Hi, Sobat Zenius! Elo yang masih duduk di bangku kelas 11 pasti nggak bakalan asing dengan materi yang satu ini. Yap, gue mau ngajak elo semua buat membahas sistem koordinasi manusia yang meliputi sistem saraf, sistem indra, dan sistem endokrin.
Sebelum masuk pada pembahasan, gue mau tanya, nih, kepada Sobat Zenius. Elo kalau lagi jalan terus tiba-tiba ada orang yang memanggil, kira-kira responnya gimana? Langsung berhenti dan menoleh ke arah suara atau lanjut jalan tanpa menghiraukan?
Kalau mendengar panggilan ya otomatis langsung menoleh ke arah suara, betul nggak? Atau kalau elo lagi nonton film yang ceritanya sedih banget, tanpa terasa tiba-tiba air mata jatuh ke pipi.
Nah, seluruh gerakan responsif itu ternyata berada di bawah perintah sistem saraf yang ada di dalam tubuh.
Sistem saraf merupakan salah satu bagian dari sistem koordinasi yang mengatur penerimaan dan pengolahan informasi. Di sini, kita akan mempelajari sistem koordinasi pada manusia lebih lanjut.
Simak artikel ini baik-baik ya, guys!
Apa Itu Sistem Koordinasi?
Namanya juga koordinasi, jadi sistem koordinasi adalah sistem yang memerintahkan organ-organ tubuh untuk bekerjasama dalam mendukung fungsi tubuh agar dapat bekerja dengan baik.
Nah, hal inilah yang membuat elo peka terhadap rangsangan. Coba kalau di dalam tubuh elo tidak ada sistem koordinasi, tentu seluruh tubuh tidak bisa merasakan apapun.
Ya, elo hidup, tapi elo nggak bisa merasakan apapun. Gimana tuh? Serem ya, nggak enak banget kan? Itulah mengapa sistem koordinasi sangat penting bagi kita sebagai makhluk hidup.
Fungsi sistem koordinasi itu sendiri yaitu melancarkan gerakan tubuh. Nggak cuman itu, sistem koordinasi manusia juga mengendalikan dan mengkoordinasikan kerja otot, sendi, dan saraf agar gerakan yang dihasilkan berjalan mulus.
Macam-macam Sistem Koordinasi
Memangnya di sistem koordinasi ada apa aja sih? Sistem koordinasi pada tubuh manusia terdiri dari sistem saraf, sistem/alat indra, dan sistem endokrin (hormon).
Kenapa ketiganya termasuk dalam sistem koordinasi? Karena, ketiganya termasuk sistem regulasi atau pengaturan dalam tubuh manusia.
Seperti yang dicontohkan di atas. Ketika menonton drama tragedi, kan ada yang ceritanya sedih banget, di situ elo tiba-tiba menangis. Nah, ketika elo menonton, maka indra penglihatan (sistem indra) ini akan menyampaikan rangsangannya ke otak, selanjutnya otak akan mengartikannya dalam bentuk aktivitas/rasa (sistem saraf), misalnya perasaan emosional.
Ketika ada stimulus di mana tubuh memberi respon emosional, maka sistem endokrin akan bertugas untuk memproduksi dan melepaskan hormon ke sistem indra penglihatan, sehingga air mata keluar.
Jadi, sistem koordinasi ya benar-benar bekerjasama untuk menjalankan fungsi tubuh dengan baik gitu lho, guys. Sekarang, gue mau menjabarkan macam-macam sistem koordinasi manusia agar Sobat Zenius semakin mudah dalam memahaminya.
Sistem Saraf
Sistem yang satu ini sepertinya sangat berperan ya, guys? Gimana nggak berperan, sistem saraf aja tugasnya mengendalikan seluruh aktivitas tubuh.
Jadi, sudah tidak diragukan lagi kalau perannya sangat besar dan penting bagi tubuh manusia. Simpelnya, sistem saraf merupakan sistem penerimaan dan pengolahan informasi.
Semua hal yang kita lihat, dengar, rasakan, pokoknya semua informasi yang masuk ke dalam tubuh kita akan diterima dan diproses oleh sistem saraf.
Cara kerjanya gimana sih? Pertama, sensor (yang menerima informasi), selanjutnya informasi tersebut akan dikirimkan ke otak dan sumsum tulang belakang.
Nah, di keduanya akan diproses dan diterjemahkan, setelah selesai diterjemahkan, maka akan disalurkan ke organ tubuh yang membutuhkan.
Kalau bingung, coba deh elo baca lagi proses yang nonton drama tragedi di atas. Biar lebih jelasnya, kita lihat gambar di bawah ini yuk!
Neuron
Neuron atau sel saraf. Nah, kita juga udah belajar sel neuron di bangku SMP, jadi elo masih ingat kan bentuknya seperti apa?
Ketika ada informasi yang datang dalam bentuk stimulus, maka stimulus tersebut akan disalurkan ke sel saraf yang lain dalam bentuk impuls. Neuron juga punya bagian-bagiannya, guys.
Berikut ini merupakan bagian dari neuron.
- Dendrit: menerima impuls/stimulus, kemudian mengirimkannya ke badan sel.
- Badan sel/soma: mengumpulkan impuls, yang selanjutnya diteruskan ke akson.
- Akson: menyalurkan impuls ke neuron lain menggunakan synapse.
- Synapse: mentransfer impuls ke dendrit yang terdapat di neuron lain.
Neuroglia
Di beberapa neuron terdapat sel pendukung yang bernama neuroglia atau sel glia. Pendukung dalam hal apa sih? Sel saraf itu hidup, kalau hidup berarti membutuhkan oksigen, nutrisi untuk makanan dan hal-hal lainnya.
Nah, sel glia ini menyediakan kebutuhan bagi sel saraf/neuron tersebut agar bisa bekerja. Selain itu, sel glia juga sebagai akselerasi impuls dan proteksi terhadap patogen.
Dari tadi ngomongin impuls, sebenarnya impuls itu apa sih?
Oh iya, gue sampai lupa buat jelasin ke elo impuls itu apa. Impuls (simpelnya sebut aja rangsangan) merupakan pesan yang diterima tubuh dari lingkungan luar, yang selanjutnya dibawa oleh neuron.
Contohnya seperti suara yang elo dengar, rasa dari makanan yang elo makan, dan benda yang mengenai tubuh. Gimana, sekarang udah jelas kan?
Nah, proses dari sistem saraf yang udah aku jelasin di atas akan menimbulkan gerakan. Gerak tersebut ada dua macam, yaitu gerak sadar dan gerak tidak sadar. Waduh, apa lagi tuh?
- Gerak sadar
Gerak ini terjadi secara sadar atau disengaja. Misalnya, pas elo lagi mendorong pintu atau mengambil buku pelajaran.
Skema dari gerakan sadar ini, yaitu:
Impuls – Reseptor/sensor – Saraf sensoris – Otak – Saraf motorik – Efektor/otot.
- Gerak tidak sadar/refleks
Gerak ini terjadi tanpa disadari atau disengaja, guys. Misalnya, pas lagi jalan, tiba-tiba kakimu menginjak paku. Nah, elo refleks teriak dan memejamkan kelopak mata, bahkan melompat.
Itu merupakan salah satu contoh gerakan refleks.
Skema dari gerakan refleks ini, yaitu:
Impuls – Reseptor/sensor – Saraf sensorik – Sumsum tulang belakang – Saraf motorik – Efektor/otot.
Jadi, bedanya gerak sadar dan gerak refleks itu terletak pada saraf pusat yang mengatur masuknya impuls. Gerak sadar berpusat di otak, sedangkan gerak refleks berpusat di sumsum tulang belakang.
Sistem Indra
Sobat Zenius udah tau kan sistem ini terdiri dari indra penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa, dan pengecap.
Masing-masing dari indra tersebut memiliki fungsi yang berbeda-beda. Hubungannya dengan sistem koordinasi apa? Di dalam alat indra tersebut ada ujung saraf yang peka terhadap rangsangan namanya reseptor, guys.
Reseptor tersebut kemudian meneruskan informasi ke otak atau sumsum tulang belakang. Nah, alat indra itu adalah bagian yang berfungsi untuk menerima setiap rangsangan dari luar.
Sistem Endokrin
Sistem ini merupakan sistem regulasi yang menghasilkan hormon, dan hormon itulah yang akan meregulasi atau mengatur tubuh. Simpelnya begini:
Sistem endokrin adalah sistem regulasi dengan kelenjar tanpa saluran
Kok tanpa saluran? Terus kalau kelenjar tersebut mau mengeluarkan hormon atau senyawa bagaimana?
Jawabannya adalah lewat peredaran darah yang kemudian disalurkan ke organ target atau yang membutuhkan. Hormon tersebut dikeluarkan oleh kelenjar yang terdapat di dalam tubuh.
Di dalam tubuh, ada beberapa kelenjar seperti hipotalamus, pituitari, pineal, dll. Selanjutnya gue jabarkan di bawah ini.
- Hipotalamus: stimulasi awal dari proses regulasi.
- Pituitari/hipofisis: mengeluarkan banyak sekali hormon, dan disebut sebagai “master of gland”. Letaknya berada di otak besar. Terdapat tiga lobus di kelenjar ini, yaitu lobus anterior (menghasilkan hormon TSH, ACTH, FSH, LH, ICSH, dan TH), lobus intermedia (menghasilkan hormon STH dan MSH), dan lobus posterior (menghasilkan hormon oksitosin dan ADH).
- Pineal: mengatur tubuh manusia.
- Tiroid: di kelenjar ini banyak sekali pembuluh darah. Letaknya berada di leher bagian depan, fungsinya untuk mengatur metabolisme tubuh. Hormon yang dihasilkannya adalah tiroksin dan triiodotironin.
- Paratiroid: kelenjar ini terletak di sisi permukaan kelenjar tiroid. Hormon yang dihasilkannya adalah paratiroid yang berfungsi untuk mengatur kadar kalsium dalam darah dan metabolisme tulang.
- Adrenal: kelenjar ini menghasilkan hormon kortikosteroid yang berfungsi untuk mengatur metabolisme, fungsi seksual, kekebalan, dan keseimbangan garam dan air di dalam tubuh. Selain itu, ada juga hormon katekolamin yang fungsinya untuk mengatasi tekanan fisik dan emosional. Nah, kalau lagi deg-degan, hormon ini yang berperan, guys. Karena, kerjanya meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah.
- Pankreas: menghasilkan hormon insulin dan glukagon yang berfungsi untuk mengontrol glukosa darah.
- Ovarium: pada wanita, fungsinya untuk menghasilkan hormon estrogen dan progesteron.
- Testis: pada pria, fungsinya untuk menghasilkan hormon androgen dan testosteron.
Dalam melakukan tugasnya, sistem endokrin diperintahkan oleh sel saraf, di mana sel saraf itulah yang menentukan kapan kelenjar harus memproduksi dan melepaskannya.
Gangguan pada Sistem Koordinasi
Setelah Sobat Zenius tau pengertian sistem koordinasi beserta macam-macamnya, gue mau ngajak elo semua untuk mengetahui gangguan apa saja yang bisa terjadi pada sistem ini.
Epilepsi
Sudah tidak asing bukan dengan gangguan yang satu ini? Epilepsi merupakan gangguan yang terjadi pada sistem saraf manusia, di mana terdapat kelainan pada neuron-neuron yang ada di otak.
Gangguan ini bisa disebabkan karena kelainan metabolisme, kerusakan otak saat kelahiran, infeksi, kecelakaan, dan tumor.
Alzheimer
Gangguan yang satu ini ditandai dengan menurunnya fungsi otak, sehingga daya ingatnya menurun. Biasanya sih yang mengalami gangguan saraf ini adalah orang lanjut usia.
Diabetes
Penyakit yang satu ini merupakan salah satu gangguan pada sistem endokrin. Ini terjadi ketika kelenjar pankreas tidak bisa menghasilkan insulin yang cukup bagi tubuh.
Selain itu, bisa juga terjadi ketika tubuh tidak bisa memanfaatkan insulin yang dikeluarkan tersebut dengan optimal.
Buta Warna
Nah, penyakit yang satu ini merupakan gangguan pada sistem indra manusia, khususnya penglihatan. Penyakit ini merupakan kondisi di mana mata sebagai reseptor/sensor tidak bisa membedakan warna.
Dengan begitu, informasi yang akan ditransfer ke saraf pusat tidak akan maksimal. Biasanya penyakit ini menurun lho, guys.
Itu tadi hanya beberapa contohnya saja. Masih banyak contoh gangguan lainnya dari sistem koordinasi manusia.
Ketika elo memiliki kondisi tubuh yang normal dan tidak mengalami gangguan sistem koordinasi seperti di atas, Sobat Zenius harus bersyukur atas apa yang diberikan kepadamu.
Jadi, elo harus menjaganya dengan baik supaya terhindar dari gangguan pada sistem koordinasi (selain faktor keturunan). Oke, guys?
Demikian penjelasan singkat mengenai sistem koordinasi manusia. Ingat, sistem yang termasuk dalam sistem koordinasi adalah sistem saraf, indra, dan juga endokrin.
Elo harus menghafalnya dengan baik agar bisa menjawab soal-soal dengan mudah.
Apabila Sobat Zenius masih belum merasa puas dengan penjelasan dalam artikel, elo juga bisa, kok, belajar lewat video pembelajaran dari tutor Zenius mengenai materi-materi Biologi dari kelas 10, 11, hingga 12
Caranya gampang banget, Sobat Zenius tinggal klik banner di bawah ini, kemudian pilih kelas 10, 11, atau 12, lalu di situ ada beragam materi yang bisa elo pelajari, deh, beserta contoh soal ujian.
Baca Juga Artikel Lainnya:
Sistem Pencernaan dan Organ yang Terlibat di Dalamnya
Kupas Tuntas Materi Bioteknologi
Originally published: December 23, 2020
Updated by: Maulana Adieb
Pengen cari tau
Ingin jadi pintar