Bapak/Ibu pasti sering mendengar istilah daur ulang. Daur ulang atau recycle adalah sebuah pemrosesan kembali bahan bekas menjadi produk baru. Berbeda dengan pemanfaatan ulang atau reuse, daur ulang membutuhkan suatu proses di dalamnya untuk menghasilkan barang baru yang kemudian dapat digunakan kembali.
Tentunya, tujuan utama dari kegiatan daur ulang adalah untuk mengurangi sampah atau limbah yang mencemari lingkungan. Tapi, pernahkah Bapak/Ibu mendengar bahwa kegiatan pengolahan limbah ini bisa melestarikan budaya bahkan menjadi lahan bisnis?
Jenis Limbah yang Dapat Didaur Ulang
Berdasarkan sifatnya, terdapat dua jenis limbah yaitu limbah organik dan anorganik. Kedua jenis limbah ini dapat didaur ulang dengan proses yang berbeda.
1. Limbah Organik
Jenis limbah ini memiliki ciri yang dapat diurai lebih mudah melalui proses alamiah. Hal ini terjadi karena sampah organik mengandung zat kimia yang sifatnya lebih stabil dibandingkan limbah anorganik. Melalui proses alamiah, limbah organik akan dengan mudah mengendap ke dalam tanah, sungai, danau, hingga laut. Jenis limbah ini akan lebih mudah membusuk sehingga cepat terurai menjadi ukuran yang lebih kecil. Contoh dari sampah organik antara lain sisa makanan, kayu dan dedaunan, serta kotoran hewan.
2. Jenis Limbah Anorganik
Limbah anorganik adalah jenis limbah yang lebih sulit terurai oleh proses alamiah dan tidak dapat membusuk. Biasanya, limbah ini membutuhkan waktu yang sangat lama agar dapat terurai. Bentuk sampah anorganik yang sering kita temui antara lain plastik, barang elektronik, dan kaleng.
Bagaimana Proses Daur Ulang?
Secara umum, daur ulang adalah proses pengumpulan, pemilahan, pembersihan, dan pemrosesan ulang sampah menjadi suatu produk baru. Setelah proses recycle selesai, produk baru yang dihasilkan dapat digunakan. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah tahapan daur ulang:
-
Pengumpulan
Pertama, sampah atau limbah yang dapat didaur ulang dikumpulkan menjadi satu. Inilah pentingnya membuang sampah sesuai pada tempat dan jenisnya agar proses pengumpulan sampah dapat lebih mudah dilakukan. Di Indonesia sendiri, sistem pengumpulan limbah berbeda-beda di tiap daerah. Namun yang pasti, setiap lokasi memiliki tempat pembuangan sampah terakhir yang menjadi fokus pengumpulan sampah.
-
Pemilahan
Setelah terkumpul, limbah akan dipilih kembali mana yang dapat didaur ulang atau pada akhirnya dibuang. Proses pemilahan juga meliputi pengelompokkan jenis sampah, contohnya sampah plastik dijadikan satu bersama sampah plastik lainnya. Khusus sampah plastik, penyortiran juga dilakukan pada segi warna dan cara pembuatannya. Hal ini mengingat setiap limbah plastik berbeda dan membutuhkan proses daur ulang yang beragam.
-
Pembersihan
Tidak hanya anorganik, sampah organik seperti buah dan sayur juga harus melalui tahap pembersihan. Tujuannya adalah menghilangkan kotoran yang menempel agar nantinya produk baru yang tercipta lebih bersih dan tidak tercampur limbah lainnya.
-
Pemrosesan Ulang
Pada tahap ini, sampah yang telah dipilah dan bersih siap untuk didaur ulang. Pemrosesan ulang dapat meliputi proses penghancuran, peleburan, perubahan ukuran, atau pencampuran limbah dengan barang atau sampah lainnya untuk menghasilkan produk baru. Setelah selesai, barang daur ulang dapat didistribusikan untuk dapat digunakan.
Manfaat Daur Ulang
Secara sederhana, daur ulang merupakan salah satu cara yang efektif untuk mengurangi timbunan sampah dan merawat lingkungan. Kegiatan ini dapat mengurangi limbah di tempat pembuangan akhir yang berpotensi merusak lingkungan. Bahan kimia beracun dan zat berbahaya lainnya pun dapat berkurang. Hal itu membantu meningkatkan kualitas lingkungan yang lebih bersih dan aman bagi makhluk hidup.
Daur ulang menjadi kegiatan yang bisa menghemat sumber daya alam dan energi. Dalam proses pembuatannya, daur ulang menggunakan energi ke jauh lebih sedikit dibandingkan proses pembuatan barang baru dari bahan mentah. Waktu pengerjaan daur ulang juga lebih cepat sehingga energi atau waktu yang ada bisa digunakan untuk menciptakan barang lainnya. Kebutuhan sumber daya alam pun berkurang, karena pada proses daur ulang digunakan barang-barang bekas yang sudah ada sebelumnya. Jika bahan bekas tidak didaur ulang, maka akan banyak bahan mentah dari bumi yang diambil untuk memproduksi barang baru seperti melalui pertambangan dan penebangan hutan.
Manfaat lainnya dari proses daur ulang adalah pengurangan emisi rumah kaca. Dengan kata lain, daur ulang juga berperan dalam melawan perubahan iklim. Sampah yang berasal dari aktivitas masyarakat jumlahnya sangat besar dan memiliki kandungan sumber gas metana. Gas metana merupakan salah satu gas yang dapat menyebabkan efek rumah kaca sehingga muncullah pemanasan global atau global warming. Melalui daur ulang, gas metana yang tersimpan dapat berkurang.
Selain bagi lingkungan, daur ulang juga menjadi kegiatan yang dapat melestarikan budaya dan sumber ekonomi kreatif. Hal inilah yang dilakukan oleh salah satu guru di komunitas Zenius untuk Guru, Bapak Tri Harjanto, S.Si, guru SMA Negeri 3 Klaten.
Lestarikan Budaya dan Lingkungan Lewat Daur Ulang
Sejak 6 tahun yang lalu, Pak Tri mulai melakukan daur ulang untuk limbah perca, kertas duplek, dan plastik kresek secara bertahap. Ia tergerak untuk melakukan kegiatan ini setelah melihat kondisi limbah yang ada di sekitarnya.
Di tahun 2015, Pak Tri merasa prihatin melihat limbah perca yang kebanyakan hanya didaur ulang menjadi keset atau kain lap. Ia berpikir bahwa barang tersebut nantinya akan berakhir di bawah dan kotor, yang kemungkinan besar akan kembali menjadi sampah. Tak hanya limbah perca, pada tahun 2017 Pak Tri juga mencoba untuk mengolah limbah kertas duplek. Selama ini limbah kertas duplek belum dikelola secara maksimal serta harga jualnya masih cukup rendah. Pak Tri berinisiatif untuk meningkat nilai dan daya jual dari hasil pengolahan sampah kertas duplek. Pada tahun 2020, Pak Tri mulai mengelola limbah plastik kresek yang berawal dari keprihatinannya terhadap sampah plastik yang terus menumpuk.
Untuk mengolah ketiga limbah di atas, Pak Tri melakukan aksi nyata dengan membuat suatu produk kreatif. Terciptalah hasil kreasi dan inovasi dari masing-masing limbah: Wayang Perca, Wayang Duplek, dan Wayang Kresek.
Ciptakan Produk Kreatif dari Bahan Bekas
Wayang dipilih oleh Pak Tri sebagai inovasinya karena wayang merupakan salah satu budaya adiluhur Indonesia. Pak Tri rutin melakukan pameran serta mempublikasikan karyanya ke media sosial agar menjangkau masyarakat yang lebih luas. Harapannya, wayang hasil pengolahan limbah yang ia lakukan bisa ikut melestarikan budaya.
Berkat ide kreatifnya, Pak Tri berhasil memenangkan beragam penghargaan seperti Pemenang Utama dan Pemenang Favorit Lomba Kreatifitas dan Inovasi Tingkat Provinsi Jawa Tengah di tahun 2017 untuk karya Wayang Perca, Juara 1 Lomba Kreatifitas dan Inovasi Tingkat Kabupaten Klaten di tahun 2018 untuk produk Wayang Duplek, serta peringkat ke enam dalam ajang yang sama di tahun 2021 untuk karya Wayang Kresek.
“Kreatif tidak harus berpikir diluar otak tapi bagaimana bisa menjadikan ide tersebut menjadi sebuah solusi. Lakukan selagi bisa dan jangan menunda.” – Pak Tri Harjanto
Tak hanya merawat lingkungan dan melestarikan budaya, kegiatan daur ulang Pak Tri juga menjadi prospek bisnis sebagai bentuk ekonomi kreatif di masyarakat. Wayang tidak hanya menghasilkan keuntungan, namun juga menjadi sarana edukasi bagi para pembeli.
Karena hasil karyanya yang inovatif, Pak Tri juga berkesempatan untuk menjadi pembicara dalam rangkaian Pekan Inspirasi Tanah Air (PITA) yang diadakan Zenius untuk Guru. Dari limbah, Pak Tri bisa menghasilkan karya dan uang.
Selain Pak Tri, ada juga pembicara dan topik menarik lainnya dalam Pekan Inspirasi Tanah Air. Bapak/Ibu guru yang ingin menyaksikan Pak Tri dalam Pekan Inspirasi Tanah Air dapat menonton siaran ulangnya di kanal YouTube Zenius untuk Guru. Bapak/Ibu juga bisa subscribe untuk mengikuti video serta kegiatan menarik lainnya.
Leave a Comment