Halo, Sobat Zenius! Apa, sih, yang ada di benak elo saat mendengar cerpen? Cerita pendek? Sudah pasti, dong! Nah, dalam artikel ini gue mau mengajak elo semua buat membahas cara menulis cerita pendek, unsur, nilai dalam cerpen, serta manfaat membacanya.
Ngomong-ngomong, Sobat Zenius pernah nggak nulis cerpen terus dikirim ke tim mading supaya dipasang dan dilihat oleh banyak siswa?
Atau mungkin, elo pernah ikut lomba menulis cerita pendek di sekolah. Beberapa dari elo barangkali pernah mencobanya dan karya cerpen itu berhasil ditempel di mading atau menang perlombaan. Nah, hal tersebut tentu saja menjadi rejeki tersendiri buat elo.
Eits, tunggu dulu, rejeki apa rezeki, nih, yang benar? Coba elo tonton video dari Zenius di bawah ini dulu, deh! Banyak sekali pembahasan seru mengenai kata baku Bahasa Indonesia yang benar, lho.
Kembali lagi ke laptop! Eh, nggak deng, hehe, maksudnya ke pembahasan cerpen.
Bagi elo yang duduk di kelas 11 pasti lagi berkutat, nih, sama materi Bahasa Indonesia yang satu ini. Masih bingung, ya, cerpen itu apa? Apa saja, sih, nilai-nilai dalamnya? Apa manfaat membaca cerpen?
Tenang saja, semua itu bakalan gue rangkum sedemikian rupa di dalam artikel ini. Penasaran gimana pembahasannya? Yuk, simak sampai selesai, ya!
Konsep Cerpen dan Fungsi Membacanya
Gue nggak akan ngebahas pengertian cerita pendek dalam artikel ini. Kalau elo ingin mengulang materi mengenai pengertian cerpen, struktur, dan ciri-cirinya, bisa baca selengkapnya di sini, ya.
Cerpen itu, kan, cerita pendek, ya, berarti elo nggak perlu berhari-hari untuk membaca keseluruhan cerita itu.
Nah, konsep dari cerpen itu sendiri merupakan sebuah cerita kehidupan manusia yang dituangkan dalam bentuk tulisan dan bisa elo baca secara one single sitting atau sekali duduk aja.
Dari cerita pendek, elo bisa dapat banyak sekali pembelajaran, guys! Makanya, ada banyak sekali orang yang ketagihan baca cerita-cerita pendek dari karya penulis ternama atau favorit mereka.
“Emangnya, gue bakal dapet apa aja, kalau membaca cerita pendek?”
Banyak banget! Sobat Zenius bakal dapet pembelajaran hidup yang mungkin nggak pernah ditemukan di dalam kehidupan sehari-hari.
Contoh, nih, elo lagi baca cerita pendek yang bercerita tentang orang miskin yang kelaparan. Singkat cerita, si orang miskin itu kesulitan cari uang buat ngasih makan ke dirinya sendiri dan anak-anaknya.
Kesehariannya cuman jadi seorang pemulung. Kadang-kadang, sehari bisa dapet duit buat uang makan dia dan anaknya. Kadang-kadang, dia nggak dapat duit sama sekali.
Dari cerita tersebut, rasa empati di dalam diri elo pasti bakal tumbuh karena merasa iba terhadap orang miskin.
Di sisi lain, baca cerpen secara terus-menerus juga akan menumbuhkan minat baca dan menambah kosakata baru juga, guys!
Gue yakin cerpen-cerpen yang elo baca menghadirkan kosakata yang mungkin sebelumnya nggak tahu.
Contoh, ada kosa kata tertegun, persisten, renjana, dan lain sebagainya.
Kalau gue rangkum, manfaat cerpen yaitu:
- Menambah kosakata baru
- Menumbuhkan rasa empati di dalam diri
- Meningkatkan minat baca
- Berpikiran lebih luas
Baca Juga: Struktur Cerita Pendek (Cerpen), Ciri-ciri, dan Contohnya
Gimana? Udah paham, kan, manfaat cerpen itu apa? Kalau udah, gue mau ngasih tahu elo buat download aplikasi Zenius, nih.
Lewat aplikasi, elo bisa belajar materi cerita pendek dan beribu materi lainnya lewat video pembelajaran dari Zenius. Ditambah, ada contoh soal + pembahasannya, lho!
Nggak cuman itu, ada fitur lain seperti ZenBot, ZenCore, hingga ikut simulasi ujian try out. Yuk, downloa dari sekarang dengan klik banner di bawah ini!
Download Aplikasi Zenius
Tingkatin hasil belajar lewat kumpulan video materi dan ribuan contoh soal di Zenius. Maksimalin persiapan elo sekarang juga!
Unsur Pembangun Cerpen
Sebuah gedung atau rumah yang bagus tentunya dibangun dengan pondasi atau unsur yang nggak asal-asalan, dong.
Nah, hal ini sama saja dengan cerita pendek. Dalam cerpen, ada unsur pembangun yang membuat jalan ceritanya semakin menarik untuk diikuti oleh para pembaca.
Secara garis besar, unsur pembangun ini memang nggak jauh-jauh dari karya sastra, entah itu cerpen atau novel. Dalam cerpen juga ada, nih, unsur intrinsik yang turut serta membangun suatu kesatuan utuh dalam cerita.
Nah, kira-kira apa saja, ya, unsurnya?
1. Tema
Nggak mungkin, dong, Sobat Zenius membaca cerita pendek yang nggak ada temanya sama sekali. Pasti di setiap cerpen yang elo temui mengandung tema yang mengangkat cerita tersebut.
“Tema itu apa, sih?”
Secara sederhana, tema itu merupakan gagasan utama dari sebuah cerita. Jadi, tanpa ada temanya bisa jadi cerita elo nggak hidup di mata para pembaca, Sobat Zenius!
Banyak sekali tema cerita yang bisa elo angkat. Contohnya tema cerita tentang persahabatan, cinta, keluarga, atau mungkin sains fiksi.
Dari tema yang terkandung di dalam cerpen, pembaca tentu dapat menghayati kisah yang dituangkan oleh si penulis, guys!
Buat menguji pemahaman elo, gue ada kutipan cerpen, nih, di bawah ini!
“…Sudah terlalu banyak kata di dunia ini Alina, dan kata-kata, ternyata, tidak mengubah apa-apa. Aku tidak akan menambah kata-kata yang sudah tak terhitung jumlahnya dalam sejarah kebudayaan manusia Alina. Untuk apa? Kata-kata tidak ada gunanya dan selalu sia-sia. Lagipula siapakah yang masih sudi mendengarnya? Di dunia ini semua orang sibuk berkata-kata tanpa pernah mendengar kata-kata orang lain. Mereka berkata-kata tanpa peduli apakah ada orang lain yang mendengarnya. Bahkan mereka juga tidak peduli dengan kata-katanya sendiri. Sebuah dunia yang sudah kelebihan kata-katanya sendiri. Sebuah dunia yang sudah kelebihan kata-kata tanpa makna. Kata-kata sudah luber dan tidak dibutuhkan lagi. Setiap kata bisa diganti artinya. Setiap arti bisa diubah maknanya. Itulah dunia kita Alina…”Cerpen Sepotong Senja untuk Pacarku karya Seno Gumira Ajidarma |
Kira-kira, nih, dari kutipan cerpen di atas temanya apa hayo, Sobat Zenius? Yap, betul, temanya percintaan.
Dari situ, seorang penulis mencoba untuk mengirimkan sebuah hal yang istimewa kepada Alina, tetapi bukan dalam bentuk sebuah kata-kata, melainkan sepotong senja.
2. Tokoh dan Penokohan
Apa, sih, bedanya tokoh dan penokohan? Secara sederhana, tokoh itu orangnya, kalau penokohan itu watak dan sifatnya, Sobat Zenius! Nah, di dalam cerita pendek juga harus ada tokohnya supaya bisa lebih hidup.
Coba bayangin kalau nggak ada tokoh, siapa yang mau dijadiin sorotan utama bagi pembaca?
Nggak jauh beda dengan novel, dalam cerpen juga ada tokoh antagonis, protagonis, dan tritagonis
- Tokoh antagonis biasanya menyebabkan ketegangan dan konflik dalam sebuah cerita
- Protagonis itu biasanya menimbulkan empati dari para pembaca dan bersifat positif
- Tritagonis itu merupakan tokoh penengah antara protagonis dan antagonis
Nah, dalam cerpen elo pasti menemukan ketiga jenis tokoh tersebut. Bagaimana cara tahunya?
Biasanya, si penulis menjelaskan secara detail mengenai watak dari masing-masing tokoh. Dari situ, kita jadi tahu, nih, mana tokoh yang baik dan jahat.
3. Latar
Selain tokoh, dalam cerpen juga harus diisi dengan latar, Sobat Zenius! Latar tuh biasanya diisi dengan latar waktu, tempat, dan suasana.
Adanya latar ini akan semakin menumbuhkan imajinasi para pembaca. Percaya nggak? Coba elo intip cerpen di bawah ini yang baru gue karang sendiri.
“Santi berjalan jauh dari rumah untuk berkelana, entah akan pulang kembali atau tetap meniti langkah kaki demi kaki. Siang itu, selepas ia mendengar gelas pecah dari tangan ibunya serta teriakan demi teriakan dari bapaknya, raganya sudah tak ada lagi di rumah itu. Melayang, melayang jauh menyisakan tangis di dalam dekapan tubuhnya. Saat itu juga, ia bergegas mengambil tas, lalu menghapus semua kenangan di dalam rumahnya tersebut”
Pembahasan:
Dari cerpen karangan gue di atas, kira-kira apa latar tempat, waktu, dan suasananya? Yap, sudah jelas latar waktunya adalah “siang” hari karena di situ sudah dituliskan. Kemudian, untuk latar tempatnya sendiri itu ada di rumah Santi dan orang tuanya.
Untuk latar suasananya digambarkan sangat kacau dan berantakan, di mana di dalam rumah terjadi pertengkaran hingga teriakan dan suara gelas pecah di lantai.
Selain suasana pertengkaran, suasana sedih juga menyelimuti diri Santi yang melihat orang tuanya masih terus beradu argumen satu sama lain.
4. Alur dan Pengaluran
Setiap cerita yang dibuat oleh penulis, baik itu dalam bentuk cerpen atau novel, pasti ada alurnya. Nah, alur ini yang akan membawa pembaca untuk mengikuti jalan cerita dari penulis.
Sama seperti pada umumnya, alur dalam cerpen juga ada tiga, yaitu alur maju, mundur, dan campuran.
- Alur maju berarti jalan ceritanya dari masa lalu ke masa depan
- Alur mundur berarti jalan ceritanya flashback ke masa lalu dari masa sekarang
- Alur campuran berarti jalan ceritanya maju mundur
“Terus, pengaluran itu sendiri apa?”
Nah, definisi pengaluran di sini yaitu bagaimana si penulis mengembangkan sebuah cerita. Jadi, dalam pengaluran biasanya penulis akan mendeskripsikan cerita dengan unsur di bawah ini:
- Pengenalan tokoh dan cerita
- Munculnya konflik
- Konflik memuncak atau klimaks
- Konflik mulai menurun atau anti klimaks
- Penyelesaian
Alur itu sendiri nantinya dapat dimasukkan ke dalam bagian-bagian pengaluran di atas untuk membuat cerita semakin menarik.
5. Amanat
“Gue sering, tuh, dapat amanat dari guru di sekolah kalau jangan jadi orang suka bohong yang kalau makan lima gorengan di kantin, eh bilangnya cuman tiga”
Nah, dalam sebuah cerpen, si penulis akan menyisipkan amanat yang ingin ia sampaikan kepada pembaca.
Amanat yang terkandung pun bermacam-macam sesuai dengan keinginan penulis, entah itu amanat motivasi, nilai-nilai moral dalam kehidupan, dan lain sebagainya.
Hal ini tentunya kembali pada fungsi dari membaca cerpen yang udah gue jelaskan sebelumnya, yaitu kita akan mendapatkan nilai-nilai kehidupan penting dari cerpen.
Sebab, ada amanat yang disampaikan dari penulis kepada pembaca.
6. Sudut Pandang
Cerpen biasanya juga mengandung sudut pandang yang beraneka ragam. Emang sudut pandangnya ada berapa, sih?
Nggak jauh beda sama novel, cerpen juga mempunyai beraneka sudut pandang, yaitu:
- Sudut pandang orang pertama, biasanya memakai kata ganti aku dan dijadikan sebagai tokoh utama
- Sudut pandang orang ketiga, biasanya memakai kata ganti dia dan juga nama tokoh
- Sudut pandang campuran, yaitu sudut pandang pengarang menjadi narator dan juga biasanya memakai kata ganti aku
Baca Juga: Struktur dan Contoh Kritik Sastra – Materi Bahasa Indonesia Kelas 12
Nilai dalam Cerpen
Setiap cerpen yang dilahirkan dari seorang penulis ada sebuah nilai yang ditanamkan di dalamnya untuk disampaikan kepada para pembaca. Rata-rata, hampir semua karya sastra mempunyai kandungan nilai di dalamnya, baik itu novel ataupun cerpen.
Nah, memangnya apa saja, sih, nilai-nilai dalam cerpen?
1. Nilai Moral
Beberapa cerpen yang pernah elo baca pasti ada yang menyisipkan nilai moral di dalamnya. Biasanya, nilai moral yang berhubungan dengan etika dan perilaku kita kepada orang lain.
Contoh nilai moral dalam cerpen bisa elo temukan ketika ada cerita seseorang yang dengan sukarela membantu ibunya yang sudah tua renta dan merawatnya dengan baik.
2. Nilai Budaya
Selain nilai moral, ada juga nilai budaya yang biasanya ditanamkan penulis ke dalam sebuah cerpen. Nilai budaya biasanya berkaitan dengan adat-istiadat atau budaya suatu daerah.
Contoh nilai budaya dalam cerpen yang bisa elo temukan ketika ada cerita yang menjelaskan bagaimana budaya orang Jawa dalam menyambut tamunya.
3. Nilai Sosial
Nilai sosial biasanya berhubungan dengan kegiatan atau aktivitas sosialisasi sesama masyarakat, seperti kerja sama, gotong royong, dan saling membantu satu sama lain.
Baca Juga: Struktur Puisi, Unsur, Ciri dan Contohnya! – Materi Bahasa Indonesia Kelas 10
Tips Menulis Cerpen
Nah, Sobat Zenius sudah belajar banyak hal mengenai materi yang satu ini, mulai dari manfaat membaca cerpen hingga unsur pembangun dan nilai-nilai di dalamnya.
Mungkin, abis baca artikel ini elo punya niatan untuk menulis cerpen sendiri dan memberikannya ke tim mading atau diikutkan ke lomba karya tulis.
Eits, nggak usah terburu-buru, gitu hehe. Gue punya rangkuman cara menulis cerita pendek buat elo di bawah ini. Dibaca dengan saksama, ya!
1. Menarik Perhatian Pembaca
Pembaca terkadang tidak terlalu suka melanjutkan kisah cerpen jika di dalamnya terlihat monoton. Lalu bagaimana taktik untuk menarik perhatian para pembaca?
Sobat Zenius bisa menyelipkan kalimat pertanyaan di awal cerpen yang menimbulkan rasa penasaran para pembaca untuk mengikuti kisah selanjutnya.
Selain itu, elo juga bisa menampilkan aksi tokoh atau tindakan seseorang dalam memainkan suatu karakter.
Misalnya, di awal artikel elo bisa menyelipkan aksi tokoh utama yang sedang berkelana menyusuri hutan atau sedang menghadapi konflik dengan orang lain.
2. Menampilkan Tempat dan Suasana
Seperti yang sudah gue jelaskan sebelumnya, tanpa ada latar tempat dan suasana sudah pasti cerpen lo bakal garing.
Oleh karena itu, tampilkan latar tempat dan suasana dengan sedetail mungkin. Misalnya, elo lagi ingin menampilkan latar tempat di sebuah stasiun. Nah, bisa gambarin seperti ini, nih:
“Di sebuah stasiun, orang-orang sedang berbondong-bondong untuk menaiki kereta dengan tujuannya masing-masing. Tas koper sudah berada di tangan mereka. Beberapa orang memegang tas koper dan tas pasangannya secara bersamaan. Duka perpisahan dan suka pertemuan akan saling berbenturan satu sama lain di stasiun. Perpisahan akan menimbulkan rasa rindu yang tinggi, sedang pertemuan akan menuntaskan rasa rindu yang telah lama dinanti”
Dari situ kita tahu, nih, kalau latarnya, tuh di stasiun yang isinya banyak sekali orang-orang yang akan naik kereta.
Selain itu, di stasiun selalu identik dengan pertemuan dan perpisahan, di mana sebagian orang akan saling bertemu dan sebagian lainnya akan saling berpisah.
Jadi, di situ sekalian ditampilkan mengenai latar suasana yang membahagiakan sekaligus mengharukan.
3. Buat Dialog Antartokoh Seolah-olah Nyata
Dialog dalam sebuah karya sastra merupakan suatu unsur penting dalam membangun dan menghidupkan cerita.
Disarankan saat menulis bagian cerita yang ada dialognya, elo bisa menyisipkan beberapa kalimat tambahan yang membuatnya semakin hidup.
Contoh:
“Malam ini terasa dingin sekali, ya,” ujar Ranti sembari menutupi tubuhnya dengan selimut hangat.
“Iya, betul sekali istriku. Sepertinya kita harus membuat secangkir teh untuk menghangatkan badan,” balas Samuel sang suami yang sedang asyik menonton TV.
“Ya sudah, lekas buatkan aku segelas teh,” pinta Ranti manja kepada suaminya.
“Siap sayangku,” ucap Samuel dan langsung pergi meninggalkan istrinya untuk pergi ke dapur.
Nah, kalimat-kalimat tambahan yang menggambarkan kondisi kedua tokoh dalam melakukan dialog tersebut bisa menghidupkan cerita dan membuat pembaca tidak merasa bosan. Usahakan untuk buat yang lebih detail lagi, ya, Sobat Zenius!
Baca Juga: Materi Bahasa Indonesia Kelas 11: Cara Menganalisis dan Membuat Teks Ceramah
Itu dia materi singkat mengenai manfaat membaca cerita pendek beserta cara menulis dan unsur pembangun di dalamnya.
Buat elo yang udah makin nggak sabar buat menulis cerpen dari sekarang, sebaiknya elo perlu mendalami materi ini lagi, deh, lewat video pembelajaran dari ZenTutor.
Di sana, materi akan dikemas dengan sangat menarik ditambah ada contoh soal dan pembahasan yang bikin elo makin paham apa itu cerpen.
Penasaran seperti apa? Klik banner di bawah ini, ya!
Kemudian, buat elo yang mau mengasah otak dengan ikutan ujian try out sekolah dari sekarang, elo bisa banget berlangganan paket Aktiva Sekolah dari Zenius.
Nggak cuman bisa ikutan ujian try out, elo juga berkesempatan ikut sesi live class per minggunya dan mendapatkan akses ribuan video premium dari Zenius.
Menarik, kan? Yuk berlangganan dari sekarang!
Originally published: November 30, 2021
Updated by: Maulana Adieb
Leave a Comment