Hi Sobat Zenius, elo tau apa itu frasa gak sih? Seperti kalimat ini: ayah membanting tulang setiap hari untuk memenuhi kebutuhan hidup. Nah, banting tulang itu merupakan frasa idiomatik yang memiliki arti bekerja.
Mungkin banyak yang berekspektasi kalo pelajaran Bahasa Indonesia itu bakal mudah dimengerti dan dipahami? Mungkin elo sempat mikir kayaknya jarang deh pake frasa dalam berkomunikasi. Padahal penerapan materi jenis frasa di keseharian itu sering banget digunakan.
Itulah kenapa, memahami penggunaan konsep frasa dalam penggunaan bahasa Indonesia itu penting. Selain sering dipake selama sehari-hari pake, penggunaan frasa juga dapat memberikan berbagai jenis makna, termasuk makna terselubung.
Lumayan kan buat nerapin frasa di story atau caption instagram elo? Jadi dalem-dalem gimana gitu maknanya. Agar dapat menggunakan dan menerapkan frasa dengan tepat, yuk baca artikel ini sampe abis mengenai pengertian dan jenis-jenis frasa!
Apa Itu Frasa?
Secara sederhana, frasa adalah suatu kesatuan yang berupa gabungan dua kata atau lebih yang bersifat nonpredikatif atau tidak memiliki predikat dan memiliki satu makna gramatikal atau makna yang dapat berubah-ubah sesuai dengan konteks.
Download Aplikasi Zenius
Tingkatin hasil belajar lewat kumpulan video materi dan ribuan contoh soal di Zenius. Maksimaln persiapanmu sekarang juga!
Ciri-Ciri Frasa
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri frasa adalah sebagai berikut:
- Terdiri dari dua kata atau lebih.
- Memiliki satu makna gramatikal.
- Frasa tidak memiliki predikat atau bersifat nonpredikatif.
- Menduduki atau memiliki suatu fungsi gramatikal pada kalimat.
Sekarang udah tau kan apa aja ciri-ciri frasa, yuk lanjut ke pengkategorian frasa.
Kategori dan Jenis – Jenis Frasa
Terdapat beberapa jenis-jenis frasa yang dibagi berdasarkan persamaan distribusi dan unsurnya, kedudukan, serta makna yang terkandung dalamnya, dan kategori kata yang menjadi unsur utamanya. Pembagian kategori frasa, antara lain:
A. Frasa Menurut Persamaan Distribusi dengan Unsurnya
Terdapat beberapa jenis frasa yang masuk dalam kategori persamaan distribusi dengan unsurnya, yaitu:
1. Frasa Endosentrik
Jenis frasa endosentrik merupakan frasa yang memiliki kedudukan sejajar dan pada fungsi tertentu dapat diganti oleh unsurnya. Unsur frasa yang dapat menggantikan fungsi tertentu dalam frasa tersebut dikenal sebagai unsur pusat.
Sejumlah karyawan di kantor.
Kalimat ‘sejumlah karyawan di kantor’ tidak dapat menjadi ‘sejumlah di kantor’ karena kata ‘karyawan’ menjadi unsur pusatnya.
Dua pelajar di kelas.
Kalimat ‘dua pelajar di kelas’ tidak dapat menjadi ‘dua di kelas’ karena kata ‘pelajar’ menjadi unsur pusat pada kalimat frasa tersebut.
Contoh lain:
Terdiri dari 2 kata atau lebih, dan memiliki unsur diterangkan (D) dan menerangkan (M). contohnya,
Frasa endosentrik dibagi lagi menjadi 3 jenis, yaitu:
Frasa Endosentrik Koordinatif | Frasa Endosentrik Atributif | Frasa Endosentrik Apositif |
Frasa yang menggunakan kata penghubung “dan” / ”atau”, di mana semua unsurnya adalah unsur pusat. | Frasa yang memiliki unsur pusat dan juga unsur atribut. Unsur atribut adalah unsur yang menerangkan unsur pusat. | Frasa yang semua unsurnya merupakan unsur pusat, dan menunjuk atau mengarah pada hal yang sama. |
Contoh: pembangunan dan pembaharuan. | Contoh: buku baru, pembangunan lima tahun. | Contoh: Guru Bahasa Indonesia, Bapak Jimin. |
2. Frasa Eksosentrik
Frasa eksosentrik merupakan frasa yang tidak memiliki persamaan kedudukan dengan unsur yang terkandung di dalamnya. Jenis frasa ini berbeda dengan endosentrik, karena tidak mempunyai unsur pusat di dalamnya.
Terdiri dari 2 kata atau lebih, dan hanya memiliki unsur menerangkan (M), yang biasanya memiliki preposisi, dan konjungsi yang ditambahkan ke kata benda.
Contoh frasa eksosentrik:
Kami bertemu di sekolah.
Ifan dan Syifa ke taman.
Bunda baru pulang dari Bandung.
Arie mengirimkan cokelat kepada kekasihnya.
Mereka bertemu di bioskop.
Dari contoh di atas, kata yang dicetak tebal merupakan contoh frasa eksosentrik yang dapat elo pahami.
B. Frasa Berdasarkan Kategori Kata yang Menjadi Unsur Pusat
Terdapat beberapa jenis frasa yang masuk dalam kategori kata yang menjadi unsur pusat, yaitu:
1. Frasa Preposisional (Frasa Depan)
Frasa preposisi merupakan frasa ditandai dengan adanya preposisi atau kata depan yang berguna sebagai penunjuk. Frasa ini juga diikuti dengan sebuah atau beberapa kata yang bukan termasuk klausa dan berdiri sebagai pertanda.
Contohnya di bawah ini:
Dari sekolah.
Dari arah timur.
Di depan kamar.
Di beranda rumah.
Ke jalan.
Ke arah yang sama.
Menuju supermarket.
Untuk anda.
Untuk semua orang yang mengikuti acara.
2. Frasa Nominal
Frasa nominal merupakan frasa yang memiliki unsur pusat, berbentuk kata nomina dan dibedakan menjadi beberapa jenis, contohnya yaitu:
2. 1. Nomina Sebenarnya
Frasa di bawah ini dicetak tebal merupakan contoh frasa nomina sebenarnya:
Mobil itu berwarna hijau.
Supermarket itu milik keluarga Hamzah.
Kelengkeng ini manis sekali.
Ban sepedanya kempis.
Kemeja itu berwarna putih.
2. 2. Pronominal
Contoh frasa di bawah ini yang dicetak tebal merupakan frasa pronominal:
Dia itu seorang dokter.
Kami ini perwakilan kelas.
Mereka itu bersaudara.
Kita itu selalu bergembira.
2. 3. Nama
Contoh frasa di bawah ini yang dicetak tebal merupakan frasa nomina nama:
Dimitri itu saudara kandung saya.
Ibu Andin seorang guru.
Mayesha itu memang terkenal baik dan pintar.
Ardan itu anak dari Pak Sugeng.
Andara itu kakak saya.
3. Frasa Verbal (Frasa Kerja)
Frasa verbal merupakan frasa yang memiliki unsur pusat berupa kata verba dan ditandai oleh adanya afiks verba. Dalam frasa verbal dapat ditambahkan imbuhan kata.
Frasa verbal atau frasa kerja dapat ditambahkan “sedang” untuk kata kerja aktif dan kata “sudah” untuk menyatakan keadaan. Contohnya, sedang sakit, akan tiba, baru datang, tidak tidur, sudah selesai dan lain-lain.
Contoh frasa verbal dapat elo pahami, di bawah ini:
Belajar berenang.
Pergi bekerja.
Membantu ibunda.
Menjenguk sahabat.
Membawa tas belanja.
Berlari mengelilingi GBK.
Sedang mengepel.
Berlari cepat.
4. Frasa Adjektiva (Frasa Sifat)
Frasa adjektiva merupakan jenis frasa yang terdapat unsur pusat, berupa kata adjektiva. Unsur pada frasa ini dapat diberikan imbuhan ‘ter’ sebagai pengganti kata paling. Frasa adjektiva umumnya menduduki fungsi menjadi predikat dalam sebuah kalimat.
Contoh frasa adjektiva dapat elo pahami, di bawah ini:
Rumahnya terbesar.
Kamu itu seenaknya sendiri.
Dia memang yang terbaik.
Jembatan terpanjang.
Setrika itu sangat panas.
Lapangan itu sangat lebar.
5. Frasa Numeralia (Frasa Bilangan)
Frasa numeralia merupakan jenis frasa yang memiliki unsur pusat berupa kata numeralia. Numeralia adalah kata yang menyatukan sebuah bilangan atau jumlah tertentu.
Pada frasa numeralia dapat diberikan kata bantu bilangan. Contohnya seperti satu ekor, lima ikat, dua jenis, dan sebagainya. Contoh frasa numeralia dapat elo pahami, di bawah ini:
Tiga puluh lima.
Empat ratus ribu.
Dua ratus rupiah.
Sepuluh ekor.
Dua puluh delapan tandan.
Dua ratus juta dolar.
Delapan puluh ringgit.
Tiga belas tangkai.
6. Frasa Konjungsi
Frasa konjungsi ditandai dengan adanya kata konjungsi atau yang biasanya disebut dengan kata penghubung. Frasa ini juga sering disebut sebagai frasa adverbial atau frasa keterangan.
Berikut ini beberapa contoh frasa konjungsi:
Ketika berjalan.
Terus bergerak.
Terus berjalan.
Kemarin pagi.
Akhir pekan.
Tengah malam.
Besok pagi.
Tadi malam.
Masa silam.
C. Frasa Berdasarkan Kedudukan
Terdapat beberapa jenis frasa yang masuk dikategorikan berdasarkan kedudukan, yaitu:
1. Frasa Setara
Frasa setara merupakan jenis frasa yang dikategorikan berdasarkan kedudukannya. Jenis frasa ini memiliki keterkaitan antara unsur yang setara.
Di bawah ini beberapa contoh frasa setara:
Hitam putih
Tua muda
Asal usul
Depan belakang
Keluar masuk
Suami istri
Muda mudi
Pulang pergi
Maju mundur
2. Frasa Bertingkat
Frasa bertingkat merupakan frasa yang memiliki hubungan yang berkebalikan dari frasa setara, frasa ini memiliki kedudukan yang tidak setara. Pada frasa ini, terdapat satu bagian yang menempati posisi sebagai inti. Jika salah satu bagian dari frasa ini dihilangkan, maka maknanya akan berubah.
Contohnya di bawah ini:
Cara baru
Sedang pergi
Musim panen
Tanah air
Dari rumah
Mengayuh sepeda
Bangku kayu
Pisau tajam
Uang tunai
D. Frasa Berdasarkan Makna yang Terkandung
Berdasarkan makna yang terkandung, terdapat tiga jenis, yaitu:
1. Frasa Biasa
Frasa biasa merupakan jenis frasa yang memiliki makna yang sebenarnya. Contohnya: Suga beli sayur kangkung.
2. Frasa Ambigu
Frasa ambigu merupakan jenis frasa yang memiliki makna ganda atau makna lain, tergantung penggunaannya dalam kalimat. Contohnya: Panjang Tangan, kambing hitam.
3. Frasa Idiomatik
Berkebalikan dengan frasa biasa, frasa idiomatik merupakan jenis frasa yang memiliki makna yang bukan sebenarnya atau makna lain. Contohnya: Lisa kembali ke kampung halamannya, Jin menjadi buah bibir di kelasnya.
Nah, sekarang Sobat Zenius udah bisa jawab pertanyaan apa itu frasa, kan? Udah dong, sudah juga gue share kategori dan jenis frasa.
Kalo elo pengen denger penjelasan mengenai jenis frasa berupa video singkat dan diajarkan langsung oleh tutor Zenius yang kece kalian bisa klik di sini ya, elo cuma perlu login dan bisa mengakses berbagai jenis materi, gak cuma tentang jenis frasa, materi yang lain juga ada. Coba deh klik aja banner di bawah ini.
Sekian penjelasan mengenai jenis-jenis frasa, semoga artikel ini membantu elo, ya! Selamat belajar!
Nah, biar belajar elo lebih komplet lagi elo bisa berlangganan paket belajar Zenius yang bakal bikin proses belajar lo lebih asik! Yuk klik banner di bawah ini untuk pengalaman belajar yang lebih seru!
Baca Artikel Bahasa Indonesia Lainnya
Lihat Juga Proses Belajar Ala Zenius di Video Ini
Originally Published: January 6, 2021
Updated by: Arieni Mayesha
kakanya pasti kpopers:>