Artikel ini membahas tentang materi mengenai psikotropika, golongan psikotropika, dan efek sampingnya.
Merasa sering denger gak sih sama kata “psikotropika” atau malah lebih sering denger “narkoba” atau “narkotika”, mereka semua sama gak sih atau beda?
Jadi, narkoba itu sebenarnya singkatan dari “narkotika, psikotropika, dan obat/bahan berbahaya” guys, dan istilah yang sering digunakan di Indonesia “Napza” atau singkatan dari “Narkotika, Psikotropika, dan Zat adiktif”.
Maraknya penggunaan obat-obatan ini secara ilegal di kalangan artis indonesia membuat penggunaan narkoba atau napza seakan identik dengan orang-orang yang depresi atau mengalami tekanan, namun sebenarnya seberapa berbahaya sih narkoba itu? Pada artikel ini kita akan membahas mengenai psikotropika, jenis-jenisnya, dan juga efek samping pemakaian nya. Kenapa sih materi psikotropika ini perlu dipelajari di Biologi? Karena efek samping atau dampaknya berhubungan langsung dengan kesehatan kita yang tidak hanya secara fisik namun juga secara psikologis, karena apapun yang kalian masukkan ke dalam tubuh kita akan mempengaruhi tubuh kita pula.
Selain itu dengan mengetahui dampak dan efek samping dari penggunaan psikotropika merupakan salah satu bentuk pencegahan peningkatan korban atau pengguna obat-obatan terlarang ini, ibarat kalian udah tau akibat dari masuk ke kandang macan, apakah kalian bakal tetap masuk ke kandang macan tersebut? Engga kan, dan tentunya kalian juga gak mau hal itu terjadi sama orang-orang terdekat kalian, maka dari itu pengetahuan mengenai penyalahgunaan obat-obatan terlarang termasuk psikotropika penting untuk kalian ketahui.
Pengertian, Golongan, dan Jenis Psikotropika
Menurut situs resmi BNN (Badan Narkotika Nasional) psikotropika adalah zat atau obat yang bekerja menurunkan fungsi otak serta merangsang susunan saraf pusat. Sedangkan menurut UU RI No. 5 tahun 1997 Psikotropika adalah zat atau obat, baik yang alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan pada aktivitas mental dan perilaku. Psikotropika terbagi menjadi 4 golongan, yaitu:
Golongan I
Obat-obatan yang termasuk dalam golongan ini merupakan obat-obatan yang memiliki tingkat kecanduan tinggi dan tidak digunakan untuk pengobatan atau terapi. Obat psikotropika yang termasuk dalam golongan ini Ekstasi, methamphetamine atau sabu-sabu dan lain-lain. Mari kita bahas beberapa
Ekstasi
Obat ini umumnya berbentuk tablet atau kapsul, nama lain dari obat ini cukup panjang yaitu Methylenedioxymethamphetamin (MDMA). Obat ini memiliki berbagai macam efek samping efek samping baik jangka panjang, jangka pendek, maupun secara instan dapat dirasakan. Salah satu efek yang akan dirasakan secara instan adalah perubahan suasana hati menjadi
bahagia dan bersemangat, akan tetapi sama dengan efeknya yang datang dengan instan, efek ini juga hanya bersifat semu atau hanya beberapa saat tertentu.
Untuk efek jangka pendek yang akan dirasakan dari obat ini seperti halusinasi, kebingungan dan cemas. Serta pada tubuh akan dirasakan penglihatan kabur, mual, detak jantung lebih cepat dan lain-lain, efek-efek tersebut akan dirasakan sekitar 20 menit setelah penggunaan obat.
Efek lainnya setelah beberapa jam salah satunya sulit berkonsentrasi dan jika dikonsumsi secara berlebihan atau dosis yang tinggi (overdosis) dapat menyebabkan berbagai efek berbahaya bagi tubuh seperti hilang kesadaran, kejang, bahkan bisa sampai gagal ginjal dan kematian.
Golongan II
Meskipun telah dianggap “negatif” oleh kebanyakan orang, ada ternyata ada beberapa obat psikotropika yang digunakan dalam pengobatan atau terapi, atau untuk tujuan ilmu pengetahuan namun memiliki tingkat kecanduang yang tinggi. contoh nya Amphetamine.
Amphetamine (Amfetamin)
Amfetamin merupakan stimulan sistem saraf pusat yang biasanya digunakan untuk penanganan narkolepsi (gangguan sistem saraf), dan attention deficit hyperactivity disorder (ADHD). Amfetamin tergolong stimulan yang kuat karena meningkatkan kadar dopamin pada otak yang akan mempengaruhi saraf pusat. Dopamin merupakan zat kimia yang dikaitkan dengan rasa senang, tenang, dan bahagia. Obat ini hanya boleh diminum dengan dosis yang tepat dan sesuai dengan resep dokter.
Golongan III
Mirip dengan golongan II, psikotropika yang termasuk dalam golongan ini berperan dalam pengobatan atau terapi dan berpotensi memberikan efek ketergantungan atau efek kecanduan terhitung sedang contohnya Phenobarbital.
Phenobarbital
Phenobarbital merupakan obat untuk mengontrol, atau meredakan kejang, atau sebagai obat penenang. Obat ini biasa digunakan untuk penderita epilepsi atau terkadang digunakan untuk penderita insomnia atau yang mengalami gangguan tidur. Obat ini juga harus diminum dengan dosis yang tepat dan sesuai dengan resep dokter. Untuk penderita insomnia tidak dianjurkan untuk mengkonsumsi obat ini secara jangka panjang.
Golongan IV
Obat psikotropika yang termasuk dalam golongan ini memiliki tingkat kecanduan yang ringan dan merupakan obat yang digunakan untuk pengobatan, terapi, namun tetap diperlukan resep dari dokter. Salah satu contoh yang termasuk dalam golongan ini adalah Diazepam, Nitrazepam, dan lain-lain.
Diazepam
Diazepam juga merupakan salah satu jenis obat penenang, untuk mengatasi kejang dan gangguan kecemasan, atau terkadang digunakan sebagai obat penenang sebelum dilakukan tindakan operasi dan bekerja dengan menenangkan otak dan saraf. Meskipun memiliki tingkat kecanduan yang ringan, obat ini tidak dianjurkan untuk dikonsumsi dalam jangka panjang.
Nitrazepam
Nitrazepam atau yang biasa terdapat sebagai kandungan dari dumolid, merupakan obat tidur dan biasanya diperuntukkan oleh orang yang mengalami gangguan tidur, sulit tidur atau insomnia. Obat ini hanya boleh dikonsumsi dalam jangka pendek, dan harus digunakan dalam pengawasan dokter.
Ciri-ciri Pengguna Psikotropika
Kecanduan akan segala sesuatu akan memiliki dampak yang negatif, kecanduan main game online misalnya, membuat kita lupa waktu dan asik dengan dunia kita sendiri dalam game, selain itu kecanduan minum boba atau kopi misalnya juga tidak bagus bagi ginjal kita, belum kandungan gula yang juga berbahaya bagi kesehatan kita, apalagi kecanduan obat psikotropika dan narkoba lainnya yang kebanyakan memberikan efek kebahagian atau ketenangan semu, atau hanya sementara. Berikut ciri-ciri orang yang kecanduan psikotropika:
- Badan lemas, tidak bergairah, atau tidak bertenaga, karena tidak nafsu makan
- Muka pucat, tubuhnya kurus, tidak kelihatan segar, dan tatapan matanya kosong
- Gigi dan rambutnya rontok
- Sulit untuk berkonsentrasi
- Tubuh menggigil berat disertai dengan teriakan histeris
Pengobatan terhadap Pengguna Psikotropika
Akibat efek atau dampak yang diterima pengguna yang mengalami ketergantungan terhadap psikotropika diperlukan penanganan yang serius untuk mengobatinya, salah satunya yang pasti adalah harus konsultasi dengan dokter, untuk menghilangkan zat-zat racun yang tertinggal dan ditimbulkan zat psikotropika, selain itu meminta dukungan dari keluarga dan kerabat (bukan yang juga pecandu pastinya) juga akan sangat membantu pecandu menjalani segala prosesnya, melakukan kegiatan positif dan bermanfaat seperti menjadi volunteer atau kegiatan-kegiatan lain yang positif bagi dirinya sendiri atau orang lain.
Pencegahan Penyalahgunaan Psikotropika
Tentunya lebih baik mencegah dari pada mengobati, oleh karena itu berikut beberapa tindakan pencegahan yang bisa kalian lakukan untuk mencegah menjadi pecandu psikotropika:
- Mendekatkan diri dan meningkatkan hubungan harmonis dengan Tuhan Yang Maha Esa
- Jangan pernah mencoba (apalagi karena penasaran)! Semua orang yang menjadi pecandu narkoba karena mencobanya terlebih dahulu.
- Menjaga dan meningkatkan komunikasi dengan keluarga dan kerabat. Intinya kalo ada masalah cerita guys!
- Uptodate, mengikuti perkembangan dan mengawasi mengenai pengedaran obat-obatan terlarang.
Pada dasarnya selain tidak baik dan berdampak pada kesehatan kita baik fisik maupun psikologis, yang pasti juga akan dirasakan dampaknya bagi pecandu narkoba adalah dampak ekonomi dan dampak sosial. Berdampak bagi ekonomi karena obat-obatan terlarang itu mahal guys! Apalagi obat-obatan psikotropika kebanyakan memberikan efek kecanduan dan ketergantungan, hal ini bisa membuat seorang pecandu menghalalkan segala cara untuk bisa kembali mengkonsumsi narkoba, termasuk tindakan kriminal.
Selain itu juga akan berdampak secara sosial karena efek samping yang kalian terima kehidupan sosial kalian juga akan terganggu karena kalian jadi sulit mengendalikan diri, sulit berkonsentrasi jadi bisa bikin gak nyambung diajak ngomong, suka menyendiri, sering memiliki mood yang berubah-ubah, ada kalanya bahagia sendiri, ada kalanya berpikiran negatif dan cemas, dan masih banyak dampak-dampak berkelanjutan lainnya, yang tentunya tidak ada untungnya sama sekali. Semoga artikel ini dapat membantu kalian! Kalo ada yang ingin kalian tanyakan atau diskusikan bisa komen di bawah ya!
Leave a Comment