Jenis-jenis awan memang selalu menarik untuk dipelajari. Selain untuk memprediksi cuaca, kita juga bisa menghindari awan-awan yang berbahaya bagi penerbangan.
🎵 Lihat awan di sana
🎵 Berarak mengikutiku
🎵 Pasti dia pun tahu
Hayoo … siapa yang bacanya sambil nyanyi? Kalau elo bacanya sambil nyanyi, biar gue tebak, elo tahu lagu itu dari film Heart (2006), kan?
Memang film jadul sih, tapi yang udah pernah nonton pasti bakal terngiang-ngiang sama adegan para tokoh dan lagunya, alias baper. Termasuk gue lah ya. Nah, dari cuplikan lirik lagu “Berdua Lebih Baik” di atas, ada kalimat bahwa awan berarak mengikuti si penyanyi.
Lantas, benarkah awan bisa bergerak? Gimana proses terbentuknya awan? Adakah jenis-jenis awan? Temukan jawabannya di sini!
Bagaimana Proses Terbentuknya Awan?
Sebelum ke proses, gue mau menyinggung sedikit tentang pengertian awan, supaya elo lebih mudah lagi memahami prosesnya.
Awan adalah titik-titik air yang mengalami kondensasi dan menggantung di atmosfer.
Awan-awan yang elo lihat di atmosfer itu tercipta ketika uap air dan gas berubah menjadi tetesan air. Nah, tetesan-tetesan air tersebut terbentuk pada partikel kecil, seperti debu, yang kemudian menggantung di atmosfer.
Gue punya pertanyaan simpel, kenapa ketika elo menjemur baju basah saat siang hari, baju tersebut akan kering di sore harinya? Ke mana air tersebut menghilang?
Yap, air tersebut menguap ke atmosfer, khususnya pada lapisan troposfer. Hal yang sama juga terjadi di lautan dan rasa gerah yang elo rasakan ketika akan turun hujan.
Air dari permukaan bumi berubah menjadi gas ketika molekul air mendapatkan energi dari sumber panas, seperti matahari. Intinya, penguapan ini disebabkan oleh kenaikan suhu.
Gas tersebut kemudian melebur di atmosfer dan terbawa oleh angin. Semakin gas tersebut naik ke atmosfer, maka suhu akan semakin turun.
Nah, karena perubahan suhu itulah, kemudian terjadi kondensasi atau pengembunan dari gas menjadi cair. Dari situlah mulai terbentuk awan.
Awan terbentuk pada berbagai ketinggian di atmosfer. Mereka terbawa oleh angin selama proses pembentukannya. Sehingga, muncul jenis-jenis awan berdasarkan ketinggiannya.
Download Aplikasi Zenius
Tingkatin hasil belajar lewat kumpulan video materi dan ribuan contoh soal di Zenius. Maksimaln persiapanmu sekarang juga!
Baca Juga: Unsur Pembentuk Cuaca
Jenis-Jenis Awan Berdasarkan Ketinggian
Tibalah saatnya kita membahas jenis-jenis awan. Jujur gue nggak sabar banget sih, buat membahas ini bareng elo. Karena, menurut gue ini keren banget.
Gue tuh suka ngeliatin awan, apalagi kalau nemu bentuk yang menurut gue cakep gitu lho, guys. Terus gue foto deh. Elo gitu juga nggak sih? Tanpa berlama-lama lagi, nih gue uraikan jenis-jenis awan dan ciri-cirinya berdasarkan ketinggian. Cekidot!
Awan Tinggi
Jenis awan ini berada pada ketinggian 7-12 km dari permukaan bumi. Siapa aja sih member—udah kayak nyebut member BTS aja deh gue—dari awan tinggi ini? Mereka adalah awan Cirrostratus (Cs), Cirrocumulus (Cc), dan Cirrus (Ci).
Cirrostratus (Cs)
Coba deh, perhatikan langit, kira-kira penampakan awannya seperti ini nggak?
Kalau iya, artinya elo sedang melihat awan Cirrostratus.
Awan cirrostratus memiliki karakteristik seperti kelambu—tirai yang nutupin ranjang supaya nggak ada nyamuk masuk— berwarna putih yang halus dan rata menutupi seluruh langit. Sehingga, langit tampak cerah.
Cirrocumulus (Cc)
Ketika memandang langit, elo pernah menemukan awan yang terlihat berlapis-lapis, tapi putus-putus gini, kan?
Awan tersebut merupakan jenis awan cirrocumulus. Karakteristik dari awan tersebut yaitu terputus-putus, penuh dengan kristal-kristal es. Banyak juga kok, yang menyebut awan jenis ini seperti segerombolan domba di ladang rumput.
Cirrus (Ci)
Sebelumnya, kita udah melihat bentuk awan seperti kelambu dan segerombolan domba. Sekarang, kita akan melihat jenis awan yang bentuknya seperti bulu-bulu. Seperti ini ya, gambarnya.
Mirip bulu kan? Karakteristik dari awan ini teksturnya seperti serat yang menyerupai bulu, namun halus. Selain itu, jenis awan ini tuh nggak membawa hujan ya, guys.
Awan Menengah
Jenis awan menengah berada pada ketinggian 2-7 km dari permukaan bumi. Jenis awan menengah ini ada ciri khasnya lho, di namanya, yaitu ada alto-nya, guys. Ini dia jenis-jenis awan menengah.
Altostratus (As)
Hari Sabtu nih, niatnya mau malam mingguan sama doi. Pas lihat langit, eh awannya tampak seperti ini.
Apa yang akan elo lakukan? Tetap gaspol meskipun cuaca mendung?
Awan yang elo lihat itu merupakan jenis awan menengah bernama altostratus, guys. Awannya bersifat luas dan tebal berwarna kelabu. Jadi, sejauh mata memandang itu yang elo lihat ya langitnya kelabu alias mendung.
Ada awan seperti ini enak lho, karena cuaca jadi nggak panas, tapi juga nggak hujan. Ya meskipun awan ini bisa menjadi tanda akan turun hujan, tapi hujan rintik-rintik aja kok, guys. Bukan hujan yang disertai petir dan guruh.
Altocumulus (Ac)
Jenis yang kedua dari awan menengah adalah altocumulus. Awan ini bentuknya seperti kembang gula, nih gambarnya.
Karakteristik dari awan ini yaitu bentuknya kecil-kecil, namun jumlahnya banyak. Menyerupai bola tebal berwarna putih gitu deh. Mirip sama kembang gula, kan?
Sama seperti awan altostratus, awan ini juga bisa membawa hujan, namun dengan jumlah yang sangat sedikit. Gerimis tipis-tipis gitu, guys.
Awan Rendah
Selanjutnya, ada jenis-jenis awan rendah yang terletak di ketinggian <3 km dari permukaan bumi. Artinya, awan-awan ini sering banget kita temui. Siapa aja nih, member dari awan rendah?
Stratus (St)
Kalau lihat awan seperti ini, yang pertama muncul di benak kamu pasti, “Duh, mendung banget nih, angkat jemuran dulu ah, takut tiba-tiba turun hujan!”
Karakteristik awan stratus itu jaraknya rendah, jadi seperti dekat dengan kita. Selain itu, awan ini termasuk dalam awan horizontal yang sangat luas dengan lapisan melebar dan berlapis-lapis.
Awan ini sering menyebabkan gerimis di permukaan bumi. Jadi, kalau masih punya jemuran baju ketika ada awan ini, segera diangkat deh, biar nggak kehujanan!
Stratocumulus (Sc)
Gue yakin, elo pasti sering ketemu sama jenis awan ini.
Awan stratocumulus mempunyai karakteristik berbentuk gulungan dengan warna yang bervariasi dari abu-abu hingga putih. Sama seperti sebelumnya, meskipun terlihat cerah, awan ini bisa berpotensi menurunkan hujan.
Nimbostratus (Ns)
Member terakhir dari awan rendah adalah nimbostratus. Bentuk awannya seperti ini.
Awan ini berbentuk lapisan yang berwarna gelap. Oleh karena itu, keberadaan dari awan ini bisa menyebabkan jarak pandang yang rendah dan menghalangi sinar matahari.
Nah, awan nimbostratus ini membawa titik-titik air yang besar dan berpotensi menurunkan hujan besar. Jadi, bukan rintik-rintik hujan atau gerimis lagi yang diturunkan ya, guys.
Hati-hati, siapkan jas hujan atau payung aja deh ya, kalau ketemu awan ini. Kalau bisa sih diam di rumah, nggak usah kelayapan dulu!
Baca Juga: Daerah A Hujan, Daerah B Terang, Kenapa Intensitas Hujan Tiap Daerah Berbeda-beda?
Jenis-Jenis Awan Berdasarkan Udara Naik
Selain macam-macam awan berdasarkan bentuknya yang dilihat dari ketinggian, ada juga nih awan yang dilihat berdasarkan udara naik. Jenis awannya yaitu cumulus dan cumulonimbus. Jenis awan ini berada pada ketinggian 500-1500 m.
Yap, relatif dekat dengan permukaan bumi, kan? Oleh karena itu, di jenis ini ada awan yang berpotensi membahayakan dunia penerbangan, guys. Bisa menebak nggak, kira-kira yang mana, sih? Kita coba uraikan satu-satu, yuk!
Cumulus (Cu)
Elo pernah lihat awan seperti ini nggak?
Awan tersebut adalah jenis awan cumulus. Awan ini memiliki karakteristik tumbuh secara vertikal atau ke atas. Bentuknya menyerupai perkembangan kembang kol yang berkembang di bagian atasnya.
Ketika cuaca cerah, awan ini akan terlihat seperti bola kapas yang berbaris rapi, cantik deh pokoknya. Namun, ketika atmosfer lagi nggak stabil, maka awan ini bisa menjadi sangat tinggi dan mencapai ribuan kaki.
Hal itu bisa menimbulkan turbulensi bagi pesawat terbang. Nah, kalau pesawat terbang terjebak dalam awan ini, apa yang kira-kira akan terjadi? Coba deh elo pikirkan akibatnya, lalu share pendapat elo di kolom komentar!
Cumulonimbus (Cb)
Nah, kalau dari tadi elo bertanya-tanya, awan apa sih yang menimbulkan hujan badai yang disertai petir? Jawabannya adalah awan cumulonimbus.
Nah, jenis awan yang sangat berbahaya bagi penerbangan adalah cumulonimbus ini, guys. Kenapa?
Alasannya, awan ini memiliki volume yang besar dan berkembang pada tempat yang rendah. Selain itu, ujung atasnya sangat tinggi dan ketebalannya besar. Awan ini bisa menimbulkan hujan dan badai yang disertai petir.
Jadi, bahayanya ya itu, awan ini mengandung listrik dan golakan udara dahsyat. Ketika tetesan terionisasi di awan saling bergesekan, maka muatan listrik statis yang terbentuk di dalamnya akan menghasilkan kilat.
Selain menyebabkan turbulensi bagi pesawat terbang, awan ini juga dapat memengaruhi sistem komunikasi dan navigasi pesawat. Bahaya banget, kan?
Itu dia uraian mengenai jenis-jenis awan dan gambarnya. Elo juga bisa mempelajari tentang hujan es di artikel ini.
Baca Juga: Hujan Es – Penyebab, Proses Terjadi, dan Dampaknya ke Lingkungan
Uraian di atas bisa elo pelajari menggunakan video belajar Zenius dengan klik banner di bawah ini.
Contoh Soal Jenis-Jenis Awan dan Pembahasan
Seru banget kan mempelajari jenis awan? Untuk menguji sejauh mana pemahaman elo mengenai materi jenis-jenis awan, gue ada contoh soal dan pembahasan yang bisa dijadikan sebagai referensi. Cekidot!
Pada lapisan atmosfer, kita akan menemukan banyak awan, khususnya pada lapisan ….
A. termosfer
B. mesosfer
C. stratosfer
D. eksosfer
E. troposfer
Jawab: E. troposfer.
Pembahasan: Konsentrasi awan banyak ditemukan di lapisan troposfer, karena laut di permukaan bumi merupakan sumber air utama pembentuk awan.
*****
Gimana nih, sampai sini udah paham kan tentang jenis-jenis awan, ciri-ciri, dan proses terbentuknya awan? Buat yang lebih menyukai belajar dengan nonton video, elo bisa mengakses materi UTBK lainnya di video Zenius. Elo juga bisa mencoba melatih kemampuan dengan level soal yang mirip UTBK beneran di Try Out bareng Zenius.
Baca Juga: Pengertian dan Jenis-Jenis Akuifer
Leave a Comment