Menjadi seorang pengusaha muda dan manajer dari beberapa influencer mancanegara, nama Jehian Panangian Sijabat berhasil masuk dalam daftar Forbes 30 Under 30 Asia bersama sang adik, Jerome Polin.
Keberhasilannya dalam meraih kesuksesan di usia yang masih muda ternyata tidak lepas dari peran orang tuanya. Lalu bagaimana perjalanan karier Jehian hingga sampai di titik ini? Simak kisahnya berikut ini.
Daftar Isi
Forbes Bukan Suatu Tujuan
Dalam kesempatan ngobrol-ngobrol dengan Jehian, pria kelahiran Jakarta, 8 Mei 1996 ini mengaku, bahwa masuk dalam daftar Forbes bukan merupakan suatu tujuan yang utama sejak ia mulai berkarya.
Sepaham dengan sang adik, Jehian sangat bersyukur mendapatkan pencapaian tersebut. Namun, ia menambahkan jika hal tersebut tidak dijadikan sebagai suatu tujuan karena jika dijadikan sebagai sebuah tujuan, maka akan menjadi sebuah beban.
“Kalau kita ngeliat achievement itu adalah secara objektif sebagai tujuan, maka ya udah kita ongkang-ongkang kaki selesai. Tapi kalau kita ngeliat achievement itu adalah suatu milestone di mana kita diingetin bahwa kita itu sedang berusaha untuk membuat sesuatu untuk menginspirasi orang, maka achievement itu adalah sesuatu yang membuat kita lebih bersemangat,” ungkap CEO Menantea tersebut.
Peran Orang Tua
Proses yang dijalani oleh Jehian hingga sukses di usia muda seperti sekarang ini diakui oleh Jehian tidak lepas dari peran orang tuanya. Ia menceritakan bahwa dari kecil keluarganya adalah keluarga yang biasa tinggal berpindah-pindah, hal itu membuat ia harus belajar untuk beradaptasi dengan lingkungan yang baru.
Selain itu, sang mama yang diceritakan oleh Jehian di salah satu podcast Raymond Chin mengajarkan leadership kepada dirinya dan itu cukup mempengaruhi Jehian sebagai pengusaha seperti sekarang.
Presiden Director Mantappu Corp ini juga mengungkapkan kalau orang tuanya memiliki peran yang sangat besar dalam penanaman nilai-nilai yang berguna untuk dirinya hingga sekarang. Salah satu contoh sederhana yang masih tertanam adalah bagaimana Jehian dapat mandiri dengan dimulai dari pekerjaan-pekerjaan rumah yang sederhana, contohnya mencuci piring, menjemur pakaian, dan yang lainnya.
“Aku dan Jerome di-trained sama mama waktu SMP, SMA, Jerome jemur, aku cuci piring,” kenang Jehian ketika menceritakan pengaruh orang tuanya dalam membentuk dirinya seperti sekarang.
Pernah Mengalami Krisis
Seperti manusia pada umumnya, lulusan Teknik Dirgantara Institut Teknik Bandung, Jurusan Aerospace, Aeronautical, and Astronautical Engineering ini mengakui juga pernah berada pada suatu titik yang bisa dibilang menjadi salah satu krisis untuk dirinya, khususnya sebagai manajer yang meng-handle talent–talent-nya.
Jehian menceritakan keterlambatannya untuk menyadari ada sesuatu yang tidak beres yang sedang dihadapi oleh salah satu talent-nya. Keterlambatannya tersebut akhirnya membawa dampak yang cukup besar, sampai-sampai ia merasa gagal sebagai seorang manajer, walaupun pada akhirnya ia bisa mengatasi dan memperbaiki problem tersebut.
Dari pengalamannya tersebut, Jehian kemudian belajar untuk lebih waspada dan lebih transparan kepada para talent-nya. Ia pun mengakui bahwa pada momen tersebut merupakan salah satu momen tersedih yang pernah ia alami.
Pesan untuk Sobat Zenius
Dalam sesi ngobrol dengan Jehian, ia juga memberi pesan untuk Sobat Zenius yang mungkin juga pernah merasakan krisis atau kegagalan yang ia alami. Ia mengatakan bahwa terkadang ketika kita sedang tidak mempunyai masalah kita baru menganggap bahwa itulah “hidup”. Namun ketika sedang mempunyai masalah kita sering merasa bahwa kita tidak sedang “hidup”, padahal keduanya adalah proses yang harus kita lewati.
Jehian juga menambahkan bahwa ketika menghadapi kegagalan adalah hal biasa untuk kita mengambil rehat sejenak, namun kita harus pastikan tahu kapan untuk memulai kembali apa yang ingin kita raih.
“Mungkin problem membuat kita terdiam sejenak, tapi dalam hidup nggak apa-apa untuk beristirahat, taking a break itu… that’s ok, ada saatnya kita istirahat tapi kita tahu kapan kita kejar lagi.”
Lesson Learned
Sobat Zenius, setelah membaca sharing dari Jehian tadi, kita bisa mengambil pelajaran bahwa untuk mencapai suatu kesuksesan jalan yang kita lalui mungkin tidak akan selalu mulus seperti kelihatannya. Ada banyak fase yang akan menjadi suatu ujian untuk kita mau melangkah lagi atau berhenti untuk menyerah. Tentunya dukungan dari orang-orang tersayang juga akan membantu kita menghadapi ujian-ujian tersebut.
Jadi gimana? Apakah elo termasuk tim yang gampang menyerah? Atau tim yang akan terus berjuang untuk mengejar impian elo?
Nah, Sobat Zenius, itu tadi ngobrol-ngobrol kita dengan Jehian Panangian Sijabat. Kira-kira siapa lagi nih yang elo pengen ajak ngobrol di Exclusive Interview kita? Komen di bawah ya buat siapa yang elo pengen ajak ngobrol!
Jangan lupa buat daftarin akun elo ke aplikasi Zenius supaya nggak ketinggalan informasi seru lainnya.
Leave a Comment