Artikel ini akan membahas mengenai warna-warna telur, alasan mengapa warna telur berbeda-beda, hingga mitos mengenai warna telur yang terbaik. Semuanya dibahas secara tuntas di sini.
Umumnya, warna kerabang telur yang sering kita jumpai adalah coklat dan biru kehijauan. Yap, mayoritas orang akan berpikir bahwa kerabang telur warna coklat berarti telur ayam, sedangkan yang berwarna biru kehijauan adalah telur bebek. Tidak salah, memang benar seperti itu. Tetapi tahukah kamu kalau warna kerabang telur bukan hanya dua itu aja? Ada warna putih, hijau, bahkan yang ada bintik-bintiknya.
Kenapa sih kok warna kerabang telur bisa berbeda-beda? Apakah nutrisi yang terkandung di dalamnya juga berbeda-beda tergantung jenis warna kerabangnya? Penasaran? Yuk, simak terus artikel ini sampai kamu menemukan jawabannya!
Warna Kerabang Telur
Sebelumnya, kamu tau gak sih apa itu kerabang telur? Kerabang telur adalah pembungkus telur yang terluar dan paling tebal, tentu saja sifatnya keras dan kaku. Komposisi kerabang telur adalah 95% kalsium karbonat, dan sisanya adalah mineral seperti magnesium, fosfor, natrium, kalium, seng, besi, mangan, dan tembaga. Di kerabang telur juga ada pori-pori yang fungsinya untuk pertukaran gas. Jadi, bukan hanya kulit kita yang ada pori-porinya, guys. Kulit telur juga punya pori-pori. Oh iya, di lapisan kerabang paling luar juga ada yang namanya kutikula. Kutikula membungkus kerabang, sehingga menutup pori-pori untuk menghambat masuknya mikroba ke dalam telur.
Lalu, apa yang menyebabkan warna pada kerabang telur? Berdasarkan data riset dari Michigan State University Extension, warna kerabang disebabkan oleh genetik dari unggas itu sendiri. Misalnya, ayam jenis Ameraucana (ayam domestik Amerika) memproduksi telur berwarna biru, ayam Leghorn berwarna putih, dan ayam Orpington berwarna coklat. Memang, semua kerabang telur pada awalnya berwarna putih, namun ketika melewati proses reproduksi di uterus/shell gland, terjadi proses pigmentasi pada kerabang telur yang menyebabkan warna akhir telur berbeda-beda. Sekarang, yuk kita simak satu persatu penyebab dari warna-warna telur yang dihasilkan!
Warna Telur Putih
Sebelumnya kita udah tau kalau kerabang telur awalnya berwarna putih sebelum mengalami pigmentasi. Nah, kalau hasil akhir dari telur ternyata berwarna putih, berarti telur tersebut tidak mengalami pigmentasi atau tidak memiliki pigmen. Contoh ayam dengan kerabang berwarna putih adalah ayam Leghorn.
Warna Telur Coklat
Coklat adalah warna yang paling umum kita temui pada kerabang telur. Warna ini disebabkan oleh pigmen yang bernama protoporphyrin IX. Pigmen tersebut berasal dari hemoglobin unggas betina yang melapisi bagian terluar kerabang telur. Hanya melapisi bagian luar, hal ini karena proses pigmentasi coklat berlangsung pada beberapa jam terakhir saat telur melewati uterus. Itulah mengapa kalau kerabang telur yang berwarna coklat, bagian dalamnya tetap putih. Ayam dengan kerabang warna coklat sangat umum ditemukan, contohnya adalah ayam Hubbard dan Orpington.
Oh iya, ada juga lho ayam Marans yang menghasilkan telur berwarna dark brown atau coklat tua. Warna coklat yang dihasilkan juga jauh lebih gelap dibandingkan dengan warna coklat pada umumnya.
Warna Telur Biru
Warna kerabang biru disebabkan oleh pigmen biliverdin dari hemoglobin unggas yang diproduksi pada awal perkembangan kulit telur. Pigmen ini menembus hingga lapisan dalam kerabang telur. Hal ini karena pigmen biru diproses sepanjang pembentukkan kerabang, sehingga kalau kamu memecahkan telur, maka bagian dalam dan luar telur punya warna biru yang rata. Semakin tua usia unggas, maka pigmen biliverdin akan semakin berkurang. Contoh unggas dengan telur berwarna biru adalah Ameraucana, Auracanas, Easter Egger dan bebek. Kalau bebek sih kamu juga pasti tau dong, kan telur asin umumnya dari telur bebek.
Warna Telur Hijau
Warna ini merupakan kombinasi dari pigmen protoporphyrin (coklat) dan biliverdin (biru). Pigmen yang meresap pertama ke kerabang telur adalah biru. Kemudian, dilapisi oleh pigmen coklat. Jadilah hasil akhir kerabang telur berwarna hijau muda hingga zaitun tua. Semakin gelap pigmen coklat yang diproduksi, maka warna hijau zaitun akan semakin tua. Ayam yang menghasilkan telur berwarna hijau ini merupakan hasil persilangan (cross breed). Contoh ayam yang memproduksi telur berwarna hijau ini adalah Oliver Egger.
Nah, itu dia beberapa warna kerabang telur beserta proses pembentukannya atau pigmentasinya. Lalu, kalau warna telur cream, pink, cerah, gelap, tipis, tebal itu karena apa ya? Banyak faktornya, guys. Selain genetik, unggas betina juga memiliki faktor lain dalam memproduksi pigmen telur, seperti usia, kesehatan termasuk tingkat stress dan penyakit, suhu lingkungan, dll. Kalau kondisinya kurang baik, maka pigmen yang dihasilkannya juga akan menurun. Nah, warna kerabang telur pink atau merah muda itu sebenarnya adalah pigmen coklat yang sangat rendah/ringan. Selain itu, pigmen yang muncul juga tidak semuanya rata lho, guys. Kadang ada yang hanya berupa semburan, sehingga meninggalkan bintik-bintik/bercak pada kerabang telur.
Manakah Warna Telur yang Paling Baik?
Pilih telur yang berwarna ya, terus warnanya cerah pekat, jangan yang pucat, nanti malah kualitasnya jelek lho!
Banyak orang yang berpikir demikian. Nah, kira-kira itu mitos atau fakta ya? Ternyata, guys. Perbedaan warna kerabang telur tidak begitu berpengaruh lho terhadap kandungan nutrisi telurnya. Mau telurnya warna biru, hijau, putih, maupun coklat itu tidak memberikan perbedaan, semua sama saja. Hal ini karena semua cangkang telur dibuat dari bahan yang sama dengan proses yang sama pula, hanya pigmentasi dan genetik saja yang berbeda. Hal ini juga dibuktikan oleh University of Illinois Extension Incubation and Embryology.
Nah, yang membedakan nutrisi dan kualitas telur adalah apa yang dimakan oleh unggas dan bagaimana unggas tersebut dibesarkan. Contohnya seperti hasil studi yang disampaikan oleh Mother Earth News, bahwa ayam yang diumbar dengan lebih banyak memakan serangga dibandingkan dedak, akan menghasilkan telur dengan kandungan kolesterol dan lemak jenuh yang lebih rendah, vitamin A dan E lebih banyak, omega-3 dan beta karoten yang lebih banyak juga dibandingkan dengan ayam yang tidak diumbar/dipelihara terus di dalam kandang.
Leave a Comment