Apakah kalian pernah mengutak-atik ponsel kalian? Tahu enggak sih baterai ponsel kalian terbuat dari apa? Mengapa bahan tersebut yang dipakai untuk baterai ponsel?
Asal Usul Baterai
Istilah battery pertama kali diperkenalkan oleh Benjamin Franklin pada tahun 1749. Namun, baterai yang berhasil diciptakan sebagai penghimpun sekaligus pembangkit listrik berhasil diciptakan oleh Alessandro Volta pada tahun 1800. Namun, pada tahun 1938 telah ditemukan benda yang dapat berfungsi sebagai baterai dan sekarang disebut sebagai “Baghdad Battery” yang diduga sudah ada sejak tahun 250 sebelum masehi!
Baterai Isi Ulang
Baterai yang kamu lihat pada zaman dahulu mungkin tidak terasa familiar. Bisa jadi karena kita lebih terbiasa melihat baterai yang sudah canggih. Seiring waktu, bentuk baterai pun semakin beragam.
Apakah kalian bisa menamakan baterai-baterai di bawah ini?
Dari berbagai jenis baterai diatas, manakah yang sering kamu pakai sehari-hari? Dan baterai mana yang membuat barang elektronik milik kamu tahan lama? Sebagai pengguna elektronik, pastinya kamu tidak mau sembarang menggunakan baterai, apalagi kalau tidak bisa diisi ulang! Selain itu, baterai yang tidak bisa diisi ulang dapat menyebabkan bertambahnya sampah masyarakat. So, tidak eco-friendly! Baterai paling kanan sudah menggunakan teknologi canggih, yaitu mudah untuk diisi ulang. Biasanya, kamu akan menemukan baterai jenis itu pada ponsel. Jika kamu perhatikan baterai tersebut, kamu akan menemukan tulisan Li-ion yang memiliki arti bahwa baterai tersebut terbuat dari Litium. Lantas, mengapa litium dipakai sebagai baterai ponsel dan berbagai jenis gawai lain?
Mengapa Pakai Litium?
1. Litium Punya Masa Atom Ringan dengan Ukuran Atom Kecil
Perhatikan urutan berikut:
1H, 2He, 3Li, 4Be, 5B, 6C, 7N, 8O, 9F, 10Ne
Dari logam-logam yang tertera di atas, litium merupakan logam yang memiliki masa atom paling ringan. Mengapa bukan hidrogen dan helium? Karena keduanya berupa gas, sehingga sulit untuk dijadikan baterai.
2. Litium Paling Reaktif
Berikut adalah deretan unsur kimia dari yang paling reaktif dan yang paling tidak reaktif.
Li K Ba Ca Na Mg Al Mn Zn Cr Fe Co Ni Cd Sn Pb (H) Sb Bi Cu Hg Ag Pt Au
Semakin ke kanan, maka semakin kecil reaksi yang akan ditimbulkan. Au (Emas) memiliki harga jual yang tinggi salah satunya karena sukar bereaksi. Dibandingkan dengan litium yang berada di posisi paling kiri, bahan litium lebih mudah untuk bereaksi. Dengan demikian, baterai yang menggunakan bahan Litium menghantarkan listrik dengan lebih cepat.
3. Relatif Tidak Beracun
Bahan yang sangat beracun:
Be, Cd, Pb, Hg
Bahan yang relatif tidak beracun
Li, Na, K, Rb, Cs
Kamu dapat melihat bahwa litium memiliki racun yang relatif rendah sehingga lebih aman untuk digunakan sehari-hari.
4. Berkelanjutan
- Fossil Fuel-Free Energy
Energi yang dibutuhkan baterai yang menggunakan litium bebas dari bahan bakar fosil yang selain berbahaya untuk kesehatan alam, juga tidak
- Rechargable
Baterai dengan litium dapat diisi ulang, sehingga kita bisa memakainya berkali-kali.
Cek Mitos dan Fakta Baterai Ponsel!
Mana yang mitos, mana yang fakta? Wahyu bisa menjawab pertanyaan kamu, nih!
“Kak, Betul ngga kalau ngisi baterai hp, gak perlu sampai 100 persen?”
Betul! Untuk memaksimalkan kinerja baterai tersebut, Zen sarankan untuk mengisi baterai secukupnya.
“Apakah baterai ada kadaluarsanya?”
Ada! Bahkan untuk baterai yang bisa diisi ulang, ada kadaluarsanya. Maka dari itu, kamu harus perhatikan penggunaan baterai kamu ya.
“Kak, kenapa baterai ponsel bisa kembung?”
Kemungkinan terjadi kerusakan pada komponennya. Jika baterai sering terkena udara atau terekspos air, maka bisa massa komponen dalam baterai tersebut bisa bertambah sehingga menyebabkan baterai untuk membesar
Jangan lupa tonton terus Zen15 setiap hari Senin sampai Jum’at pukul 15.00 WIB. Kamu juga dapat tanya jawab langsung dengan tutor-tutor Zenius secara Gratis! Yuk langsung aja download aplikasinya!
Baca Juga:
Zen15: Kok Bisa Adonan Kue Dipanggang Jadi Cokelat?
Zen15: Kapal Selam kok Bisa Tenggelam?
Leave a Comment