Debit … kredit … jurnal pembukuan … siapa nih yang familiar sama tiga hal ini? Buat anak IPS kayaknya udah khatam banget, nih. Apalagi tiga hal ini erat banget hubungannya sama salah satu bidang di mata pelajaran ekonomi yaitu akuntansi.
Biasanya pas belajar akuntansi, elo bakal ketemu sama yang namanya pembukuan dan jurnal. Ada yang namanya jurnal umum dan ada juga yang namanya jurnal khusus. Terus, elo juga bakal belajar tentang debit, kredit, retur, modal, dan lain-lain.
Wah, pokoknya banyak banget deh yang dipelajari di akuntansi ini! Lebih serunya lagi, akuntansi isinya menghitung keuangan. Jadi, rasanya seru banget menghitung keuangan sambil belajar, karena uang merupakan salah satu hal yang dekat banget sama kehidupan kita sehari-hari.
Di artikel kali ini, gue mau membahas biografi Luca Pacioli, nih. Lho, kok tiba-tiba Luca Pacioli?!
Nah, dia merupakan orang yang sangat berpengaruh dalam bidang akuntansi sampai dijuluki sebagai bapak akuntansi.
Supaya nggak berlama-lama lagi, langsung aja kita masuk ke biografi Luca Pacioli, yuk!
Biografi Luca Pacioli
Setiap ilmu pengetahuan dan teori yang kita kenal hari ini bukan suatu hal yang muncul secara tiba-tiba tanpa ada penemu atau pencetusnya. Pasti selalu ada orang hebat di balik ilmu tersebut. Salah satunya seperti ilmu akuntansi yang mau kita bahas di artikel ini.
Jadi, seperti apa biografi Luca Pacioli?
Untuk memulai biografi Luca Pacioli, ia adalah seorang matematikawan asal Italia yang dijuluki sebagai Bapak Akuntansi Dunia. Eh, kenapa Luca Pacioli disebut bapak akuntansi? Hal ini dikarenakan ia adalah orang yang menemukan sistem pembukuan ganda di dalam akuntansi pada tahun 1494.
Sebagai penemu akuntansi, tentu Luca Pacioli punya buah pikir atau konsep pemikiran yang membuat ilmu ini menjadi relevan di dalam bidang ilmu pengetahuan. Kira-kira gimana sih akuntansi menurut Luca Pacioli ini? Lalu, kapan akuntansi modern dengan konsep pembukuan debit kredit mulai ditemukan?
Tenang … nanti kita bakal bahas sampai sana, kok. Tapi sebelumnya, kita kepoin dulu awal kehidupan bapak akuntansi dunia ini, yuk!
Baca Juga: Ilmu Ekonomi: Sejarah, Penjelasan, dan Jenis Jenisnya
Awal Kehidupan Luca Pacioli
Ketika membahas biografi Luca Pacioli, sebenarnya nggak banyak informasi yang tersedia tentang awal kehidupannya. Tapi dari beberapa informasi yang berhasil gue kumpulkan, Luca Pacioli lahir dengan nama Fra Luca Bartolomeo de Pacioli pada tahun 1445 di Sansepolcro, sebuah kota yang ada di Italia.
Ayahnya Luca bernama Bartolomeo Pacioli. Namun, sejak kecil Luca nggak tinggal dan dibesarkan oleh orang tuanya, melainkan tinggal bersama keluarga Befolci di Sansepolcro.
Meskipun informasi tentang awal kehidupan biografi Luca Pacioli yang sangat minim, banyak sejarawan yang mengatakan kalau Luca sempat mengemban pendidikannya di studio milik della Francesca yang terletak di kota kelahirannya yaitu Sansepolcro.
Salah satu alasan mengapa banyak sejarawan yang mempercayai hal ini dikarenakan Luca Pacioli memiliki pengetahuan yang luas mengenai karya-karya dari Piero della Francesca. Buat elo yang belum familiar sama nama ini, Piero della Francesca merupakan seorang pelukis asal Italia pada masa Early Renaissance atau masa Renaisans Awal.
Karya-karya dari Piero della Francesca ini sampai diakui sebagai karya yang memiliki kontribusi besar bagi Renaisans Italia pada abad ke-20.
Selain pelukis, Piero della Francesca juga dikenal sebagai matematikawan dan ahli geometri pada masa itu. Pacioli mungkin merasa terinspirasi dengan karya dari Piero, sampai-sampai karya milik Pacioli diyakini sangat dipengaruhi oleh karya dari Piero.
Hal ini juga yang semakin menguatkan dugaan kalau Luca Pacioli menghabiskan sebagian besar waktunya untuk mengemban pendidikan di studio della Francesca.
Di akhir masa remajanya, Luca Pacioli memutuskan buat meninggalkan kota kelahirannya dan pergi ke Venesia. Ya … mungkin pada saat itu dia merasa ingin mengeksplorasi diri dan mencoba untuk mandiri. Karena ketika pindah ke Venesia, Luca memilih untuk bekerja.
Ia bertemu dengan seorang pedagang kaya bernama Antonio Rompiansi. Luca kemudian bekerja untuk Antonio yang tinggal di distrik Giudecca. Karena sebelumnya Luca punya basic pendidikan yang bagus, ia juga memiliki kemampuan matematika dasar yang bisa dibilang oke, akhirnya Luca dipilih menjadi tutor untuk mengajari ketiga putra dari bosnya ini.
Kebetulan Luca juga tinggal di rumah Antonio, kan. Jadi, lebih mudah untuk dia mengajar anak-anak Antonio ketika pekerjaan dengan ayah mereka sudah selesai. Pengalaman ini merupakan pengalaman mengajar Luca Pacioli yang pertama.
Selain mengajar, Luca juga memutuskan buat melanjutkan pendidikannya. Karena dia merasa punya ketertarikan dalam bidang matematika, akhirnya ia melanjutkan studinya ke jenjang yang lebih tinggi dalam bidang matematika di bawah pengajaran Domenico Bragadino, seorang filsuf dan matematikawan di Venice.
Selama bekerja dengan Antonio, Luca mendapatkan banyak ilmu dan pengetahuan, nih. Bukan cuma ilmu matematika (untuk berhitung) saja, tetapi juga ilmu dan pengetahuan dalam berbisnis.
Ia juga mendapatkan banyak ilmu selama mengikuti kelas pembelajaran Domenico Bragadino. Ilmu dan pengetahuan yang ia dapatkan ini kemudian membantu dirinya bisa menerbitkan sebuah karya menarik yang berpengaruh di bidang ilmu pengetahuan. Seperti apa karyanya tersebut? Baca terus artikel ini sampai habis, ya!
Baca Juga: Riwayat Hidup Osama bin Laden hingga Hari Kematianny
Menjadi Seorang Matematikawan
Biografi Luca Pacioli semakin seru nih, mengikuti perjalanan dirinya menjadi seorang matematikawan.
Selama menghabiskan waktunya di Venice untuk bekerja, mengajar, dan menuntut ilmu, Luca Pacioli kemudian menuangkan ilmu dan pengetahuannya ke dalam sebuah karya tulisan. Karya tersebut ia dedikasikan untuk ketiga muridnya yang merupakan anak-anak dari Antonio.
Karya tulisan tersebut selesai dikerjakan pada tahun 1470, bertepatan dengan tahun meninggalnya Antonio Rompiansi. Karya itu berisikan tulisan tentang aritmatika, yaitu cabang ilmu matematika yang berupa penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian.
Setelah menyelesaikan karya tersebut untuk anak-anak Antonio Rompiansi, Pacioli memutuskan untuk meninggalkan Venesia dan pergi ke kota Roma. Selama berada di Roma, Pacioli menghabiskan beberapa bulan untuk tinggal di rumah Leon Battista Alberti.
Luca Pacioli nampaknya banyak kenal dengan orang-orang hebat di masa itu, ya. Karena kalau kita jabarkan siapa itu Leon Battista Alberti, ia merupakan seorang penulis, penyair, pendeta, filsuf, seniman, dan kriptografi humanis pada masa Renaisans Italia.
Ketika tinggal bersama Alberti, Pacioli nggak cuma semakin dibekali ilmu matematika saja, lho. Ia juga banyak diberikan pengetahuan keagamaan yang membuatnya belajar teologi. Lalu, Luca Pacioli sempat menjadi seorang biarawan di Ordo Fransiskan selang beberapa tahun berikutnya.
Mulai memasuki tahun 1477, Pacioli mulai semakin mengeksplor dirinya dan menghabiskan waktunya untuk travelling, nih. Tapi, travelling-nya bukan untuk jalan-jalan, melainkan untuk mengajar aritmatika di berbagai universitas.
Karena kemampuannya tersebut, Luca Pacioli menjadi seorang matematikawan. Dia mulai mengajar di Universitas Perugia dari tahun 1477 hingga 1480. Di sana, Pacioli nggak cuma mengajar saja, tetapi juga menuliskan karya kedua berjudul Tractatus Mathematicus ad Discipulos Perusinos yang ditulis antara Desember 1477 hingga April 1478.
Buku ini berisikan 16 bagian yang membahas aritmatika pedagang dan dirancang sebagai modul untuk para mahasiswa di kelasnya.
Tak hanya di Universitas Perugia, ia juga mengajar di Zara, yang sekarang disebut Zadar atau Jadera di Kroasia yang pada saat itu berada di bawah Kekaisaran Venesia. Ketika mengajar di sana, Pacioli kembali menulis karya ketiganya tentang aritmatika. Tapi sayang, ketiga karyanya tersebut nggak pernah diterbitkan.
Setelah mengajar di Zara, Pacioli melanjutkan perjalanannya untuk mengajar di Universitas Napoli dan Universitas Roma. Pada saat itu, Pacioli kenalan sama Federico da Montefeltro yang diangkat menjadi adipati Urbino oleh Paus Sixtus IV pada tahun 1474. Pacioli kemudian menjadi guru bagi putra Federico yang bernama Guidobaldo.
Baca Juga: Biografi Charles Babbage, Matematikawan Penemu Komputer Pertama di Dunia
Lahirnya “Bapak Akuntansi Dunia”
Perjalanannya sebagai matematikawan dan mengajar dari satu tempat ke tempat lainnya masih terus berlanjut. Sampai akhirnya setelah menghabiskan kurang lebih dua tahun di Roma, Luca Pacioli memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya di Sansepolcro pada tahun 1489.
Kembalinya Pacioli ke kampung halamannya malah memberikan kenangan yang kurang baik buat dia, lho. Karena pada saat itu, ia diberikan privilege atau ‘hak istimewa’ oleh Paus yang menyebabkan para pemimpin agama di Sansepolcro merasa cemburu sama dia.
Nggak cuma itu saja, Pacioli dilarang untuk mengajar pada tahun 1941. Meskipun begitu, dua tahun setelahnya (tepatnya pada tahun 1493), ia diundang untuk menyampaikan khotbah Prapaskah. Mengingat Pacioli pernah mempelajari ilmu teologi dan menjadi biarawan selama menghabiskan waktunya di Roma.
Tapi, kembalinya Luca Pacioli ke Sansepolcro juga membuahkan hal yang baik untuknya, karena tempat inilah yang menjadi tempat di mana Luca Pacioli pertama kali mengonsep akuntansi modern debit kredit yang ia tulis dalam karyanya, yaitu Summa de arithmetica, geometria, proportioni et proportionalita (1494).
Inilah yang menjadi highlight dari biografi Luca Pacioli.
Jadi, kalau ditanya kapan pembukuan keuangan sederhana mulai ditemukan? Jawabannya yaitu tahun 1494, ketika Luca Pacioli menerbitkan bukunya.
Oh iya, sama seperti ketika Pacioli menuliskan karya sebelumnya, buku yang dibuatnya kali ini juga didedikasikan untuk muridnya yaitu Guidobaldo, anak dari adipati Urbino.
Setelah selesai menuliskan bukunya, Pacioli melakukan perjalanan kembali ke Venesia buat menerbitkan buku tersebut. Buku ini kemudian menarik perhatian banyak orang dan menjadi sangat populer.
Memangnya, seperti apa isi bukunya?
Buku ini berisikan rangkuman pengetahuan matematika yang dipelajari oleh Pacioli pada masa itu. Tapi, yang membuat buku ini terlihat unik dan semakin terkenal yaitu adanya penjelasan dan deskripsi mengenai metode pembukuan yang digunakan pedagang Venesia selama masa Renaisans Italia.
Sistem dari metode pembukuan dagang ini dikenal dengan sistem akuntansi entri ganda. Jadi bisa dibilang, Luca Pacioli mengenalkan sistem pembukuan berpasangan dalam buku berjudul Summa de arithmetica yang membuat dirinya dijuluki sebagai Bapak Akuntansi Dunia.
Eh, sebelum lanjut membahas buku Luca Pacioli, gue mau menceritakan dulu nih sedikit tentang sejarah akuntansi.
Sebenarnya metode akuntansi ini sudah dikenal sejak jutaan tahun yang lalu, yaitu bersamaan dengan munculnya uang sebagai alat transaksi. Tapi, pencatatan transaksi jual beli ini pada awalnya hanya dicatat di lempengan tanah liat yang kemudian berkembang dan dicatat di naskah lontar.
Naskah lontar tertua ditemukan di Babilonia pada tahun 3600 SM. Nah, seiring berjalannya waktu, bangsa Romawi mulai kesulitan nih buat melakukan pencatatan akuntansi dalam bahasa Romawi.
Kalian tahu kan kalau angka dalam bahasa Romawi tuh bentuknya sama dengan huruf alphabet kita? Ya … bisa kebayang lah ya sesulit apa melakukan pencatatan angka dengan bahasa Romawi. Makanya, pencatatan akuntansi pun menjadi kurang lengkap pada saat itu.
Kemudian, pencatatan akuntansi mulai mengalami perkembangan menjadi lebih lengkap setelah munculnya angka desimal yang kita gunakan sampai hari ini. Setelah itu, sistem pencatatan mulai terus berkembang sampai akhirnya ditemukan sistem pembukuan ganda oleh Luca Pacioli dalam bukunya tersebut.
Meskipun Luca Pacioli bukanlah orang yang menemukan akuntansi, tapi ia adalah orang yang mengembangkan ilmu tersebut hingga akhirnya dijuluki bapak akuntansi dunia.
Di dalam buku Summa de arithmetica, Pacioli membahas tentang aljabar, aritmatika, trigonometri, dan geometri. Salah satu dari bagian dari buku ini ada yang membahas tentang akuntansi. Jadi, sebagian besar siklus akuntansi yang kita kenal sampai sekarang tertulis di bagian yang berjudul Tractatus de computis et scripturis.
Contohnya nih ya, Pacioli menjelaskan tentang penggunaan jurnal dan buku besar. Relate banget kan sama akuntansi yang kita kenal hari ini? Oh iya, konsep tata buku berpasangan menurut Luca Pacioli memperingatkan kalau jumlah debit harus sama dengan jumlah kredit! Intinya, angkanya harus balance dulu, geng.
Di dalam bagian ini juga ada penjelasannya untuk aset seperti piutang, persediaan, modal, pendapatan, pengeluaran, hingga laporan laba dan rugi. Pacioli juga mendemonstrasikan pencatatan jurnal penutup akhir tahun dan mengusulkan agar neraca saldo digunakan untuk membuktikan buku besar yang seimbang.
Kalau elo penasaran dan mau tahu lebih lanjut tentang akuntansi menurut Luca Pacioli, elo bisa nonton selengkapnya di video materi belajar dengan klik banner di bawah ini, ya!
Baca Juga: Biografi Maurice Wilkins, Penemu Struktur DNA yang Terlupakan (1916-2004)
Karya-Karya Luca Pacioli
Setelah berhasil menerbitkan buku yang membuatnya dijuluki sebagai Bapak Akuntansi Dunia, Luca Pacioli nggak berhenti untuk berkontribusi mengembangkan ilmu pengetahuan, lho. Biografi Luca Pacioli berhubungan erat dengan karya-karya yang ia hasilkan.
Buktinya pada tahun 1946, Luca diundang untuk mengajar matematika di Istana Ludovico Sforza. Di sinilah Luca Pacioli bertemu dan berteman baik dengan seorang pelukis yang sangat terkenal di dunia, Leonardo da Vinci.
Leonardo bahkan belajar matematika dari Pacioli, lho. Mereka banyak berdiskusi tentang matematika dan keduanya mendapatkan banyak hal dari diskusi tersebut.
Nah, seperti yang kita tahu kalau buku Summa de Arithmetica berkontribusi sangat besar dalam ilmu pengetahuan (khususnya dalam bidang akuntansi), Luca Pacioli kemudian kembali membuat karya lainnya.
Luca Pacioli membuat karya yang berjudul De viribus quantitatis yang ditulis antara tahun 1496–1508. Buku ini berisikan referensi pertama untuk trik kartu serta panduan tentang cara menyulap, memakan api, dan membuat koin menari (atau berputar). Karya ini juga menjadi karya pertama yang menyebutkan kalau Leonardo da Vinci kidal.
Di dalam buku ini terdapat tiga bagian yaitu masalah matematika, teka-teki dan trik, serta kumpulan peribahasa dan ayat. Bisa dibilang buku ini menggambarkan dasar dari sihir modern dan teka-teki numerik. Sayangnya, buku ini nggak pernah diterbitkan dan disimpan sebagai arsip, jadi hanya dilihat oleh sejumlah orang sejak Abad Pertengahan.
Seorang ahli matematika bernama David Singmaster menemukan referensi buku ini dalam sebuah manuskrip abad kesembilan belas. Kemudian diterbitkanlah terjemahan dalam bahasa Inggris untuk pertama kalinya pada tahun 2007.
Nggak berhenti sampai situ, Luca Pacioli kembali membuat karya berjudul De divina proportione yang ditulis di Milan pada tahun 1496–1498. Kemudian buku ini diterbitkan di Venesia pada tahun 1509.
Karya ini berisikan tentang matematika dan proporsi artistik, khususnya matematika rasio emas dan penerapannya dalam arsitektur. Leonardo da Vinci menggambarkan beberapa ilustrasi benda padat di dalam buku ini ketika ia tinggal bersama dan mengambil pelajaran matematika dari Pacioli.
Karya tersebut juga membahas penggunaan perspektif oleh pelukis seperti Piero della Francesca, Melozzo da Forlì, dan Marco Palmezzano. Menariknya lagi, logo “M” yang digunakan Metropolitan Museum of Art di New York City ternyata diambil dari De divina proportione.
Baca Juga: Biografi Vincent van Gogh, sang Pelukis Anti Mainstream Pendobrak Seni Modern
Akhir Kehidupan Luca Pacioli
Biografi Luca Pacioli berakhir pada tahun 1517. Pacioli menghabiskan sebagian besar akhir hidupnya di kampung halamannya, Sansepolcro. Meskipun ia sempat kembali ke Perugia dan Roma pada tahun 1510–1514 untuk mengajar lagi, tetapi ia memutuskan untuk kembali ke Sansepolcro pada tahun 1517.
Di tahun yang sama, Luca Pacioli menghembuskan napas terakhirnya dan meninggal pada 19 Juni 1517 di Sansepolcro.
Baca Juga: Biografi Louis Pasteur – Penemu Pasteurisasi dan Vaksin
Sebelum menutup artikel ini, ada Luca Pacioli quotes tentang akuntansi yang menarik banget, nih! Mengutip dari Goodreads, Luca Pacioli pernah bilang ….
“All the creditors must appear in the ledger at the right hand side, and all the debtors at the left. All entries made in the ledger have to be double entries – that is, if you make one creditor, you must make someone debtor”
Yang artinya … semua kreditur harus muncul di buku besar sebelah kanan, dan semua debitur di sebelah kiri. Semua entri yang dibuat dalam buku besar harus berupa entri ganda. Jadi intinya kalau ada kreditur, maka harus ada debitur juga.
Nah, itu dia tadi biografi Luca Pacioli, Bapak Akuntansi Dunia. Ternyata kontribusinya di ilmu pengetahuan khususnya ilmu akuntansi benar-benar membawa dampak yang besar bagi kehidupan manusia dari dulu hingga sekarang, ya.
Kalau menurut elo sendiri, sepenting apa sih ilmu akuntansi untuk dipelajari? Coba bagi pendapat elo di kolom komentar, yuk!
Oh iya, kalau elo tertarik buat membaca biografi seperti biografi Luca Pacioli ini, elo bisa mampir ke blog Zenius, ya!
Leave a Comment