Cerita Roy: Terinspirasi dari Youtuber, Sampai Kuliah di Rusia dengan Beasiswa

Halo, guys! Kenalin, gue Uti. Sebelumnya, di Zenius, gue ngajar Literasi Bahasa Indonesia. Tapi, karena tim Zenius sekarang tinggal dikit, gue gabung ke tim marketing, nulis blog kayak gini, dan jadi admin IG Zenius juga. Buseeet, palugada gak tuh? Wkwk.
Nah, pas jadi admin IG, ada DM dari Roy (@royhanseffendy) seorang siswa dari SMAN 1 Panji Situbondo yang ngabarin kalau tahun di tahun 2023 kemarin, dia berhasil meraih beasiswa kuliah di Rusia dan sekarang lagi kuliah di sana.
Setelah kami ngobrol lebih lanjut, ternyata yang bikin cerita Roy unik dan menarik itu bukan cuma soal beasiswanya. Siapa sangka, perjalanan dia menuju mimpi ini dimulai dari sesuatu yang kelihatan sederhana banget—nonton seorang Youtuber Indonesia yang tinggal di Rusia! Iya, lo nggak salah baca. Dari situ, rasa penasaran Roy berkembang, hingga dia akhirnya jatuh cinta sama bahasa dan budaya Rusia.
Dari ketertarikan sederhana itu, Roy ngelangkah lebih jauh. Dia mulai belajar bahasa Rusia secara otodidak, berani ikut lomba, sampai akhirnya nekat daftar beasiswa buat kuliah di sana.
Bayangin aja, dari sekadar nonton Youtube, sekarang dia beneran hidup dan belajar di negeri beruang merah!
Siapa Youtuber yang jadi inspirasi Roy tersebut?
Gimana caranya dia belajar bahasa Rusia secara otodidak?
Gimana perjuangan dan tips buat dapetin beasiswa kuliah di Rusia?
Penasaran gimana cerita lengkapnya? Yuk, simak kisah seru Roy di bawah ini. Enjoy!

Awal Mula Ketertarikan dengan bahasa Rusia
Pas pandemi Covid, semua sekolah pindah ke online, dan kayak kebanyakan anak sekolah lainnya, Roy bosen banget sama rutinitas belajar dari rumah. Pelajaran yang serba online bikin dia makin jenuh, sampe akhirnya buat ngisi waktu luang, Roy iseng buka-buka YouTube.
Di kelas 10, gak sengaja dia nemu channel Youtube Fiki Naki, yang sering bikin konten dan ngomong pake bahasa Rusia.

Setelah nontonin konten-konten Fiki Naki, tiba-tiba aja ada sesuatu yang bikin Roy tertarik sama bahasa Rusia.
“Dari situ, aku mikir kayaknya seru nih belajar bahasa Rusia. Akhirnya, aku mutusin untuk ngeluangin waktu 1–2 jam per hari untuk belajar nulis dan baca bahasa Rusia.”
Selain itu, Roy juga mulai ngelatih bahasa Rusianya dengan main Ome TV. Dia ngobrol sama orang-orang dari Rusia buat ningkatin kemampuan bicara dan dengerin bahasa langsung dari penutur aslinya. Dari situ, Roy makin pede sama kemampuan bahasanya dan makin jatuh cinta sama bahasa itu.
Roy bahkan sempat ikut lomba baca puisi yang diadain oleh Rumah Rusia di Jakarta–secara online karena emang masih Covid pada saat itu. Dia menang tuh, juara 5. At this point, Roy dapet semacam pencerahan.
“Kenapa aku gak kuliah S-1 di Rusia aja, ya?”
Buat Roy, keisengannya nonton Youtube jadi awal dari mimpinya yang besar.

Dari sini, gue langsung kepikiran: kadang hal kecil yang dianggap remeh sama orang lain, bisa bikin dampak besar yang ngubah hidup lo.
Menurut gue, Roy belajar bahasa Rusia itu karena ketidaksengajaan yang kemudian dia sukai. Asek. I mean, nggak sengaja suka bahasa Rusia karena Youtuber itu mungkin hal kecil buat orang lain, tapi untuk Roy, ketidaksengajaan itu lah yang akhirnya membawa dia berkuliah di negara tersebut.
Tentu, yang mau gue highlight di sini ngga cuman ketidaksengajaan itu aja. Tapi, karena itu, dia jadi punya target dan tujuan yang jelas dalam hidupnya: kuliah S-1 di Rusia.
Gimana Cara Belajar Akademik Sekolah?
Dari ketertarikan itu, Roy pun berselancar di internet nyari-nyari anything tentang beasiswa Rusia, sampai dia nemuin akun perhimpunan mahasiswa Indonesia di Rusia. Dia ngulik-ngulik informasi tersebut dan langkahnya makin mantap untuk kuliah di Rusia.
Roy mulai fokus belajar, terutama untuk ningkatin kemampuan akademiknya. Btw, nilai rata-rata yang menjadi syarat minimal untuk bisa daftar beasiswa tersebut adalah 85. Orang tuanya menyarankan Roy untuk ikut bimbel offline, nih. Tapi, Roy ngerasa mobilitas untuk les offline akan cukup nyita waktu. Akhirnya, Roy memutuskan untuk nyari bimbel online aja … dan bam! Ketemulah dia dengan Zenius.
Roy mulai pakai Zenius dan ngerasa cocok dengan cara mengajar tutornya. Dia sempat nge-review juga tuh ke gue, katanya mata pelajaran yang paling nempel di otak dia hingga sekarang ketika dia belajar di Zenius adalah mata pelajaran Sejarah.
Roy cerita kalau dia ngerasa kebantu banget dengan cara tutornya menyampaikan materi.
“Belajar Sejarah di Zenius itu jelas dan detail. Dan aku jadi tau koneksi antara sejarah yang satu dengan sejarah lainnya.”
Cara belajar Roy menurut gue patut diacungi jempol. Kalo gue punya 1000 jempol, gue kasih semua dah buat Roy. Roy itu kalau belajar (Sejarah, misalnya), dia akan nge-pause materi terlebih dahulu, terus dia nulisin timeline peristiwa sejarah yang terjadi. Persis dengan apa yang dilakukan oleh tutor-tutor Sejarah Zenius.
“Setiap kali ada materi sejarah, aku nggak cuma nonton videonya, tapi juga bikin timeline peristiwa sejarahnya, terus aku tarik garis lurus untuk memahami apa aja yang terjadi di tahun tertentu. Jadinya lebih gampang paham. Itu juga pernah ngebantu aku saat harus presentasi di kelas. Guru aku bilang, ‘Kok kamu bisa tau sedetail dan sejelas itu?’. Aku sangat bangga dan aku bilang ke guru aku bahwa aku belajar pakai Zenius. Lalu, guru aku kayak ‘wah keren’. Hehe”
Buat lo yang penasaran sama penjelasan Sejarah di Zenius, coba deh tonton video salah satu materi Sejarah tentang Perjuangan Melawan Ancaman Pemberontakan ini:
Kalau masih kepo, lo bisa ulik sendiri materi Sejarah SMA di web Zenius
Terus, salah satu fitur yang menurut Roy ngebantu dia pada saat itu adalah flashcard. Flashcard itu alat bantu belajar berupa kartu kecil dengan dua sisi: satu sisi berisi pertanyaan atau kata kunci, dan sisi lainnya jawabannya. Lo bisa latihan dengan cara melihat kata kunci, coba jawab, lalu cek jawaban di baliknya. Efektif buat nginget info penting seperti vocab bahasa asing, rumus, atau fakta sejarah. Dulu di Zenius emang ada fitur flashcard sih. Cuman sekarang udah ngga ada, hehe. But, still, flashcard ini menurut Roy ngebantu dia inget-inget poin penting yang ada di satu materi.

Nah, ga cuman itu. Banyak cara belajar Roy yang emang bisa diterapkan kalian juga, guys. Roy ini ngebuktiin kalau belajar itu gak cuma duduk di kelas dan dengerin guru di sekolah aja.
Roy menerapkan belajar itu kapan aja dan di mana aja. Bahkan, Roy sambil nunggu pertandingan basket dimulai (yap, dia anak basket juga), masih sempat nonton video pembelajaran dari Zenius.
Di sinilah Roy mulai mengembangkan pola belajar yang konsisten dan fleksibel.
Alhasil, nilai minimal (85) yang menjadi syarat untuk daftar beasiswa di Rusia tersebut dibabat lah. Doi berhasil mencapai rata-rata 91,81. Cukup jauh dari target minimal itu.
Perjuangan Dapetin Beasiswa Kuliah di Rusia
Setelah nemuin adanya beasiswa yang diberikan oleh pemerintah Rusia, persiapan yang matang untuk naikin nilai akademis di sekolah yang dibantu Zenius, tetap konsisten belajar bahasa Rusia, Roy mengurus segala persyaratan administrasinya dengan serius. Dia juga dibantu oleh Rumah Rusia di Jakarta, institusi yang bekerja di bawah Kedutaan Besar Rusia di Indonesia.
Ngga ada tantangan yang terlalu berarti yang dihadapi Roy. Karena, again guys, dia udah mempersiapkan segala sesuatu untuk daftar beasiswa ini.
Application form-nya pun diterima dan lanjut ke tahap wawancara. Gue dapet bocoran nih dari Roy. Katanya, saat wawancara beasiswa, pewawancaranya menggunakan tiga bahasa: Indonesia, Inggris, dan Rusia. Ini memberikan nilai tambah buat Roy karena dia bisa semuanya. Mantep bener Roy ini!
“Aku pas wawancara itu nunjukin juga kalau aku bisa baca berkas dalam bahasa Rusia. Terus, kalau misalnya kita bisa baca berkas-berkas dalam bahasa Rusia gitu, kita bisa menarik perhatian dari pewawancaranya. Lalu, aku juga pernah menang lomba puisi dalam bahasa Rusia sebelumnya kan, nah ini bisa jadi nilai plus juga.”
Wawancara berjalan lancar, dan persiapan matang yang dia lakukan selama ini membuahkan hasil: diterima sebagai Russian Government Scholarship Awardee jurusan Applied Economy and Finance di Ural Federal University.

Bisa bacanya gak lu? Hahaha. Kalau gue translate, kira-kira isinya tuh gini:
“Effendy Royhans diterima pada 01.08.2024 sebagai mahasiswa tahun pertama program sarjana penuh waktu di jurusan “Ekonomi Terapan dan Keuangan”, biaya ditanggung negara.”
Congrats, bro!
Pengalaman Kuliah di Rusia
Lu tau lah, banyak orang tua yang mungkin banget khawatir kalau anaknya merantau jauh-jauh. Satu negara tapi beda kota aja kadang orang tua susah ngelepas anaknya, apalagi ke luar negeri. Hal ini juga dihadapi oleh Roy.
“Pas aku bilang mau daftar beasiswa di Rusia, orang tuaku khawatir banget. ‘Ngapain jauh-jauh, sih?’ Aku jawab ‘pengen lihat salju’ hahaha,” kata Roy sambil ketawa.
Btw, btw, gue kira ini becanda, Guys. Tapi, pas gue kepoin IG-nya Royhans, ternyata doi emang punya impian lihat dan makan salju dari kecil. Hahaha, agak senyum kecil nih gue sekarang sambil nulis ini.

Nah, lanjuuut. Karena Roy tau keluarganya pasti khawatir, dia akhirnya bikin sejenis proposal gitu dan presentasiin ke orang tuanya bahwa Rusia itu negara yang aman. Setelah dia beneran diterima beasiswa, orang tuanya ikut senang.
“Senang dan sedih, sih. Sedih karena kalau kuliah di luar negeri kan ngga bisa sering-sering pulang ke Indonesia.”
Anyway, dia tetap gas ke Rusia dong. Pas kuliah, bahasa Rusia jadi tantangan besar buat Roy. Lah, gimana dah, katanya udah belajar bahasa Rusia? Sabaaaar.
Jadi, meskipun dia sudah belajar bahasa Rusia sebelum berangkat, realitasnya, memahami percakapan sehari-hari dan perkuliahan itu beda cerita. Bahasa akademis yang digunakan di kampus, terutama saat dosen menjelaskan, sering kali sulit dipahami di awal-awal masa kuliah buat Roy.
“Di minggu-minggu pertama kuliah, beneran nggak ngerti apa-apa karena dosennya tuh ngomongnya ngga terlalu jelas. Tapi ya, tetap aku gas terus. Yang penting hadir di kelas dan tetap nyimak walaupun ngga ngerti-ngerti amat,” kata Roy sambil ketawa.
Namun, Roy nggak menyerah. Dia punya strategi sendiri untuk menghadapi tantangan bahasa ini. Selain tetap belajar di kelas, Roy juga rutin mencari materi tambahan dari internet dan terus berlatih bahasa Rusia di luar kelas. Adaptasinya jadi semakin baik seiring berjalannya waktu.
“Setelah beberapa bulan, aku mulai terbiasa.”
Kini, Roy sudah jauh lebih nyaman dengan perkuliahannya di Rusia. Meskipun berada jauh dari rumah dan menghadapi tantangan bahasa, tekad kuatnya bikin dia terus maju dan maju. GG pisan panutanku!!!
Pesan Roy Buat Sobat Zenius
“Kalau Zenius ada materi kuliah dari awal sampe akhir untuk mata kuliah tertentu, lebih oke, sih. Materi Zenius tuh kan jelas, ya, dan untuk nontonnya pun bisa di mana aja, kapan aja. Aku pengen banget Zenius punya video-video dengan materi kayak gini. Pasti ngebantu banget.”
Itu pesan Roy buat Zenius hehe. So far, emang belum ada, tapi semoga nanti bisa kami realisasikan ya, Guys!
Terus, Roy juga titip pesan nih buat Sobat Zenius lainnya, nih.
“Buat kalian yang lagi ngejar mimpi, apa pun itu, mulailah dari sekarang. Jangan tunggu nanti.” Dia sangat nekenin pentingnya menetapkan tujuan yang jelas dan konsisten belajar setiap hari.
“Jangan males cari informasi, apalagi soal beasiswa. Kalian bisa mulai dari hal-hal kecil kayak browsing di internet, gabung di komunitas, atau tanya-tanya langsung ke orang yang punya pengalaman. Pokoknya, jangan nyerah meski cape dan tantangannya berat.”
Selain itu, Roy juga ngingetin pentingnya belajar dengan strategi yang tepat. “Belajar itu nggak harus lama-lama, yang penting efektif. Jangan lupa juga buat tetap menikmati prosesnya, dan kalau ada platform kayak Zenius yang bisa bantu belajar kapan aja dan di mana aja, manfaatin sebaik mungkin.”
Terakhir, Roy berpesan agar teman-teman tetap berani bermimpi besar dan percaya kalau kerja keras pasti akan membuahkan hasil.
“Kalian nggak pernah tahu ke mana mimpi kalian bisa membawa kalian, tapi satu hal yang pasti: mimpi besar butuh persiapan yang besar juga.”
===
Nih, gue bonusin foto-foto Roy di Rusia. Siapa tau bikin lo jadi termotivasi.


Sekian dari gue dan cerita Roy ini. Gue harap cerita ini sedikit-banyak bisa menginspirasi kalian–sama kayak Roy yang terinspirasi dari Youtuber itu.
Akhir kata, buat lu lu pada, apa pun mimpi lu—mulai dari sekarang, persiapkan diri sebaik mungkin, dan jangan pernah takut untuk ngejar mimpi kalian, ya! Ingat, keberuntungan itu ngga ada, cuy.
Kalau lo punya keinginan, ya elo yang usaha untuk dapetin keinginan itu.
Selain Roy, Zenius juga punya alumni lain yang kuliah di Rusia, yaitu Amalia Raras. Tonton ceritanya di sini yaa.