Artikel ini akan membahas tentang seluk beluk perkawinan silang pada hewan, mulai dari pengertian perkawinan silang, aturan perkawinan silang, hingga contoh hewan hasil perkawinan silang.
Pernahkah kamu melihat hewan yang mirip dengan dua spesies sekaligus? Itu merupakan hewan hasil perkawinan silang. Contohnya kucing Savannah, ayam Broiler, sapi Santa Gertrudis, dan bebek Brati atau Tongki. Tentu, persilangan tersebut tidak semata-mata hanya untuk memunculkan hewan dengan spesies baru, melainkan ada tujuan lain seperti meningkatkan produktivitasnya. Nah, di sini kita akan membahas tentang perkawinan silang pada hewan. Udah gak sabar? Yuk, langsung aja scroll ke bawah untuk baca penjelasannya!
Apa Itu Perkawinan Silang?
Perkawinan silang adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan populasi secara genetik ke arah tertentu. Jadi, ada tujuan tertentu untuk menghasilkan keturunan sesuai dengan harapan. Dalam ilmu pemuliaan ternak, dikenal dua macam teknik persilangan, yaitu persilangan antar individu yang berkerabat (inbreeding) dan persilangan antar individu yang tidak berkerabat (outbreeding). Kalau inbreeding sih udah biasa ya, guys. Seringnya persilangan ini terjadi pada peternakan tradisional dan industri pembibitan. Bahasa simpelnya sih, pernikahan antar saudara.
Nah, kalau contoh yang tadi kita bahas di awal seperti sapi Santa Gertrudis dan kucing Savannah merupakan hasil perkawinan silang dengan teknik outbreeding. Perkawinan ini bisa terjadi pada hewan sebangsa atau antar bangsa. Ada tiga jenis persilangan outbreeding, yaitu cross breeding, outcrossing, dan grading up.
Biak Silang (Cross Breeding)
Cross breeding adalah teknik persilangan antar hewan yang tidak sebangsa. Simpelnya gini deh, kita sebagai bangsa Indonesia menikah dengan bangsa Eropa. Kebayang ‘kan keturunan kita bakal seperti apa? Haha. Hewan juga begitu, tujuan dilakukannya perkawinan antar bangsa itu untuk menghasilkan keturunan yang memiliki sifat-sifat baik, seperti produksi daging yang tinggi dan postur tubuh besar. Selain itu juga bertujuan untuk memanfaatkan keunggulan ternak dalam keadaan hybrid vigor. Kurang lebih begitu pengertian dari crossbreeding ya, guys.
Contohnya adalah sapi Santa Gertrudis yang merupakan hasil perkawinan silang antara sapi Brahman dengan sapi Shorthorn.
Biak Silang Luar (Out Crossing)
Jangan terbalik antara teknik out crossing dengan inbreeding ya, guys. Out crossing merupakan persilangan antara ternak sebangsa, tapi mereka tidak punya hubungan kekerabatan. Kalau inbreeding itu dia sebangsa dan sedarah gitu, misalnya suku Jawa menikah dengan suku Jawa juga, tapi bukan saudara atau tidak ada hubungan kekerabatan. Tujuannya untuk apa sih? Tentu saja untuk menjaga kemurnian bangsa tertentu tanpa melakukan inbreeding.
Contoh pada hewannya yaitu sapi betina Brahman disilangkan dengan sapi pejantan Brahman.
Biak Tingkat (Grading Up)
Grading up merupakan persilangan balik yang dilakukan secara terus menerus terhadap bangsa tertentu. Aduh, aku bingung kak, maksudnya apa ya? Simpelnya gini, ada pejantan bangsa A, disilangkan dengan betina bangsa B. Lahir anak (F1), si F1 ini disilangkan lagi dengan pejantan dari bangsa A. Lahirlah F2, kemudian disilangkan lagi dengan pejantan dari bangsa A. Begitu seterusnya. Kamu bisa lihat bagan di bawah ini:
Contoh hewan yang dihasilkan dari teknik ini adalah sapi PO atau proses ongolisasi yang dilakukan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk memperbaiki ternak dengan produktivitas rendah.
Alasan Melakukan Perkawinan Silang
Ada berbagai alasan manusia melakukan perkawinan silang pada hewan. Tujuannya juga bisa berbeda-beda, tergantung permintaan konsumen. Misalnya, memelihara sapi perah tentu untuk dimanfaatkan susunya, sehingga dilakukan pemuliaan ternak atau persilangan agar menghasilkan keturunan dengan produksi susu tinggi. Lain halnya dengan sapi potong, tujuan melakukan persilangan bagi sapi potong adalah menghasilkan daging yang tinggi dan berkualitas. Pada ayam juga dibutuhkan untuk menghasilkan keturunan dengan produksi daging atau telur yang tinggi. Alasan melakukan perkawinan silang antara lain, sbb:
- Melestarikan sifat-sifat yang diinginkan
- Mempertahankan keunggulan individu ternak
- Memperoleh produktivitas yang tinggi
- Substitusi sifat-sifat yang diinginkan
- Memperbaiki sifat kesehatan dan kesuburan ternak
Aturan Perkawinan Silang
Dalam melakukan perkawinan silang juga ada aturannya lho, guys. Kira-kira ada aturan apa aja sih? Langsung scroll ke bawah aja yuk!
Perhatikan Tujuan dan Teknis Persilangannya
Untuk aturan perkawinan silang sendiri, kamu harus mengacu terlebih dahulu kepada teknis-teknis atau tujuan dari persilangannya. Kalau kamu mau melakukan teknik grading up tentu saja aturannya harus disilang balikkan keturunan dengan bangsa dari pejantan murninya. Kalau kamu mau melakukan teknik cross breeding, tentu saja kamu harus menyilangkannya dengan bangsa lain. Jadi, pertama harus diketahui dulu tujuan persilangannya untuk apa ya, guys.
Tidak Boleh Melakukan Perkawinan Silang Antar Genus yang Berbeda
Selain itu, perkawinan silang tidak boleh dilakukan antar genus yang berbeda. Misalnya babi disilangkan dengan domba. Sampai saat ini belum ada penelitian yang berhasil dalam melakukan perkawinan antar genus. Selain karena genetiknya yang berbeda, anatomi tubuhnya pun berbeda. Seperti tadi contoh babi disilangkan dengan domba, babi termasuk dalam genus Sus dan ternak monogastrik, sedangkan domba termasuk genus Ovis dan merupakan ternak ruminansia.
Nah, kalau hasil perkawinan silang antara spesies yang berbeda (bukan genus ya) itu ada, disebut sebagai hewan hibrida. Contohnya seperti bebek Brati atau Tongki yang merupakan persilangan antar spesies unggas, yaitu bebek jantan dengan entok betina. Tapi, kamu perlu tau juga nih, kalau persilangan antar spesies ini biasanya menghasilkan keturunan yang steril, dengan kata lain tidak bisa mempunyai keturunan. Karena keturunannya steril, jadi teknik perkawinan silang antar spesies ini biasanya dilakukan pada hewan langka dengan tujuan untuk peliharaan. Kalau tujuan komersial udah pasti berat ya, guys.
Perhatikan Kesejahteraan Hewan (Animal Welfare)
Aturan lainnya yaitu dengan memperhatikan kesejahteraan ternak (animal welfare). Masalah animal welfare harus sangat diperhatikan dan diterapkan termasuk dalam sistem persilangan ini. Sudah ada kesepakatan internasional juga mengenai hal ini, sehingga wajib dipatuhi oleh para pelaksana breeding. Ketika akan menyilangkan bangsa sapi A dengan bangsa sapi B, harus diperhatikan juga kesejahteraan ternaknya. Jangan sampai mengawinkan pejantan dengan tubuh besar (misalnya belgian blue) dengan betina yang kecil (misalnya sapi madura). Ini tentu merupakan pelanggaran etik, karena akan ada banyak isu moral negatif di dalamnya, seperti perkawinan yang tidak seimbang dapat menyebabkan sulitnya proses kelahiran (dystocia), pertumbuhan keturunan yang tidak normal, dan masih banyak lagi. Itu jelas merugikan ternak sekaligus peternaknya.
Penurunan Populasi (Depopulasi)
Tujuan dari dilakukannya perkawinan silang adalah untuk meningkatkan populasi. Nah, kalau ternyata ada yang melakukan persilangan dengan tujuan untuk suatu perlakuan seperti dipotong, dipindahkan ke tempat lain, atau kematian. Tentu saja populasi dapat semakin berkurang atau depopulasi. Misalnya dilakukan persilangan untuk menghasilkan keturunan yang memiliki tingkat kesuburan rendah, persilangan antar ternak yang memiliki banyak kekurangan atau sesama genetik rendah. Kebayang ‘kan hal tersebut bisa semakin mengurangi populasi?
Contoh Hewan Hasil Perkawinan Silang
Setelah tadi kita singgung secara singkat contoh-contoh hewan hasil persilangannya, sekarang kita bahas secara detail. Berikut beberapa hewan hasil persilangan:
Sapi Santa Gertrudis
Sapi yang dikembangkan pertama kali di Texas ini merupakan hasil perkawinan silang (crossbreeding) antara sapi pejantan Brahman dengan sapi betina Shorthorn. Sapi Santa Gertrudis mulai masuk ke Indonesia sejak tahun 1973. Tujuan dilakukannya persilangan ini untuk menghasilkan keturunan dengan produksi daging yang tinggi dan berkualitas. Ciri-ciri sapi jenis ini yaitu memiliki tubuh yang lebih rata dibandingkan dengan tetuanya (Brahman), postur tubuhnya besar dan padat, tubuhnya berwarna coklat kemerahan dengan tekstur halus, bentuk muka lurus, memiliki lipatan kulit di leher, dan punuk yang kecil cenderung rata. Santa Gertrudis ini memiliki karakter yang baik dalam beradaptasi, produktivitasnya tetap bisa baik meskipun dalam kondisi pakan yang minim. Selain itu, Santa Gertrudis memiliki tubuh yang tahan terhadap gigitan serangga. Tingkat kesuburan betinanya juga terkenal tinggi, lho guys.
Bebek Brati atau Tongki
Bebek Brati atau Tongki merupakan hewan hasil persilangan antara bebek jantan dengan entok betina. Yap, Tongki merupakan hewan hibrida, karena hasil perkawinan silang antar dua spesies unggas yang berbeda. Tongki mudah ditemukan di peternakan yang memelihara bebek dan entok dalam satu tempat/kandang. Sehingga, rentan terjadinya perkawinan silang seperti ini.
Nah, seperti yang sudah disinggung di atas mengenai hewan hibrida bahwa keturunannya steril. Maka, tongki juga termasuk hewan yang steril alias mandul, guys. Sekalipun kamu pernah menemukan bahwa tongki ini bertelur, tetapi telurnya tetap tidak bisa menetas, ya karena sifatnya yang steril itu.
Kalau kamu tertarik untuk belajar lebih jauh tentang perkawinan silang, tonton video berikut ini, yuk!
Itu dia penjelasan mengenai perkawinan silang pada hewan. Kira-kira kamu bisa menyebutkan contoh hewan hasil perkawinan silang lainnya gak, guys? Kalau ada, langsung komen di bawah ya! Semoga penjelasan di atas bisa bermanfaat bagimu dan memberikan insight baru bagimu. Have a nice day!
Leave a Comment