Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) yang diperingati setiap tanggal 2 Mei selalu memiliki beragam cerita menarik. Banyak yang penasaran dengan sejarah terbentuknya, sosok di balik peringatan ini, hingga perkembangan pendidikan Indonesia dari masa ke masa.
Selain itu, masih banyak dari kita yang menganggap bahwa pendidikan hanya terbatas pada duduk di bangku sekolah. Padahal, makna pendidikan itu sangat luas, guys. Sebagai manusia, sudah seharusnya pendidikan terus melekat pada diri kita seiring berjalannya usia. Semakin banyak usia kita, semakin tinggi juga pendidikan yang kita peroleh. Karena, dengan pendidikan kita bisa mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya, baik sebagai manusia, juga sebagai anggota masyarakat.
Di artikel kali ini, mari kita mengingat kembali perjuangan Ki Hadjar Dewantara selaku Bapak Pendidikan Nasional dalam memperjuangkan hak seluruh golongan masyarakat untuk mengenyam pendidikan. Mari kenali juga pendidikan di Indonesia dari masa ke masa. Selamat membaca!
Makna Pendidikan
Menurut Undang-undang No. 20 Tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
Selain istilah di atas, pendidikan juga diartikan oleh Ki Hadjar Dewantara (1994) sebagai pembudayaan buah budi manusia yang beradab dan buah perjuangan manusia terhadap dua kekuatan yang selalu mengelilingi hidup manusia, yaitu kodrat alam dan zaman atau masyarakat. Ki Hadjar Dewantara memasukkan kebudayaan dalam diri anak dan sebaliknya一memasukkan diri anak ke dalam kebudayaan一 mulai sejak dini, yaitu Taman Indria (balita).
Mengapa pendidikan harus ditanamkan sejak balita? Karena, mendidik anak sama halnya dengan mendidik masyarakat. Hal itu sama artinya dengan mempersiapkan masa depan anak untuk kehidupan yang lebih baik. Mendidik anak, berarti mendidik bangsa. Itulah alasan mengapa pendidikan penting untuk selalu dilakukan dan dikembangkan.
Dari definisi di atas, jelas bahwa lingkup pendidikan itu sangat luas. Tidak sebatas pada bangku sekolah, melainkan sudah harus ditanamkan oleh keluarga sejak balita/anak-anak.
Sejarah Peringatan Hardiknas
Hardiknas diperingati setiap tanggal 2 Mei. Tapi, tahukah kamu apa alasan peringatan ini dilakukan setiap tanggal tersebut?
Hari Pendidikan Nasional diperingati setiap tanggal 2 Mei dengan alasan bahwa tanggal tersebut merupakan kelahiran dari Bapak Pendidikan Nasional di Indonesia, yaitu Ki Hadjar Dewantara. Ia memiliki peran penting dalam kemajuan pendidikan Indonesia dengan mendirikan Perguruan Taman Siswa. Dengan berdirinya perguruan tersebut, masyarakat biasa dari kasta rendah pun bisa menikmati pendidikan. Sedangkan dulu, hanya orang-orang dari kalangan terpandang (priyayi) dan asli Belanda yang boleh mendapatkan pendidikan.
Selain itu, Ki Hadjar Dewantara juga pernah menulis dengan nada satire yang membuat Belanda menjadi geram. Tulisan yang berjudul ‘Als Ik Eens Nederlander Was’ atau dalam Bahasa Indonesia ‘Seandainya Aku Seorang Belanda’ pada tahun 1913 tersebut memuat opini tentang rencana perayaan 100 tahun kemerdekaan Belanda dari Prancis.
Sosoknya yang menginspirasi banyak orang dengan gagasan-gagasan nasionalismenya, tidak hanya terbatas pada politik, melainkan juga bidang jurnalistik dan pendidikan. Hingga akhirnya, berkat perjuangannya, pada 16 Desember 1959 ditetapkan bahwa tanggal lahir Ki Hadjar Dewantara dijadikan sebagai Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) hingga saat ini dan diperingati setiap tahun dengan upacara.
Kamu bisa baca selengkapnya tentang Ki Hadjar Dewantara pada artikel Zenius: Nyali Ki Hadjar Dewantara Menggertak Belanda.
Pendidikan Indonesia dari Masa ke Masa
Pendidikan di Indonesia berlandaskan atas Pancasila, yang mana merupakan ideologi dasar bagi keseluruhan kegiatan di Indonesia. Nah, instansi yang menaungi dan bertanggung jawab atas keberlangsungan pendidikan di Indonesia adalah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud-ristek). Nama kementerian ini resmi berubah 一sebelumnya Kemendikbud一 sejak tahun 2021 dengan menterinya yaitu Nadiem Anwar Makarim.
Hardiknas mengingatkan kita untuk flashback ke awal masa pendidikan di Indonesia hingga saat ini. Tahukah kamu kalau sistem pendidikan di Indonesia juga berubah dari masa ke masa? Sebelumnya, sistem pendidikan di Indonesia menggunakan wajib belajar 9 tahun 一6 tahun sekolah dasar (SD) dan 3 tahun sekolah menengah pertama (SMP). Namun, sekarang sistem tersebut sudah tidak berlaku, karena pemerintah meningkatkan wajib belajar menjadi 12 tahun 一6 tahun SD, 3 tahun SMP, dan 3 tahun SMA. Penasaran seperti apa pendidikan di Indonesia dari masa ke masa? Simak uraiannya di bawah ini ya!
Sistem Pendidikan oleh Belanda
Sebelum pendidikan di Indonesia bisa dinikmati oleh semua kalangan, Belanda sudah memperkenalkan pendidikan formal. Tentu saja, hanya kalangan tertentu yang bisa mengenyam pendidikan. Ini dia tingkatan pendidikan yang dibuat oleh Belanda:
- Europeesche Lagere School (ELS), sekolah dasar khusus untuk orang Eropa
- Hollandsch-Inlandsche School (HIS), sekolah dasar bagi orang pribumi
- Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO), sekolah menengah pertama
- Algemeene Middelbare School (AMS), sekolah menengah atas
Tingkatan pendidikan di atas sudah berlangsung bagi hampir semua provinsi di Hindia Belanda (sebutan Indonesia dulu) secara terbatas. Kalau kita lihat dari tingkatannya, ternyata sama ya seperti pendidikan saat ini.
Berikut ini adalah sepuluh kurikulum yang digunakan di Indonesia dari masa ke masa:
-
Kurikulum Rentjana Pelajaran 1947
Ini dia kurikulum pertama yang digunakan pendidikan Indonesia sejak masa kemerdekaan. Kurikulum ini menggantikan sistem pendidikan Belanda, dengan orientasi politik. Sesuai harapan Ki Hadjar Dewantara, bahwa masyarakat Indonesia harus mengerti tentang pemerintahan dan politik, supaya bisa menggantikan posisi Belanda di pemerintahan Indonesia. Itulah mengapa karakteristik dari kurikulum ini adalah pembentukan karakter bangsa.
Melalui kurikulum inilah Pancasila dijadikan sebagai ideologi dasar pendidikan di Indonesia. Oh iya, kurikulum ini memang dirancang sejak tahun 1947. Namun, baru diaplikasikan tiga tahun setelahnya, yaitu tahun 1950.
-
Kurikulum Rentjana Pelajaran Terurai 1952
Berhubung kurikulum pertama hanya fokus pada pembentukan karakter bangsa dan belum merambah mata pelajaran lain, maka pada kurikulum yang kedua ini akan disempurnakan. Ada pembentukan silabus, sehingga pendidik bisa lebih fokus dalam memberikan materi pelajaran kepada peserta didik.
-
Kurikulum Rentjana Pendidikan 1964
Pada kurikulum ketiga ini, pemerintah memiliki tujuan bagi peserta didik untuk memiliki bekal akademik sekaligus non akademik pada jenjang SD. Karena tujuan itulah muncul lima bidang studi (Pancawardhana) yang diajarkan di sekolah-sekolah Indonesia, yaitu perkembangan moral, perkembangan kecerdasan, perkembangan keprigelan/keterampilan, perkembangan jasmani, dan perkembangan emosional-artistik.
-
Kurikulum 1968
Tahun ini, pemerintah mengeluarkan kurikulum yang fokus pada pembentukan bangsa Indonesia sejati. Di mana masyarakat bisa menjadi sehat, kuat, bermoral, cerdas, dan yakin terhadap agama yang dianut. Nah, selain Pancasila, pada kurikulum ini juga menggunakan UUD 1945 sebagai dasar pendidikan.
-
Kurikulum Pendidikan 1975
Selanjutnya, ada kurikulum pendidikan 1975 yang baru diaplikasikan pada tahun 1976. Karakteristik kurikulum ini adalah efektifitas dan efisiensi, serta pengembangan kepribadian dalam segala aspek.
-
Kurikulum Pendidikan 1984
Karakteristik dari kurikulum ini adalah keahlian. Jadi, selain teori yang diajarkan, peserta didik juga bisa mengaplikasikan metode pembelajaran atau teori tersebut. Dengan cara pengamatan, kelompok, diskusi, hingga laporan. Intinya, di sini peserta didik dituntut aktif untuk mengikuti pendidikan, bukan hanya menerima materi, melainkan juga mempraktikannya.
-
Kurikulum 1994 dengan Suplemen Kurikulum 1999
Kalau kamu bertanya, “Sejak kapan Indonesia memberlakukan materi muatan lokal seperti bahasa daerah?”. Jawabannya adalah pada masa ini. Di mana pemerintah memunculkan mata pelajaran baru seperti muatan nasional dan muatan lokal, mencakup bahasa daerah, kesenian, dan keterampilan.
-
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 2004
Perubahan kurikulum selanjutnya pada tahun 2004. Pada kurikulum ini, karakteristiknya adalah pencapaian kompetensi bagi peserta didik yang berorientasi pada hasil pembelajaran. Nah, di sinilah ada pemilihan kompetensi sesuai minat peserta didik.
-
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006
KTSP 2006 ini memperbaharui kurikulum sebelumnya, di mana karakteristiknya adalah standar kompetensi dasar. Pada kurikulum ini, tenaga pendidik diharapkan bisa mengembangkan rencana pembelajaran secara mandiri sesuai dengan kondisi daerah sekolah berada.
-
Kurikulum 2013
Kurikulum terakhir yang masih berlaku hingga saat ini adalah kurikulum 2013 yang lebih menekankan pada kompetensi berbasis sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Pada kurikulum ini, tenaga pendidik diharapkan bisa mendorong peserta didik untuk lebih aktif lagi.
Pendidikan di Indonesia saat Pandemi COVID-19
Berhubung selama pandemi, segala aktivitas termasuk pendidikan dibatasi, sehingga Indonesia menerapkan sistem daring atau online bagi guru dan peserta didik. Banyak kendala yang dialami selama penerapan sekolah daring, seperti sulitnya mengontrol dan memastikan bahwa peserta didik benar-benar mengikuti dengan baik materi yang diajarkan, dan kendala jaringan internet.
Hardiknas kembali mengingatkan kita, bahwa COVID-19 berhasil membuat jarak antara semua orang jadi semakin jauh. Kelas daring, banyak pertanyaan muncul, guru kewalahan menjawab semua pertanyaan siswa. Lalu, apa yang harus dilakukan supaya semua pertanyaan bisa tetap terjawab sekalipun kondisi sedang tidak baik-baik saja seperti saat ini? Zenius punya trailer yang bisa kamu lihat selengkapnya di Aplikasi Zenius. Download sekarang juga!
Nah, itu dia uraian mengenai Hardiknas dan perkembangan pendidikan di Indonesia. Semoga informasi di atas bermanfaat untuk kamu ya, guys. Kira-kira apa sih makna Hari Pendidikan Nasional ini bagi kamu? Jawab di kolom komentar ya, kita diskusi bareng!
Baca Juga Artikel Lainnya
Hari Kartini 2021: Cara Kita Merayakan Kebangkitan Perempuan
Leave a Comment