Siapa lagi yang dijuluki Bapak Komputer kalau bukan Charles Babbage? Sebenarnya, gimana sih perjalanan dan penemuan Charles Babbage yang mengubah dunia teknologi dan komputer?
Kenalin, ini Charles Babbage. Matematikawan Inggris kece yang berhasil menemukan cikal bakal gadget favorit jutaan umat manusia, komputer.
Yap, Charles Babbage merupakan tokoh penemu konsep komputer digital pertama. Eh, tapi jangan bayangin komputer zaman sekarang yang identik dengan layar persegi panjang dan keyboard di depannya ya.
Komputer yang dimaksud di sini adalah cikal bakal komputer yang disebut difference engine dan analytical engine. Semacam mesin matematika yang akan kita bahas lebih lanjut nanti.
Kita harus berterima kasih kepada Charles Babbage atas penemuan konsep komputer digital yang membuat dunia komputer dan teknologi jauh lebih maju.
Selain menciptakan cikal bakal komputer, Babbage juga aktif berkontribusi di bidang lain seperti manufaktur, sistem pos, astronomi, dan lain sebagainya.
Perjalanan Charles Babbage hingga bisa menciptakan mesin-mesin brilian itu nggak terlepas dari dukungan dan kolaborasi banyak orang lho. Gimana kisah perjuangan Babbage dan orang-orang di sekitarnya untuk memajukan dunia komputer?
Yuk, kita selami bareng-bareng!
Daftar Isi
Kehidupan Pribadi dan Pendidikan Charles Babbage
Charles Babbage Lahir
Tempat kelahiran Babbage sebenarnya agak misterius. Masih menjadi perdebatan apakah ia lahir di daerah Southwark, Jalan Walworth, atau bagian London lainnya.
Yang pasti, Charles Babbage lahir pada 26 Desember 1791 di Kota London, Inggris, dari pasangan Benjamin Babbage and Betsy Plumleigh Teape.
Keluarga Babbage tergolong berada. Ayahnya merupakan seorang bankir di Praed’s & Co dan pemilik tanah Bitton di Teignmouth. Sedangkan, kakeknya merupakan walikota Totnes di Inggris.
Sejak kecil, Babbage dikenal sebagai anak cemerlang yang penuh dengan rasa ingin tahu. Ia sering bertanya kepada ibunya, Elizabeth, mengenai setiap mainan yang ia dapatkan. Bahkan, Babbage juga suka membongkar mainannya sendiri untuk mencari tahu gimana sih cara kerja mainan tersebut.
Selain itu, Babbage juga udah menunjukkan ketertarikan terhadap pelajaran Matematika sejak muda. Ia belajar aljabar sendiri lho.
Berhubung Babbage berasal dari keluarga kaya, ia bisa mendapatkan pendidikan yang berkualitas. Kira-kira gimana ya pendidikan yang diterima Babbage dari kecil hingga dewasa?
Melawan Penyakit Sambil Mengenyam Pendidikan
Masa kecil Babbage diwarnai dengan perjuangan melawan penyakit mematikan. Kabarnya, Babbage menderita demam parah sejak umur lima tahun. Sangking parahnya, Babbage kecil pernah hampir tiada.
Agar bisa fokus dengan proses penyembuhan penyakit tersebut, Babbage yang saat itu menginjak umur delapan tahun dipindahkan ke sekolah di pedesaan yang terletak di daerah Alphington.
Pada tahun 1808, Keluarga Babbage pindah ke rumah Rowdens di Teignmouth Timur. Babbage sempat mengenyam pendidikan di King Edward VI Grammar School di Totnes, Devon Timur. Namun, lagi-lagi kesehatannya memburuk sehingga ia akhirnya beralih ke pendidikan dengan tutor privat.
Wah, walau didukung dengan finansial yang kuat, perjuangan pendidikan Babbage ternyata nggak semulus itu ya. Kerennya, ia tetap semangat buat belajar terutama pelajaran Matematika walau tengah diserang penyakit.
Babbage kemudian ikut belajar Akademi Holmwood yang terletak di Baker Street, Enfield, Middlesex. Nah, di sini ia bisa menikmati perpustakaan yang mendukung semangat belajarnya akan Matematika.
Setelah meninggalkan akademi, Babbage sempat belajar dari dua tutor privat lainnya sebelum akhirnya mengenyam pendidikan di Trinity College, Cambridge.
Pendidikan Lanjut di Cambridge
Pada awalnya, Babbage mulai mengenyam pendidikan lanjut di Trinity College, Cambridge University, sejak bulan Oktober di tahun 1810. Namun, ternyata ia merasa kecewa dengan pendidikan yang ia terima di situ. Bisa tebak karena apa?
Charles Babbage dari dulu memang udah suka banget sama Matematika. Jadi, ia sebenarnya udah belajar banyak banget materi dan baca buku atau tulisan dari berbagai matematikawan terdahulu.
Selama kuliah di Trinity College, ia merasa udah belajar dan tahu apa yang diajarkan. Selain itu, ternyata Babbage lebih pintar atau lebih mengerti Matematika dibandingkan pengajar di sana. Waduh, gimana ya …
Beranjak dari ketidakpuasan Babbage akan pelajaran Matematika di sana, pada tahun 1812, Charles Babbage bersama teman-temannya termasuk John Herschel dan George Peacock memulai Analytical Society, sebuah organisasi yang mempromosikan penggunaan notasi Leibnizian untuk diferensiasi dalam kalkulus.
Di tahun yang sama, Babbage pindah ke Peterhouse College, Cambridge University. Dua tahun kemudian, ia lulus pada 1814 tanpa ujian. Babbage dikenal sebagai salah satu matematikawan paling top di sana.
Walau Babbage dikenal cerdas dan hebat banget dalam Matematika, ia nggak pernah menerima diploma atau sertifikat kelulusannya lho. Ia juga nggak lulus secara cum laude padahal pasti nilainya bagus.
Hal ini dikarenakan tesis yang dibuat Babbage yang membahas sudut pandang lain akan agama dan secara tegas menyatakan bahwa Tuhan lebih seperti instrumen dunia dibandingkan sebuah kekuatan rohani.
Karena tesisnya, Babbage dituduh menghina Tuhan. Akhirnya, tesis tersebut nggak diterima sebagai syarat ujian kelulusan.
Menikah dan Punya Anak
Masih di tahun yang sama dengan kelulusannya, Babbage menikahi Georgiana Whitmore di Gereja St. Michael’s di Teignmouth, Devon. Walau pernikahan ini bertentangan dengan keinginan ayah Babbage, mereka hidup bahagia sebagai suami istri.
Sayangnya, pada tahun 1827, Babbage kehilangan ayahnya, istrinya, dan dua anaknya. Kemudian di tahun 1834, Babbage kembali kehilangan satu putri. Dari delapan anak di keluarga Charles dan Georgina, hanya tiga orang yang bisa bertahan hidup hingga dewasa.
Oke Sobat Zenius, kira-kira begitulah pembahasan singkat soal kehidupan pribadi dan pendidikan Charles Babbage. Sebelum kita lanjut ke pekerjaan dan penemuan Babbage, gue mau ingetin bahwa lo boleh banget komen di kolom komentar kalau ada pertanyaan maupun pernyataan.
Nah, sekarang kita meluncur ke karir dan karya Charles Babbage yuk.
Pekerjaan dan Penemuan Charles Babbage
Sebagai Pendidik
Walau nggak punya sertifikat kelulusan universitas, Babbage tetap bisa memulai karirnya di dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan. Berkat reputasi dan kecerdasannya, ia sudah mulai memberikan kuliah tentang astronomi sebagai matematikawan di The Royal Institution of Great Britain pada tahun 1815.
Bisa mengajar di institusi bergengsi tersebut tentu sangat membanggakan. Apalagi banyak tokoh ilmuwan terkenal dan riset dilakukan di sana. Sayangnya, karir Babbage nggak semulus itu.
Babbage memang terpilih untuk menerima penghargaan Fellow of the Royal Society, yang berarti dianggap berkontribusi baik untuk dunia ilmu pengetahuan umum.
Namun, ia berkali-kali ditolak ketika melamar untuk posisi pengajar permanen. Mungkin kenyataan bahwa ia nggak punya sertifikat kelulusan membuatnya kalah bersaing dengan calon pengajar lainnya.
Contohnya, ketika ia melamar untuk menjadi pengajar di Haileybury College di tahun 1816, Babbage harus menerima bahwa Henry Walter akhirnya dipilih untuk posisi tersebut. Padahal, Babbage sudah dibekali rekomendasi dari matematikawan James Ivory dan John Playfair.
Di tahun 1819, Babbage mencoba untuk melamar sebagai profesor di University of Edinburgh. Namun, ia lagi-lagi nggak berhasil mendapatkan posisi tersebut walau udah mengantongi rekomendasi dari ilmuwan Pierre Simon Laplace.
Perjalanan karir Babbage ini membuatnya kesulitan secara finansial. Ia harus bergantung pada ayahnya untuk mendukungnya dalam hal keuangan.
Kemudian di tahun 1820, Charles Babbage ikut andil dalam pembentukan Astronomical Society yang kemudian disebut Royal Astronomical Society. Nah, saat itu Babbage udah mulai seru memikirkan mesin penghitung atau komputer yang kemudian membuat namanya dikenal di khalayak luas.
Babbage pernah mengisi posisi Lucasian Professor of Mathematics at Cambridge dari tahun 1828 hingga 1839 lho. Keren banget kan bisa jadi profesor matematika di Universitas Cambridge yang bergengsi banget?
Posisi ini hanya bisa diisi oleh satu orang untuk satu periode waktu. Beberapa contoh figur terkenal seperti Isaac Barrow, Isaac Newton, dan Stephen Hawking pernah mengisi posisi ini juga.
Penemu Komputer
Oke, mungkin ini bagian yang lo tunggu-tunggu: penemuan komputer oleh Charles Babbage. Awalnya gimana sih Babbage bisa kepikiran buat bikin mesin itu?
Jadi, Charles Babbage itu sebenarnya hidup di era Revolusi Industri Inggris. Saat itu lagi gencar banget pemakaian matematika buat berbagai sektor industri, entah untuk navigasi, sains, hingga manufaktur.
Nah, saat itu belum belum ada mesin hitung praktis. Sehingga, perhitungan masih menggunakan tabel penghitungan dan metode konvensional yang boros waktu, tenaga, dan uang. Banyak banget kalkulasi yang perlu dilakukan.
Dari sini, Babbage mulai punya ide buat bikin sebuah mesin yang bisa melakukan penghitungan untuk menyelesaikan berbagai persoalan matematika di tahun 1819.
Hasilnya, sebuah mesin bernama Difference Engine 0 berhasil dibuat pada tahun 1922. Bentuknya kira-kira seperti ini.
Mungkin lo udah mulai mikir, lho kok bentuknya gitu. Komputernya dari mana ya? Iya, ini sebenarnya cikal bakal komputer modern yang sekarang dipakai kita semua.
Intinya, ini alat yang bisa melakukan komputasi atau penghitungan angka. Itu adalah konsep utama dari komputer.
Mesin penghitung Difference Engine ini menggunakan sistem desimal dan dioperasikan dengan memutar pegangan yang berada di bagian samping.
Keberhasilan awal mesin ini menarik perhatian pemerintah untuk memberikan dana. Namun, ternyata pembuatan mesin ini benar-benar butuh dana yang besar karena banyak banget komponen-komponen yang harus dibuat sendiri dari awal.
Setelah 10 tahun berlalu, Babbage berhasil mengembangkan mesin kalkulasi sebelumnya dengan nama Difference Engine 1. Namun, mesin yang memakan dana sebanyak 17.000 Poundsterling ini pun belum sempurna dan perlu pengembangan lebih lanjut.
Akhirnya pemerintah memutuskan untuk nggak mendanai pengembangan mesin ini lebih lanjut. Walau begitu, Babbage tetap bersemangat melanjutkan pengembangan mesin ciptaannya.
Bahkan, Babbage kembali merancang mesin yang lebih modern dengan nama Analytical Engine. Berbeda dengan Difference Engine, Analytical Engine bisa dibilang komputer digital untuk kebutuhan umum yang sepenuhnya dikontrol melalui program.
Mesin Analytical Engine bisa dibilang tepat jika disebut sebagai pendahulu komputer digital modern yang sekarang. Mesin ini nggak cuma punya kemampuan untuk menyelesaikan persoalan matematika yang rumit, tapi juga dipakai buat berbagai kebutuhan lainnya.
Selanjutnya pada 1846, Difference Engine 2 selaku penerus Difference Engine 1 yang merupakan komputer mekanik pertama di dunia berhasil dibuat.
Walau rancangan-rancangan ini menarik berbagai ilmuwan, hanya Ada Lovelace, programmer pertama di dunia, yang benar-benar percaya dan melihat potensi dari Differential dan Analytical Engine.
Lovelace kemudian ikut berkontribusi mengembangkan cikal bakal komputer ini. Penasaran gimana peran Lovelace? Lo bisa baca di “Mengenal Ada Lovelace, Sejarah Programmer Pertama di Dunia!” ya.
Sayangnya, perjuangan Babbage ini banyak tersendat terutama karena masalah keuangan. Bahkan, mesin-mesin ciptaan Babbage nggak selesai hingga akhir hayatnya. Jadi, Babbage nggak pernah benar-benar melihat hasil produk akhir rancangan-rancangannya.
Karya Lainnya
Penemuan komputer oleh Charles Babbage merupakan karya yang sangat menonjol di kehidupan Babbage. Sebenarnya selain penciptaan komputer, Babbage banyak berkontribusi di bidang lain lho. Apa aja ya karya-karya lain Babbage?
Babbage cukup aktif memublikasikan berbagai karya di bidang ekonomi dan filosofi. Berikut ini beberapa contoh karya Babbage yang sudah dipublikasi.
Table of Logarithms of the Natural Numbers from 1 to 108,000 (1827), yang dari judulnya sudah jelas sekali bahwa ini berisikan logaritma untuk angka 1 hingga 108.000 dan disuguhkan dalam bentuk tabel. Dedikasi yang menakjubkan ya!
On the Economy of Machinery and Manufactures (1832), membahas produksi industri sehubungan dengan riset operasional industri. Dari tulisan ini dikenal ‘Prinsip Babbage’ mengenai manfaat komersial dari pembagian divisi buruh.
Buku yang juga membahas desain rasional untuk pabrik dan pembagian penghasilan ini laku banget lho di zamannya. Bahkan, buku ini sampai dicetak hingga edisi ke-4.
Kemudian ada Ninth Bridgewater Treatise (1837), yang membahas soal teologi natural. Sebenarnya tulisan ini adalah bentuk respons terhadap Bridgewater Treatises, serial yang membahas teologi dan sains.
Inti isi tulisan ini menunjukkan pandangan pribadi Babbage tentang Tuhan dan sains.
Passages from the Life of a Philosopher (1864), merupakan buku autobiografi dari Charles Babbage sendiri. Buku ini terdiri dari 36 bab yang menceritakan kehidupan pribadi, pangalaman, serta pandangan Babbage.
Selain tulisan, Babbage juga menciptakan crow-catcher yang dalam bahasa Indonesia disebut penghalau rintangan untuk lokomotif pada tahun 1838. Kalo lo penasaran, ini gambar crow-catcher.
Walau nggak banyak diangkat, Babbage juga digadang-gadang berkontribusi dalam penciptaan ophthalmoscope, sebuah alat yang digunakan untuk mengecek bagian dalam mata.
Ia pernah membuat desain instrumen yang mirip dengan ophthalmoscope di tahun 1847.
Ketika bekerja untuk Great Western Railway of Great Britain, Babbage juga pernah menciptakan dynamometer car, sebuah gerbong yang ditujukan untuk pemeliharaan rel kereta api.
Dynamometer car ini bisa mengukur kinerja kereta lokomotif dari segi kekuatan, kecepatan, gaya tarik, dan lain sebagainya.
Nah, beberapa hal yang disebutkan di atas hanya beberapa contoh karya lain dari Charles Babbage ya. Lo tahu nggak apa lagi tulisan dan inovasi lain dari Babbage yang keren banget? Kalo tahu, ceritain dong di kolom komentar.
Kematian dan Peninggalan
Setelah tinggal dan bekerja selama lebih dari 40 tahun di Jalan Dorset, Marylebone, London, Inggris, Charles Babbage dikabarkan meninggal di usianya yang ke-79, pada 18 Oktober 1871 di sana akibat masalah ginjal dan peradangan pada kandung kemih.
Makam Charles Babbage
Babbage dimakamkan di Kensal Green Cemetery, London. Selama masa hidupnya, ia menolak gelar ksatria dan baronet. Ia memang nggak setuju dengan gelar bangsawan turun temurun. Menurutnya, gelar seharusnya didasari dari kehidupan seseorang.
Otak Babbage di Museum
Babbage sendiri memang bersedia untuk mendonasikan otaknya untuk ilmu pengetahuan. Saat ini otaknya dibagi dua dan disimpan di dua museum berbeda: Hunterian Museum dan Science Museum.
Penutup
Bagaimana Sobat Zenius, apakah lo ada pertanyaan seputar kisah Charles Babbage? Atau mungkin lo punya ide untuk artikel selanjutnya? Kalau lo punya pertanyaan maupun pernyataan, jangan ragu buat komen di kolom komentar, oke? Sampai sini dulu artikel kali ini dan sampai jumpa di artikel selanjutnya, ciao!
Referensi
Leave a Comment