Hai Sobat Zenius! Elo yang duduk di kelas 12 pasti lagi berkutat, ya, sama materi kekuatan interaksi desa dan kota? Nggak usah bingung-bingung lagi, deh! Dalam artikel ini gue mau ngajak elo semua buat bahas materi ini secara detail.
Pada artikel sebelumnya sudah pernah dibahas soal struktur keruangan desa dan kota. Dari situ, kita bisa tahu bahwa keruangan desa dan kota memang berbeda namun keduanya tetap berhubungan dan berinteraksi.
Coba deh jawab poll di bawah ini.
Apapun jawaban elo, kalo dipikir-pikir lagi makanan favorit elo itu memerlukan berbagai bahan untuk dibuat. Bahan-bahan tersebut biasanya datang dari desa. Misalnya yang paling simpel deh, nasi goreng. Bayangkan elo lagi makan nasi goreng di salah satu warung di kota besar gitu ya.
Coba, ya, bedah bareng-bareng. Pertama, nasi sendiri berasal dari mana? Tentunya dari beras hasil pertanian atau persawahan di desa. Lalu di situ terpampang nyata sebuah telur cantik yang sudah di goreng.
Tentu itu hasil produksi para ayam di desa. Untuk bumbu dan hiasan pun, misalnya ada bawang merah dan daun bawang, semua juga hasil pertanian di desa. Itulah contoh interaksi desa dan kota.
Nah, untuk mendalami materi interaksi desa dan kota lebih lanjut, kita akan bahas faktor pendorong desa dan kota, zona interaksi desa kota, dampak positif serta negatif dari interaksi desa dan kota, dan cara menghitung kekuatan interaksi desa dan kota.
Yuk langsung saja kita mulai!
Faktor Pendorong Interaksi Desa dan Kota
Sebelum masuk ke faktor pendorongnya, kira-kira interaksi desa dengan kota disebut apa, ya? Pada dasarnya, interaksi tersebut dinamakan sebagai interaksi wilayah.
Lalu, apa saja hal atau faktor pendorong interaksi desa dan kota? Tadi kita sempat bahas soal nasi goreng di kota yang ternyata bahan-bahannya dari desa. Kira-kira dari contoh tersebut, apakah elo bisa simpulkan apa yang mendorong interaksi?
Coba kita lihat dari contoh lain ya. Misalnya di desa ada perkebunan pohon kapas. Nah, kapas tersebut kemudian dibawa ke kota dan diolah oleh pabrik tekstil setempat. Hasil produksi berupa pakaian kemudian dapat dinikmati oleh masyarakat kota dan desa.
Dari sini kita bisa simpulkan bahwa interaksi khususnya antara kota dan desa merupakan sebuah hubungan yang memiliki dampak bagi kota dan desa. Hubungan ini bersifat timbal balik. Jadi, apa nih faktor pendorongnya?
“Desa dan kota itu saling membutuhkan.”
Ya benar sekali, desa dan kota memang saling membutuhkan. Interaksi desa dengan kota disebut regional complementary. Masih ada dua faktor lainnya yaitu spatial transfer ability dan intervening opportunity. Yuk kita bahas ketiganya bareng-bareng.
Regional complementary
Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, desa dan kota saling membutuhkan karena desa dapat menyediakan bahan pangan atau mentah sedangkan kekuatan wilayah kota yang berinteraksi dengan wilayah pedesaan dipengaruhi oleh kota yang dapat memproduksi produk olahan yang bisa dikonsumsi desa dan kota.
Fakta Menarik!
Hinterland adalah desa yang berperan memasok kebutuhan pokok penduduk kota. Biasanya berada di sekitar perkotaan besar. |
Spatial transfer ability
Kemudahan transportasi atau perpindahan juga merupakan salah satu faktor yang mendorong terjadinya interaksi antara desa dan kota.
Misalnya, ada Kota A yang membutuhkan sebuah bahan mentah yang bisa disediakan oleh Desa B atau Desa C. Lokasi Desa B jauh dari Kota A dan topografinya juga menantang. Sedangkan, ada akses berupa jalan yang aman, mudah, dan murah untuk dilalui ke Desa C. Tentu saja dengan begitu interaksi Kota A dan Desa C lebih mudah terjadi.
Intervening opportunity
Yang dimaksud dengan faktor intervening opportunity adalah ketika ada intervensi di dalam sebuah hubungan atau interaksi desa dan kota. Intervensi ini bisa jadi dikarenakan adanya desa atau kota lain yang hadir atau karena suatu kejadian seperti kelangkaan dan bencana alam.
Zona Interaksi Desa dan Kota
Menurut Bintarto, interaksi desa dan kota menyebabkan terbentuknya zona-zona yang dapat digambarkan seperti ilustrasi pola konsentris di bawah ini.
No | Zona | Arti |
1 | City | Pusat kota |
2 | Suburban | Daerah penglaju (penduduk yang sering berpindah/bepergian ke kota) |
3 | Suburban fringe | Daerah peralihan (lebih di tepi dibanding suburban) |
4 | Urban fringe | Pinggir kota |
5 | Rural urban fringe | Jalur batas kota-desa |
6 | Rural | Desa |
Begitulah gambaran pembagian zona interaksi desa dan kota. Kalo elo ada pertanyaan, jangan ragu buat tulis pertanyaannya di kolom komentar, ya!
Dampak Interaksi bagi Desa dan Kota
Adanya interaksi antara desa dan kota tentu memberikan dampak yang positif dan negatif bagi desa dan kota itu sendiri. Kira-kira apa saja ya dampaknya?
Dampak positif interaksi desa dengan kota bagi desa adalah, sebagai berikut:
- Terbukanya lapangan kerja yang variatif bagi masyarakat desa
- Meningkatnya pengetahuan dan menurunnya angka buta huruf
- Terbukanya peluang untuk usaha atau wiraswasta
Dampak negatif interaksi desa-kota bagi desa
- Penduduk desa terutama generasi muda semakin menurun
- Budaya dan paguyuban di desa mulai memudar
- Berkurangnya lahan pertanian dikarenakan alih fungsi lahan menjadi pabrik
Dampak positif interaksi desa-kota bagi kota
- Mendapatkan SDM untuk perusahaan dan pabrik
- Mendapatkan pasokan bahan mentah dan bahan baku lainnya
- Dapat memasarkan produk hasil olahan ke desa
Dampak negatif interaksi desa-kota bagi kota
- Terdapat tempat kumuh atau slum area
- Meningkatnya tingkat kriminalitas dan pengangguran
- Meningkatnya polusi dan kemacetan
Ngomong-ngomong soal dampak interaksi desa-kota, mari kita lanjut dari kisah live in yang gue ceritakan di artikel sebelumnya, gue tinggal di salah satu rumah penduduk. Kebetulan keluarga yang menampung gue punya dua anak.
Anak pertamanya sudah menikah dan pindah ke kota. Sedangkan, anak keduanya bekerja di pabrik tekstil. Anak yang kedua ini masih sering pulang ke desa karena letak pabrik tempat ia bekerja terletak di sebuah kota yang nggak jauh dari desa tersebut.
Dari potongan kisah di atas, elo udah bisa lihat kan kedua anak tersebut aktif tinggal atau bekerja di kota. Selama tinggal di sana, gue sempet diajak ke sebuah lahan di bukit milik keluarga. Di situ ada pohon kapas dan tumbuhan singkong.
Keluarga ini sebenarnya punya lahan luas di pegunungan tapi anak-anaknya nggak ada yang mau ngurusin lahan tersebut. Ternyata keluarga lain pun banyak yang begitu, anak-anak mereka memilih untuk kerja di kota karena penghasilannya lebih baik dan pekerjaannya lebih bermacam-macam.
Warga yang masih tinggal di desa itu rata-rata merupakan orang tua yang anaknya entah udah pindah atau kerja di kota. Mereka juga udah nggak gitu produktif di bidang pertanian. Soalnya, anak mereka udah cukup mapan dan bisa kirim uang dari kota.
Tapi kalo dipikir-pikir, bahaya juga ya. Kalo semua desa jadi kayak gini, siapa yang bakal ngurusin pertanian dan pasokan bahan pokok? Gimana, ada solusi nggak Sobat Zenius? Jadi inget beberapa waktu lalu sempat trending soal pemimpin kita ingin generasi muda tertarik jadi petani.
Mau materi dan video pembelajaran tentang Geografi atau materi lainnya yang lebih lengkap? Download Zenius di gadget elo ya, biar belajar makin seru. Klik tombol download di bawah ini, ya!
Download Aplikasi Zenius
Fokus UTBK untuk kejar kampus impian? Persiapin diri elo lewat pembahasan video materi, ribuan contoh soal, dan kumpulan try out di Zenius!
Menghitung Kekuatan Interaksi Desa dan Kota
Kekuatan interaksi desa dan kota itu bisa diukur lho! Selain kekuatan interaksi, ada juga rumus titik henti dan rumus indeks konektivitas yang bisa digunakan untuk pengukuran lain yang masih berhubungan dengan interaksi desa-kota atau antar wilayah lainnya. Penasaran kayak gimana? Yuk kita perhatikan satu per satu.
Rumus kekuatan interaksi
Rumus kekuatan interaksi yang dikemukakan oleh W.J. Reilly ini dapat digunakan untuk mengetahui sekuat apa hubungan antara suatu wilayah. Bisa jadi antara kota ke desa, kota ke kota, dan desa ke desa. Rumusnya dapat dilihat di bawah ini.
Keterangan:
- Iab = kekuatan interaksi wilayah A dengan B
- Pa = jumlah penduduk wilayah A
- Pb = jumlah penduduk wilayah B
- Dab = jarak antara wilayah A dengan B
Rumus titik henti
Teori titik henti (breaking point theory) digunakan untuk mengetahui penempatan lokasi industri dan fasilitas umum antara dua wilayah.
Namun, perlu dicatat bahwa teori ini hanya bisa digunakan untuk mengukur dua wilayah yang keadaan ekonomi penduduknya relatif sama, sarana prasarana transportasi memadai, daya beli masyarakat sama, dan topografi wilayahnya datar.
Berikut ini rumusnya:
Keterangan :
- DAB = Jarak lokasi titik henti yang diukur dari lokasi A
- DBA = Jarak lokasi titik henti yang diukur dari lokasi B
- PA = Jumlah populasi di lokasi A
- PB = Jumlah populasi di lokasi B
- dab = jarak antara lokasi A dan B
Dari rumus di atas, dapat disimpulkan bahwa titik henti diukur berdasarkan jumlah populasi dan jarak antar wilayah.
Rumus indeks konektivitas
Tentunya adanya sarana transportasi seperti ketersediaan jalan dan infrastruktur merupakan salah satu faktor penting agar interaksi antara satu wilayah dengan yang lainnya bisa berjalan dengan baik.
Menurut K.J. Kansky, kita bisa melihat kemungkinan kekuatan interaksi dengan melihat banyaknya jaringan jalan dan kota. Berikut ini rumus indeks konektivitas dengan catatan B merupakan indeks konektivitas.
Itulah beberapa teori dan rumus menarik yang berhubungan dengan interaksi wilayah. Seperti biasa, silahkan komen di kolom komentar kalo elo ada pertanyaan, ya.
Belajar Geografi bersama Zenius
Oke Sobat Zenius, sampai di sini dulu ya pembahasan materi kekuatan interaksi desa dan kota. Kalo elo ingin belajar lebih lanjut, silahkan tonton video-videonya dengan klik banner di bawah ini.
Pastikan elo punya akun Zenius ya supaya bisa akses video materi, flashcard, chapter summary, quiz, dan tes evaluasinya.
Lalu, kalau elo mau belajar lewat beragam contoh soal dan pembahasan yang menarik dari Zenius, elo juga bisa, kok, berlangganan Zenius Aktiva Sekolah. Di sana, ada ratusan contoh soal dari setiap mata pelajaran yang ada, termasuk Geografi.
Dengan berlangganan Aktiva Sekolah, elo jadi lebih matang ketika menghadapi berbagai ujian sekolah. Klik banner di bawah ini, ya!
Baca Juga Artikel Lainnya:
Wilayah dan Tata Ruang Indonesia – Materi Geografi Kelas 12
Struktur Keruangan Desa dan Kota – Materi Geografi Kelas 12
Teori Pusat Pertumbuhan Wilayah – Materi Geografi Kelas 12
Originally Published: November 25, 2021
Updated By: Arieni Mayesha & Maulana Adieb
Terima kasih atas bantuan nya
Terima kasih atas bantuan nya,nanti saya minta bantuan lagi ya