Setelah meninggalkan dunia karya seni, Louis Pasteur banyak berkarya di bidang mikrobiologi. Penemuannya berhasil menyelamatkan banyak hidup umat manusia. Kira-kira gimana ya perjalanan Pasteur hingga bisa menemukan pasteurisasi dan berbagai vaksin?
Dibandingkan sekarang, orang zaman dulu jauh lebih mudah meninggal lho. Anak-anak pun nggak banyak yang bisa tumbuh hingga dewasa. Bahkan, banyak juga yang meninggal waktu masih bayi.
Coba deh lihat grafik tentang angka kematian anak selama dua ribu tahun terakhir. Warna merah menunjukkan jumlah anak yang meninggal sebelum mencapai umur 15 tahun, sedangkan warna biru menunjukkan bayi yang tutup usia sebelum mencapai umur satu tahun.
Bisa dilihat di situ, orang zaman dulu terutama anak-anak sangat rentan. Namun, angka kematian di grafik tersebut mulai turun setelah tahun 1900an hingga 2017.
Wah, kira-kira kenapa ya seratus tahun yang lalu orang-orang jaman dulu terutama anak-anak lebih mudah meninggal?
Salah satu masalah kesehatan yang banyak merenggut nyawa anak-anak dan orang zaman dulu berhubungan dengan penyakit karena infeksi, entah itu infeksi virus, bakteri, dan mikroba lainnya.
Nah, penemuan Louis Pasteur di bidang mikrobiologi semasa hidupnya itu berguna banget untuk banyak orang. Dulu manusia belum terlalu sadar akan keberadaan mikroba jahat yang mengganggu kesehatan manusia.
Maklum, mikroba kan kecil banget dan nggak bisa dilihat dengan mata telanjang. Hanya orang-orang tertentu seperti ilmuwan yang pernah melihat keberadaannya.
Contohnya, seperti Robert Hooke and Antoni van Leeuwenhoek yang mempublikasikan soal mikroorganisme di tahun 1665. Itupun hubungan antara mikroorganisme dan penyakit belum banyak terkuak.
Lalu gimana perjalanan hidup Louis Pasteur hingga bisa menjadi Bapak Mikrobiologi yang sangat berjasa di bidang medis dan ilmu pengetahuan?
Kehidupan Pribadi Louis Pasteur
Louis Pasteur Lahir di Prancis
Di sebuah kota tua kecil bernama Dole di utara Jura, Prancis, Louis Pasteur lahir pada 27 Desember 1822 sebagai anak ke-3 dari pasangan Jean-Joseph Pasteur dan Jeanne-Etiennette Roquie.
Keluarga miskin ini dikaruniai lima anak dan Pasteur merupakan anak laki-laki satu-satunya. Namun, hanya empat anak saja yang bisa tumbuh besar, karena anak yang lahir sebelum Louis Pasteur meninggal ketika masih bayi.
Ayah Pasteur merupakan seorang penyamak kulit yang bertugas untuk menyiapkan kulit mentah menjadi kulit siap pakai sebagai bahan dasar produk. Keluarga Pasteur kala itu emang turun-temurun menjadi tukang samak kulit.
Selain berpengalaman sebagai penyamak kulit, ayah Pasteur pernah menjadi sersan mayor yang mendapatkan tanda jasa bergengsi Legion of Honor atas jasa-jasanya di Perang Napoleon. Makanya, ayah Pasteur kerap mengajarkan soal kerja keras, nasionalisme, dan kesetiaan kepada anak-anaknya .
Pendidikan Awal dan Lanjut
Memasuki tahun 1831, Pasteur kecil mulai mengenyam pendidikan di sekolah dasar. Ia nggak begitu menonjol. Dianggap murid yang biasa-biasa aja di bidang akademis.
Ia lebih dikenal suka menggambar dan memancing. Biasanya Pasteur muda suka membuat sketsa dengan pensil dan arang. Ketika ia memasuki sekolah lanjut di Collège d’Arbois, gurunya memuji dan mendukung talenta Pasteur.
Pasteur kemudian terus meningkatkan kemampuan seninya dan mulai melukis dengan kapur pastel. Dari umur 13 hingga 20 tahun, ia sudah menghasilkan sekitar 40 karya seni. Berikut ini contoh karya seni oleh Louis Pasteur.
Wah, keren banget ya karya-karya Pasteur? Ia biasanya menggunakan orang-orang di sekitarnya baik itu anggota keluarga, teman, dan kolega senior, untuk menjadi model lukisan pastelnya.
Berkat kemampuan lukis yang menonjolkan garis klasik dan pengataman yang teliti, Pasteur mendapatkan pengakuan baik oleh kalangan seni di sekitar wilayah Franche-Comté yang berada di dekat perbatasan Swiss.
Melihat perjalanan hidup Pasteur hingga di sini, rasanya Pasteur udah siap banget ya buat jadi seniman profesional? Apalagi ini memang kegemarannya. Terus gimana ceritanya Louis Pasteur bisa tiba-tiba berkecimpung di dunia sains?
Nah, ketika Pasteur mulai beranjak dari remaja ke dewasa, ia belajar dengan keras supaya bisa lolos ujian baccalauréat. Kalo di Indonesia, itu seperti ujian nasional. Ketika itu Pasteur mulai tertarik dengan dunia sains.
Lalu pada tahun 1838, Pasteur pergi ke Paris. Saat itu ia masih berumur 16 tahun. Ia pergi sendiri untuk mempersiapkan diri dan belajar agar bisa masuk ke Sekolah École Normale.
Tapi belum sebulan di sana, Pasteur balik pulang ke Arboix karena kangen sama keluarga dan rumahnya.
Pada tahun 1839, Pasteur masuk ke Collège Royal di Besançon buat belajar filosofi. Dari situ, ia lulus sebagai Bachelor of Letters. Mungkin lo nggak pernah dengar judul sarjana seperti itu sebelumnya.
Di zaman sekarang, Bachelor of Letters itu emang udah jarang ada. Sarjana ini digunakan untuk mahasiswa yang dianggap lulus dengan menyelesaikan bidang sesuai dengan masing-masing preferensi mahasiswa.
Lalu di tahun 1840, Pasteur mulai menjadi tutor di Besançon College sambil melanjutkan studinya di bidang sains dan matematika spesial.
Pasteur sempat gagal lho di ujian pertamanya pada tahun 1841. Tapi ia nggak menyerah, dan akhirnya bisa lulus dengan gelar sarjana Bachelor of Science in Mathematics pada tahun 1842 dari Dijon.
Selanjutnya di tahun 1842, Pasteur berhasil lolos tes masuk École Normale Supérieure, sekolah yang dikenal dengan tes masuk kompetitif dan reputasi yang baik. Walau berhasil lolos, Pasteur nggak puas karena mendapatkan ranking yang rendah.
Oleh karena itu, ia kembali ke Pension Barbet untuk belajar lagi dan mempersiapkan ujian dengan lebih baik. Ya saat itu ia fokus belajar dan ikut berbagai kelas. Ia beberapa kali mengikuti kelas di Lycée Saint-Louis dan kuliah yang dibawakan oleh Jean-Baptiste Dumas di Sorbonne.
Baru deh di tahun 1843, Louis Pasteur berhasil lolos masuk École Normale Supérieure dengan peringkat yang tinggi. Wah, usaha Pasteur nggak sia-sia ya. Pasti bangga dan puas banget!
Setelah menerima gelar licencié ès sciences di tahun 1845, Pasteur kemudian ditunjuk untuk menjadi profesor di bidang fisika di Collège de Tournon (sekarang Lycée Gabriel-Faure) di Ardèche.
Kemudian ia kembali ke École Normale Supérieure untuk menjadi asisten laboratorium sesuai dengan keinginan Antoine Jérôme Balard . Nah, di sini ia mulai melakukan penelitian di bidang Kristalografi, semacam sains eksperimental yang utamanya dilakukan untuk menentukan susunan atom dalam zat padat.
Dari penelitiannya, ia membuat dua karya ilmiah di bidang fisika dan kimia. Di tahun 1847, ia berhasil mendapatkan gelar doktor lho walau dulu ketika kuliah dianggap biasa saja sebagai mahasiswa.
Di tahun berikutnya, Pasteur mengajar fisika di Dijon Lycée dan kimia di University of Strasbourg.
Barulah di tahun 1849, Pasteur bertemu Marie Laurent, anak rektor universitas tempat ia bekerja.
Menikah dengan Marie Laurent
Louis Pasteur dan Marie Laurent kemudian menikah pada 29 Mei 1849. Mereka kemudian dikaruniai lima anak. Namun, hanya dua saja yang bisa tumbuh hingga dewasa karena tiga anak lainnya meninggal setelah menderita demam tifoid, semacam infeksi bakteri pada usus halus.
Semasa hidupnya, Marie Laurent yang kemudian berganti nama menjadi Marie Pasteur banyak membantu pekerjaan dan eksperimen yang dilakukan oleh Pasteur. Bisa dibilang, Marie menjadi asisten laboratorium yang berkontribusi besar dalam berbagai percobaan Pasteur.
Oke, itulah pembahasan singkat soal kehidupan pribadi dan pendidikan yang dilalui oleh Louis Pasteur. Ternyata, Pasteur dulu nggak dianggap sebagai anak cerdas dan brilian. Ia juga nggak langganan menyabet peringkat tertinggi di sekolahnya.
Mungkin lo baru tahu juga kalo Pasteur dulu jago banget ngelukis sebelum akhirnya memutuskan buat fokus belajar sains. Dari pengalaman Pasteur tadi, kita bisa lihat bahwa Pasteur pun pernah gagal dan nilainya awalnya nggak bagus-bagus banget.
Tapi, Pasteur bisa bekerja keras dan tekun dengan hal yang ia suka sampai bisa menemukan sesuatu yang sangat brilian. Penasaran apa saja penemuan dan karyanya? Yuk, kita bahas habis ini.
Pekerjaan dan Penemuan
Seperti yang sempat dibahas sebelumnya, Louis Pasteur itu nggak menonjol selama mengenyam pendidikan, mulai dari ketika sekolah dasar hingga studi lanjut sekalipun.
Namun, namanya mulai terangkat dan bahkan dianggap sebagai salah satu ilmuwan terbaik sepanjang masa berkat rentetan temuan dan karyanya yang sangat bermanfaat bagi umat manusia. Nah, sekarang kita akan bahas beberapa contoh karyanya ya.
Fermentasi, Pasteurisasi, dan Germ Theory of Diseases
Ketika Pasteur menjadi profesor yang mengajarkan kimia dan kepala fakultas sains di University of Lille di tahun 1854, terdapat masalah produksi alkohol di industri penyulingan lokal. Pasteur pun mulai melakukan studi terhadap fermentasi alkohol.
Pada tahun 1856, ayah dari murid Pasteur, M. Bigot, yang merupakan seorang produsen wine lokal meminta saran soal pembuatan alkohol beetroot dan pengasaman.
Dari masalah-masalah yang ada dan penelitian fermentasi alkohol dan susu, Pasteur menemukan bahwa ada organisme spesifik yang berhubungan dengan setiap fermentasi dan pengasaman. Dari sini, bukti dari kuman penyebab fermentasi mulai menguat.
Setelah melakukan studi lebih lanjut dengan asam butirat, Pasteur menemukan bahwa ternyata ada organisme yang perlu oksigen untuk hidup dan ada juga yang bisa bertahan tanpanya.
Dengan pengetahuan yang sudah lebih dalam tentang mikroba dan fermentasi, industri wine dan bir di Prancis terselamatkan dari kebangkrutan oleh masalah produksi dan ekspor yang sebelumnya mencuat karena kontaminasi mikroba.
Nah, pada tahun 1863, Napoleon III yang saat itu menjabat sebagai kaisar Prancis memerintahkan studi lebih lanjut soal kontaminasi wine.
Penelitian Pasteur menunjukkan bahwa memang kontaminasi wine itu disebabkan oleh mikroba dan untuk mencegah kontaminasi tersebut, Pasteur memanaskan wine dengan suhu 50–60 °C.
Proses tersebut sekarang kita kenal sebagai Pasteurisasi. Tapi mungkin sekarang kita jarang ya dengar wine dipasteurisasi. Soalnya, pasteurisasi juga membunuh organisme yang membuat wine menua.
Alih-alih untuk wine, pasteurisasi di zaman sekarang banyak digunakan untuk susu. Hayoo … siapa di sini yang suka minum susu pasteurisasi?
Baca juga: Apa Sih Bedanya Susu UHT, Susu Beruang, dan Jenis Susu Lainnya?
Selanjutnya, germ theory of disease atau teori kuman. Dulu manusia memang belum terlalu sadar akan kaitan kuman dengan penyakit. Barulah setelah Louis Pasteur meneliti kuman, bukti keterkaitan antara kuman jahat dan penyakit mencuat.
Sebenarnya sudah ada ilmuwan-ilmuwan yang menemukan dan mengetahui keberadaan berbagai mikroorganisme, tapi belum diketahui bahwa mikroorganisme itu bisa menjadi biang penyakit berbahaya yang mematikan.
Inti dari germ theory of disease menyatakan bahwa ada berbagai mikroorganisme (yang juga disebut patogen atau kuman) berbahaya yang menyebabkan berbagai penyakit. Tentunya, mikroorganisme ini sangat kecil sehingga hanya bisa dilihat dengan bantuan mikroskop.
Sebagai catatan, Pasteur bukanlah orang pertama dan juga bukan satu-satunya ilmuwan yang meneliti soal teori kuman ini. Berbagai ilmuwan dari negara dan periode lain pun ikut berkontribusi besar.
Lalu kenapa Louis Pasteur sering dianggap sebagai the Father of Germ Theory atau Bapak Teori Kuman? Mungkin itu karena Pasteur memang menginisiasi eksperimen yang lebih bersifat formal dari tahun 1860 hingga 1864.
Dari eksperimen-eksperimen yang ia lakukan, Pasteur nggak cuma menemukan bahwa kuman menyebabkan penyakit, tapi juga bahwa penyakit bisa dicegah dengan membunuh dan menghentikan kuman penyebab penyakit.
Habis ini kita bahas ya gimana Pasteur menyelamatkan ulat sutera dari penyakit dan membuat vaksin untuk makhluk hidup.
Menyelamatkan Ulat Sutera dan Ekonomi Prancis
Ada apa antara ulat sutera dan Louis Pasteur?
Bagi Perancis, kain sutera adalah salah satu komoditi yang penting. Sayangnya, penyakit misterius menyerang ulat sutera pada tahun 1865.
Ini memberi pukulan berbahaya bagi industri sutera dan ekonomi Prancis. Selain itu, penyakit menular yang menyerang ulat sutera tersebut meluas ke negara penghasil sutera lainnya seperti Italia, Austria, dan beberapa negara di wilayah Anatolia.
Bersama dengan istrinya, Pasteur kemudian mencoba mengembangbiakan ulat sutera dan melakukan penelitian terhadap penyakit yang diderita. Dari situ, Pasteur menemukan bahwa ulat-ulat tersebut menderita penyakit nosema yang disebabkan oleh protozoa dan flacherie yang disebabkan oleh daun mulberry yang terkontaminasi.
Singkat cerita, Pasteur berhasil menemukan metode pengembangbiakan ulat sutera dengan produksi telur seluler yang bisa mencegah kontaminasi organisme yang menyebabkan penyakit nosema.
Sedangkan untuk penyakit flacherie, ia membuat konsep lahan yang baik untuk pembibitan ulat sutera seperti aturan kebersihan, ventilasi yang baik, dan karantina kelompok ulat yang mungkin terkontaminasi.
Temuan Pasteur ini menjadi angin segar bagi industri ulat sutera. Hingga sekarang, metode ini pun masih dipakai di negara-negara produsen ulat sutera.
Vaksinasi dan Imunisasi
Selain karena masalah sanitasi dan nutrisi, orang zaman dulu sangat rentan jatuh sakit karena berbagai penyakit dan infeksi.
Vaksin pertama yang dibuat oleh Louis Pasteur adalah vaksin untuk penyakit kolera ayam, penyakit bakterial menular yang disebabkan oleh Pasteurella multocida.
Pada tahun 1879, Pasteur menyelidiki antraks, penyakit yang menyerang Perancis dan beberapa wilayah Eropa. Antraks disebabkan oleh bakteri yang menular melalui spora dan membunuh banyak domba serta ternak lainnya kala itu.
Antraks menjadi epidemi, yang juga menyerang manusia. Pasteur kemudian menemukan bahwa basil anthrax merupakan pelaku utama dari infeksi penyakit tersebut.
Ia pun mencoba mengimplementasikan prinsip vaksinasi. Dengan dukungan keuangan yang sebagian besar dari petani, Pasteur mencoba untuk mengimunisasi 70 hewan ternak. Hasilnya, vaksin tersebut sukses besar dan hewan-hewan terimunisasi.
Pasteur juga membuat obat untuk mencegah penyakit rabies yang disebabkan oleh virus mematikan. Biasanya penyakit rabies dikonotasikan erat dengan sebutan anjing gila.
Rabies sebenarnya merupakan penyakit yang disebabkan virus dan menyebabkan inflamasi pada otak manusia dan hewan mamalia. Orang yang digigit anjing rabies dan terkontaminasi akan mengalami berbagai gejala sebelum akhirnya meninggal.
Contoh gejalanya seperti pusing, muntah, gerakan liar, terlihat gila, takut air (hidrofobia), nggak bisa menggerakan bagian tubuh, kebingungan, dan pingsan.
Pada 6 Juli 1885, Pasteur memvaksinasi Joseph Meister, seorang bocah berumur sembilan tahun yang digigit anjing gila. Hasilnya, Pasteur berhasil dan ini berarti vaksin rabies nggak cuma mencegah tapi juga menyembuhkan penyakit rabies.
Tentu saja Louis Pasteur menjadi tambah terkenal. Bahkan, ada penggalangan dana internasional yang dilakukan untuk membangun Institut Pasteur di Paris yang pada akhirnya diresmikan pada 14 November, 1888.
Sekarang, Institut Pasteur tersebar di 25 negara dengan 33 cabang yang tersebar di lima benua. Institut ini menjadi badan non-profit dengan tujuan penelitian lebih lanjut mengenai biologi, mikroorganisme, penyakit, dan vaksin.
Kematian
Louis Pasteur mulai menderita lumpuh sebagian di sebelah kiri sejak 1868 dikarenakan penyakit stroke di otaknya. Ia sempat membaik dan tetap bisa melanjutkan pekerjaan dan penelitiannya.
Kondisi Pasteur kemudian kembali memburuk di tahun 1894, ketika stroke dan uremia menyerangnya. Kali ini kondisinya terus menurun hingga Louis Pasteur akhirnya meninggal pada tanggal 28 September 1895 di Marnes-la-Coquette, dekat Paris.
Orang-orang Prancis sangat menghormati sehingga Louis Pasteur menerima pemakaman kenegaraan dan dimakamkan di Katedral Notre Dame.
Kemudian, jenazahnya dipindahkan ke penyimpanan bawah tanah yang megah berhiaskan mozaic di Institut Pasteur, Paris.
Penutup
Bagaimana Sobat Zenius, apakah lo ada pertanyaan seputar kisah hidup Louis Pasteur? Atau mungkin lo punya ide untuk artikel selanjutnya? Kalau lo punya pertanyaan maupun pernyataan, jangan ragu buat komen di kolom komentar, oke? Sampai sini dulu artikel kali ini dan sampai jumpa di artikel selanjutnya, ciao!
Referensi
Leave a Comment