat besar dalam pembentukan kepribadian kita, karena salah satu faktor pembentuk kepribadian kita berasal dari warisan gen atau faktor biologis.
Nah, di sini terjawab kan kenapa proses sosialisasi dan pembentukan kepribadian berhubungan erat.
Lingkungan Fisik
Lingkungan fisik juga dapat membentuk kepribadian kita, misalnya orang Medan kenapa kalo ngomong itu suaranya keras, karena dulu jarak antar rumahnya jauh, jadi mempengaruhi cara mereka berbicara.
Budaya
Budaya yang udah kita jalani selama hidup kita akan membentuk kepribadian kita, di mana biasanya di setiap daerah memiliki budaya yang berbeda. Misalnya, kita terbiasa ketemu guru atau orang yang lebih tua kita salim, tapi kalo di Amerika mereka kalo ketemu orang lain dengan cipika cipiki.
Apa nih contoh faktor budaya lain yang bisa membentuk kepribadian seseorang? Tulis di komen ya jawabannya.
Pengalaman Kelompok
Dalam faktor ini terjadi akibat adanya pengalaman secara berkelompok, misalnya elo sama temen-temen bermain pas jam kelas, kemudian dihukum, dari situ elo jadi tahu kalo lagi jam pelajaran itu gak boleh main, harus belajar.
Meskipun harus merasakan efek jera tapi dari situ elo bisa memiliki kepribadian yang taat akan peraturan. Kalau bisa sih dikurang-kurangin ya, dapat pelajaran dari yang kayak gini.
Pengalaman Unik
Mirip dengan pengalaman kelompok tapi bedanya ini elo alami sendiri. Misalnya elo pulang malem sendirian dan kemudian diikutin orang gak dikenal sampe rumah. Dari rasa takut pulang sendirian bisa bikin elo jadi dependent atau bergantung sama orang lain kalo mau pulang.
Tapi tentu saja kepribadian lain juga terbentuk, misalnya elo jadi lebih sadar akan sekitar atau punya penjagaan diri yang lebih ketat.
Nah, begitulah kurang lebih penjelasan mengenai sosialisasi. Sekarang elo paham kan betapa pentingnya pengaruh lingkungan dan sekitar kita bagi kepribadian kita. Elo bisa lihat materi mengenai sosialisasi dan kepribadian di website kita loh di sini.
Nggak cuma Sosiologi, elo juga bisa mempelajari materi lainnya dengan berlangganan paket belajar Zenius. Klik aja gambar di bawah ini untuk info lengkapnya!
Ada materi sosialisasi yang elo belum ngerti? Nggak usah ragu untuk bertanya di komen ya. Empat kali empat enam belas, sempat tidak sempat pasti dibalas. Semoga artikel ini dapat membantu elo ya. Selamat belajar guys!
Baca Juga Artikel Lainnya
Persiapan UNBK SMA Sosiologi 2020
Soal dan Pembahasan UTS Sosiologi Kelas 10
Originally published: January 4, 2022
Updated by: Silvia Dwi
Saran jangan pakai kata elo,
pakai kata kalian aja karena lebih enak dibaca