Artikel ini akan membahas tentang konsep debat, unsur, struktur, dan contohnya dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas 10.
Di dalam kehidupan, kita seringkali dihadapkan dengan pilihan. Sekecil lingkup keluarga, misalnya saat menentukan destinasi liburan. Ayah ingin mengajak keluarga berkunjung ke tempat Nenek di desa, tapi kamu ingin pergi berlibur ke pantai, sedangkan adikmu ingin ke kebun binatang. Dari beragamnya pilihan tersebut, muncul perdebatan di mana masing-masing pihak ingin pilihannya menang.
Di sekolah, kita juga akan mengalami pemilihan ketua kelas dan ketua OSIS/organisasi. Ada beberapa orang yang mengajukan diri, misalnya A dan B. Lalu, gimana cara mendapatkan ketua jika pilihannya ada 2? Kita bisa mengambil keputusan dengan cara musyawarah atau voting. Nah, sebelum ke situ, tentu kita perlu tau dulu nih, seperti apa sih kedua calon tersebut. Maka, ada acara debat calon ketua untuk meyakinkan kita dalam memilih dan memutuskan siapa yang layak jadi ketua.
Ada lagi nih perbedaan pendapat di antara kamu dan teman atau pasanganmu. Misalnya perihal mau makan apa, pakai baju apa, siapa yang nyetir motor, tim bubur diaduk atau gak diaduk, dll. Bahkan, pasangan muda itu sering juga memperdebatkan tentang siapa yang salah (?) Cowok setuju gak nih kalau ujung-ujungnya kamu dicap, “lelaki selalu salah”?
Apa Itu Debat?
Ngomong-ngomong tentang debat, kenapa sih kok bisa muncul hal itu di antara beberapa pihak? Kita ambil contoh yang dekat dengan kehidupan kita, misalnya makanan. Ada pihak yang suka dengan telur setengah matang. Ada juga pihak yang gak suka. Nah, antara yang suka dan gak suka ini pasti punya alasan masing-masing. Misalnya, yang suka ini punya alasan kalau telur setengah matang itu lebih gurih, praktis, dan punya nilai gizi tinggi. Sedangkan, yang gak suka juga punya alasan kalau telur setengah matang memiliki rasa dan bau yang amis, serta khawatir ada bakteri Salmonella. Kedua pihak tersebut saling mempengaruhi, supaya pendapatnya lebih diterima dan banyak yang setuju dengan alasannya.
Kita bisa tau nih kalau ada 3 poin penting dari konsep debat, yaitu:
- Adanya perbedaan pendapat
- Memiliki alasan dan bisa diperkuat dengan bukti
- Saling mempengaruhi atau meyakinkan pihak lain
Dari ketiga poin di atas, kita bisa menarik kesimpulan bahwa debat adalah adu opini tentang suatu topik dengan saling memberi alasan untuk mempertahankan pendapat masing-masing dan meyakinkan pihak lain.
Unsur Debat
Di dalam debat, ada beberapa hal penyusunnya, seperti apa dan siapa aja pihak-pihak yang terlibat. Supaya lebih mudah, kita bagi dua dulu jenis debatnya, yaitu umum dan kompetisi. Kebayang gak kalau yang umum itu gimana dan lomba gimana?
Unsur Debat Umum
Debat umum itu contohnya pada anggota parlemen, calon ketua organisasi atau calon presiden. Kamu suka nonton gak? Seru banget kan ya, kita jadi bisa menilai pola pikir dan pandangan dari para calon tersebut.
Kalau kita flashback dan lihat-lihat nih, di acara tersebut, baik itu tingkatan yang rendah seperti pemilihan ketua kelas atau tingkatan yang tinggi seperti pemilihan presiden. Pasti kita bakal menemukan pihak-pihak yang terlibat, mulai dari pihak pro dan kontra, penengah atau moderator, notulen, dan penonton. Tentu saja yang paling utama adalah adanya topik. Kalau dijabarkan, seperti ini unsur-unsurnya.
- Mosi atau topik
- Tim afirmatif, yaitu tim yang setuju dengan topik/pernyataan (pro)
- Tim negatif atau tim oposisi, yaitu tim yang gak setuju dengan topik/pernyataan (kontra)
- Moderator, yaitu penengah dan jembatan antara kedua tim
- Tim netral atau panelis (opsional), yaitu orang yang menengahi atau mengkritik argumen-argumen kedua belah pihak (tim afirmatif dan negatif). Dengan kata lain, hadirin atau penonton juga masuk dalam tim ini
- Penulis atau notulen, yaitu menulis atau mencatat jalannya acara
Aku bakal singgung sedikit tentang mosi debat. Jadi, dalam perdebatan itu, ada topik yang akan dibahas. Biasanya, topik-topik tersebut mengundang kontroversi dan lagi trending. Ya jelas, supaya muncul beberapa argumen yang pro dan kontra. Misalnya dari bidang sosial budaya ada mosi, “Pekerja asing di Indonesia wajib berbahasa Indonesia”. Nah, pernyataan tersebut tentu mengundang pro dan kontra, kan? Kalau kamu pribadi setuju gak sama mosi ini? Yuk, coba sampaikan argumen kamu di kolom komentar supaya kita langsung mengimplementasikan debat!
Unsur Debat Kompetisi
Kalau kamu perhatikan, di debat kompetisi ini tujuannya bukan untuk voting atau mendapatkan suara terbanyak, tetapi untuk mendapatkan gelar juara dan penghargaannya. Nah, meskipun beberapa unsurnya ada yang sama dengan debat umum, tapi ada unsur yang berbeda juga lho saat kompetisi. Ini dia unsur-unsurnya.
- Mosi atau topik
- Tim afirmatif, yaitu tim yang setuju dengan topik/pernyataan (pro)
- Tim negatif atau tim oposisi, yaitu tim yang gak setuju dengan topik/pernyataan (kontra)
- Moderator, yaitu penengah dan jembatan
- Juri, yaitu tim yang menilai peserta lomba dari berbagai sisi, mulai dari syarat dan ketentuannya apakah memenuhi atau tidak, hingga penampilan masing-masingnya
- Tabulator, yaitu orang yang bertanggungjawab terhadap tabulasi atau yang mencatat nilai-nilai dalam perlombaan
- Penonton, yaitu orang-orang yang menyaksikan perlombaan
Tahapan Debat
Kita tau kalau debat dikarenakan adanya perbedaan pendapat. Dari situ kita bisa merangkai tahapan debat. Gak mungkin kan kamu atau temanmu tiba-tiba ngajak debat tanpa adanya topik. Nah, gimana hal itu bisa terjadi dan apa saja istilah-istilah yang perlu kita ketahui?
Sebelum Debat Dimulai
Sebelum debat dimulai, kita perlu mempersiapkan segala hal yang mendukung perdebatan. Pertama, harus ada topik, pernyataan atau mosi. Setelah ada mosi, maka akan timbul opini. Untuk memperkuat opini, maka diperlukan argumen pendukung.
1. Terdapat Mosi
Semua diawali ketika ada topik atau yang disebut dengan ‘mosi’. Mosi debat merupakan pernyataan atau topik yang akan diperdebatkan. Contohnya, “Telur setengah matang itu enak”. Nah, pernyataan tersebut akan menimbulkan pro dan kontra. Kemudian, mosi ini yang akan mengarah kepada opini.
2. Muncul Opini
Ada pihak yang setuju atau suka dengan mosi di atas, dan ada juga pihak yang gak setuju atau gak suka. Tapi, setuju dan gak setuju itu hanya suatu pemikiran. Kita perlu menjabarkan lagi kenapa sih kita gak setuju atau kenapa sih kita setuju.
3. Menyusun Argumen pendukung
Lalu, kita mencari tau alasan kenapa kita setuju atau gak setuju dengan mosi tersebut. Ada yang gak setuju karena telur setengah matang itu baunya amis, ada juga yang khawatir karena bakteri Salmonella dalam telur. Nah, di sisi pihak yang setuju punya argumennya sendiri, misalnya gizinya tinggi dan rasanya gurih. Argumen-argumen itulah yang nantinya akan digunakan untuk memperkuat opini kita.
Saat Debat Dimulai
Setelah mosi debat dilayangkan, dan kamu juga udah mempersiapkan opini beserta argumen pendukungnya. Maka, udah saatnya debat dimulai.
4. Membuat Pernyataan
Vanessa: “Eh guys, lo tau gak kalau telur setengah matang itu enak dan gizinya tinggi? Fix sih kita harus makan supaya tubuh lebih sehat”.
Lho kok sama kayak sebelum debat? Oke, konteksnya masih sama nih, debat dimulai dengan pernyataan dari pihak pro dan kontra. Misalnya dari kasus telur setengah matang, yang pro bilang kalau telur setengah matang rasanya enak dan gizinya tinggi, dan yang kontra bilang gak suka karena rasanya amis dan khawatir masih ada bakteri jahat.
5. Membalas Pernyataan
Austin: “Gue setuju. Fix sih emang telur setengah matang itu rasanya mantep banget deh, lumer dan juicy gimanaaa gitu”.
Zayn: “Dih, gue gak mau pesan telur setengah matang. Gue gak suka yang setengah-setengah”.
Vanessa: “Zayn, telur setengah matang itu gizinya lebih tinggi daripada telur matang. Rasanya juga lebih gurih. Terus masaknya juga gak kelamaan, jadi bisa lebih efisien”.
Zayn: “Gak, telur setengah matang itu bau dan rasanya amis. Terus kalau dimasaknya gak matang, bisa-bisa ada bakteri Salmonella-nya lho. Bahaya!”
Setelah adanya pernyataan dari kedua belah pihak, maka mereka akan balas-balasan pernyataan lagi. Nah, argumen beserta bukti pendukung mereka keluarkan supaya bisa meyakinkan pihak lawan maupun pihak lain yang mendengarkan perdebatan mereka.
Kalau pihak pro dan kontra ini terus-menerus berusaha untuk saling mempengaruhi, terus kapan dong debat berakhir? Maka dari itu, dibutuhkan moderator atau pihak penengah. Kalau di acara debat presiden, kita melihat ada calon presiden A dan calon presiden B. Untuk memandu dan menengahi perdebatan, maka dibutuhkan moderator yang juga memegang timer. Jadi, jalannya debat bisa lebih terkontrol dan terarah.
6. Resolusi
Di akhir debat, ada yang namanya resolusi atau keputusan/hasil. Ada pihak yang menang dan ada yang kalah. Biasanya ditandai dengan banyaknya pihak yang kasih suara, misalnya pada pemilihan ketua atau saat pemilu. Yang dapat suara banyak berarti dia menang, sedangkan yang dapat suara sedikit berarti kalah.
Tapi, ada juga debat yang berakhir dengan win-win solution, yaitu pihak moderator mengambil kesimpulan dari pernyataan kedua belah pihak pro dan kontra. Misalnya dari pernyataan telur setengah matang tadi. Kalau kita ambil win-win solution dari pernyataan itu, bisa dengan kalimat, “Telur setengah matang memiliki gizi yang lebih tinggi dari telur matang, tapi harus dipastikan juga telur sudah dipasteurisasi untuk mencegah adanya bakteri Salmonella. Jika mengonsumsi telur matang, pastikan juga jangan terlalu lama memasaknya supaya gizi tidak banyak yang hilang selama proses pemasakan”.
Struktur Debat
Untuk struktur sebenarnya gak beda jauh dari penjelasan sebelumnya. Di mana yang namanya debat ini kan lebih ke penjelasan lisan ya, berbeda dengan ceramah atau esai yang membutuhkan teks. Ya meskipun debat juga butuh teks, tapi kan tetap disampaikan dalam bentuk lisan dan gak persis banget sama apa yang ditulis atau disusun di teks. Nah, makanya kita perlu menyusun struktur teks debat supaya argumen yang kita sampaikan nanti bisa terstruktur dan menang.
- Pengenalan isu/topik (mosi): diambil dari isu kontroversial di masyarakat supaya timbul argumen pro dan kontra.
- Posisi: tentukan posisi kamu terhadap mosi, apakah di posisi afirmatif atau negatif.
- Definisi dan rangkaian argumen: tentukan batasan kamu, sejauh mana kamu setuju atau gak setuju. Kemudian, jabarkan argumen-argumen kamu berdasarkan posisi afirmatif atau kontra negatif.
Kebayang gak sampai sini? Kalau belum kebayang, coba kamu perhatikan contoh struktur logika debat di bawah ini.
Mosi: pekerja asing di Indonesia wajib berbahasa Indonesia
Posisi: afirmatif atau pro
Definisi: batasan pro dari mosi di atas untuk pekerja asing yang punya kontrak 1 tahun atau lebih di Indonesia
Rangkaian argumen: 1) menyaring pekerja asing yang masuk ke Indonesia, hal ini membuat kompetensi menjadi lebih baik; 2) mempermudah komunikasi antar pekerja, sehingga tidak mengurangi konflik dan miskom; 3) memperkuat kedudukan Bahasa Indonesia di mata dunia
Sampai sini jelas? Oke, kita praktik langsung supaya makin paham. Coba kamu buat struktur teks seperti di atas dari mosi, “Penenggelaman kapal asing yang tertangkap mencuri ikan di Indonesia”. Tulis pendapat kamu di kolom komentar ya!
Etika Debat
Nah, dalam berdebat itu sebenarnya ada aturannya lho. Tujuannya supaya debat lebih terkontrol dan terarah. Jadi, meskipun kamu suka banget berdebat, tetap perhatikan etika di bawah ini ya!
Dari etika di atas, ada juga aturan-aturan dalam debat yang perlu kamu perhatikan. Biasanya di kompetisi atau saat debat calon ketua itu ada aturan mainnya. Nah, antara acara yang satu dengan lainnya biasanya ada perbedaan, jadi kamu tetap harus mematuhi peraturannya. Di luar kompetisi, ketika kamu debat sama teman atau pasangan, tetap perhatikan etika debat di atas ya, guys. Supaya debat gak berujung kebencian.
Terakhir, perlu kamu ketahui juga bahwa kompetisi debat itu gak kayak gondok-gondokan sama temen perihal pakai baju A atau B dan bubur diaduk atau gak diaduk. Kompetisi itu punya sistem tersendiri, namanya sistem parlemen Asia atau Asian Parliamentary System. Penasaran seperti apa sistem tersebut dan bagaimana tata cara lomba debat? Yuk, simak selengkapnya di video materi belajar Zenius yang bisa kamu tonton secara GRATIS di >> Tata Cara Lomba Debat.
*****
Semoga informasi di atas bisa memberikan informasi dan pandangan baru buat kamu yang suka ataupun gak suka debat ya. Kamu juga bisa mempelajari materi Bahasa Indonesia kelas 10 lainnya di aplikasi dan website Zenius >> Materi Belajar Bahasa Indonesia Kelas 10. Kamu juga bisa menikmati berbagai fitur di Aplikasi Zenius, mulai dari video insight dari ZenXplore, main ZenCore, Live Class, baca artikel Blog, belajar materi sekolah, ZenBot, dll yang bisa kamu nikmati GRATIS!
DOWNLOAD SEKARANG JUGA (ANDROID)
DOWNLOAD SEKARANG JUGA (APPLE)
Baca Artikel Bahasa Indonesia Kelas 10 Lainnya
Materi Bahasa Indonesia: Teks Laporan Hasil Observasi
Mengenal Apa Itu Teks Negosiasi
Leave a Comment