Apakah betul ada kehidupan lain di luar angkasa? Artikel ini menjawab pertanyaan ini dengan menggunakan fakta-fakta ilmiah yang kita ketahui sampai saat ini.
Halo pembaca Zenius Blog, di antara lo ada yang suka nonton film alien nggak? Kalo zaman gue dulu, sih, yang beken itu film Star Wars, E.T, Alien, Predator, Men in Black, dan lain-lain. Biasanya, di film-film itu, diceritain bahwa ada kehidupan lain di luar planet Bumi. Sebagian diceritain peradaban di planet lain itu udah sangat maju dengan teknologi yang tidak terbayangkan oleh kita, sebagian lainnya diceritakan alien itu berbentuk monster mengerikan yang siap memangsa manusia.
Tapi sebetulnya, pernah nggak sih lo berpikir bahwa itu semua mungkin terjadi? Apakah betul ada kehidupan lain di luar planet bumi? Apakah alien itu mungkin saja ada hanya saja belum ditemukan? Atau jangan-jangan selama ini kita cuman dibohong-bohongin sama film Hollywood aja? Nah, di artikel ini gue bakal ngebahas tentang kemungkinan adanya kehidupan di luar angkasa berdasarkan fakta-fakta sains yang udah ada sekarang.
Oh iya, sebelumnya, kenalin dulu nama gue Zulfikar atau biasa dipanggil Ijul. Gue alumni murid Zenius-X angkatan 2009–2010 dan telah selesai menempuh studi S1 di Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH) ITB untuk penjurusan Biologi. Sekarang ini, gue di Zenius sebagai admin di forum Zenius Club dan backup tutor Biologi di Zenius-X Tebet.
Okay, kita balik lagi ke pembahasan tentang potensi kehidupan di luar angkasa. Tapi, sebelum gua masuk ke pembahasan utama, mau gak mau, gua harus ngasih perkenalan dulu tentang 2 topik perkenalan, sebelum masuk ke topik utama di topik ketiga:
- Komponen penyusun kehidupan.
- Penalaran luar angkasa dari sudut pandang Bumi.
- Potensi Kehidupan di luar planet Bumi.
Okay, itulah kira-kira ketiga hal yang akan gua bahas di artikel ini, sekarang langsung aja yuk kita mulai pembahasan topik 1:
1. Komponen Penyusun Kehidupan.
Sebelum kita menganalisis apakah ada kehidupan di luar angkasa, kita harus tau dulu dong komponen penyusun kehidupan itu apa. Maksudnya, jika makhluk hidup dari mulai domain Bakteria, Archaea dan Eukarya telah berhasil berkembang biak dan menghasilkan spesies yang beraneka ragam yang kaya di planet Bumi ini, perlu kita telaah dulu mengapa hal itu bisa terjadi, dengan harapan bahwa skenario yang sama atau mirip juga terjadi di luar angkasa atau di planet lain.
Pertama-tama, gue harus menekankan dulu bahwa proses terbentuknya mahluk hidup pertama kali di bumi ini masih belum diketahui secara persis. Tapi, sejauh ini kita telah mengetahui materi-materi apa aja sih yang pasti diperlukan agar kehidupan dapat terbentuk. Unsur pertama terpenting adalah karbon (C), bisa dibilang seluruh bentuk kehidupan di planet bumi yang kita ketahui saat ini, semuanya dibuat dengan karbon sebagai material dasarnya. Kenapa karbon? Karena karbon inilah yang bakal dibutuhkan untuk membentuk senyawa-senyawa yang dibutuhkan untuk ngebentuk mahluk hidup seperti glukosa, karbohidrat, lemak,asam amino, protein, dll.
Selain karbon molekul, yang paling dibutuhkan oleh mahluk hidup adalah air (H2O) dalam bentuk cair. Kenapa air? Air itu penting bagi mahluk hidup karena air itu merupakan pelarut yang baik dan itu penting banget buat kerja sel-sel kita, selain itu air juga berperan dalam ikatan DNA seluruh mahluk hidup melalui ikatan hidrogen. Tanpa ada air, sel-sel tubuh makhluk hidup ngga bakalan bisa kerja.
Nah, terus gimana ceritanya sampe senyawa-senyawa itu bisa ada di bumi? Untuk senyawa organik beberapa ilmuwan berpendapat senyawa-senyawa tersebut terbentuk dari senyawa-senyawa anorganik yang ada saat kehidupan pertama terbentuk (sekitar 3,5 — 3.8 milyar tahun yang lalu). Namun belakangan ini, ada satu hipotesa yang menarik bahwa senyawa-senyawa komponen penyusun kehidupan itu belum tertentu berasal dari bumi, tapi terbawa oleh Asteroid, karena berdasarkan bukti-bukti terkini, ternyata ditemukan bahwa senyawa-senyawa tersebut (termasuk juga air) ternyata terkandung dalam astroid!
Lah, terus kenapa kalo komponen penyusun kehidupan itu ada di astroid? Nah, bagi yang belum tau, saat bumi kita masih muda: sekitar 3,8 milyar tahun yang lalu (bumi terbentuk 4,5 milyar tahun yang lalu) bumi dihujani meteor dalam jumlah yang super buuaaanyak bangeet sampe ga keitung dan peristiwa itu namanya Late Heavy Bombardment. Nah, sekarang-sekarang ini, para saintis menduga kuat bahwa peristiwa itu telah “membawa” air dan senyawa organik yang sangat banyak dan bisa jadi sebagai pemicu yang menyebabkan kehidupan itu bisa terbentuk di planet bumi ini.
Okay, mungkin sekarang jadi muncul pertanyaan di kepala lo, “Jika dulu kehidupan terbentuk dari senyawa kimia, apakah kita bisa mensimulasikan hal yang sama terjadi saat sekarang ini?”. Sayangnya, hal itu sulit direalisasikan, kenapa? Karena keadaan planet Bumi ini jauh berbeda saat kehidupan muncul pertama kali di bumi (3,8 Milyar tahun yang lalu) dengan keadaan Bumi saat sekarang. Apa bedanya? Yang paling signifikan adalah kondisi Planet Bumi yang sekarang memiliki kadar oksigen yang tinggi di atmosfer, dimana kadar oksigen yang tinggi ini justru buruk bagi proses terbentuknya kehidupan.
Kok bisa gitu? Bukannya oksigen adalah penunjang utama kehidupan?
Dalam hal ini, oksigen memiliki peran lain, yaitu merupakan oksidator yang kuat dan bisa dengan mudah mengoksidasi senyawa-senyawa (Baca: merusak proses) yang penting bagi kehidupan. Dengan begitu, konsekuensinya, “kehidupan” ga punya cukup waktu untuk bisa terbentuk dengan kondisi Bumi sekarang ini.
Selain hipotesa di atas, ada sebagian ilmuwan lain yang menduga bahwa hydrothermal vent merupakan skenario yang lebih tepat untuk menggambarkan munculnya kehidupan pertama kali. Apa itu Hydrothermal Vents? Hydrothermal Vents adalah retakan di permukaan planet yang secara geothermal memanaskan perairan. Terus, apa hubungannya dengan skenario kemunculan kehidupan? Hipotesis ini muncul karena di sekitar hydrothermal vent terdapat konsentrasi bahan organik yang sangat tinggi, dan panas dari hydrothermal vent ini memberikan cukup energi untuk kehidupan dapat terbentuk.
Terlepas dari berbagai hipotesa yang sekarang masih dalam proses pembuktian lebih dalam, semua hipotesis tersebut memiliki kesamaan yaitu kehidupan pasti muncul di air yang memiliki konsentrasi bahan organik tinggi dan mendapatkan energi yang sangat besar dari aktivitas vulkanik. Dari situ, diduga kehidupan awal yang muncul adalah bakteri yang sangat sederhana, setelah mengalami proses yang panjang baru muncul organisme-organisme yang dapat berfotosintesis dan menghasilkan oksigen, diduga organisme fotosintesis baru muncul pada 2,7 milyar tahun yang lalu. Dengan berbekal pengetahuan ini, kita berangkat dengan asumsi bahwa kehidupan di luar planet bumi ini juga memiliki “syarat-syarat” yang juga mirip dengan yang ada di Bumi. Tapi sejauh mana sih, situasi di luar angkasa (baca: alam semesta) ini menawarkan kondisi yang memungkinkan agar skenario yang mirip dengan Bumi ini bisa terjadi? Yuk kita bahas di point berikutnya!
2. Penalaran Luar Angkasa dari Sudut Pandang Bumi.
Okay, setelah membahas tentang komponen penyusun kehidupan, berikutnya kita akan membahas tentang definisi dari “luar angkasa” itu sendiri. Kalo kita ngeliat langit pada malam hari, kita bisa ngeliat bintang yang jumlahnya banyak banget. Tapi, pernah nggak sih lo penasaran, bintang yang kita lihat itu ada berapa banyak jumlahnya? Seribu, sepuluh ribu, Sejuta, Semilyar, Setrilyun? Emang seberapa luas sih arti dari kata “luar angkasa” itu? Sampai mana sih ujung dunia yang kita ketahui? Tentu, dengan mengetahui seberapa luas alam semesta ini, kita bisa juga memperkirakan seberapa besar potensi atau kemungkinan adanya kehidupan lain di luar planet bumi.
Oke, untuk memberi lo gambaran berapa luas alam semesta tempat kita hidup ini gue akan memberi sedikit gambaran tentang lokasi “rumah” kita di alam semesta. Pertama, yang kemungkinan besar lo semua ketahui adalah kita hidup di salah satu sistem tata surya (solar system) di mana tata surya kita berada dalam pusaran galaksi bima sakti (Milky Way). Tolong bedakan tata surya dengan galaksi yah, mungkin bagi sebagian dari lo kedengeran konyol tapi masih banyak loh siswa SMA yang gak bisa bedain tata surya dengan galaksi, dan mikirnya ujung dunia ini cuman Planet Pluto terus bintang-bintang doang, tanpa ngerti sistemnya.
Okay, pertama yang disebut sistem tata surya adalah sebuah sistem yang terpusat pada satu bintang yaitu matahari dan memiliki delapan buah planet, lima dwarf planet, dan banyak komet serta asteroid mengitarinya. Sementara itu, matahari (yang notabene adalah sebuah bintang) sebetulnya cuma salah satu dari sekitar 100–400 milyar bintang yang mungkin terdapat didalam galaksi Milky Way! Udah gitu, galaksi milky way kita ini cuma 1 dari 1200-2000an galaksi yang berada di dalam Virgo Supercluster (kumpulan galaksi). Udah ngerasa kita kecil banget? Nah si Virgo Supercluster inipun ternyata hanya satu dari kira-kira 10 juta supercluster yang….. bisa kita ketahui saat ini.
Kok yang kita ketahui saat ini? Iya, karena sebetulnya sampai saat ini kita masih belum bisa melihat ujung dari alam semesta ini, karena informasi yang kita dapatkan adalah cahaya yang kita tangkap dari Bumi. Sementara itu, cahaya terjauh yang telah kita tangkap adalah 46.6 Milyar tahun cahaya. Lebih jauh dari itu, bukan nggak ada apa-apa yah? Tepatnya, kita belum tau karena informasi cahayanya aja belom sampe ke planet bumi sampai sekarang ini.
Nah, buat lo yang mungkin masih belum kebayang, mungkin beberapa data singkat dan video ini bisa lebih memberikan gambaran:
- Jarak bumi ke matahari itu: 1,496×1012 km. Jarak segitu bisa ditempuh oleh cahaya selama 8,32 menit. Artinya kalo lo ngeliat matahari, lo gak menatap matahari secara langsung tapi itu adalah kondisi matahari 8,32 menit yang lalu.
- Jarak dari bumi ke pusat galaksi milkyway itu: 2,6×104 tahun cahaya dimana 1 tahun cahaya itu jarak yang ditempuh oleh cahaya selama 1 tahun atau sekitar 9.4×1012km (9.400.000.000.000. km)
- Diameter milkyway itu sekitar 100.000 tahun cahaya
- Jarak bumi ke galaksi terdekat (andromeda) itu: 2,538×106 tahun cahaya.
[youtube https://www.youtube.com/watch?v=xeIVGx7wpNw]
Keren kan videonya? Di situ, lo bisa mendapatkan gambaran betapa luasnya alam semesta (yang kita ketahui) sekarang ini. Dalam hal ini, gua pribadi bisa mengatakan bahwa kemungkinan adanya tempat yang bisa dihuni oleh makluk hidup sangat besar. Bahkan potensi adanya planet yang memiliki kondisi yang mirip dengan bumi ini juga amat sangat mungkin sekali. Jadi sebetulnya, bisa aja ada mahluk hidup kompleks lain diluar sana, tapi saking jauhnya kita dan mahluk hidup tersebut sama-sama ga tau akan keberadaan satu sama lain. Okay, setelah memahami komponen penyusun kehidupan dan penalaran definisi “ruang angkasa”, kita baru deh masuk ke topik utama yaitu potensi kehidupan di luar planet Bumi.
3. Potensi Kehidupan di Luar Angkasa/Luar Planet Bumi.
Nah, setelah lo mengetahui komponen penyusun kehidupan dan juga betapa luasnya alam semesta kita ini, sekarang baru deh kita masuk ke menu utama kita yaitu potensi kehidupan di luar planet bumi. Sampai saat ini, hanya planet bumi satu-satunya tempat yang kita tau kehidupan bisa ada dan bertahan. Nah, terus mungkin di antara lo ada yang bertanya-tanya, kenapa bumi? Apa yang spesial dari kondisi bumi sehingga kehidupan bisa muncul dan berevolusi di bumi? Mungkin ngga sih di luar sana ada “bumi lain” tempat kehidupan bisa ada di alam semesta ini? Sebagian besar dari alam semesta ini tidak bisa di jadiin tempat idup, tapi kenapa bumi kita bisa ideal buat kehidupan gini? Jawabannya adalah bumi ada di zona yang tepat. Nah, zona itu dinamain dengan Habitable Zone.
Habitable Zone
Sebagian besar dari alam semesta ini jelas tidak dapat dihuni bagi manusia, karena memang kebanyakan isinya ruang vakum sehingga tidak mungkin dihuni, baik manusia maupun makhluk hidup manapun yang kita ketahui di Bumi. Terus, planet-planet gas macem Jupiter, Mercury, dkk. gitu juga ga mungkin bisa dihuni, jadi yang bisa dihuni itu planet seperti apa, sih? Berdasarkan komponen penyusun kehidupan yang telah kita bahas pada poin 1, para ahli astrobiologi berpikir bahwa terdapat beberapa “persyaratan” agar kehidupan bisa terbentuk dalam sebuah lingkungan di luar Bumi. Pertama, hal yang paling mendasar dibutuhkan adalah air yang berbentuk cairan (baca : suhu sekitar 0oC-100oC derajat Celcius). Air yang berada dalam bentuk cairan itu jadi kunci supaya kehidupan bisa muncul untuk pertama kali, dari situ para saintis merumuskan yang namanya habitable zone/goldilocks zone yaitu zona di mana air bisa bertahan dalam bentuk cair.
Keberadaan air dalam bentuk cair bisa terjadi di suatu planet kalau dia berada di jarak yang tepat si planet itu ke bintang-nya. Idenya gampang sebenernya, kalau suatu planet atau satelit itu letaknya terlalu dekat dengan bintangnya, suhu planet itu akan terlalu panas jadi air akan menguap, sementara kalau jaraknya terlalu jauh dari bintangnya ya air jadi beku semua. Nah, jarak ideal agar air dalam bentuk cair ini dipengaruhi juga dengan index kecerahan bintang. Semakin cerah si bintang pasti habitable zone bakal semakin jauh dari si bintang itu. Nah, untuk ngitung suhu benda langit sesuai dengan jaraknya terhadap bintang terdekat dapat menggunakan dua formula:
Persamaan itu menggunakan pendekatan yang menganggap planet itu sebagai benda hitam. Kita bisa nyamain radiasi yang dikeluarin si planet (L) di persamaan (1) dengan Total radiasi bintang yang diterima si planet itu (Ein) pada persamaan (2). Dari situ bisa didapetin perkiraan suhu efektif dari si planet. Untuk suatu tempat bisa memiliki air dalam bentuk cair, maka tempraturnya harus sekitar 0oC–100 oC. Nah, tapi kalau kita ngitung suhu bumi dengan formula yang di atas, suhu bumi seharusnya 255oK atau -18oC, loh dingin banget kan? Terus, kenapa kok suhu bumi ngga -18 oC? Nah, si bumi ini kan punya atmosfer, dan di atmosfernya itu ada gas-gas rumah kaca kaya CO2 dan CH4. Nah, gas-gas itu yang bikin bumi bisa “hangat” kaya sekarang. Jadi, para ilmuwan merumuskan gas-gas rumah kaca itu juga harus diperhitungkan untuk dapetin nilai suhu planet yang tepat. Terus kalo dengan persamaan yang udah disempurnain itu ada ga planet yang ada di habitable zone? Nah, ternyata menurut NASA ada, dan planet-planet tersebut juga planet berbatu kaya bumi, nih liat gambar di bawah:
Wah, kalau gitu “alien” kemungkinan besar ada dong? Eits tunggu dulu, peneliti NASA sampai saat ini belum dapat menentukan apakah Gliese 581d dan HD85512b itu pasti layak untuk dihuni atau tidak. Soalnya sampai sekarang ini, kita belum mengetahui berapa tepatnya CO2 yang ada di atmosfer kedua planet tersebut. Selain itu, ada beberapa hal lain yang menjadi pertimbangan selain habitable zone, yaitu massa dari kedua planet itu sangat besar, jadi gravitasinya juga pasti lebih tinggi dari bumi.
Lah, emang apa hubungannya massa sebuah planet dengan potensi kehidupan? Penjelasannya bisa gua berikan dengan memberi contoh planet tetangga kita yaitu Mars. Secara hitungan di atas kertas, Mars sebetulnya masuk ke daerah habitable zone, hanya saja medan magnet di planet Mars lemah dan juga massanya relatif kecil. Akibatnya, Mars gak punya “perisai” yang melindungi atmosfer dari radiasi matahari dan juga mengalami kesulitan untuk mempertahankan atmosfernya. Itulah sebabnya, Mars mengalami kekeringan dan airnya sekarang habis.
Tapi, bukan berarti Mars gagal sepenuhnya sebagai tempat penyokong kehidupan loh. Karena sebetulnya, jutaan tahun yang lalu diperkirakan memang ada air dalam bentuk cair di Mars. Selain itu, karakteristik vulkanik dari planet itu mirip bumi yang berarti substratnya banyak mengandung material organik. Jadi, menurut pandangan pribadi gue, kemungkinan besar jutaan tahun yang lalu ada mahluk hidup di Mars, minimal dalam bentuk bakteri.
Life Outside the Habitable Zone
Kalau memang syarat kehidupan itu adanya air, material organik dan sumber energi, apa kehidupan cuma mungkin ada di habitable zone aja? Berdasarkan pengamatan mahluk hidup di bumi aja, ternyata kehidupan (umumnya bakteri) bisa bertahan di kondisi-kondisi ekstrim yang dulunya pernah dikira tidak mungkin bisa ditinggali. Contoh lingkungan ekstrim yang ternyata justru banyak mahluk hidup itu di dekat hydrothermal vent. Bahkan banyak spesies Archaea bakteria yang hidup di lingkungan yang tidak punya oksigen sama sekali dan bersuhu tinggi (sekitar 60–80OC) seperti di kolam-kolam air panas vulkanik. Coba deh lo tonton video penjelasan berikut ini berikut ini:
[youtube https://www.youtube.com/watch?v=BXGF3XS-yAI]
Kalau syarat kehidupan itu adanya air dalam bentuk cair, punya material organik dan ada sumber energi yang bisa dimanfaatkan, ya berarti airnya ga perlu ada di permukaan dong? Contohnya kaya yang ada di video di atas, di laut dalam disekitar hydrothermal vent kehidupan bisa muncul. Sementara itu, ilmu pengetahuan sebelum tahun 1970an para ilmuwan menyangka ngga mungkin ada kehidupan di sana, karena keadaan di sana sangat beracun bagi sebagian besar mahluk hidup.
Tapi, setelah tahun 70an, para ilmuwan baru tau kalo dalam kondisi ekstrem vulkanik bawah laut bisa ada mahluk hidup, dari situ para ilmuan berpikir “Oh, mungkin di tempat kaya gini awal mahluk hidup bisa muncul dan berevolusi”. Mungkin lo berpikir bahwa dugaan itu ngga cuman asal-asalan, tapi memang kondisi awal planet Bumi tuh ya kaya gitu, isinya air beracun dan tanpa adanya oksigen. Jadi, mungkin kita bisa berharap di tempat lain di alam semesta kita, ada tempat yang kayak begitu, dan ternyata memang ada, bahkan letaknya “ngga terlalu jauh” dari bumi. Karena keadaan yang mirip dengan hydrothermal vent itu juga ada di beberapa satelit yang ada di sistem tata surya kita.
Salah satu satelit yang diduga punya lautan di bawah lapisan es di permukaannya itu bulan Europa (tolong dibedakan dengan benua Eropa). Di bawah lapisan es Europa setebal 10–15 km, diduga punya laut yang dalam (sekitar 100 km). Loh kok bisa, sih? Bulan Europa kan jauh dari matahari? Kok masi bisa ada air di bawah lapisan esnya? Nah, keberadaan air dalam bentuk cair ini diduga diakibatkan oleh tidal heating yang artinya ada gesekan antara inti si satelit dengan lapisan di atasnya, gesekan ini muncul karena adanya perbedaan gerak muter (rotasi)nya si satelit dengan gerak si satelit ngelilingin Jupiter. Panas yang dihasilkan oleh gesekan itu yang bikin es jadi cair dan membentuk lautan yang luas. Nah, di dasar lautnya bulan Europa ini hasil dari panas gesekan itu ada yang membentuk gunung api vulkanik, ada juga yang yang berbentuk hydrothermal vent. Pada tempat-tempat seperti itulah, diduga kehidupan di bulan Europa akan ditemukan.
Berdasarkan fakta yang kita ketahui sekarang tentang bulan Europa yang juga memiliki laut dan juga aktivitas vulkanik di dasar lautnya, bisa dibilang bahwa Europa memiliki kondisi yang memungkinkan untuk bakteria, dan mahluk-mahluk bersel satu bisa muncul. Jika organisme bersel satu bisa hidup, bisa aja organisme-organisme tersebut dapat mengubah keadaan laut di satelit Europa jadi bisa menyokong kehidupan yang lebih kompleks, seperti yang terjadi di bumi ini.
Sampai dengan saat ini, NASA udah menargetkan tahun 2020 bakalan mengirim wahana yang bisa menjelajah di lautan europa sana. Jadi, mungkin saja dalam waktu kurang lebih 5 tahun lagi, kita akan menemukan kehidupan pertama di luar planet bumi. Kalau ternyata di Europa ada kehidupan, berarti kemungkinan besar di tempat-tempat yang mirip seperti itu seperti satelit Ganymade, Enceladus, dan tempat-tempat lain yang mirip kayak gitu juga mengandung kehidupan. Jadi, mungkin aja kehidupan, apalagi kehidupan tingkat rendah (bersel satu) itu tidak terlalu langka di alam semesta ini.
****
Demikianlah sedikit ulasan dari gue tentang potensi adanya kehidupan di luar planet bumi ini. Moga-moga bisa menginspirasi dan juga bermanfaat lo semua. Salam kenal dan sampai jumpa di artikel berikutnya! 🙂
—————————CATATAN EDITOR—————————
Kalo ada di antara lo yang mau ngobrol atau diskusi sama Ijul tentang alien atau seputar astrobiologi, langsung aja tinggalin komentar di bawah artikel ini, ya. Jangan lupa juga untuk terus main dan belajar di zenius.net.
Bagaimana NASA bisa tahu luasnya alam semesta ini bang? Atau cara mengetahui kadar gas tertentu dalam suatu planet. Mohon pencerahannya, makasih 😀
Caranya mirip2, intinya sebenernya ga mgeliat langsung kaya pake tropong. Tapi ngeliat gelombang cahayanya gitu.
coba lo liat: http://planetquest.jpl.nasa.gov/mobile/page/methods
Kalau mengetahui kadar gas gitu gimana? 😀 makasih..
Coba lo cari2 aja di google, intinya bisa dibedain dgn ngeliat spektrum cahaya yang di tangkep sama teleskop nya nasa
Coba liat
http://www.astrobio.net/news-exclusive/next-generation-telescope-need-detect-life/
Kalau memgetahui luas alam semesta itu lewat penerimaan gelombang-gelombang elektromagnetik dan cahaya. Kalau untuk kadar gas itu menggunakan spektroskopi (spektrum).
Bang, mau nanya, nih. Tapi rada OOT nggak papa, kan?
Gimana, sih suasana perkuliahan di SITH itu? Kebetulan saya pengen lanjut di sana tahun ini 😀
Makasih baang
Lo japri email lo ke email gue yang zulfikarhermawan@gmail.com .. mau nanya apa aja terserah hahaha
menurut gue sih, bisa jadi sih, toh bumi kitakan ngak langsung jadi kayak sekarang.
bang, bkn skedar khdupan, peradaban ada gk y?
klw nyrempet maslah agama, kyknya d kitab suci mnapun gk ada deh yg mmbhas soal peradaban slain umat d bumi(atw mgkn ada tp gw aja yg blm tw)
Peradaban itu muncul kalau generasi sblmnya bisa ngajarin cara hidup dan ilmu yang lebih efisien ke generasi berikutnya. Tinggal nyari apa yg bikin hal itu bisa terjadi, trus peradaban di luar human species bisa terjadi, IMO sih begitu. 😀
yup, mnrtku jg gtu, tp mksdku dsini pradaban mnusia
wah kalo secara kitab suci gue gamau komentar deh, takut salah ngomong trs jadi masalah hehehe.
kalo berdasarkan tebakan ilmiah si bisa aja, kenapa gue bilang tebakan ya karna kita gabisa bener-bener tau hal itu terjadi apa nga karna pandangan kita di alam semesta ini terbatas.
ya kehidupan kompleks bisa muncul kalo emang kondisinya emang mirip bumi, dan kondisi mirip bumi itu sangat mungkin terjadi.
tapi balik lagi itu cuma “life as we know it”, mungkin malah ada bentuk “life” yang beda sama kita dan kita gatau sama sekali.
iya si bang, bner bnget, scietifically udh ckup mnjwab
gw prnh kpikran aja,hhehhe
Kalo ga salah di agama budha ada deh, tapi cuma “bumi”2 lain doang yang disebut. Kalo kehidupan lain ga tau juga
Kehidupan yang lain juga disebut kok, soal bumi yang lain juga ada hehehe
di Al-qur’an juga dimention kok ttg kehidupan makhluk lain selain dibumi. tapi aku gatau tepatnya
yah kalau memang nga di bahas berarti karna blum di ketahui, memangnya hanya di bilang klo hanya bumilah tempat yg bisa di tinggal??
Bang, pusat galaksi bima sakti itukan ada bulet2 terang gitu. Itu sebenernya apaan, sih?
itu kumpulan bintang yang berdekatan, jadi cahayanya kaya ngumpul gitu. kenapa bisa ngumpul? karna gravitasi bakalan bikin jadi ngumpul kan.
nah pusat galaksi nya itu sendiri di duga adalah super masive blackhole
Kalo itu beneran supermassive blackhole artinya bintang2 di sekitar situ bisa ketarik gravitasinya dong. Pernah ga sih ada bintang yang keisep blackhole?
Setau gua, super massive black hole itu punya gravitasi yang gedeeee banget, sampai samapi cahaya aja gabisa keluar atau kabur dari gaya tariknya. Jadi buat nari bintang yang kek gitu aja mah bukan masalah besar bagi super massive blackhole.
Kalo mau tau lebih dalem lagi tentang itu, coba deh tonton aja serial tv kek cosmos atau coba nonton theory of everything. Di situ dibahas seputar itu semua deh. keren paraaahh dahh
Ha,baru sadar ada ginian.. ga ketarik karna udah di titik equilibrium antara gaya gravotasi dengan gaya sentripetal yang ngarah keluar kan.. sama knp bumi ga ketarik matahari aja
Andai gak ada Dark Ages mungkin kita sudah mengeksplore lebih jauh lagi bang.
sekarang kita (manusia) harusnya berupaya mencari lebih jauh dong, kalo kita gamau mencari fakta2 baru ya berarti kita masih di dalam “dark ages”
Agama sih sebenarnya yang terus mengekang kita manusia. Kalau ke arah tabu sedikit aja langsung gak boleh,kan itu sebenarnya yang membedakan kita dengan spesies kita yang lain. Usul deh,bikinin artikel tentang evolusi,soalnya banyak yang masih gak tau.
kalo menurut gw sebenernya agama ga mengekang kita. yang bermasalah itu manusianya. analoginya tuh gini, banyak orang suka dengan durian tapi gw ga suka. yang buat gw ga suka itu cara mereka memakannya bukan duriannya. nah, agama itu ga salah yang salah itu sikap manusianya
lol, terus ngapain eropa dark age tapi di saat yang sama khilafah abbasiyah malah maju iptek nya?
pelajari dulu tuh sejarah, bagaimana agama dan sains bisa sejalan searah di peradaban tertentu. remember, dark age is a myth…
hurr durr religion is teaching about fixed value, so it must limit Discovery and thinking..
Bullshit
kak apa ini ada hubungannya dengan fermi paradox ?
and thx God, kehidupan kyk gitu bisa aja “mengancam” umat manusia di bumi….
karena alien belum tentu punya moral yang sama dengan manusia.
meanwhile in another planet ” oh thx god kehidupan manusia bisa aja ngancem umat namek (contoh kwkwk) karena manusia belum tentu punya moral yang sama dengan namek
masih gak percaya bang kalo belom ada buktinya (masih teori teori gitu) -___- kalaupun itu bener, jadi ngerasa gak berguna banget hidup hehehe
emang ada hubungannya the purpose of life sama alien :v
besar ditempat yang kecil buat apa
subhanallah.., terimakasih sebelumnya gan, sudah mau post yg beginian, ini baru namanya maanfaat medsos, 😀 oh ya, ngomong2 soal pembahasannya, saya mau nanya nih, dari sekian banyak meteor yang menghantam, apa cuman air saja benda yang menjadi pendukung kehidupan yg dibawanya, adakah benda lain, yang mencolok perannya dibumi ini, dan apa tidak ada unsur makhluk hidup yg dibawanya, seperti bakteri, atau binatang kecil, mengapa hanya air?
senyawa organik (as amino yang ada di experiment nya harold-urey juga ada di astroid kok..
coba cek http://www.researchgate.net/profile/Mark_Sephton3/publication/11245192_Organic_compounds_in_carbonaceous_meteorites/links/0deec52b9b13767e7d000000.pdf
Referensi :
http://www.kaskus.co.id/thread/51e73c363c118e645c000001/how-to-find-habitable-planets-cara-menemukan-planet-layak-huni/
http://www.kaskus.co.id/thread/55377ff05c7798564a8b4568/teori-terraforming-mengubah-habitat-planet-lain-agar-dapat-didiami-manusia
wah menarik juga itu, jadi pengen baca text book yang dijadiin refrensi aslinya
Berarti Bumi gak ada apanya ya bang dibanding luasnya jagat raya ini……! ^_^
what if there are some non-carbon-based lifes? what if they breath nitrogen or whatever instead of O2? with different enviroment, maybe the evolve differently, or wayyy differently than us, human? its not impossible. or maybe they are in another dimension which explains why they arent visible to human eyes. hehe .__.V
apa kalian percaya adanya ” alien ” ? ya ?
Tapi gw lebih percaya sama Allah SWT yang telah menciptakan semesta alam dan makhluk2nya.
kamu seperti sedang bilang
apa kalian percaya ada “hantu”?
kalau saya lebih percaya sama Allah SWT yang telah menciptakan semesta alam dan makhluk2nya
atau
kamu percaya gak si dia punya gebetan baru?
kalau saya lebih percaya sama Allah SWT yang telah menciptakan semesta alam dan makhluk2nya
intinya…
GA NYAMBUNG BRO
Mas,di paragraf sebelumnya dibilang, suhu efektif di bumi sbenarnya -18 °C, kemudian di paragraf selanjutnya dibilang kalau air di Mars menguap. Yg saya tanyakan knapa air disana menguap bukannya membeku? thanks
-18°C itu suhu efektif yang didapat dari rumus yang ada di tulisan, tapi kan itu emang terlalu di sederhanain dan ga ngitung gas yang ada di atmosfernya.
karna tekanan udara di mars rendah dan suhu nya juga rendah, jadi air di mars memang kalau nga langsung menguap atau langsung beku, setelah beku juga ada kemungkinan untuk menyumblim. jadi bahkan air di mars dalam bentuk es sangat jarang terdapat di permukaannya
tekanan udara di mars jadi rendah karena atmosfer mars rusak karena radiasi matahari (rusak karna gapunya cukup perisai gelombang elektro magnetik).
Bang, gue penasaran deh sama yg namanya black hole, atau lubang cacing sejenisnya. Klo kita masuk atau ke hisap sama black hole, tembus nya kemana ya? Atau kita bisa “time traveling” gitu klo masuk ke black hole???
kalo time-traveling sih bisa, tapi beberapa saat kemudian tubuh kita bakalan hancur, knp? karena foton yang mengikat agar elektron tetep mengelilingi inti atom tu bergerak dengan kecepatan cahaya. jdi menurut gw kita bakalan hancu kalo masuk ke blac hole #CMIIW
http://www.ted.com/talks/sara_seager_the_search_for_planets_beyond_our_solar_system#
Nice bang! I love it. Tapi ada yang masih bikin saya penasaran nih. Selain untuk ilmu pengetahuan dan memenuhi hasrat ingin tahu manusia tentang alam semesta, untuk apa sih kita terutama NASA meniliti atau mencari Habitable zone dan planet yang layak huni? Apakah ada kemungkinan beberapa tahun/abad lagi kita akan ‘pindah’ planet? Thank you! @disqus_47OM6VC3Wp:disqus
sebenernya sih kalo Nasa sebagai scientice, ya gunanya untuk memenuhi rasa penasaran mereka aja. tapi untuk kepentingan praktek, ya mereka juga nyari kemungkinan tempat untuk di kolonisasi manusia
Kenapa kita harus lakuin itu bang? apakah bumi mulai ngga layak lagi? baca ini bang buat ref. http://kask.us/hVQBK
kalau sumbernya kaskus itu belum bisa dibilang refrensi gan.
kenapa kita harus pindah? sekarang sih engga, tp suatu saat bumi bakal gabisa dihuni mahluk hidup
Kalau pendapat abang mengenai kemungkinan adanya dunia paralel, mempertimbangkan ditemukannya paradoks kucing schrodinger gimana? hehehe
OOT bang NEM UN SMP 31,3 bagus gak? gw dimarahin habis-habisan nih :v
Bang kan supermassive blackhole nya kan gravitasinya gede bgt…tp knp galaksi kita ga ketarik sama si blackholenya itu?
Artikel yang sangat bagus. Harus diakui bahwa sampai saat ini belum ada bukti yang jelas tentang asal usul kehidupan. Semua masih sebatas teori. Ada teori yang berkata bahwa kehidupan dibawa oleh asteroid yang menghantam bumi. Ada yang berkata kehidupan berasal dari senyawa yang tersambar petir. Untuk teori yang pertama yang jadi pertanyaan adalah kalaupun kehidupan dibawa oleh asteroid tetep saja timbul pertanyaan kenapa kok ada kehidupan di asteroid itu. Jika jawabannya adalah itu dari planet/benda langit di semesta tetep pertanyaan dari mana itu berasal. Gimana itu bang?
kakk di Jakarta ada klub astrobiology gitu gak? seru banget liat pembahasanya..
Kaga tauu, gue sebenernya tau gini2an karna sering iseng2 nonton film dokumenter dan ngambil kuliah astrobiologi (padahal itu kuliahan s2).. kalo ditulisin gini seru ya, kalo lagi belajar aslinya mah njelimet banget haha..
club astronomi si di planetarium ada, tp gatau pada bahas astrobiology gak
” Itu kan kehidupan menurut bumi, beda dengan kehidupan kami” ujar alien dari andromeda.
Oh ya bang, ada rumus drake yang buat ngitung kemungkinan jumlah koloni alien tapi jelumet bang ngitungnya bisa dijelasin gk ? -,-
Jujur, dari awal gue kuliah astrobiology juga gue bingung ngitung gituan.. btw itu persamaan juga banyak versi dan banyak yang modif.. kalo ga pgn fokus kemana mending ambil yang udah ditulisin ke jurnal review aja biar bacanya gampangan haha
Kalo gue sih sangat percaya ada kehidupan lain selain di bumi. ya mungkin jaraknya yang sangat teramat jauh jadi kita dan dia sama” gk bisa silaturahmi hahaha.. trus mungkin juga cara kehidupanya berbeda dengan kita dari segi wujud dan cara dia bernapas tidak menggunakan Oksigen, kita tidak cocok berada disana dan dia juga tidak cocok berada di Bumi. Kita cukup membayangkan saja wkwkw…
Jadi bang,saya mau nanya
mungkin ga sih ada planet yang keadaan nya mendukung kehidupan,yang lebih baik dari bumi?kalo pun belum ada apa syarat syarat nya? ex: carbon harus lebih banyak dari bumi (?).Terus kalo misalkan planet itu benar benar ada,mungkin kah penghuni nya dalam bentuk manusia,atau bahkan lebih baik dari manusia (?)
Segitu aja bang makasih 😀
Makasih bang. Beberapa kalimatnya ngebantu bgt saya bikin tulisan
https://educanalplus.blogspot.co.id/2016/10/filosofi-mengajarku-mengajar-seumpama.html?m=1
masih skeptical dengan kemungkinan evolusi kimia; dari zat tak hidup (walau organik) jadi suatu sistem yang cerdas dalam mengambil energi (hidup)
Sory nih agan zulfikar ane tau nih artikel udh dibuat bberapa tahun lalu tp ane berharap dpt jawaban komentar dr agan
Bang ijul kan dr tadi ngebahas tentang makhluk hidup bersel satu pernah ga terlintas mikir asal mula manusia ky gmn
Menurut dr hasil pengamatan ane dulu di bumi katanya pernah ada manusia raksasa namanya nephilim yg hidup berdampingan sm manusia biasa neplilim ini bukan mitos ini adalah jawaban knp ada bbrp nabi yg ukuran tubuhnya sangat besar dan kabarnya nephilim ini hasil campuran dna manusia dgn alien dan keberadaan evolusi manusia sendiri jg konon ada campur tgn dengn alien ini jg jawabn knp bangsa babylonia pny ilmu astronomi yg bagus jd dr statement ane diatas menurut bang ijul gmn